Wucius Wong dan Beberapa Asas Merancang Dwimatra

Representasi artistik dari prinsip desain dwimatra yang saling melengkapi. Keseimbangan & Komposisi

Dalam dunia desain visual, pemahaman terhadap prinsip-prinsip dasar adalah kunci untuk menciptakan karya yang tidak hanya estetis tetapi juga komunikatif. Wucius Wong, seorang desainer grafis dan teoritikus desain terkemuka, telah memberikan kontribusi signifikan melalui pemikirannya yang mendalam tentang konsep-konsep desain. Salah satu area yang sering ia bahas adalah perancangan dwimatra, yang merujuk pada desain pada bidang dua dimensi seperti poster, ilustrasi, atau tata letak halaman.

Merancang dwimatra berarti bekerja dengan elemen-elemen yang hanya memiliki lebar dan tinggi, tanpa kedalaman atau volume. Ini membutuhkan keahlian dalam memanipulasi ruang, bentuk, warna, dan tipografi untuk menyampaikan pesan yang efektif. Wong menekankan bahwa kesuksesan sebuah desain dwimatra tidak datang secara kebetulan, melainkan melalui pemahaman dan penerapan asas-asas yang teruji. Mari kita telaah beberapa asas penting yang diuraikan oleh Wucius Wong dalam merancang dwimatra.

1. Kesatuan (Unity)

Asas kesatuan adalah fondasi dari setiap desain yang baik. Kesatuan berarti semua elemen dalam sebuah desain bekerja sama secara harmonis untuk menciptakan keseluruhan yang kohesif dan terpadu. Tanpa kesatuan, desain akan terasa kacau, terfragmentasi, dan sulit dipahami. Wucius Wong mengajarkan bahwa kesatuan dapat dicapai melalui berbagai cara, seperti pengulangan elemen (misalnya, warna, bentuk, atau gaya tipografi yang sama), kedekatan antar elemen, dan keselarasan visual.

Bayangkan sebuah poster dengan berbagai gambar, teks, dan warna yang berbeda tanpa ada benang merah yang menghubungkan. Hasilnya tentu akan membingungkan. Namun, ketika elemen-elemen tersebut ditata sedemikian rupa sehingga terasa saling berkaitan, baik melalui palet warna yang konsisten, penggunaan ruang negatif yang cerdas, atau gaya visual yang seragam, maka desain tersebut akan terasa utuh dan memiliki dampak yang lebih kuat.

2. Penekanan (Emphasis)

Sebuah desain dwimatra yang baik harus memiliki titik fokus atau penekanan yang jelas. Titik fokus ini berfungsi untuk menarik perhatian audiens ke elemen yang paling penting dalam desain, seperti judul utama, gambar kunci, atau ajakan bertindak. Wucius Wong menjelaskan bahwa penekanan dapat diciptakan melalui kontras. Kontras dapat berupa perbedaan ukuran (elemen besar menarik perhatian lebih dari elemen kecil), warna (warna cerah di tengah warna netral), bentuk (bentuk yang tidak biasa di antara bentuk-bentuk standar), atau posisi (elemen yang ditempatkan secara menonjol).

Tanpa penekanan, audiens mungkin tidak tahu di mana harus memulai atau apa yang paling penting dari sebuah desain. Penekanan memandu mata audiens dan memastikan pesan utama tersampaikan dengan efektif. Ini seperti sorotan lampu yang diarahkan pada aktor utama di atas panggung.

3. Keseimbangan (Balance)

Keseimbangan adalah prinsip penting yang berkaitan dengan stabilitas visual. Desain yang seimbang memberikan rasa ketenangan dan keteraturan, sementara desain yang tidak seimbang dapat terasa tidak stabil atau mengganggu. Wucius Wong membedakan dua jenis keseimbangan utama: keseimbangan simetris dan keseimbangan asimetris.

Menguasai keseimbangan memungkinkan desainer untuk menciptakan tata letak yang menyenangkan mata dan terasa "benar" secara naluriah.

4. Ritme (Rhythm) dan Gerak (Movement)

Ritme dalam desain dwimatra mengacu pada pola pengulangan elemen atau variasi elemen yang menciptakan rasa aliran dan gerakan. Ini membantu memandu mata audiens melalui desain, dari satu elemen ke elemen lainnya, sehingga menciptakan pengalaman visual yang dinamis. Ritme dapat dicapai melalui pengulangan bentuk, warna, atau garis. Gerak visual adalah hasil dari bagaimana elemen-elemen disusun untuk mengarahkan pandangan audiens.

Bayangkan barisan kursi di teater atau pola pada keramik. Pengulangan yang teratur menciptakan ritme. Dalam desain, ritme dapat dibuat lebih kompleks dengan variasi ukuran atau jarak antar elemen, menciptakan rasa pergerakan yang lebih hidup. Ini memastikan audiens tidak hanya melihat gambar statis, tetapi juga merasakan alur cerita atau informasi yang disampaikan.

5. Proporsi (Proportion) dan Skala (Scale)

Proporsi berkaitan dengan hubungan harmonis antara ukuran berbagai bagian dari keseluruhan desain. Skala berkaitan dengan perbandingan ukuran elemen dalam desain terhadap elemen lain, atau terhadap ukuran objek di dunia nyata. Wucius Wong menekankan pentingnya proporsi yang menyenangkan untuk menciptakan keharmonisan visual. Skala yang tepat dapat digunakan untuk menciptakan hierarki dan penekanan.

Misalnya, menggunakan ukuran font yang lebih besar untuk judul daripada badan teks adalah contoh penggunaan skala untuk menunjukkan hierarki informasi. Proporsi yang baik dalam penempatan elemen juga dapat membuat desain terasa lebih seimbang dan mudah dicerna.

Dengan memahami dan menerapkan asas-asas merancang dwimatra yang diajarkan oleh Wucius Wong ini, seorang desainer dapat bergerak melampaui sekadar menata elemen visual. Mereka dapat menciptakan komunikasi visual yang kuat, estetis, dan berkesan bagi audiens. Setiap elemen, sekecil apapun, memiliki peran dalam membentuk persepsi keseluruhan, dan penguasaan prinsip-prinsip ini adalah kunci untuk membuka potensi penuh dari desain dwimatra.

🏠 Homepage