Bahu terkilir, atau dalam istilah medis disebut dislokasi bahu, adalah kondisi ketika kepala tulang lengan atas (humerus) terlepas sepenuhnya dari mangkuk sendi bahu (glenoid). Sendi bahu adalah sendi yang paling fleksibel di tubuh, namun karena fleksibilitas ini, ia juga rentan mengalami ketidakstabilan dan cedera. Kejadian ini seringkali disebabkan oleh jatuh dengan tangan terentang, benturan keras saat berolahraga, atau gerakan memutar yang tiba-tiba.
Gejala utama dari bahu terkilir meliputi rasa nyeri hebat yang tiba-tiba, pembengkakan, memar, ketidakmampuan menggerakkan sendi, dan terkadang terlihat deformitas atau bentuk bahu yang tidak normal.
Ketika Anda mencurigai seseorang mengalami bahu terkilir, penanganan awal yang cepat dan tepat sangat krusial sebelum bantuan medis profesional tiba. Ingatlah prinsip dasar pertolongan pertama yang dikenal sebagai R.I.C.E. (Rest, Ice, Compression, Elevation):
Bahu terkilir adalah keadaan darurat ortopedi. Meskipun penanganan RICE penting, tindakan definitif hanya dapat dilakukan oleh dokter atau spesialis. Anda harus segera mencari perawatan medis jika:
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh dan biasanya memerlukan rontgen untuk mengonfirmasi diagnosis, memastikan tidak ada fraktur (patah tulang) yang menyertai dislokasi, dan menentukan arah reposisi sendi.
Proses memasukkan kembali tulang ke tempatnya disebut reduksi atau reposisi. Prosedur ini biasanya dilakukan di fasilitas kesehatan dengan obat penenang atau anestesi untuk mengurangi rasa sakit dan relaksasi otot. Setelah bahu berhasil direposisi, penting untuk melanjutkan proses rehabilitasi yang dipandu oleh fisioterapis. Program fisioterapi sangat vital untuk mengembalikan rentang gerak penuh dan memperkuat otot rotator cuff agar risiko terkilir kembali (dislokasi berulang) dapat diminimalkan.