Memberikan Air Susu Ibu (ASI) perah yang telah disimpan di kulkas adalah solusi praktis bagi ibu yang bekerja atau memiliki jadwal padat. ASI perah menawarkan nutrisi terbaik bagi bayi sambil memastikan bayi tetap mendapatkan manfaat sentuhan ibu, meskipun ibu sedang tidak berada di dekatnya. Namun, ada prosedur khusus yang harus diikuti untuk memastikan ASI tetap aman dan berkualitas saat disajikan dingin.
Memahami Penyimpanan ASI di Kulkas
ASI perah yang disimpan di kulkas harus ditempatkan di bagian dalam kulkas, bukan di pintu. Suhu ideal di kulkas adalah 4°C atau lebih rendah. ASI yang disimpan di kulkas biasanya dapat bertahan hingga 24 jam, meskipun beberapa panduan menyarankan maksimal 4 hari jika kulkas sangat dingin dan stabil. Selalu beri label pada setiap wadah dengan tanggal dan jumlah volume ASI.
Penting untuk tidak membekukan ASI yang sudah pernah dicairkan atau dihangatkan. Setelah ASI dikeluarkan dari kulkas, ia harus segera digunakan atau dibuang jika tidak digunakan dalam waktu beberapa jam.
Langkah-Langkah Menghangatkan ASI Perah yang Dingin
Meskipun beberapa bayi tidak masalah minum ASI langsung dari kulkas (suhu sekitar 4°C), banyak bayi lebih menyukai ASI pada suhu tubuh. ASI yang dingin tidak perlu dihangatkan hingga panas; tujuannya hanya menghilangkan rasa dinginnya saja. Berikut adalah cara yang aman untuk menghangatkannya:
1. Metode Paling Aman: Rendam dalam Air Hangat
Ini adalah metode yang paling direkomendasikan karena menjaga nutrisi ASI tetap utuh dan menghindari titik panas (hot spots) yang berbahaya bagi bayi.
- Siapkan mangkuk atau wadah yang cukup besar untuk menampung botol ASI.
- Isi wadah dengan air hangat (bukan air mendidih). Suhu air sebaiknya sekitar 37°C (suam-suam kuku).
- Masukkan botol ASI yang tertutup rapat ke dalam air hangat tersebut.
- Biarkan selama beberapa menit hingga ASI mencapai suhu yang diinginkan bayi. Ganti air jika sudah terasa dingin.
2. Menghangatkan di Bawah Air Mengalir
Jika Anda terburu-buru, Anda bisa menggunakan air keran yang mengalir hangat (bukan panas).
- Pastikan botol ASI tertutup rapat.
- Alirkan air hangat secara perlahan di atas botol selama beberapa menit.
Apa yang Harus Dihindari Saat Menghangatkan ASI?
Beberapa metode yang umum dilakukan ternyata dapat merusak nutrisi ASI atau bahkan membahayakan bayi. Hindari cara-cara berikut:
Pemeriksaan Akhir Sebelum Menyusui
Setelah ASI dihangatkan, selalu lakukan pemeriksaan sebelum memberikannya kepada bayi:
- Kocok Perlahan: Lemak susu (lemak) seringkali terpisah saat disimpan. Kocok botol dengan lembut (jangan dikocok kuat-kuat) untuk meratakan lemak.
- Tes Suhu: Teteskan sedikit ASI di punggung tangan Anda. Suhu harus terasa suam-suam kuku atau sedikit hangat, tidak panas sama sekali.
- Gunakan Segera: ASI yang sudah dihangatkan harus segera diberikan kepada bayi. Jika bayi hanya menghabiskan sedikit, sisa ASI tersebut harus dibuang dalam waktu maksimal 1-2 jam setelah dihangatkan.
Tips Tambahan untuk ASI Perah Dingin
Jika bayi Anda menolak ASI yang dingin, jangan menyerah. Terkadang dibutuhkan adaptasi:
- Coba Suhu Ruangan: Biarkan ASI dingin berada di suhu ruangan selama 30 menit sebelum disajikan. Ini mungkin sudah cukup bagi bayi Anda.
- Perkenalkan Secara Bertahap: Jika Anda biasa memberi ASI hangat, campurkan sedikit ASI dingin dengan ASI hangat, lalu tingkatkan proporsi ASI dingin secara perlahan seiring waktu.
- Gunakan Dot yang Berbeda: Kadang masalahnya bukan pada suhu, tetapi pada rasa yang sedikit berbeda karena penyimpanan. Coba ganti merek atau jenis dot.
Menyimpan dan menyajikan ASI perah dengan benar memastikan bahwa bayi Anda tetap menerima manfaat nutrisi maksimal dari ASI, tidak peduli apakah ASI tersebut berasal langsung dari payudara atau dari kulkas.