Asmaul Husna adalah 99 nama indah Allah SWT yang menunjukkan kesempurnaan sifat-sifat-Nya. Mengenal dan memahami setiap nama ini adalah bentuk ibadah yang mendalam, mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Pada bagian ini, kita akan menyelami makna dari Asmaul Husna urutan ke-71 hingga ke-80.
Kesempurnaan Allah SWT termanifestasi dalam setiap nama-Nya. Memahami bagian ini akan memberikan perspektif baru tentang keadilan, kebijaksanaan, dan kekuasaan-Nya.
Yang Maha Memberi Kemuliaan. Dialah yang meninggikan derajat siapa saja yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya, memberikan kehormatan dan kemuliaan sejati.
Yang Maha Menghinakan. Dialah yang merendahkan derajat orang-orang yang durhaka dan menolak kebenaran, menunjukkan bahwa kemuliaan hakiki hanya dari-Nya.
Yang Maha Mendengar. Allah mendengar segala sesuatu, baik suara yang keras maupun bisikan hati yang tersembunyi. Tidak ada doa atau keluhan yang terlewat dari pendengaran-Nya.
Yang Maha Melihat. Penglihatan-Nya meliputi segala sesuatu di alam semesta, baik yang tampak maupun yang tersembunyi, bahkan setitik debu terkecil sekalipun.
Yang Maha Menetapkan Hukum. Dialah hakim yang paling adil, memutuskan segala perkara dengan kebijaksanaan mutlak tanpa sedikitpun zhalim.
Yang Maha Adil. Allah tidak pernah berbuat aniaya. Keputusan-Nya selalu berdasarkan keadilan yang sempurna, baik di dunia maupun di akhirat.
Yang Maha Lembut. Kelembutan Allah meliputi seluruh ciptaan-Nya. Dia Maha Mengetahui hal-hal yang halus, samar, dan tersembunyi.
Yang Maha Mengetahui Segala Rahasia. Dia sangat mengetahui segala sesuatu yang terjadi, termasuk yang tersembunyi dalam pikiran dan hati makhluk-Nya.
Yang Maha Penyabar. Allah menahan murka-Nya meskipun banyak maksiat dilakukan hamba-Nya, memberikan kesempatan untuk bertobat tanpa segera menghukum.
Yang Maha Agung. Keagungan-Nya melampaui segala sesuatu. Tidak ada yang dapat menyamai kebesaran dan kemuliaan-Nya.
Merenungkan nama-nama Allah seperti Al-Mu'izz dan Al-Mudzill mengingatkan kita bahwa segala bentuk kekuasaan dan kemuliaan berasal dari Allah. Ketika kita merasa dihinakan atau direndahkan oleh manusia, kita kembali kepada Al-Mu'izz, berharap Ia mengangkat derajat kita di sisi-Nya. Sementara itu, sifat Al-Haliim (Maha Penyabar) menjadi pengingat bahwa Allah memberi ruang bagi setiap kesalahan manusia untuk diperbaiki.
Sifat pendengaran (As-Samii') dan penglihatan (Al-Bashir) Allah harus mendorong kita untuk selalu menjaga lisan, perbuatan, dan niat, karena tidak ada satu pun yang tersembunyi dari-Nya. Dalam setiap keputusan hidup, kita juga harus meneladani keadilan (Al-'Adl) dan kebijaksanaan (Al-Hakam) Allah, berusaha berlaku adil dalam berinteraksi dengan sesama.
Asmaul Husna dari 71 hingga 80 ini adalah pilar bagi seorang Muslim untuk membangun hubungan yang kokoh dengan Tuhannya, bersandar pada Kekuatan Yang Maha Agung (Al-'Azhiim) dalam setiap langkah perjalanan hidup.