Banyak ibu hamil mungkin belum menyadari bahwa persiapan untuk menyusui optimal bisa dimulai jauh sebelum bayi lahir. Salah satu fokus utama dalam persiapan ini adalah memastikan produksi Air Susu Ibu (ASI) berjalan lancar setelah persalinan. Walaupun produksi ASI biasanya memuncak setelah bayi lahir (kolostrum), beberapa langkah persiapan selama kehamilan dapat memberikan fondasi yang kuat. Ini dikenal sebagai stimulasi dini atau persiapan laktasi prenatal.
Fokus utama stimulasi ASI saat hamil adalah untuk mendorong perkembangan jaringan payudara dan, dalam kasus tertentu (terutama pada ibu yang berisiko mengalami kesulitan menyusui), memicu keluarnya sedikit kolostrum. Namun, yang lebih penting adalah edukasi dan membiasakan diri dengan perubahan tubuh. Memahami proses laktasi akan mengurangi kecemasan pasca melahirkan.
Penting dicatat: Tidak semua ibu hamil dianjurkan untuk melakukan stimulasi fisik (pemijatan atau pemerasan) karena dapat memicu kontraksi Braxton Hicks. Konsultasikan selalu dengan dokter kandungan atau konselor laktasi profesional sebelum memulai praktik fisik apa pun.
Dasar dari produksi ASI yang baik adalah nutrisi ibu yang prima. Selama hamil, pastikan asupan nutrisi Anda mendukung pertumbuhan janin sekaligus mempersiapkan tubuh untuk laktasi. Fokus pada:
ASI sebagian besar terdiri dari air. Dehidrasi ringan sekalipun dapat memengaruhi volume cairan tubuh, termasuk produksi susu. Selama trimester ketiga, kebutuhan cairan Anda meningkat secara signifikan. Usahakan minum air putih minimal 8-10 gelas sehari, atau lebih jika Anda merasa haus.
Hormon stres, terutama kortisol, dapat menjadi penghambat alami produksi ASI. Kehamilan adalah masa yang penuh perubahan dan terkadang menimbulkan kecemasan. Mengelola stres sangat krusial untuk mempersiapkan diri menyusui dengan tenang.
Bagi ibu hamil yang tidak memiliki riwayat kontraksi prematur atau komplikasi lainnya, konselor laktasi mungkin merekomendasikan stimulasi ringan di akhir kehamilan (biasanya mulai minggu ke-36 atau 37). Tujuannya adalah membiasakan puting terhadap sentuhan dan merangsang pelepasan oksitosin (hormon cinta/pelepasan ASI).
Proses ini melibatkan pemijatan lembut di sekitar areola dan memerah sedikit kolostrum (jika keluar). Jika Anda melihat adanya cairan kental berwarna kuning atau bening, ini adalah kolostrum dan sangat bermanfaat bagi bayi baru lahir. Namun, ingat, lakukan ini hanya jika dokter Anda mengizinkannya, karena rangsangan berlebihan pada rahim dapat memicu kontraksi.
Cara terbaik "memperbanyak" ASI pasca melahirkan adalah dengan memastikan pelekatan (latch-on) yang benar sejak awal. Memahami teknik menyusui saat hamil, seperti posisi pelekatan yang baik dan tanda-tanda bayi kenyang, akan mengurangi potensi masalah puting lecet atau transfer ASI yang kurang efisien, yang secara tidak langsung akan mendukung produksi ASI yang melimpah.
Mengikuti kelas laktasi prenatal atau membaca sumber terpercaya mengenai posisi menyusui adalah investasi terbaik untuk keberhasilan menyusui Anda. Semakin baik pelekatan, semakin sering dan efektif bayi mengosongkan payudara, yang merupakan sinyal utama bagi tubuh untuk memproduksi lebih banyak susu.
Penting: Informasi ini bersifat edukatif. Keputusan mengenai stimulasi fisik payudara selama kehamilan harus selalu dikonsultasikan dengan profesional kesehatan yang menangani kehamilan Anda.