Menguasai Angka Bahasa Arab 11 Sampai 20
Mempelajari angka dalam bahasa Arab merupakan salah satu fondasi penting bagi siapa saja yang ingin mendalami bahasa Al-Qur'an ini. Jika Anda telah menguasai angka 1 sampai 10, langkah selanjutnya adalah memahami angka belasan, yaitu dari 11 sampai 20. Rentang angka ini memiliki keunikan dan kaidah gramatikal (nahwu) tersendiri yang berbeda dari angka sebelumnya. Artikel ini akan memandu Anda secara komprehensif, langkah demi langkah, untuk memahami, menghafal, dan menggunakan angka 11 sampai 20 dalam bahasa Arab dengan benar dan percaya diri.
Berbeda dengan angka 3-10 yang memiliki aturan gender (mudzakkar dan mu'annats) yang berlawanan dengan objek yang dihitung (ma'dud), angka 11-19 memiliki pola yang lebih konsisten. Mari kita selami bersama, dimulai dari pengenalan struktur dasarnya hingga penerapan dalam kalimat yang kompleks.
Prasyarat: Mengingat Kembali Angka 1-10
Sebelum melompat ke angka belasan, sangat penting untuk memiliki pemahaman yang kuat tentang angka 1-10. Angka-angka ini adalah blok bangunan untuk angka yang lebih besar. Mari kita tinjau kembali secara singkat.
- Angka 1 (وَاحِدٌ) dan 2 (اِثْنَانِ): Angka ini selalu mengikuti kata benda (sebagai sifat) dan sesuai dengan gendernya. Contoh: qalamun waahidun (satu pulpen), sayyaarataani-tsnataani (dua mobil).
- Angka 3-10: Kaidah utamanya adalah "persilangan gender". Jika kata benda yang dihitung (ma'dud) bergender maskulin (mudzakkar), maka angkanya ('adad) harus bergender feminin (mu'annats, biasanya dengan akhiran ta' marbuthah ة). Sebaliknya, jika ma'dud-nya feminin, angkanya harus maskulin. Ma'dud untuk angka 3-10 juga harus dalam bentuk jamak dan berstatus majrur (kasrah). Contoh: tsalaatsatu aqlaamin (tiga pulpen), 'asyru sayyaaraatin (sepuluh mobil).
Pemahaman akan konsep mudzakkar, mu'annats, dan status kata (i'rab) ini akan sangat membantu kita dalam memahami logika di balik angka 11 sampai 20.
Memasuki Dunia Belasan (11-19): Al-A'dad Al-Murakkabah
Angka 11 sampai 19 dalam tata bahasa Arab dikenal sebagai al-a'dad al-murakkabah (الْأَعْدَادُ الْمُرَكَّبَةُ), yang berarti "angka tersusun" atau "angka gabungan". Disebut demikian karena setiap angka terdiri dari dua bagian: bagian satuan (1-9) dan bagian puluhan (angka 10). Contohnya, angka 13 (tiga belas) adalah gabungan dari "tiga" dan "sepuluh".
Struktur ini membawa serangkaian aturan baru yang unik dan penting untuk dipahami. Ada dua kaidah emas yang berlaku untuk hampir semua angka dalam rentang ini.
Dua Kaidah Emas Angka 11-19
- Kaidah Ma'dud (Objek yang Dihitung): Objek yang dihitung setelah angka 11-19 harus selalu dalam bentuk tunggal (mufrad) dan berstatus manshub (ditandai dengan fathatain). Dalam ilmu nahwu, ma'dud ini berkedudukan sebagai tamyiz (pembeda/penjelas).
- Kaidah Status 'Adad (Angka): Angka 11, serta 13 sampai 19, memiliki status yang "kaku" atau tetap. Keduanya disebut mabni 'ala fathil juz'ain (مَبْنِيٌّ عَلَى فَتْحِ الْجُزْأَيْنِ). Artinya, kedua bagian dari angka tersebut (satuan dan puluhan) harakat akhirnya selalu fathah, tidak peduli apa pun posisinya dalam kalimat (apakah sebagai subjek, objek, atau lainnya). Angka 12 adalah pengecualian dari kaidah ini, yang akan kita bahas secara khusus.
Mari kita bedah satu per satu setiap angka dari 11 hingga 19 untuk melihat penerapan kaidah-kaidah ini secara langsung.
1. Angka Sebelas (11)
Angka 11 adalah salah satu angka yang paling harmonis. Kedua bagiannya (satuan dan puluhan) harus sesuai dengan gender dari objek yang dihitung (ma'dud).
| Bentuk | Tulisan Arab | Transliterasi |
|---|---|---|
| Maskulin (Mudzakkar) | أَحَدَ عَشَرَ | Ahada 'asyara |
| Feminin (Mu'annats) | إِحْدَى عَشْرَةَ | Ihdaa 'asyrata |
Contoh Penggunaan:
- Maskulin: Saya melihat sebelas bintang.
رَأَيْتُ أَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا
Ra'aitu ahada 'asyara kaukaban.
Perhatikan: kaukaban (bintang) adalah mudzakkar, maka angkanya menggunakan bentuk ahada 'asyara. Kaukaban juga berbentuk tunggal dan manshub. - Feminin: Di dalam kelas ada sebelas siswi.
فِي الْفَصْلِ إِحْدَى عَشْرَةَ طَالِبَةً
Fil fashli ihdaa 'asyrata thaalibatan.
Perhatikan: thaalibatan (siswi) adalah mu'annats, maka angkanya menggunakan bentuk ihdaa 'asyrata. Thaalibatan juga berbentuk tunggal dan manshub.
2. Angka Dua Belas (12) - Si Pengecualian
Angka 12 adalah angka yang paling istimewa dalam kelompok ini. Kaidah kesesuaian gender tetap berlaku seperti angka 11, di mana kedua bagiannya mengikuti gender ma'dud. Namun, bagian pertamanya (angka 2) tidak mabni (tetap), melainkan mu'rab (bisa berubah harakat/bentuknya) sesuai kedudukannya dalam kalimat.
| Bentuk | Tulisan Arab | Transliterasi |
|---|---|---|
| Maskulin (Mudzakkar) | اِثْنَا عَشَرَ | Itsnaa 'asyara |
| Feminin (Mu'annats) | اِثْنَتَا عَشْرَةَ | Itsnataa 'asyrata |
Perubahan pada bagian pertama (اِثْنَا / اِثْنَتَا) terjadi sebagai berikut:
- Dalam keadaan Rafa' (subjek/predikat): Tetap menggunakan alif di akhir. Itsnaa (مذكّر) dan Itsnataa (مؤنّث).
- Dalam keadaan Nashb (objek) atau Jarr (setelah preposisi): Alif berubah menjadi ya'. Menjadi Itsnai (مذكّر) dan Itsnatai (مؤنّث).
Bagian keduanya (عَشَرَ / عَشْرَةَ) tetap mabni 'alal fath (selalu berharakat fathah).
Contoh Penggunaan (Angka 12):
- Maskulin - Rafa': Dua belas mahasiswa telah datang.
جَاءَ اثْنَا عَشَرَ طَالِبًا
Jaa'a itsnaa 'asyara thaaliban.
(Itsnaa sebagai subjek/fa'il, maka ia rafa'). - Maskulin - Nashb: Saya bertanya kepada dua belas guru (pria).
سَأَلْتُ اثْنَيْ عَشَرَ مُدَرِّسًا
Sa'altu itsnai 'asyara mudarrisan.
(Itsnai sebagai objek/maf'ul bih, maka ia nashb). - Feminin - Rafa': Saya memiliki dua belas majalah.
عِنْدِي اثْنَتَا عَشْرَةَ مَجَلَّةً
'Indii itsnataa 'asyrata majallatan.
(Itsnataa sebagai mubtada' mu'akhkhar, maka ia rafa'). - Feminin - Jarr: Saya membaca dari dua belas halaman.
قَرَأْتُ مِنْ اثْنَتَيْ عَشْرَةَ صَفْحَةً
Qara'tu min itsnatai 'asyrata shafhatin.
(Itsnatai didahului preposisi 'min', maka ia jarr).
3. Angka Tiga Belas (13) sampai Sembilan Belas (19)
Untuk angka 13 hingga 19, kita kembali ke kaidah yang lebih sederhana. Aturan gramatikalnya adalah kombinasi dari dua aturan yang sudah kita kenal:
Kaidah Angka 13-19
- Bagian Satuan (3-9): Mengikuti aturan "persilangan gender" seperti pada angka 3-10. Jika ma'dud-nya mudzakkar, satuannya mu'annats. Jika ma'dud-nya mu'annats, satuannya mudzakkar.
- Bagian Puluhan (10): Bagian puluhan (عَشَرَ/عَشْرَةَ) ini selalu sesuai dengan gender ma'dud-nya.
- Status: Keseluruhan angka (satuan dan puluhan) bersifat mabni 'ala fathil juz'ain (selalu berharakat akhir fathah).
Mari kita lihat tabelnya agar lebih jelas.
Angka Tiga Belas (13)
| Bentuk | Tulisan Arab | Transliterasi |
|---|---|---|
| Maskulin (Ma'dud) | ثَلَاثَةَ عَشَرَ | Tsalaatsata 'asyara |
| Feminin (Ma'dud) | ثَلَاثَ عَشْرَةَ | Tsalaatsa 'asyrata |
Contoh:
- Maskulin: tsalaatsata 'asyara rajulan (13 pria). Satuan (ثَلَاثَةَ) mu'annats, puluhan (عَشَرَ) mudzakkar, sesuai ma'dud (رَجُلًا) yang mudzakkar.
- Feminin: tsalaatsa 'asyrata imra'atan (13 wanita). Satuan (ثَلَاثَ) mudzakkar, puluhan (عَشْرَةَ) mu'annats, sesuai ma'dud (اِمْرَأَةً) yang mu'annats.
Angka Empat Belas (14)
| Bentuk | Tulisan Arab | Transliterasi |
|---|---|---|
| Maskulin (Ma'dud) | أَرْبَعَةَ عَشَرَ | Arba'ata 'asyara |
| Feminin (Ma'dud) | أَرْبَعَ عَشْرَةَ | Arba'a 'asyrata |
Contoh Kalimat:
- Saya membeli empat belas buku. اِشْتَرَيْتُ أَرْبَعَةَ عَشَرَ كِتَابًا Isytaraitu arba'ata 'asyara kitaaban.
- Di atas meja ada empat belas penggaris. عَلَى الْمَكْتَبِ أَرْبَعَ عَشْرَةَ مِسْطَرَةً 'Alal maktabi arba'a 'asyrata mistharatan.
Angka Lima Belas (15)
| Bentuk | Tulisan Arab | Transliterasi |
|---|---|---|
| Maskulin (Ma'dud) | خَمْسَةَ عَشَرَ | Khamsata 'asyara |
| Feminin (Ma'dud) | خَمْسَ عَشْرَةَ | Khamsa 'asyrata |
Angka Enam Belas (16)
| Bentuk | Tulisan Arab | Transliterasi |
|---|---|---|
| Maskulin (Ma'dud) | سِتَّةَ عَشَرَ | Sittata 'asyara |
| Feminin (Ma'dud) | سِتَّ عَشْرَةَ | Sitta 'asyrata |
Angka Tujuh Belas (17)
| Bentuk | Tulisan Arab | Transliterasi |
|---|---|---|
| Maskulin (Ma'dud) | سَبْعَةَ عَشَرَ | Sab'ata 'asyara |
| Feminin (Ma'dud) | سَبْعَ عَشْرَةَ | Sab'a 'asyrata |
Contoh Kalimat:
- Umur Muhammad tujuh belas tahun. عُمْرُ مُحَمَّدٍ سَبْعَةَ عَشَرَ عَامًا 'Umru Muhammadin sab'ata 'asyara 'aaman.
- Dia telah mengunjungi tujuh belas negara. هِيَ زَارَتْ سَبْعَ عَشْرَةَ دَوْلَةً Hiya zaarat sab'a 'asyrata daulatan.
Angka Delapan Belas (18)
| Bentuk | Tulisan Arab | Transliterasi |
|---|---|---|
| Maskulin (Ma'dud) | ثَمَانِيَةَ عَشَرَ | Tsamaaniyata 'asyara |
| Feminin (Ma'dud) | ثَمَانِيَ عَشْرَةَ | Tsamaaniya 'asyrata |
Angka Sembilan Belas (19)
| Bentuk | Tulisan Arab | Transliterasi |
|---|---|---|
| Maskulin (Ma'dud) | تِسْعَةَ عَشَرَ | Tis'ata 'asyara |
| Feminin (Ma'dud) | تِسْعَ عَشْرَةَ | Tis'a 'asyrata |
Angka 20: Gerbang Menuju Puluhan (Alfazh Al-'Uqud)
Setelah melewati angka belasan yang tersusun, kita tiba di angka 20. Angka 20 (dan kelipatan sepuluh lainnya seperti 30, 40, hingga 90) termasuk dalam kelompok yang disebut Alfazh Al-'Uqud (أَلْفَاظُ الْعُقُودِ) atau "lafaz-lafaz puluhan". Kelompok ini memiliki aturan yang jauh lebih sederhana dibandingkan angka belasan.
Kaidah Angka 20 (dan Puluhan Lainnya)
- Satu Bentuk untuk Semua Gender: Angka 20 tidak memiliki bentuk mudzakkar atau mu'annats. Bentuknya tetap sama, baik untuk menghitung objek maskulin maupun feminin.
- Status Mu'rab: Angka 20 bersifat mu'rab, artinya bentuknya berubah sesuai kedudukan dalam kalimat, mirip seperti jamak mudzakkar salim.
- Kaidah Ma'dud: Sama seperti angka 11-19, objek yang dihitung (ma'dud) setelah angka 20 harus dalam bentuk tunggal (mufrad) dan manshub (sebagai tamyiz).
Bentuk angka 20 adalah sebagai berikut:
| Keadaan | Tulisan Arab | Transliterasi | Keterangan |
|---|---|---|---|
| Rafa' | عِشْرُونَ | 'Isyruuna | Digunakan saat menjadi subjek (fa'il) atau predikat (khabar). |
| Nashb / Jarr | عِشْرِينَ | 'Isyriina | Digunakan saat menjadi objek (maf'ul bih) atau didahului preposisi. |
Contoh Penggunaan Angka 20:
- Rafa' (dengan ma'dud mudzakkar): Dua puluh insinyur tiba.
وَصَلَ عِشْرُونَ مُهَنْدِسًا
Washala 'isyruuna muhandisan.
('Isyruuna sebagai subjek/fa'il). - Rafa' (dengan ma'dud mu'annats): Di kebun binatang ada dua puluh jerapah.
فِي حَدِيقَةِ الْحَيَوَانِ عِشْرُونَ زَرَافَةً
Fii hadiiqatil hayawaani 'isyruuna zaraafatan.
('Isyruuna sebagai mubtada' mu'akhkhar). - Nashb (dengan ma'dud mudzakkar): Manajer mempekerjakan dua puluh karyawan.
وَظَّفَ الْمُدِيرُ عِشْرِينَ مُوَظَّفًا
Wazhzhafal mudiiru 'isyriina muwazhzhafan.
('Isyriina sebagai objek/maf'ul bih). - Jarr (dengan ma'dud mu'annats): Pesawat terbang dengan dua puluh penumpang wanita.
طَارَتِ الطَّائِرَةُ بِعِشْرِينَ رَاكِبَةً
Thaaratith-thaa'iratu bi 'isyriina raakibatan.
('Isyriina didahului preposisi 'bi', maka ia jarr).
Ringkasan dan Peta Konsep
Untuk mempermudah mengingat semua kaidah ini, mari kita rangkum dalam sebuah tabel ringkas.
| Rentang Angka | Kaidah Gender 'Adad vs Ma'dud | Bentuk Ma'dud | Status 'Adad |
|---|---|---|---|
| 11 & 12 | Semua bagian (satuan & puluhan) sesuai dengan gender ma'dud. | Tunggal & Manshub | 11: Mabni 'ala fathil juz'ain 12: Bagian pertama mu'rab, bagian kedua mabni. |
| 13 - 19 | Satuan berlawanan, puluhan sesuai dengan gender ma'dud. | Tunggal & Manshub | Mabni 'ala fathil juz'ain (selalu fathah). |
| 20 | Satu bentuk untuk semua gender. | Tunggal & Manshub | Mu'rab ('isyruuna atau 'isyriina). |
Latihan dan Penerapan
Teori tanpa praktik tidak akan sempurna. Cobalah untuk menerjemahkan dan menganalisis kalimat-kalimat berikut untuk menguji pemahaman Anda. Tentukan bentuk angka yang tepat dan jelaskan alasannya.
- Saya membaca (15) halaman dari buku ini. (Halaman = صَفْحَةٌ, feminin)
- Di dalam tas ada (12) pulpen. (Pulpen = قَلَمٌ, maskulin)
- Kami bertemu dengan (19) dokter wanita. (Dokter wanita = طَبِيبَةٌ, feminin)
- (20) mobil berhenti di depan rumah. (Mobil = سَيَّارَةٌ, feminin)
- Ayahku berumur (18) tahun ketika dia bepergian. (Tahun = عَامٌ, maskulin)
Dengan memahami struktur, aturan, dan pengecualian yang ada, Anda kini memiliki bekal yang kuat untuk menggunakan angka 11 sampai 20 dalam percakapan maupun tulisan bahasa Arab. Kunci utama adalah terus berlatih, membaca teks-teks berbahasa Arab, dan mencoba menyusun kalimat sendiri. Semakin sering Anda menggunakannya, kaidah-kaidah yang pada awalnya terasa rumit ini akan menjadi intuitif dan alami.