Perjalanan ke Bulan adalah salah satu pencapaian terbesar dalam sejarah manusia. Dibutuhkan perencanaan yang matang, teknologi canggih, dan keberanian luar biasa dari para astronot. Tapi, tahukah Anda bagaimana sebenarnya para astronot ini bisa sampai ke satelit alami Bumi tersebut? Mari kita selami prosesnya.
Semua dimulai dari Bumi. Langkah pertama yang krusial adalah peluncuran menggunakan roket yang sangat kuat. Roket ini memiliki bertingkat-tingkat, yang masing-masing berfungsi untuk mendorong wahana antariksa keluar dari atmosfer Bumi dan menuju luar angkasa. Roket terbesar yang pernah digunakan untuk misi berawak ke Bulan adalah Saturn V untuk program Apollo. Roket ini memiliki tiga tahap utama yang bekerja secara berurutan untuk memberikan dorongan yang dibutuhkan.
Tahap pertama roket bertanggung jawab untuk mengatasi gravitasi Bumi dan membawa wahana keluar dari lapisan atmosfer terpadat. Setelah bahan bakarnya habis, tahap pertama akan terlepas dan jatuh kembali ke Bumi (biasanya ke lautan). Kemudian, tahap kedua akan menyala untuk melanjutkan percepatan. Terakhir, tahap ketiga akan membawa wahana antariksa ke orbit Bumi sebelum melakukan manuver penting yang disebut Trans-Lunar Injection (TLI).
TLI adalah momen krusial di mana mesin roket tahap ketiga kembali menyala untuk memberikan dorongan tambahan. Dorongan ini tidak hanya untuk mencapai kecepatan yang cukup, tetapi juga untuk mengarahkan wahana antariksa ke lintasan yang tepat yang akan membawanya menuju Bulan. Ini bukan sekadar menembak langsung ke Bulan, melainkan memanfaatkan orbit dan gravitasi kedua benda langit tersebut untuk mencapai tujuan dengan efisien.
Lintasan ini biasanya berbentuk elips, di mana titik terdekat dengan Bumi (perigee) dicapai setelah peluncuran awal, dan titik terjauh (apogee) akan membawa wahana menuju Bulan. Perjalanan ini tidak instan; biasanya memakan waktu sekitar 3 hari untuk mencapai Bulan.
Selama perjalanan 3 hari ini, para astronot berada di dalam kapsul antariksa mereka. Kapsul ini dilengkapi dengan sistem pendukung kehidupan untuk menyediakan oksigen, menjaga suhu, dan mengelola limbah. Astronot akan melakukan beberapa penyesuaian kecil pada lintasan menggunakan mesin pendorong kecil jika diperlukan untuk memastikan mereka tetap berada di jalur yang benar menuju Bulan. Misi-misi awal seperti Apollo melibatkan modul komando (tempat para astronot hidup dan bekerja) dan modul lunar (untuk pendaratan di Bulan).
Ketika wahana antariksa mendekati Bulan, mesin pendorong utama akan menyala lagi untuk memperlambat kecepatan dan memasuki orbit Bulan. Setelah berada di orbit, modul lunar akan berpisah dari modul komando. Modul lunar memiliki mesin pendorongnya sendiri yang digunakan untuk melakukan pendaratan di permukaan Bulan. Proses pendaratan ini sangat menantang dan memerlukan keahlian pilot yang tinggi untuk menghindari kawah, batu besar, dan medan yang tidak rata.
Setelah berhasil mendarat, astronot akan mengenakan pakaian antariksa mereka yang dirancang khusus untuk melindungi mereka dari kondisi ekstrem di Bulan, termasuk vakum, suhu ekstrem, dan radiasi. Mereka kemudian akan keluar dari modul lunar untuk menjelajahi permukaan, mengumpulkan sampel, dan melakukan eksperimen ilmiah.
Setelah menyelesaikan misi di Bulan, astronot akan kembali ke modul lunar. Bagian atas modul lunar akan lepas landas dari permukaan Bulan dan bertemu kembali dengan modul komando yang menunggu di orbit. Astronot akan kembali ke modul komando, dan bagian pendarat modul lunar ditinggalkan di orbit Bulan. Kemudian, mesin pendorong utama modul komando akan menyala untuk melakukan Trans-Earth Injection (TEI), yang akan membawa mereka kembali menuju Bumi.
Saat mendekati Bumi, modul komando akan terpisah dari modul servis (yang berisi mesin pendorong utama dan sistem pendukung). Modul komando kemudian akan memasuki atmosfer Bumi. Pelindung panas di bagian bawah kapsul akan melindungi astronot dari panas ekstrem yang dihasilkan oleh gesekan dengan atmosfer. Akhirnya, parasut akan dikembangkan untuk memperlambat penurunan, dan kapsul akan mendarat di laut atau darat, di mana tim penyelamat sudah siap menunggu.
Perjalanan ke Bulan adalah bukti kecerdasan manusia, inovasi teknologi, dan semangat eksplorasi yang tak kenal lelah. Setiap langkah, mulai dari roket raksasa hingga kapsul kecil yang kembali dengan selamat, adalah sebuah keajaiban rekayasa.