Menjelajahi luar angkasa adalah impian banyak orang, namun pernahkah Anda bertanya-tanya bagaimana para astronot dapat kembali dengan selamat ke planet asal mereka setelah berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun di orbit? Proses kepulangan astronot dari luar angkasa bukanlah perkara mudah. Ini melibatkan perencanaan matang, teknologi canggih, dan pemahaman mendalam tentang fisika orbital serta atmosfer bumi.
Sebagian besar misi awak ke luar angkasa, terutama yang berlabuh di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), menggunakan kapsul khusus untuk kembali ke Bumi. Kapsul ini, seperti Soyuz yang digunakan oleh Rusia atau Crew Dragon oleh SpaceX, dirancang untuk menjadi kendaraan kembalinya para astronot. Ketika waktunya tiba, kru akan memasuki kapsul mereka, memastikan semua sistem berfungsi optimal. Kapsul kemudian akan melepaskan diri dari ISS dengan dorongan kecil.
Pelepasan dari stasiun antariksa sangatlah penting. ISS bergerak dengan kecepatan luar biasa, sekitar 28.000 kilometer per jam. Agar kapsul dapat berpisah dan memulai lintasannya kembali ke Bumi tanpa menabrak stasiun, perhitungan harus sangat akurat. Kapsul akan menjauh perlahan dari ISS, memberikan ruang yang cukup sebelum memulai manuver deselerasi.
Untuk kembali ke Bumi, astronot tidak bisa begitu saja "turun". Mereka masih berada dalam orbit, bergerak sangat cepat mengelilingi Bumi. Kunci utama untuk kembali adalah mengurangi kecepatan orbit mereka. Ini dilakukan melalui manuver deselerasi. Kapsul akan membalik posisinya dan menyalakan mesin pendorongnya, namun kali ini dengan tujuan mengurangi momentumnya. Dorongan mesin yang berlawanan arah dengan arah geraknya ini akan memperlambat kecepatan kapsul secara signifikan.
Semakin besar perlambatan yang dilakukan, semakin rendah orbit kapsul akan turun. Perhitungan yang tepat sangat krusial di sini. Jika perlambatan terlalu sedikit, kapsul mungkin tidak akan cukup masuk ke atmosfer dan akan terus mengorbit atau bahkan terlempar ke luar angkasa. Sebaliknya, jika perlambatan terlalu banyak, kapsul bisa memasuki atmosfer terlalu dalam dan terbakar habis.
Ini adalah fase paling menegangkan dan berbahaya dalam perjalanan pulang. Ketika kapsul mulai memasuki atmosfer Bumi, gesekan dengan molekul udara akan menciptakan panas yang luar biasa. Suhu di luar permukaan kapsul bisa mencapai ribuan derajat Celsius, lebih panas dari permukaan matahari. Tanpa perlindungan yang memadai, kapsul dan isinya akan musnah.
Di sinilah peran vital perisai panas (heat shield) datang. Kapsul antariksa dilapisi dengan material khusus yang tahan panas tinggi. Material ini dirancang untuk menyerap dan menguapkan sebagian panas, membuangnya ke atmosfer. Desain kapsul juga berperan. Kapsul biasanya dirancang untuk "mengambang" atau meluncur di atmosfer, menggunakan aerodinamika untuk mengendalikan penurunan dan mendistribusikan panas.
Selama fase masuk atmosfer ini, para astronot akan merasakan gaya G yang signifikan, mirip seperti saat akselerasi jet tempur, karena kapsul melambat dari kecepatan orbital yang sangat tinggi menjadi kecepatan yang lebih rendah di bawah pengaruh gravitasi dan hambatan udara.
Setelah melewati fase masuk atmosfer yang paling panas dan intens, kapsul akan melanjutkan penurunannya dengan kecepatan yang masih cukup tinggi. Di ketinggian tertentu, serangkaian parasut akan mulai dibuka. Pertama, parasut kecil (drogue chutes) akan dibuka untuk membantu menstabilkan dan mengurangi kecepatan lebih lanjut. Kemudian, parasut utama yang jauh lebih besar akan mengembang untuk memperlambat kapsul hingga kecepatan pendaratan yang aman.
Metode pendaratan bervariasi tergantung pada jenis kapsul. Beberapa kapsul, seperti kapsul Soyuz, mendarat di darat menggunakan sistem pengereman roket yang menyala sesaat sebelum menyentuh tanah. Kapsul Crew Dragon dari SpaceX, di sisi lain, dirancang untuk mendarat di laut (splashdown), sebuah metode yang lebih lembut namun memerlukan persiapan pemulihan yang berbeda.
Lokasi pendaratan telah dihitung dan dipersiapkan jauh-jauh hari. Tim pemulihan yang terdiri dari kendaraan darat, laut, dan udara selalu siap siaga di zona pendaratan yang telah ditentukan untuk segera menjangkau dan membantu para astronot keluar dari kapsul.
Setelah mendarat dengan selamat, para astronot akan segera dievakuasi dan menjalani pemeriksaan medis. Tubuh manusia perlu waktu untuk beradaptasi kembali dengan gravitasi Bumi setelah lama berada di lingkungan tanpa bobot atau gravitasi rendah. Mereka mungkin akan merasakan pusing, kelemahan otot, dan perubahan keseimbangan. Oleh karena itu, periode rehabilitasi dan pemulihan pasca-penerbangan sangat penting bagi kesehatan jangka panjang para astronot.
Jadi, kepulangan astronot adalah sebuah simfoni presisi, keahlian rekayasa, dan keberanian. Setiap tahap, mulai dari manuver pelepasan hingga pendaratan akhir, adalah hasil dari penelitian bertahun-tahun dan pengujian yang ketat untuk memastikan keselamatan para penjelajah antariksa kita kembali ke rumah.