Asmaul Husna 85: Al-Mujeeb

Mengenal Sifat Allah Yang Maha Mengabulkan Permintaan

Ilustrasi Tangan Terangkat Berdoa di Bawah Cahaya Ilahi Gambar abstrak menunjukkan dua tangan terangkat dalam doa, disinari oleh cahaya lembut dari atas, melambangkan permohonan yang diterima.
ٱلْمُجِيبُ
Al-Mujeeb (Yang Maha Mengabulkan)

Di antara 99 nama indah Allah SWT, terdapat nama agung Al-Mujeeb, yang merupakan nama ke-85. Nama ini mengandung makna mendalam bahwa Allah adalah Dzat yang senantiasa menjawab dan mengabulkan doa hamba-Nya. Keberadaan nama ini menegaskan betapa dekatnya Allah dengan ciptaan-Nya, serta kesiapan-Nya untuk merespons setiap permohonan yang tulus.

Memahami Kedudukan Al-Mujeeb

Kata 'Mujeeb' berasal dari akar kata Arab 'jaba' yang berarti menjawab atau mengabulkan. Al-Mujeeb bukanlah sekadar nama yang pasif; nama ini aktif menunjukkan sifat Allah yang terus-menerus mendengarkan, merespons, dan mengabulkan doa (du'a) atau panggilan (nida) dari siapa pun yang berseru kepada-Nya dengan keyakinan. Tidak ada doa yang terbuang sia-sia di hadapan-Nya, meskipun jawaban-Nya terkadang tidak sesuai dengan ekspektasi atau waktu yang kita minta.

Sifat Mengabulkan: Al-Mujeeb menjamin bahwa doa kita didengar. Mengabulkan bisa berarti memberikan apa yang diminta, menolak keburukan yang diminta, atau menunda pemberian hingga waktu yang lebih baik.

Ketika seorang hamba mengangkat kedua tangannya, memanjatkan harapan, ketakutan, atau rasa syukur kepada Allah, sifat Al-Mujeeb-lah yang menjamin bahwa suara itu sampai. Dalam kondisi lemah, sakit, tertindas, atau bahkan dalam keadaan bahagia, mengingat bahwa Allah adalah Al-Mujeeb memberikan ketenangan batin yang luar biasa. Kita tidak berdoa kepada entitas yang tuli atau acuh tak acuh, melainkan kepada Yang Maha Mendengar dan Maha Membalas.

Implikasi Mengimani Al-Mujeeb

Mengimani bahwa Allah adalah Al-Mujeeb membawa dampak signifikan pada spiritualitas seorang Muslim. Pertama, hal ini menumbuhkan optimisme dan harapan. Selama kita berdoa dengan penuh yakin (yaqin), kita tahu bahwa ada respon pasti yang akan datang. Ini menjauhkan kita dari keputusasaan.

Kedua, iman ini mendorong kita untuk selalu berdoa dan berupaya. Seorang mukmin yang memahami Al-Mujeeb tidak akan pernah berhenti memohon. Mereka sadar bahwa kesuksesan dunia dan akhirat sangat bergantung pada kualitas interaksi mereka dengan Tuhan melalui doa. Doa menjadi jembatan komunikasi terdekat antara makhluk yang terbatas dengan Pencipta yang Maha Luas.

Kapan Allah Mengabulkan Doa?

Meskipun Allah Maha Mengabulkan, proses pengabulan seringkali mengandung hikmah yang belum kita pahami. Ada tiga cara utama Allah merespons doa, sesuai dengan pemahaman para ulama mengenai sifat Al-Mujeeb:

  1. Mengabulkan Langsung: Memberikan persis seperti yang diminta saat itu juga. Ini terjadi jika permintaan tersebut adalah kebaikan murni dan sesuai dengan takdir terbaik.
  2. Menghindarkan Keburukan: Doa tersebut diubah menjadi perlindungan dari musibah atau keburukan yang tadinya akan menimpa, sebagai ganti dari apa yang diminta.
  3. Menyimpan Pahala di Akhirat: Permintaan tersebut ditunda pengabulannya hingga hari kiamat, di mana pahala atas kesabaran dalam berdoa akan dilipatgandakan.

Oleh karena itu, ketika terasa doa kita belum dikabulkan di dunia, seorang yang mengimani Al-Mujeeb akan tetap bersyukur, meyakini bahwa Allah sedang menyiapkan sesuatu yang jauh lebih baik, atau sedang melindungi kita dari potensi bahaya yang tersembunyi di balik permintaan kita. Kepercayaan penuh pada sifat Al-Mujeeb adalah inti dari tawakkal sejati.

Perbedaan dengan Al-Wahhab

Terkadang, Al-Mujeeb sering disandingkan dengan nama Allah yang lain seperti Al-Wahhab (Maha Pemberi). Meskipun keduanya berhubungan dengan pemberian, fokusnya berbeda. Al-Wahhab menekankan kedermawanan Allah dalam memberikan rezeki dan anugerah secara umum. Sementara itu, Al-Mujeeb secara spesifik berfokus pada respon terhadap panggilan atau permohonan. Ketika Anda memanggil dan meminta, maka sifat Al-Mujeeb yang bekerja. Ketika Allah memberi tanpa diminta, itu adalah sifat Al-Wahhab. Keduanya menunjukkan kemurahan dan kekuasaan Allah yang tak terbatas.

Mengamalkan iman kepada Al-Mujeeb berarti menjaga kualitas doa kita: memurnikan niat, mengucapkan dengan hati yang hadir, dan yakin sepenuhnya bahwa Allah, sang Maha Mengabulkan, sedang mendengarkan setiap bisikan hati kita.

🏠 Homepage