Baja, sebuah paduan besi dan karbon (biasanya tidak lebih dari 2%), adalah material yang tak tergantikan dalam peradaban modern. Dari struktur pencakar langit yang menjulang tinggi hingga komponen mesin berpresisi tinggi, peran baja sangat fundamental. Keunikan baja terletak pada kombinasi kekuatan tarik yang luar biasa, ketangguhan (toughness), dan kemampuannya untuk dibentuk melalui proses metalurgi yang kompleks. Tanpa inovasi dalam produksi baja, revolusi industri dan infrastruktur yang kita nikmati saat ini tidak akan mungkin terjadi.
Seiring perkembangan teknologi, jenis-jenis baja pun berevolusi. Baja karbon sederhana mungkin cocok untuk konstruksi dasar, namun industri otomotif dan dirgantara menuntut baja paduan khusus yang tahan terhadap korosi ekstrem, suhu tinggi, atau tekanan dinamis. Inilah mengapa penelitian dan pengembangan material baja terus menjadi prioritas utama di sektor manufaktur global.
Klasifikasi baja sangat luas, namun secara umum dapat dikelompokkan berdasarkan komposisi kimianya, yang pada akhirnya menentukan sifat mekanisnya. Setiap jenis baja dirancang untuk memenuhi kebutuhan spesifik aplikasi tertentu.
Meskipun produksi baja secara tradisional dikenal sebagai industri yang intensif energi, sektor ini kini bergerak menuju keberlanjutan. Upaya untuk mengurangi jejak karbon berfokus pada peningkatan penggunaan baja daur ulang (scrap steel) dalam tanur busur listrik (Electric Arc Furnace - EAF). Baja adalah material yang sangat mudah didaur ulang tanpa kehilangan sifat dasarnya, menjadikannya pilihan material yang 'hijau' dalam siklus hidup produk yang panjang.
Pengembangan baja baru terus berlanjut, termasuk baja canggih berkekuatan tinggi (AHSS) yang memungkinkan produsen mobil mengurangi berat kendaraan secara signifikan tanpa mengorbankan keselamatan. Inovasi ini memastikan bahwa baja akan tetap relevan dan menjadi fondasi bagi pembangunan infrastruktur masa depan yang lebih kuat, ringan, dan efisien.