Panduan Lengkap Cara Menghitung Arisan

Hitungan Arisan ? Kalkulasi Patungan

Ilustrasi perhitungan arisan.

Memahami Dasar-Dasar Arisan

Arisan adalah kegiatan patungan dana secara berkala yang lazim dilakukan di Indonesia. Tujuan utamanya adalah mengumpulkan sejumlah uang yang cukup besar dalam waktu singkat untuk dibagikan kepada salah satu anggota secara bergiliran. Agar arisan berjalan lancar, transparan, dan tanpa konflik, pemahaman yang benar mengenai cara menghitung setoran, pembagian hasil, serta manajemen risiko adalah kunci utama.

Menghitung arisan terdengar sederhana, namun kompleksitas muncul ketika kita mempertimbangkan potensi pemotongan atau premi yang mungkin diberlakukan. Secara fundamental, arisan melibatkan dua komponen utama: jumlah peserta dan besaran iuran per periode.

Langkah 1: Menentukan Komponen Utama Arisan

Sebelum memulai perhitungan matematis, kesepakatan harus dibuat mengenai beberapa parameter penting:

Menghitung Nilai Iuran Dasar

Jika arisan dilakukan tanpa adanya sistem potongan atau premi (arisan murni 100% kembali ke anggota), perhitungannya sangat mudah:

Iuran per Orang = Total Nilai Arisan (V) / Jumlah Peserta (N)

Contoh: Jika arisan bernilai Rp10.000.000 dan diikuti 10 orang, maka iuran dasar setiap orang adalah Rp1.000.000 per periode.

Langkah 2: Mengelola Sistem Potongan (Premi atau Uang Kasbon)

Banyak arisan modern menerapkan sistem potongan, sering disebut ‘uang kas’ atau ‘premi’. Potongan ini biasanya digunakan untuk biaya operasional pengurus, atau sebagai ‘uang kaget’ bagi yang mendapat giliran pertama. Inilah bagian di mana perhitungan menjadi lebih krusial.

Contoh Perhitungan Arisan dengan Potongan

Misal, arisan memiliki 10 peserta (N=10). Total dana yang ingin dibagikan adalah Rp10.000.000 (V). Namun, pengurus menetapkan potongan Rp50.000 per orang untuk kas dana sosial.

  1. Total Potongan yang Terkumpul: 10 peserta x Rp50.000 = Rp500.000.
  2. Sisa Dana yang Dibagikan (D): Rp10.000.000 - Rp500.000 = Rp9.500.000.
  3. Iuran Akhir per Orang: Dana yang harus dibayar peserta adalah Iuran Dasar + Potongan Tetap.

Dalam skenario ini, jika iuran dasar adalah Rp1.000.000, maka setiap peserta wajib membayar Rp1.050.000 (Rp1.000.000 iuran + Rp50.000 potongan).

Penting: Keterbukaan mengenai penggunaan potongan Rp500.000 ini harus dijelaskan di awal agar tidak terjadi kesalahpahaman di tengah periode berjalan.

Langkah 3: Menghitung Nilai Jatuh Tempo (Saat Sistem Lelang/Sistem Undian)

Dalam arisan, ada dua metode umum untuk menentukan siapa yang mengambil uang terlebih dahulu:

  1. Sistem Undian: Semua orang mendapat jumlah yang sama persis (V).
  2. Sistem Lelang (Sistem Potong): Anggota yang membutuhkan uang lebih cepat akan menawar (mengurangi) bagiannya sendiri.

Perhitungan Lelang (Sistem Potong)

Jika Anda adalah peserta yang mengambil di periode tertentu melalui lelang, cara menghitung uang yang Anda terima adalah sebagai berikut:

Uang Diterima = Total Nilai Arisan (V) - Jumlah Lelang (L)

Contoh: V = Rp10.000.000. Dalam lelang periode ini, anggota A menawar Rp500.000 (berarti A rela potong Rp500.000 dari haknya).

Uang yang diterima A adalah: Rp10.000.000 - Rp500.000 = Rp9.500.000.

Rp500.000 yang dipotong ini kemudian dibagikan kepada 9 anggota lain yang tersisa, sehingga setiap anggota lain mendapat tambahan sekitar Rp55.555 (Rp500.000 dibagi 9). Ini adalah cara menghitung pembagian keuntungan dari sistem lelang.

Tips Agar Perhitungan Arisan Selalu Akurat dan Adil

Transparansi adalah mata uang terpenting dalam arisan. Untuk memastikan tidak ada selisih dalam cara menghitung arisan:

  1. Dokumentasi Tertulis: Buatlah draf perjanjian arisan yang ditandatangani semua anggota, mencakup jumlah iuran, jadwal pembayaran, dan prosedur jika ada yang telat bayar atau mengundurkan diri.
  2. Penggunaan Aplikasi/Spreadsheet: Manfaatkan teknologi. Mencatat setiap transaksi dalam Google Sheets atau aplikasi khusus arisan dapat meminimalisir human error dalam perhitungan akumulasi dana.
  3. Libatkan Dua Bendahara (Jika Perlu): Untuk kelompok besar, memiliki dua orang yang bertanggung jawab mencatat keuangan dapat menjadi mekanisme pengecekan silang yang baik.
  4. Sosialisasi Perubahan Aturan: Jika ada perubahan dalam sistem potongan atau nilai iuran, pastikan seluruh anggota memahami perhitungan barunya sebelum periode berikutnya dimulai.

Dengan perhitungan yang matang dan komunikasi yang terbuka, arisan dapat menjadi sarana pengumpulan dana yang efektif tanpa menimbulkan perselisihan di antara anggota.

🏠 Homepage