Asmaul Husna adalah nama-nama Allah yang indah dan baik. Istilah ini berasal dari bahasa Arab, "Asma" yang berarti nama-nama, dan "Husna" yang berarti baik atau indah. Mempelajari dan merenungkan Asmaul Husna merupakan salah satu cara paling mendalam untuk mengenal Sang Pencipta, memahami sifat-sifat-Nya, dan mendekatkan diri kepada-Nya. Setiap nama membawa makna agung yang mencerminkan kebesaran, kekuasaan, kasih sayang, dan keadilan-Nya yang tak terbatas. Dengan memahami nama-nama ini, kita tidak hanya menambah wawasan keilmuan, tetapi juga membuka pintu hati untuk merasakan kehadiran-Nya dalam setiap aspek kehidupan.
1. Ar Rahman (الرَّحْمَنُ)
Yang Maha Pengasih
Ar-Rahman adalah sifat kasih Allah yang paling luas dan universal. Kasih sayang-Nya dalam nama ini mencakup seluruh makhluk tanpa terkecuali, baik yang beriman maupun yang tidak. Sinar matahari yang menyinari bumi, udara yang kita hirup, air yang mengalir, dan rezeki yang tersebar di alam semesta adalah manifestasi nyata dari sifat Ar-Rahman. Kasih-Nya tidak bersyarat dan tidak terbatas pada golongan tertentu. Ia memberikan nikmat kehidupan kepada semua ciptaan-Nya sebagai bukti cinta-Nya yang tak terhingga. Merenungkan Ar-Rahman mengajarkan kita untuk menyebarkan kasih sayang kepada sesama manusia, hewan, dan lingkungan, meneladani sifat welas asih-Nya yang universal.
2. Ar Rahim (الرَّحِيْمُ)
Yang Maha Penyayang
Berbeda dengan Ar-Rahman, Ar-Rahim adalah sifat sayang Allah yang lebih spesifik dan khusus. Kasih sayang dalam nama ini dianugerahkan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman dan taat. Ini adalah bentuk rahmat istimewa yang akan dirasakan secara penuh di akhirat kelak, berupa ampunan, pahala, dan surga. Jika Ar-Rahman adalah cinta-Nya di dunia yang meliputi semua, Ar-Rahim adalah balasan cinta-Nya bagi mereka yang membalas cinta itu dengan ketaatan. Nama ini memberikan harapan dan motivasi bagi orang-orang beriman untuk terus berbuat baik, karena mereka tahu ada ganjaran kasih sayang abadi yang menanti mereka dari Sang Maha Penyayang.
3. Al Malik (الْمَلِكُ)
Yang Maha Merajai
Al-Malik berarti Raja atau Penguasa Mutlak. Kekuasaan Allah tidak seperti raja di dunia yang terbatas oleh waktu, wilayah, dan kekuatan. Dia adalah Raja dari segala raja, yang kekuasaan-Nya abadi, meliputi langit dan bumi beserta isinya. Segala sesuatu tunduk pada kehendak-Nya. Tidak ada yang bisa menandingi atau menghalangi ketetapan-Nya. Memahami Al-Malik membuat kita sadar akan posisi kita sebagai hamba. Hal ini menumbuhkan rasa rendah hati, menghilangkan kesombongan, dan mengajarkan kita untuk hanya bergantung kepada Penguasa yang sesungguhnya, bukan pada kekuasaan fana milik makhluk.
4. Al Quddus (الْقُدُّوْسُ)
Yang Maha Suci
Al-Quddus menegaskan kesucian Allah dari segala bentuk kekurangan, cela, dan sifat-sifat yang tidak layak bagi keagungan-Nya. Dia suci dari keserupaan dengan makhluk-Nya, suci dari kebutuhan, dan suci dari segala hal negatif. Kesucian-Nya adalah mutlak dan sempurna. Merenungkan nama ini membersihkan pikiran kita dari gambaran-gambaran yang salah tentang Tuhan. Al-Quddus juga menginspirasi kita untuk senantiasa menjaga kesucian diri, baik secara fisik (kebersihan) maupun spiritual (hati, pikiran, dan perbuatan), agar dapat mendekat kepada Zat Yang Maha Suci.
5. As Salam (السَّلَامُ)
Yang Maha Memberi Kesejahteraan
As-Salam berarti sumber segala kedamaian, keselamatan, dan kesejahteraan. Dari-Nya datang rasa aman dan tenteram. Dia terbebas dari segala aib dan kekurangan, sehingga Dia adalah esensi dari kedamaian itu sendiri. Ketika kita berdzikir dengan nama As-Salam, kita memohon agar dilimpahi ketenangan jiwa dan diselamatkan dari segala marabahaya. Nama ini mengajarkan pentingnya menjadi agen perdamaian di muka bumi, menyebarkan ketenangan alih-alih kekacauan, dan membangun hubungan yang harmonis dengan sesama, karena kedamaian sejati hanya berasal dari-Nya.
6. Al Mu'min (الْمُؤْمِنُ)
Yang Maha Memberi Keamanan
Al-Mu'min memiliki dua makna utama. Pertama, Dia adalah sumber keamanan yang hakiki. Dialah yang menenangkan hati para hamba-Nya dari rasa takut dan cemas. Perlindungan-Nya adalah benteng terkuat dari segala ancaman. Kedua, Dia adalah Yang Maha Membenarkan janji-janji-Nya. Apa pun yang Dia janjikan kepada para nabi dan hamba-Nya yang saleh pasti akan ditepati. Keyakinan pada Al-Mu'min menumbuhkan rasa percaya dan tawakal yang mendalam. Kita merasa aman di bawah naungan-Nya dan yakin bahwa janji pahala dan pertolongan-Nya adalah sebuah kepastian.
7. Al Muhaimin (الْمُهَيْمِنُ)
Yang Maha Memelihara
Al-Muhaimin berarti Yang Maha Mengawasi, Menjaga, dan Memelihara segala sesuatu. Pengawasan-Nya meliputi setiap detail di alam semesta, dari pergerakan galaksi hingga detak jantung setiap makhluk. Tidak ada satu pun yang luput dari pemeliharaan dan pengawasan-Nya. Dia menjaga agar alam semesta berjalan sesuai hukum-Nya dan memelihara amal perbuatan setiap hamba untuk diberikan balasan yang adil. Kesadaran akan sifat Al-Muhaimin membuat kita senantiasa berhati-hati dalam bertindak, karena kita tahu bahwa ada Pengawas Agung yang tidak pernah lalai sedikit pun.
8. Al 'Aziz (الْعَزِيْزُ)
Yang Maha Perkasa
Al-'Aziz menunjukkan keperkasaan dan kemuliaan Allah yang tak terkalahkan. Dia memiliki kekuatan absolut yang tidak dapat ditandingi oleh siapa pun. Keperkasaan-Nya bukanlah tirani, melainkan keperkasaan yang diiringi dengan kebijaksanaan (Al-Hakim) dan kasih sayang (Ar-Rahim). Dia mampu melakukan apa saja yang dikehendaki-Nya tanpa ada yang bisa menghalangi. Mengimani Al-'Aziz memberikan kita kekuatan mental. Kita tidak akan merasa rendah diri atau takut kepada kekuatan makhluk, karena kita berlindung kepada Yang Maha Perkasa, sumber segala kekuatan dan kemuliaan sejati.
9. Al Jabbar (الْجَبَّارُ)
Yang Memiliki Mutlak Kegagahan
Al-Jabbar memiliki makna yang kaya. Dia adalah Yang Maha Memaksa, di mana kehendak-Nya pasti terlaksana. Dia juga Yang Maha Memperbaiki, yang mampu "memperbaiki" keadaan hamba-Nya yang hancur atau lemah menjadi kuat. Dia menambal kekurangan dan menyempurnakan yang belum sempurna. Sifat ini menunjukkan bahwa di balik kekuasaan-Nya yang memaksa, ada kelembutan yang memperbaiki. Bagi orang yang sombong, Al-Jabbar adalah penakluk yang akan menghancurkan kesombongan mereka. Namun bagi orang yang patah hati dan lemah, Al-Jabbar adalah penyembuh yang akan menguatkan mereka kembali.
10. Al Mutakabbir (الْمُتَكَبِّرُ)
Yang Maha Megah
Al-Mutakabbir berarti Yang Memiliki Segala Kebesaran dan Keagungan. Hanya Dia yang berhak menyandang sifat sombong atau takabbur, karena kebesaran adalah milik-Nya secara mutlak. Kesombongan pada makhluk adalah tercela karena mereka tidak memiliki apa-apa, sedangkan kesombongan pada Allah adalah sebuah kesempurnaan karena Dia adalah pemilik segala-galanya. Nama ini menjadi pengingat keras bagi manusia untuk tidak pernah bersikap sombong. Kesadaran bahwa hanya Allah-lah Al-Mutakabbir akan menumbuhkan kerendahan hati dan kepasrahan total di hadapan-Nya.
11. Al Khaliq (الْخَالِقُ)
Yang Maha Pencipta
Al-Khaliq adalah Pencipta yang menciptakan segala sesuatu dari ketiadaan. Proses penciptaan-Nya unik, tanpa memerlukan bahan baku atau contoh sebelumnya. Setiap ciptaan, dari atom terkecil hingga galaksi terbesar, adalah bukti kehebatan-Nya sebagai Al-Khaliq. Dia tidak hanya menciptakan, tetapi juga menentukan ukuran, bentuk, dan fungsi dari setiap ciptaan-Nya dengan presisi yang sempurna. Merenungi nama ini akan memupuk rasa takjub dan syukur atas keajaiban penciptaan di sekitar kita, serta memperkuat keyakinan bahwa hanya Dia yang layak disembah.
12. Al Bari' (الْبَارِئُ)
Yang Maha Melepaskan
Al-Bari' adalah aspek lebih lanjut dari penciptaan. Jika Al-Khaliq adalah yang merencanakan dan mengadakan dari tiada, Al-Bari' adalah yang melaksanakan penciptaan itu menjadi wujud nyata yang harmonis dan seimbang, tanpa cacat. Dia adalah yang membentuk dan merealisasikan ciptaan-Nya dengan sempurna. Misalnya, Dia tidak hanya menciptakan manusia, tetapi juga membentuk setiap organ dengan fungsi spesifiknya sehingga menjadi satu sistem yang bekerja luar biasa. Ini menunjukkan bahwa penciptaan-Nya bukan sekadar ada, tetapi juga teratur, indah, dan fungsional.
13. Al Mushawwir (الْمُصَوِّرُ)
Yang Maha Membentuk Rupa
Al-Mushawwir adalah Yang Maha Memberi Bentuk dan Rupa. Setelah menciptakan dan mengadakan, Dia memberikan setiap makhluk bentuknya yang khas dan unik. Perbedaan rupa wajah setiap manusia, sidik jari yang tidak ada duanya, serta keragaman bentuk hewan dan tumbuhan adalah bukti nyata sifat-Nya sebagai Al-Mushawwir. Dia adalah seniman agung yang melukis alam semesta dengan keindahan yang tak tertandingi. Nama ini mengajarkan kita untuk menghargai keunikan diri sendiri dan orang lain sebagai karya seni Sang Pencipta.
14. Al Ghaffar (الْغَفَّارُ)
Yang Maha Pengampun
Al-Ghaffar berarti Yang Maha Pengampun, yang terus-menerus memberikan ampunan. Kata "Ghaffar" menunjukkan pengampunan yang berulang kali. Tidak peduli seberapa sering seorang hamba berbuat dosa, selama ia kembali dengan taubat yang tulus, pintu ampunan Al-Ghaffar selalu terbuka. Dia menutupi dosa-dosa hamba-Nya, tidak membukanya di dunia, dan menghapusnya di akhirat. Sifat ini memberikan harapan besar bagi para pendosa, mendorong mereka untuk tidak putus asa dari rahmat Allah dan senantiasa kembali ke jalan yang benar.
15. Al Qahhar (الْقَهَّارُ)
Yang Maha Memaksa
Al-Qahhar adalah Yang Maha Menaklukkan dan Menguasai segala sesuatu dengan kekuatan-Nya. Tidak ada satu pun makhluk yang bisa lepas dari genggaman kekuasaan-Nya. Semua tunduk dan patuh pada kehendak-Nya, baik secara sukarela maupun terpaksa. Kematian adalah salah satu manifestasi terbesar dari sifat Al-Qahhar, di mana raja yang paling berkuasa sekalipun tidak dapat menolaknya. Nama ini mengingatkan kita akan kekuatan absolut Allah dan mengajarkan bahwa segala bentuk perlawanan terhadap kehendak-Nya adalah sia-sia. Hanya dengan berserah diri kepada-Nya kita akan menemukan kedamaian.
16. Al Wahhab (الْوَهَّابُ)
Yang Maha Pemberi Karunia
Al-Wahhab adalah Pemberi karunia yang melimpah tanpa mengharapkan imbalan apa pun. Pemberian-Nya murni karena kemurahan-Nya, bukan karena hamba-Nya pantas menerimanya. Dia memberikan nikmat seperti kesehatan, kecerdasan, dan rezeki secara cuma-cuma kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Memahami Al-Wahhab mengajarkan kita untuk menjadi pribadi yang dermawan, memberi tanpa pamrih, dan senantiasa bersyukur atas segala karunia yang telah kita terima tanpa kita minta sekalipun.
17. Ar Razzaq (الرَّزَّاقُ)
Yang Maha Pemberi Rezeki
Ar-Razzaq adalah satu-satunya sumber rezeki bagi seluruh makhluk. Rezeki di sini tidak hanya terbatas pada materi seperti makanan atau harta, tetapi juga mencakup hal-hal non-materi seperti kesehatan, ilmu, ketenangan jiwa, dan iman. Dia menjamin rezeki bagi setiap ciptaan-Nya, dari cacing di dalam tanah hingga burung di udara. Keyakinan pada Ar-Razzaq menghilangkan kekhawatiran berlebihan tentang masa depan dan mengajarkan kita untuk berusaha dengan cara yang halal, sambil bertawakal sepenuhnya kepada-Nya, karena Dialah penjamin rezeki yang sejati.
18. Al Fattah (الْفَتَّاحُ)
Yang Maha Pembuka Rahmat
Al-Fattah adalah Yang Maha Membuka. Dia membuka segala pintu kebaikan, rahmat, dan solusi yang tertutup. Ketika kita merasa buntu, Dialah yang membuka jalan keluar. Ketika kita kesulitan dalam memahami ilmu, Dialah yang membuka pikiran kita. Ketika pintu rezeki terasa sempit, Dialah yang membukanya lebar-lebar. Nama ini menanamkan optimisme yang kuat dalam diri seorang mukmin. Tidak ada masalah yang tidak ada solusinya dan tidak ada pintu yang terkunci selamanya, selama kita memohon kepada Sang Maha Pembuka.
19. Al 'Alim (الْعَلِيْمُ)
Yang Maha Mengetahui
Al-'Alim memiliki pengetahuan yang mutlak dan tak terbatas. Ilmu-Nya meliputi segala sesuatu: yang tampak dan yang tersembunyi, yang telah terjadi, yang sedang terjadi, dan yang akan terjadi. Tidak ada sehelai daun pun yang jatuh tanpa sepengetahuan-Nya. Dia mengetahui isi hati, bisikan jiwa, dan niat yang terlintas dalam pikiran. Kesadaran akan sifat Al-'Alim ini mendorong kita untuk selalu jujur dan ikhlas dalam setiap perbuatan, karena tidak ada yang bisa disembunyikan dari-Nya.
20. Al Qabidh (الْقَابِضُ)
Yang Maha Menyempitkan
Al-Qabidh adalah Yang Maha Menyempitkan atau Menahan. Dengan kebijaksanaan-Nya, Dia menahan rezeki, rahmat, atau bahkan mencabut nyawa. Penyempitan ini bukanlah bentuk kezaliman, melainkan sebuah ujian, teguran, atau bagian dari rencana-Nya yang lebih besar yang mungkin tidak kita pahami. Terkadang, kesulitan dan kesempitan hidup adalah cara-Nya untuk mendekatkan kita kepada-Nya, membersihkan dosa, dan mengajarkan kesabaran. Nama ini mengingatkan kita bahwa kelapangan dan kesempitan berada dalam genggaman-Nya.
21. Al Basith (الْبَاسِطُ)
Yang Maha Melapangkan
Al-Basith adalah kebalikan dari Al-Qabidh. Dia adalah Yang Maha Melapangkan rezeki, melapangkan hati dari kesedihan, dan memberikan kelapangan dalam segala urusan. Setelah kesulitan (Al-Qabidh), datanglah kemudahan (Al-Basith). Pasangan nama ini mengajarkan kita tentang keseimbangan hidup. Kehidupan adalah siklus antara sempit dan lapang. Saat lapang, kita harus bersyukur dan tidak sombong. Saat sempit, kita harus bersabar dan tidak putus asa, karena Sang Maha Melapangkan pasti akan memberikan jalan keluar.
22. Al Khafidh (الْخَافِضُ)
Yang Maha Merendahkan
Al-Khafidh adalah Yang Maha Merendahkan derajat orang-orang yang sombong, durhaka, dan melampaui batas. Dia mampu menjatuhkan mereka yang angkuh dari puncak kekuasaan ke titik terendah. Perendahan ini adalah bentuk keadilan-Nya terhadap kesombongan makhluk. Nama ini menjadi peringatan agar kita tidak pernah meninggikan diri di hadapan Allah atau sesama manusia, karena hanya Dia yang berhak meninggikan dan merendahkan.
23. Ar Rafi' (الرَّافِعُ)
Yang Maha Meninggikan
Ar-Rafi' adalah pasangan dari Al-Khafidh. Dia adalah Yang Maha Meninggikan derajat hamba-hamba-Nya yang beriman, berilmu, dan bertakwa. Dia mengangkat posisi mereka di dunia dan di akhirat. Ketinggian derajat di sisi Allah bukanlah diukur dari harta atau jabatan, melainkan dari tingkat ketakwaan dan keimanan. Nama ini memotivasi kita untuk terus berusaha meningkatkan kualitas diri melalui ilmu dan amal saleh, karena Dialah yang akan mengangkat derajat kita.
24. Al Mu'izz (الْمُعِزُّ)
Yang Maha Memuliakan
Al-Mu'izz adalah Yang Maha Memberi kemuliaan dan kehormatan. Kemuliaan sejati hanya datang dari-Nya. Siapa pun yang Dia kehendaki untuk dimuliakan, maka tidak ada yang bisa menghinakannya. Kemuliaan ini diberikan kepada mereka yang taat dan mencari keridhaan-Nya. Orang yang mencari kemuliaan dari selain Allah hanya akan menemukan kehinaan. Nama ini mengajarkan kita untuk mencari sumber kemuliaan yang hakiki, yaitu dengan mendekatkan diri kepada-Nya.
25. Al Mudzill (الْمُذِلُّ)
Yang Maha Menghinakan
Al-Mudzill adalah Yang Maha Menghinakan. Dia menghinakan siapa saja yang Dia kehendaki, terutama mereka yang menentang perintah-Nya dan berbuat zalim. Kehinaan ini bisa terjadi di dunia maupun di akhirat. Pasangan nama Al-Mu'izz dan Al-Mudzill menunjukkan bahwa kemuliaan dan kehinaan sepenuhnya berada di tangan Allah. Hal ini memperkuat keyakinan kita bahwa tidak perlu takut pada ancaman makhluk atau silau pada kemuliaan duniawi, karena pengendali mutlaknya hanyalah Allah.
26. As Sami' (السَّمِيْعُ)
Yang Maha Mendengar
As-Sami' adalah Yang Maha Mendengar. Pendengaran Allah tidak terbatas seperti makhluk. Dia mendengar segala suara, dari yang paling keras hingga bisikan terhalus di dalam hati. Dia mendengar doa orang yang meminta, rintihan orang yang menderita, dan zikir orang yang mengingat-Nya. Tidak ada satu suara pun di alam semesta yang terlewat dari pendengaran-Nya. Keyakinan pada As-Sami' membuat doa kita terasa lebih bermakna, karena kita tahu doa itu pasti didengar oleh-Nya.
27. Al Bashir (الْبَصِيْرُ)
Yang Maha Melihat
Al-Bashir adalah Yang Maha Melihat. Penglihatan-Nya meliputi segala sesuatu, yang nyata maupun yang gaib, yang besar maupun yang kecil, bahkan semut hitam di atas batu hitam di malam yang kelam. Tidak ada yang tersembunyi dari pandangan-Nya. Sifat ini mendorong kita untuk senantiasa menjaga perilaku, baik saat bersama orang lain maupun saat sendirian. Kesadaran bahwa Al-Bashir selalu melihat akan mencegah kita dari perbuatan maksiat dan memotivasi untuk berbuat kebaikan.
28. Al Hakam (الْحَكَمُ)
Yang Maha Menetapkan Hukum
Al-Hakam adalah Hakim Yang Paling Adil dan Bijaksana. Hukum dan ketetapan-Nya adalah yang terbaik dan tidak mengandung kezaliman sedikit pun. Dia menetapkan hukum di dunia melalui syariat-Nya dan akan menjadi hakim di akhirat untuk mengadili seluruh perbuatan manusia. Keputusan-Nya adalah final dan tidak bisa diganggu gugat. Mengimani Al-Hakam berarti kita menerima dan tunduk pada syariat-Nya serta yakin akan keadilan-Nya pada Hari Penghakiman kelak.
29. Al 'Adl (الْعَدْلُ)
Yang Maha Adil
Al-'Adl adalah esensi dari keadilan itu sendiri. Keadilan Allah adalah sempurna, menempatkan segala sesuatu pada tempatnya yang semestinya. Dia tidak pernah zalim kepada hamba-Nya. Setiap balasan, baik pahala maupun siksa, diberikan sesuai dengan perbuatan, bahkan seringkali pahala dilipatgandakan karena rahmat-Nya. Keadilan-Nya terkadang tidak langsung terlihat oleh kita di dunia, namun kita harus yakin bahwa pada akhirnya, keadilan-Nya akan tegak dengan sempurna. Sifat ini menginspirasi kita untuk selalu berlaku adil dalam segala situasi.
30. Al Lathif (اللَّطِيْفُ)
Yang Maha Lembut
Al-Lathif memiliki dua makna utama: Yang Maha Halus dan Maha Lembut. Kelembutan-Nya terwujud dalam cara-Nya memberikan rezeki dan pertolongan dari arah yang tidak terduga. Rencana-Nya begitu halus dan detail sehingga seringkali kita tidak menyadarinya. Dia juga Maha Lembut kepada hamba-hamba-Nya, memperlakukan mereka dengan kasih sayang. Nama ini mengajarkan kita untuk peka terhadap kebaikan-kebaikan kecil dari Allah dalam hidup kita dan untuk bersikap lemah lembut terhadap sesama makhluk.
31. Al Khabir (الْخَبِيْرُ)
Yang Maha Mengetahui Rahasia
Al-Khabir adalah Yang Maha Waspada dan Mengetahui hingga ke detail terdalam. Pengetahuan-Nya melampaui Al-'Alim; Al-Khabir mengetahui hakikat dan rahasia di balik segala sesuatu. Dia mengetahui apa yang tersembunyi di lubuk hati dan apa konsekuensi dari setiap perbuatan. Tidak ada yang bisa menipu-Nya. Kesadaran ini membuat kita introspeksi diri secara mendalam, memastikan bahwa niat dan perbuatan kita selaras dan tulus karena-Nya, sebab Dia mengetahui esensi dari segalanya.
32. Al Halim (الْحَلِيْمُ)
Yang Maha Penyantun
Al-Halim adalah Yang Maha Penyantun dan Tidak Tergesa-gesa dalam menghukum. Meskipun Dia melihat semua kemaksiatan yang dilakukan hamba-Nya, Dia tidak langsung menurunkan azab. Dia memberikan waktu dan kesempatan untuk bertaubat. Sifat penyantun-Nya ini adalah manifestasi dari rahmat-Nya yang luas. Al-Halim mengajarkan kita untuk bersikap sabar, tidak mudah marah, dan memberikan maaf kepada orang lain, meneladani sifat santun Sang Pencipta.
33. Al 'Azhim (الْعَظِيْمُ)
Yang Maha Agung
Al-'Azhim berarti Yang Maha Agung, yang keagungan-Nya tidak dapat dijangkau oleh akal dan imajinasi manusia. Seluruh alam semesta dengan segala isinya terasa sangat kecil jika dibandingkan dengan keagungan-Nya. Mengucapkan "Subhanallahil 'azhim" adalah pengakuan atas kelemahan kita dan keagungan-Nya yang tak terbatas. Merenungkan nama ini akan melahirkan rasa takjub, hormat, dan pengagungan yang mendalam di dalam hati.
34. Al Ghafur (الْغَفُوْرُ)
Yang Maha Memberi Pengampunan
Seperti Al-Ghaffar, Al-Ghafur juga berarti Yang Maha Pengampun. Namun, Al-Ghafur sering diartikan sebagai pengampunan yang sempurna dan menyeluruh, yang tidak hanya menutupi dosa tetapi juga menghapuskannya seolah-olah tidak pernah terjadi. Nama ini menunjukkan kualitas pengampunan-Nya yang luar biasa. Dia mengampuni dosa besar sekalipun bagi siapa saja yang bertaubat dengan tulus. Ini adalah sumber harapan yang tak pernah putus bagi setiap pendosa.
35. Asy Syakur (الشَّكُوْرُ)
Yang Maha Pembalas Budi
Asy-Syakur adalah Yang Maha Menghargai dan Membalas setiap kebaikan, sekecil apa pun itu. Dia tidak pernah menyia-nyiakan amal saleh hamba-Nya. Bahkan, Dia membalasnya dengan ganjaran yang berlipat ganda. Jika kita bersyukur kepada-Nya (syukur), Dia akan menambah nikmat-Nya. Asy-Syakur mengajarkan kita untuk tidak pernah meremehkan perbuatan baik, sekecil apa pun, karena di sisi Allah nilainya sangat besar. Ini juga mendorong kita untuk selalu bersyukur atas segala nikmat.
36. Al 'Aliy (الْعَلِيُّ)
Yang Maha Tinggi
Al-'Aliy berarti Yang Maha Tinggi, baik dalam zat, sifat, maupun kedudukan-Nya. Ketinggian-Nya melampaui segala sesuatu dan tidak dapat dibandingkan dengan apa pun. Dia berada di atas segala ciptaan-Nya, tidak tersentuh oleh kekurangan atau kerendahan. Mengimani Al-'Aliy membuat kita senantiasa menengadahkan hati dan doa kita ke atas, mengakui bahwa segala pertolongan dan kekuatan datang dari Zat Yang Maha Tinggi.
37. Al Kabir (الْكَبِيْرُ)
Yang Maha Besar
Al-Kabir adalah Yang Maha Besar, yang kebesaran-Nya meliputi segala aspek. Dia lebih besar dari apa pun yang bisa kita bayangkan. Ungkapan "Allahu Akbar" (Allah Maha Besar) yang kita ucapkan dalam shalat adalah pengakuan konstan akan kebesaran-Nya dan kekerdilan diri kita serta segala sesuatu selain-Nya. Nama ini menanamkan dalam jiwa kita bahwa tidak ada masalah, kekuatan, atau apa pun di dunia ini yang lebih besar dari Allah.
38. Al Hafizh (الْحَفِيْظُ)
Yang Maha Memelihara
Al-Hafizh adalah Yang Maha Penjaga dan Pemelihara. Dia menjaga langit agar tidak runtuh, menjaga bumi agar tetap stabil, dan menjaga setiap makhluk dari kebinasaan. Dia juga menjaga amal perbuatan hamba-Nya, baik dan buruk, untuk dihisab kelak. Selain itu, Dia adalah pelindung bagi hamba-hamba-Nya yang beriman dari godaan setan dan marabahaya. Memohon perlindungan kepada Al-Hafizh adalah cara terbaik untuk merasa aman dan terjaga.
39. Al Muqit (الْمُقِيْتُ)
Yang Maha Pemberi Kecukupan
Al-Muqit adalah Yang Maha Memberi rezeki dan kecukupan, terutama dalam bentuk makanan dan kebutuhan pokok untuk menopang kehidupan. Dia menyediakan makanan bagi setiap makhluk sesuai dengan kebutuhannya. Makna Al-Muqit juga lebih luas, yaitu Dia yang menjaga dan mengawasi segala sesuatu. Dengan memahami nama ini, kita menjadi yakin bahwa Allah akan selalu mencukupi kebutuhan dasar kita selama kita berusaha.
40. Al Hasib (الْحَسِيْبُ)
Yang Maha Membuat Perhitungan
Al-Hasib memiliki dua makna: Yang Maha Mencukupi dan Yang Maha Menghisab (membuat perhitungan). Sebagai Yang Maha Mencukupi, Dia adalah sandaran utama kita ("Hasbunallah wa ni'mal wakil" - Cukuplah Allah sebagai penolong kami). Sebagai Yang Maha Menghisab, Dia akan menghitung semua amal perbuatan manusia dengan sangat teliti pada hari kiamat. Tidak ada yang akan terlewat. Sifat ini mendorong kita untuk selalu muhasabah (introspeksi diri) sebelum dihisab oleh-Nya kelak.
41. Al Jalil (الْجَلِيْلُ)
Yang Maha Luhur
Al-Jalil merujuk pada keagungan dan keluhuran sifat-sifat Allah. Dia memiliki kemuliaan yang mutlak dalam Dzat dan sifat-Nya. Keagungan-Nya menimbulkan rasa hormat dan takzim yang mendalam pada hati orang-orang yang mengenal-Nya. Berdzikir dengan nama Al-Jalil membantu kita merasakan kebesaran-Nya dan menumbuhkan rasa rendah hati di hadapan keluhuran-Nya yang tiada tara.
42. Al Karim (الْكَرِيْمُ)
Yang Maha Pemurah
Al-Karim adalah Yang Maha Pemurah. Kemurahan-Nya tidak ada batasnya. Dia memberi tanpa diminta, dan memberi lebih dari yang diminta. Dia memaafkan kesalahan dengan mudah dan menutupi aib. Sifat Karim-Nya juga berarti Dia sangat mulia. Ketika berinteraksi dengan-Nya melalui doa, kita sedang berinteraksi dengan Zat yang paling pemurah, sehingga kita tidak perlu ragu untuk meminta apa saja kepada-Nya. Nama ini menginspirasi kita untuk menjadi pribadi yang pemurah dan mulia dalam akhlak.
43. Ar Raqib (الرَّقِيْبُ)
Yang Maha Mengawasi
Ar-Raqib adalah Pengawas yang tidak pernah lengah sedikit pun. Dia mengawasi setiap gerak-gerik, ucapan, dan niat hamba-Nya. Pengawasan-Nya bersifat konstan dan menyeluruh. Berbeda dengan Al-Bashir (Melihat) dan As-Sami' (Mendengar), Ar-Raqib menekankan aspek pengawasan yang terus-menerus dan penuh perhatian. Kesadaran akan pengawasan Ar-Raqib akan melahirkan sifat muraqabah, yaitu merasa selalu diawasi oleh Allah, yang menjadi benteng terkuat dari perbuatan dosa.
44. Al Mujib (الْمُجِيْبُ)
Yang Maha Mengabulkan
Al-Mujib adalah Yang Maha Mengabulkan doa. Dia mendengar setiap permohonan dan menjawabnya dengan cara yang terbaik menurut ilmu-Nya. Jawaban-Nya bisa berupa pengabulan langsung, penundaan, atau penggantian dengan sesuatu yang lebih baik, atau penghapusan dosa. Keyakinan pada Al-Mujib membuat kita tidak pernah berhenti berdoa, karena setiap doa pasti akan dijawab oleh-Nya. Ini adalah sumber harapan dan koneksi langsung antara hamba dengan Penciptanya.
45. Al Wasi' (الْوَاسِعُ)
Yang Maha Luas
Al-Wasi' menunjukkan keluasan Allah dalam segala hal. Rahmat-Nya luas, ilmu-Nya luas, karunia-Nya luas, dan ampunan-Nya pun sangat luas. Tidak ada yang dapat membatasi-Nya. Ketika kita merasa dunia ini sempit, ingatlah bahwa Allah itu Al-Wasi'. Keluasan-Nya memberikan kita kelegaan dan perspektif bahwa masalah sekecil apa pun tidak sebanding dengan luasnya rahmat dan kekuasaan-Nya.
46. Al Hakim (الْحَكِيْمُ)
Yang Maha Bijaksana
Al-Hakim adalah Yang Maha Bijaksana. Setiap perbuatan, perintah, larangan, dan ketetapan-Nya selalu mengandung hikmah yang sempurna, meskipun terkadang akal kita tidak mampu memahaminya. Tidak ada satu pun ciptaan atau aturan-Nya yang sia-sia. Kebijaksanaan-Nya tercermin dalam keteraturan alam semesta dan kesempurnaan syariat-Nya. Mengimani Al-Hakim menumbuhkan rasa percaya dan pasrah pada setiap takdir-Nya, karena kita yakin ada kebaikan di baliknya.
47. Al Wadud (الْوَدُوْدُ)
Yang Maha Mengasihi
Al-Wadud berasal dari kata "wudd" yang berarti cinta yang tulus dan penuh kasih sayang. Dia adalah Zat yang mencintai hamba-hamba-Nya yang taat dan dicintai oleh mereka. Cinta-Nya adalah cinta yang aktif, yang diwujudkan dengan memberikan rahmat dan ampunan. Berbeda dengan Ar-Rahman (kasih umum) dan Ar-Rahim (sayang khusus), Al-Wadud adalah cinta timbal balik antara Allah dan hamba-Nya. Nama ini mengajarkan kita untuk menjadikan cinta kepada Allah sebagai prioritas tertinggi dalam hidup.
48. Al Majid (الْمَجِيْدُ)
Yang Maha Mulia
Al-Majid berarti Yang Maha Mulia dan Terpuji. Kemuliaan-Nya sempurna dan agung, tercermin dalam keindahan perbuatan dan keluasan karunia-Nya. Dia mulia dalam Dzat-Nya dan mulia dalam segala tindakan-Nya. Nama ini sering kita sebut dalam tasyahud akhir shalat bersama nama Al-Hamid, menunjukkan bahwa kemuliaan dan pujian adalah milik-Nya secara absolut.
49. Al Ba'its (الْبَاعِثُ)
Yang Maha Membangkitkan
Al-Ba'its adalah Yang Maha Membangkitkan. Dia membangkitkan makhluk dari kematian pada hari kiamat untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Dia juga "membangkitkan" semangat dan kemauan dalam hati manusia, serta mengutus para rasul untuk membangkitkan umat dari kejahilan. Mengimani Al-Ba'its adalah salah satu pilar keyakinan akan hari akhir, yang menjadi landasan moralitas dan tanggung jawab dalam hidup.
50. Asy Syahid (الشَّهِيْدُ)
Yang Maha Menyaksikan
Asy-Syahid adalah Saksi atas segala sesuatu. Tidak ada yang tersembunyi dari kesaksian-Nya. Dia menyaksikan semua perbuatan, baik yang terang-terangan maupun yang tersembunyi. Pada hari kiamat, Dia akan menjadi saksi atas semua amal manusia. Kesaksian-Nya adalah yang paling benar dan adil. Keyakinan ini membuat kita merasa bahwa setiap tindakan kita tercatat dan disaksikan oleh Saksi Yang Maha Agung.
51. Al Haqq (الْحَقُّ)
Yang Maha Benar
Al-Haqq adalah Kebenaran yang mutlak. Eksistensi-Nya adalah kebenaran sejati, dan segala sesuatu selain-Nya pada hakikatnya fana. Firman-Nya adalah benar, janji-Nya adalah benar, dan agama-Nya adalah jalan kebenaran. Di dunia yang penuh dengan kepalsuan dan keraguan, berpegang pada Al-Haqq adalah satu-satunya cara untuk menemukan kepastian dan petunjuk yang lurus.
52. Al Wakil (الْوَكِيْلُ)
Yang Maha Memelihara
Al-Wakil adalah Pelindung dan Pengurus terbaik yang kepada-Nya kita menyerahkan segala urusan. Bertawakal kepada Al-Wakil berarti kita berusaha semaksimal mungkin, lalu menyerahkan hasilnya sepenuhnya kepada-Nya, dengan keyakinan bahwa Dia akan mengatur urusan kita dengan cara yang terbaik. Dia adalah sandaran yang tidak akan pernah mengecewakan. Sifat ini memberikan ketenangan jiwa yang luar biasa, membebaskan kita dari kecemasan yang berlebihan.
53. Al Qawiy (الْقَوِيُّ)
Yang Maha Kuat
Al-Qawiy adalah Yang Maha Kuat, yang kekuatan-Nya sempurna dan tidak pernah berkurang. Kekuatan-Nya tidak terbatas dan tidak terkalahkan. Seluruh kekuatan yang ada pada makhluk berasal dari-Nya dan tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan kekuatan-Nya. Mengingat Al-Qawiy memberikan kita semangat saat merasa lemah, karena kita bisa memohon kekuatan dari sumber kekuatan yang tak terbatas.
54. Al Matin (الْمَتِيْنُ)
Yang Maha Kokoh
Al-Matin adalah Yang Maha Kokoh dalam kekuatan-Nya. Jika Al-Qawiy berbicara tentang besarnya kekuatan, Al-Matin berbicara tentang kekokohan dan kestabilan kekuatan itu. Kekuatan-Nya tidak pernah goyah, lelah, atau terpengaruh oleh apa pun. Dia sangat dahsyat dan tak tergoyahkan. Kombinasi Al-Qawiy dan Al-Matin menunjukkan kesempurnaan kekuatan Allah yang absolut.
55. Al Wali (الْوَلِيُّ)
Yang Maha Melindungi
Al-Wali adalah Pelindung, Penolong, dan Sahabat bagi hamba-hamba-Nya yang beriman. Dia membimbing mereka dari kegelapan menuju cahaya, menolong mereka dalam kesulitan, dan mengurus urusan mereka. Menjadikan Allah sebagai Al-Wali berarti kita mendapatkan perlindungan dan pertolongan terbaik yang tidak bisa diberikan oleh siapa pun. Ini adalah sumber kekuatan dan ketenangan bagi orang-orang yang beriman.
56. Al Hamid (الْحَمِيْدُ)
Yang Maha Terpuji
Al-Hamid adalah satu-satunya yang berhak atas segala puji. Dia terpuji dalam Dzat, sifat, dan perbuatan-Nya, baik saat memberi nikmat maupun saat memberi ujian. Seluruh alam semesta bertasbih memuji-Nya. Ucapan "Alhamdulillah" adalah pengakuan kita bahwa segala puji hanya layak untuk-Nya. Sifat ini mengajarkan kita untuk senantiasa memuji-Nya dalam segala keadaan.
57. Al Muhshi (الْمُحْصِيْ)
Yang Maha Menghitung
Al-Muhshi adalah Yang Maha Menghitung dan Mencatat segala sesuatu dengan detail yang sempurna. Tidak ada satu pun ciptaan, perbuatan, atau kejadian yang luput dari perhitungan-Nya. Dia mengetahui jumlah tetesan hujan, butiran pasir di pantai, dan setiap napas makhluk-Nya. Kesadaran ini mengingatkan kita bahwa setiap detik hidup kita tercatat dan akan dihitung, mendorong kita untuk memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya.
58. Al Mubdi' (الْمُبْدِئُ)
Yang Maha Memulai
Al-Mubdi' adalah Yang Maha Memulai penciptaan dari ketiadaan. Dialah yang mengawali eksistensi segala sesuatu tanpa ada contoh sebelumnya. Dia adalah sumber dari semua permulaan. Nama ini menegaskan keunikan dan orisinalitas Allah sebagai Pencipta pertama dan utama. Segala sesuatu berasal dari inisiatif-Nya.
59. Al Mu'id (الْمُعِيْدُ)
Yang Maha Mengembalikan Kehidupan
Al-Mu'id adalah Yang Maha Mengembalikan. Setelah mematikan makhluk, Dia akan mengembalikan mereka kepada kehidupan pada hari kebangkitan. Sebagaimana Dia mampu memulai penciptaan (Al-Mubdi'), maka mengembalikannya adalah hal yang lebih mudah bagi-Nya. Pasangan nama ini memperkuat keyakinan kita pada keniscayaan hari akhir dan siklus kehidupan, kematian, dan kebangkitan kembali.
60. Al Muhyi (الْمُحْيِيْ)
Yang Maha Menghidupkan
Al-Muhyi adalah Yang Maha Memberi Kehidupan. Dia yang meniupkan ruh ke dalam janin, menghidupkan bumi yang mati dengan air hujan, dan memberikan kehidupan pada segala sesuatu. Kehidupan adalah anugerah murni dari-Nya. Dia juga yang akan menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati. Nama ini adalah pengingat konstan akan sumber kehidupan yang kita miliki.
61. Al Mumit (الْمُمِيْتُ)
Yang Maha Mematikan
Al-Mumit adalah Yang Maha Mematikan. Sebagaimana Dia berkuasa untuk menghidupkan, Dia juga satu-satunya yang berkuasa untuk mencabut kehidupan. Kematian adalah ketetapan-Nya yang pasti akan dialami oleh setiap yang bernyawa. Mengingat Al-Mumit akan melembutkan hati, mengurangi ambisi duniawi yang berlebihan, dan mempersiapkan diri untuk kehidupan setelah kematian.
62. Al Hayy (الْحَيُّ)
Yang Maha Hidup
Al-Hayy adalah Yang Maha Hidup dengan kehidupan yang sempurna, abadi, dan tidak bergantung pada apa pun. Kehidupan-Nya tidak berawal dan tidak berakhir. Dia tidak pernah tidur dan tidak pernah lelah. Dia adalah sumber dari segala kehidupan. Berbeda dengan kehidupan makhluk yang fana dan penuh kekurangan, kehidupan-Nya adalah esensi dari kesempurnaan itu sendiri.
63. Al Qayyum (الْقَيُّوْمُ)
Yang Maha Mandiri
Al-Qayyum berarti Yang Maha Berdiri Sendiri dan terus-menerus mengurus makhluk-Nya. Dia tidak membutuhkan siapa pun atau apa pun, sementara segala sesuatu bergantung sepenuhnya kepada-Nya. Langit dan bumi tegak atas perintah dan pemeliharaan-Nya. Nama ini, sering disebut bersama Al-Hayy (Al-Hayyul Qayyum), menunjukkan kombinasi kehidupan yang sempurna dan kemandirian serta pemeliharaan yang total.
64. Al Wajid (الْوَاجِدُ)
Yang Maha Menemukan
Al-Wajid adalah Yang Maha Menemukan apa saja yang Dia kehendaki. Dia tidak pernah kehilangan apa pun dan tidak pernah kekurangan. Dia Maha Kaya dan tidak membutuhkan apa pun. Apa pun yang Dia inginkan pasti ada dan Dia temukan. Ini menunjukkan kesempurnaan kekayaan dan pengetahuan-Nya.
65. Al Majid (الْمَاجِدُ)
Yang Maha Mulia
Mirip dengan Al-Majid, Al-Majid juga berarti Yang Maha Mulia dan Agung. Nama ini menekankan kemuliaan dan keagungan-Nya yang tak tertandingi dalam segala aspek, mengukuhkan bahwa Dia adalah sumber segala kehormatan dan kemegahan.
66. Al Wahid (الْوَاحِدُ)
Yang Maha Tunggal
Al-Wahid berarti Yang Maha Esa atau Tunggal dalam Dzat-Nya. Tidak ada yang serupa dengan-Nya dan Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan. Ini adalah konsep inti dari tauhid, yaitu mengesakan Allah dan menolak segala bentuk kemusyrikan.
67. Al Ahad (الْأَحَدُ)
Yang Maha Esa
Al-Ahad adalah penegasan lebih dalam dari Al-Wahid. Al-Ahad berarti Esa yang tidak tersusun dari bagian-bagian dan tidak menerima pembagian. Ke-Esa-an-Nya adalah mutlak dan unik. Jika Al-Wahid menafikan adanya tuhan lain, Al-Ahad menafikan segala kemungkinan adanya komponen atau sekutu dalam Dzat-Nya. Nama ini adalah esensi dari Surat Al-Ikhlas.
68. As Shamad (الصَّمَدُ)
Yang Maha Dibutuhkan
As-Shamad adalah Tempat bergantung segala sesuatu. Semua makhluk membutuhkan-Nya, sementara Dia tidak membutuhkan siapa pun. Dialah tujuan dari segala hajat dan permohonan. Nama ini mengajarkan kita untuk hanya bergantung kepada-Nya, karena hanya Dia yang mampu memenuhi segala kebutuhan tanpa pernah berkurang sedikit pun.
69. Al Qadir (الْقَادِرُ)
Yang Maha Menentukan
Al-Qadir adalah Yang Maha Berkuasa dan Mampu atas segala sesuatu. Tidak ada yang mustahil bagi-Nya. Dia mampu menciptakan, mematikan, membangkitkan, dan melakukan apa pun yang Dia kehendaki. Keyakinan pada Al-Qadir menghilangkan keraguan akan kekuasaan Allah dan memberikan harapan bahwa pertolongan-Nya bisa datang dalam bentuk apa pun.
70. Al Muqtadir (الْمُقْتَدِرُ)
Yang Maha Berkuasa
Al-Muqtadir adalah bentuk yang lebih kuat dari Al-Qadir. Ini menunjukkan kekuasaan yang sempurna dan absolut, yang menguasai segala kekuatan lainnya. Dia berkuasa penuh atas takdir dan ketetapan-Nya, dan tidak ada yang bisa menentang kekuasaan-Nya yang tak terbatas.
71. Al Muqaddim (الْمُقَدِّمُ)
Yang Maha Mendahulukan
Al-Muqaddim adalah Yang Maha Mendahulukan siapa atau apa yang Dia kehendaki. Dia mendahulukan sebagian makhluk atas sebagian yang lain dalam hal derajat, waktu, atau kedudukan, semuanya sesuai dengan kebijaksanaan-Nya. Contohnya, Dia mendahulukan para nabi di atas manusia biasa.
72. Al Mu'akhkhir (الْمُؤَخِّرُ)
Yang Maha Mengakhirkan
Al-Mu'akhkhir adalah pasangan dari Al-Muqaddim. Dia adalah Yang Maha Mengakhirkan atau Menunda apa yang Dia kehendaki. Dia menunda azab bagi pendosa, menunda terkabulnya doa untuk waktu yang lebih tepat, atau menempatkan sesuatu pada urutan terakhir. Pasangan nama ini menunjukkan bahwa urutan segala sesuatu di alam semesta berada sepenuhnya dalam kendali-Nya.
73. Al Awwal (الْأَوَّلُ)
Yang Maha Awal
Al-Awwal adalah Yang Pertama, yang tidak ada sesuatu pun sebelum-Nya. Eksistensi-Nya tidak didahului oleh ketiadaan. Dialah permulaan dari segala permulaan. Nama ini menegaskan keabadian azali-Nya, bahwa Dia ada sebelum waktu dan ruang diciptakan.
74. Al Akhir (الْآخِرُ)
Yang Maha Akhir
Al-Akhir adalah Yang Terakhir, yang tidak ada sesuatu pun setelah-Nya. Ketika semua makhluk fana binasa, hanya Dia yang akan tetap kekal. Dia adalah tujuan akhir dari segalanya. Pasangan Al-Awwal dan Al-Akhir menunjukkan bahwa Dia meliputi awal dan akhir dari segala eksistensi.
75. Az Zhahir (الظَّاهِرُ)
Yang Maha Nyata
Az-Zhahir adalah Yang Maha Nyata, yang keberadaan-Nya tampak jelas melalui tanda-tanda kebesaran-Nya di seluruh alam semesta. Setiap ciptaan adalah bukti nyata eksistensi-Nya. Dia berada "di atas" segala sesuatu dengan kekuasaan-Nya yang tampak. Merenungkan alam adalah cara untuk melihat manifestasi dari nama Az-Zhahir.
76. Al Bathin (الْبَاطِنُ)
Yang Maha Ghaib
Al-Bathin adalah Yang Maha Tersembunyi, yang Dzat-Nya tidak dapat dilihat atau dijangkau oleh panca indera makhluk. Dia lebih dekat dari urat leher kita, namun kita tidak bisa melihat-Nya. Pasangan Az-Zhahir dan Al-Bathin menunjukkan kesempurnaan Allah: Dia sangat nyata melalui ciptaan-Nya, namun Dzat-Nya tetap tersembunyi dan Maha Ghaib.
77. Al Wali (الْوَالِي)
Yang Maha Memerintah
Al-Wali (berbeda dengan Al-Waliy) adalah Penguasa Tunggal yang memerintah dan mengelola seluruh alam semesta. Dia memiliki otoritas penuh atas segala urusan ciptaan-Nya. Segala sesuatu berjalan sesuai dengan aturan dan pemerintahan-Nya. Ini menegaskan posisi-Nya sebagai penguasa absolut.
78. Al Muta'ali (الْمُتَعَالِي)
Yang Maha Tinggi
Al-Muta'ali adalah Yang Maha Tinggi dan suci dari segala sifat-sifat makhluk. Ketinggian-Nya melampaui segala imajinasi dan pemahaman. Dia terbebas dari segala bentuk kekurangan dan keserupaan. Nama ini menekankan transendensi Allah yang mutlak di atas ciptaan-Nya.
79. Al Barr (الْبَرُّ)
Yang Maha Penderma
Al-Barr adalah sumber segala kebaikan dan kebajikan. Kebaikan-Nya melimpah ruah kepada seluruh makhluk-Nya. Dia membalas kebaikan dengan kebaikan yang lebih besar dan senantiasa berbuat baik kepada hamba-Nya, bahkan kepada mereka yang durhaka. Nama ini menginspirasi kita untuk selalu berbuat baik (birrul walidain, berbuat baik kepada sesama) sebagai cerminan dari sifat-Nya.
80. At Tawwab (التَّوَّابُ)
Yang Maha Penerima Tobat
At-Tawwab adalah Yang Maha Penerima Taubat. Dia tidak hanya mengampuni (Al-Ghafur), tetapi Dia juga yang memberikan inspirasi dan kemudahan bagi hamba-Nya untuk bertaubat. Dia senang dengan taubat hamba-Nya dan senantiasa membuka pintu taubat selebar-lebarnya hingga ajal menjemput. Nama ini adalah oase harapan bagi mereka yang ingin kembali ke jalan-Nya.
81. Al Muntaqim (الْمُنْتَقِمُ)
Yang Maha Pemberi Balasan
Al-Muntaqim adalah Yang Maha Memberi balasan setimpal kepada orang-orang yang berbuat dosa dan zalim. Balasan-Nya bukanlah balas dendam yang didasari emosi, melainkan penegakan keadilan yang sempurna. Dia menimpakan hukuman kepada mereka yang melampaui batas setelah memberikan banyak kesempatan. Nama ini menjadi peringatan keras bagi para pelaku kezaliman.
82. Al 'Afuww (الْعَفُوُّ)
Yang Maha Pemaaf
Al-'Afuww adalah Yang Maha Pemaaf. Sifat 'afw lebih dalam dari maghfirah (ampunan). Maghfirah berarti menutupi dosa, sedangkan 'afw berarti menghapus dosa itu seluruhnya dari catatan amal, seolah-olah tidak pernah terjadi. Ini adalah tingkat pemaafan tertinggi. Kita dianjurkan berdoa memohon 'afw-Nya, terutama di malam Lailatul Qadar.
83. Ar Ra'uf (الرَّؤُوْفُ)
Yang Maha Pengasuh
Ar-Ra'uf adalah Yang Maha Belas Kasih. Sifat ra'fah adalah tingkat kasih sayang yang sangat mendalam dan lembut, yang mencegah datangnya penderitaan. Belas kasih-Nya begitu besar sehingga Dia tidak ingin hamba-Nya tertimpa kesulitan. Dia memberikan kemudahan dalam syariat-Nya dan senantiasa memberikan pertolongan dengan cara yang paling lembut.
84. Malikul Mulk (مَالِكُ الْمُلْكِ)
Penguasa Kerajaan
Malikul Mulk adalah Pemilik Kerajaan yang absolut. Dia memiliki dan menguasai seluruh alam semesta. Dia memberikan kekuasaan kepada siapa yang Dia kehendaki dan mencabutnya dari siapa yang Dia kehendaki. Segala kekuasaan di dunia ini hanyalah pinjaman dari-Nya. Nama ini mengingatkan kita bahwa pemilik sejati dari segala sesuatu hanyalah Allah.
85. Dzul Jalali Wal Ikram (ذُوْ الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ)
Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan
Dzul Jalali Wal Ikram berarti Pemilik Segala Keagungan (Jalal) dan Kemurahan (Ikram). Nama ini menggabungkan dua sifat agung: kebesaran yang membuat kita tunduk dan hormat, serta kemurahan yang membuat kita cinta dan berharap. Dia Maha Agung sehingga layak diagungkan, dan Dia Maha Pemurah sehingga layak menjadi tempat kita meminta.
86. Al Muqsith (الْمُقْسِطُ)
Yang Maha Pemberi Keadilan
Al-Muqsith adalah Yang Maha Adil dalam keputusan dan hukum-Nya. Keadilan-Nya sempurna, tidak memihak, dan memastikan bahwa setiap hak akan sampai kepada pemiliknya. Dia akan menegakkan keadilan bagi yang terzalimi dari yang menzalimi. Berbeda dengan Al-'Adl yang merupakan esensi keadilan itu sendiri, Al-Muqsith lebih menekankan pada tindakan menegakkan keadilan.
87. Al Jami' (الْجَامِعُ)
Yang Maha Mengumpulkan
Al-Jami' adalah Yang Maha Mengumpulkan. Dia akan mengumpulkan seluruh manusia dari awal hingga akhir pada hari kiamat di satu tempat untuk dihisab. Dia juga yang mengumpulkan berbagai hal yang tampaknya berlawanan di alam semesta menjadi satu kesatuan yang harmonis. Nama ini memperkuat keyakinan akan hari pertemuan akbar di hadapan-Nya.
88. Al Ghaniy (الْغَنِيُّ)
Yang Maha Kaya
Al-Ghaniy adalah Yang Maha Kaya, yang tidak membutuhkan apa pun dari makhluk-Nya. Kekayaan-Nya bersifat absolut dan tidak pernah berkurang. Sebaliknya, seluruh makhluk sangat fakir (membutuhkan) kepada-Nya. Mengimani Al-Ghaniy membebaskan kita dari perbudakan materi dan mengajarkan kita untuk meminta kekayaan (baik materi maupun jiwa) hanya kepada-Nya.
89. Al Mughni (الْمُغْنِيْ)
Yang Maha Memberi Kekayaan
Al-Mughni adalah Yang Maha Memberi kekayaan dan kecukupan kepada siapa yang Dia kehendaki. Dia adalah sumber dari segala kekayaan yang dimiliki makhluk. Dia bisa membuat seseorang kaya setelah miskin. Kekayaan yang sejati adalah kekayaan jiwa (rasa cukup), dan Dialah yang menganugerahkannya. Nama ini mengajarkan kita bahwa pintu rezeki ada di tangan-Nya.
90. Al Mani' (الْمَانِعُ)
Yang Maha Mencegah
Al-Mani' adalah Yang Maha Mencegah atau Menghalangi. Dia mencegah terjadinya bahaya dan malapetaka. Dia juga menahan karunia-Nya dari seseorang karena suatu hikmah, misalnya untuk melindunginya dari sesuatu yang lebih buruk. Penahanan-Nya bukanlah kebakhilan, melainkan bentuk perlindungan dan kasih sayang.
91. Ad Dhaar (الضَّارُ)
Yang Maha Memberi Derita
Ad-Dhaar adalah Yang Maha Menimpakan mudharat atau derita. Dia menciptakan keburukan dan kebaikan sebagai bagian dari ujian. Mudharat yang Dia timpakan bukanlah kezaliman, melainkan sebagai ujian, hukuman yang adil, atau untuk hikmah yang lebih besar. Tidak ada yang bisa memberi mudharat kecuali atas izin-Nya.
92. An Nafi' (النَّافِعُ)
Yang Maha Memberi Manfaat
An-Nafi' adalah pasangan dari Ad-Dhaar. Dia adalah sumber segala manfaat dan kebaikan. Apa pun manfaat yang kita peroleh, hakikatnya berasal dari-Nya. Pasangan nama ini mengajarkan konsep tauhid yang utuh: hanya Allah yang mengendalikan manfaat dan mudharat. Ini membebaskan kita dari rasa takut kepada selain-Nya dan berharap hanya kepada-Nya.
93. An Nur (النُّوْرُ)
Yang Maha Bercahaya
An-Nur adalah Cahaya langit dan bumi. Dia adalah sumber segala cahaya, baik cahaya fisik (seperti matahari) maupun cahaya non-fisik (cahaya petunjuk, iman, dan ilmu). Tanpa cahaya petunjuk-Nya, manusia akan berada dalam kegelapan. Al-Qur'an adalah cahaya-Nya yang diturunkan untuk menerangi jalan manusia.
94. Al Hadi (الْهَادِيْ)
Yang Maha Pemberi Petunjuk
Al-Hadi adalah Yang Maha Memberi Petunjuk. Dia memberikan petunjuk (hidayah) kepada seluruh makhluk-Nya. Ada hidayah umum (insting pada hewan) dan hidayah khusus (petunjuk iman) yang diberikan kepada siapa yang Dia kehendaki. Kita harus senantiasa memohon petunjuk-Nya, karena tanpa bimbingan-Nya, kita pasti tersesat.
95. Al Badi' (الْبَدِيْعُ)
Yang Maha Pencipta Tiada Banding
Al-Badi' adalah Pencipta yang karya-Nya unik, indah, dan tanpa ada contoh sebelumnya. Setiap ciptaan-Nya adalah sebuah inovasi yang menakjubkan. Keindahan dan kerumitan alam semesta adalah bukti kehebatan-Nya sebagai Al-Badi'. Nama ini mendorong kita untuk menghargai keindahan ciptaan-Nya.
96. Al Baqi (الْبَاقِيْ)
Yang Maha Kekal
Al-Baqi adalah Yang Maha Kekal, yang tidak akan pernah sirna atau binasa. Sementara segala sesuatu di alam semesta ini fana, hanya Dia yang akan tetap abadi. Kekekalan-Nya adalah absolut. Mengingat Al-Baqi membuat kita sadar akan kefanaan dunia dan mendorong kita untuk berinvestasi pada kehidupan akhirat yang kekal.
97. Al Warits (الْوَارِثُ)
Yang Maha Pewaris
Al-Warits adalah Pewaris sejati dari segala sesuatu. Ketika semua makhluk telah tiada, seluruh kepemilikan akan kembali kepada-Nya. Apa yang kita miliki di dunia ini hanyalah titipan sementara. Pada akhirnya, Dialah yang akan mewarisi langit, bumi, dan segala isinya. Kesadaran ini mengajarkan kita untuk tidak terlalu terikat pada harta duniawi.
98. Ar Rasyid (الرَّشِيْدُ)
Yang Maha Pandai
Ar-Rasyid adalah Yang Maha Cerdas dan Pandai dalam menuntun hamba-Nya ke jalan yang lurus. Bimbingan dan petunjuk-Nya selalu benar dan bijaksana. Dia tidak membutuhkan penasihat atau pembimbing. Mengikuti jalan-Nya adalah satu-satunya cara untuk mencapai kebenaran dan keselamatan.
99. As Shabur (الصَّبُوْرُ)
Yang Maha Sabar
As-Shabur adalah Yang Maha Sabar. Kesabaran-Nya tidak ada bandingannya. Dia tidak tergesa-gesa menghukum para pendosa, melainkan memberi mereka tangguh waktu untuk bertaubat. Dia sabar dalam menjalankan ketetapan-Nya sesuai dengan waktu yang telah Dia tentukan. Sifat ini menjadi teladan tertinggi bagi kita untuk senantiasa bersabar dalam menghadapi ujian dan dalam ketaatan kepada-Nya.