Bahu merupakan sendi yang paling fleksibel sekaligus paling rentan dalam tubuh manusia. Fleksibilitas ini sangat berharga untuk berbagai aktivitas, namun juga menjadikannya rentan terhadap cedera serius, salah satunya adalah kondisi yang dikenal sebagai **bahu lepas** atau dislokasi sendi bahu. Kondisi ini terjadi ketika kepala tulang lengan atas (humerus) terlepas sepenuhnya dari rongga soketnya pada tulang belikat (skapula).
Meskipun sering terjadi akibat trauma berat, bahu lepas juga bisa dialami oleh mereka yang memiliki ligamen yang cenderung longgar atau riwayat instabilitas sendi sebelumnya. Mengenali gejala dan segera mencari penanganan medis adalah kunci untuk meminimalkan kerusakan jangka panjang pada struktur sekitar sendi.
Penyebab utama dislokasi bahu adalah gaya trauma yang tiba-tiba dan kuat. Kejadian ini umumnya terbagi dalam beberapa skenario umum. Gerakan memutar yang tiba-tiba, seperti saat terjatuh dengan tangan terentang ke samping atau jatuh langsung di atas bahu, seringkali menjadi pemicu utama. Olahraga kontak seperti gulat, sepak bola, atau ski sangat meningkatkan risiko ini.
Selain trauma langsung, terdapat faktor predisposisi yang membuat sendi bahu lebih mudah lepas:
Gejala bahu lepas biasanya sangat jelas dan menyakitkan. Ketika kepala humerus terlepas dari soketnya, rasa sakit yang timbul intensitasnya sangat tinggi, seringkali membuat korban tidak mampu menggerakkan lengan sama sekali. Tanda-tanda yang perlu diwaspadai meliputi:
Penting untuk tidak mencoba memasukkan kembali bahu yang lepas sendiri di rumah. Tindakan ini berisiko tinggi menyebabkan cedera lebih lanjut pada tulang rawan, saraf, atau pembuluh darah.
Jika Anda mencurigai atau menyaksikan seseorang mengalami bahu lepas, penanganan awal harus difokuskan pada immobilisasi dan mengurangi rasa sakit. Segera cari bantuan medis profesional. Dokter akan melakukan prosedur reduksi, yaitu mengembalikan kepala tulang lengan atas ke posisi semula, biasanya dilakukan di ruang gawat darurat dengan bantuan obat penenang atau anestesi untuk mengurangi rasa sakit pasien.
Setelah reduksi berhasil, bahu akan diimobilisasi menggunakan penyangga (arm sling) selama beberapa minggu. Fase pemulihan berikutnya sangat bergantung pada rehabilitasi fisik. Terapi fisik bertujuan untuk memperkuat otot-otot rotator cuff yang menstabilkan sendi dan memulihkan rentang gerak penuh. Bagi kasus kekambuhan yang sering terjadi, tindakan operasi mungkin diperlukan untuk memperbaiki ligamen yang robek atau memperdalam soket sendi agar sendi menjadi stabil kembali.