Arisan uang telah menjadi tradisi sosial dan cara cerdas untuk mengumpulkan modal secara kolektif di banyak komunitas di Indonesia. Meskipun terdengar sederhana, proses perhitungan dan administrasi arisan, terutama untuk menentukan nilai nominal iuran dan siapa yang mendapatkan giliran terlebih dahulu, memerlukan ketelitian agar tidak menimbulkan kesalahpahaman antar anggota.
Artikel ini akan mengupas tuntas cara menghitung arisan uang, mulai dari menentukan sistem pembayaran hingga menghitung sisa dana jika terjadi sistem lelang.
Ilustrasi perhitungan nominal arisan.
1. Dasar Menghitung Arisan Uang
Menghitung arisan berputar pada dua komponen utama: **Total Dana Terkumpul** dan **Nilai Pokok Per Orang**. Perhitungan yang benar memastikan tidak ada anggota yang merasa dirugikan.
A. Menentukan Nominal Iuran Tetap
Ini adalah skenario paling umum. Semua anggota membayar jumlah yang sama setiap periode. Untuk menentukan nominal ini, Anda perlu:
- Menentukan total dana yang dibutuhkan (misalnya, untuk pengeluaran tertentu). Jika tidak ada, nominal ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama.
- Menentukan jumlah anggota (N).
- Menentukan jangka waktu (misalnya, 10 bulan).
Nominal Iuran = Total Dana Target / Jumlah Bulan (jika dana dibagikan rata)
Namun, dalam arisan biasa, nominal iuran adalah nilai yang disepakati. Contoh:
B. Menghitung Nilai Jatuh (Catch Amount)
Ini adalah jumlah uang yang diterima oleh anggota yang mendapat giliran di periode tersebut.
Jika tidak ada potongan administrasi, maka Nilai Jatuh sama persis dengan Total Dana Terkumpul pada periode tersebut.
2. Menghitung Arisan dengan Potongan (Sistem Admin)
Banyak kelompok arisan menambahkan potongan administrasi, biaya operasional, atau dana cadangan untuk pemenang yang mendapat giliran di awal (yang sering disebut sistem lelang).
Sistem Lelang (Sistem Potongan Tertinggi)
Dalam sistem ini, anggota yang ingin menerima uang lebih dulu akan menawar potongan harga dari total dana yang seharusnya ia terima. Anggota yang menawarkan potongan terbesar adalah yang berhak menarik dana lebih dulu.
Contoh Kasus:
- Jumlah Anggota (N): 10 orang
- Iuran Tetap per Bulan: Rp 500.000,-
- Total Dana Bulanan: Rp 5.000.000,-
Pada periode pertama, terjadi proses lelang. Anggota A menawar potongan Rp 300.000,-, Anggota B menawar Rp 450.000,-, dan seterusnya. Misalkan Anggota B menang dengan tawaran potongan Rp 450.000,-.
Total Dana Bulanan - Potongan Lelang
Rp 5.000.000,- - Rp 450.000,- = Rp 4.550.000,-
Sisa potongan (Rp 450.000,-) ini kemudian didistribusikan ulang. Ada dua skema umum untuk sisa potongan ini:
- Dibagikan Rata: Rp 450.000,- dibagi 10 anggota (Rp 45.000,- per orang). Ini artinya, semua anggota mendapat tambahan di bulan tersebut.
- Dijadikan Dana Sosial/Operasional: Potongan sepenuhnya masuk ke kas arisan untuk keperluan bersama atau dibagikan hanya kepada beberapa anggota tertentu.
3. Menghitung Sisa Dana (Saldo)
Perhitungan saldo sangat penting jika arisan memiliki dana cadangan atau jika ada skema pembagian sisa potongan lelang yang harus diakumulasi.
Pada contoh lelang di atas (jika sisa potongan dibagi rata), maka:
- Uang yang ditarik B: Rp 4.550.000,-
- Pembagian Sisa Lelang: 10 x Rp 45.000,- = Rp 450.000,-
- Total Pembayaran Bulan 1: Rp 5.000.000,- (Lunas)
Jika skema arisan Anda menetapkan ada biaya administrasi tetap Rp 20.000,- per anggota setiap bulan yang langsung masuk kas tanpa dibagikan:
Jika terjadi lelang Rp 450.000,-, dan Rp 200.000,- adalah biaya admin tetap, maka sisa Rp 250.000,- (Rp 450.000 - Rp 200.000) adalah keuntungan yang dibagikan rata kepada 10 anggota (Rp 25.000,- per orang).
4. Tips Penting dalam Administrasi Arisan
Untuk menjaga transparansi dan kelancaran, beberapa hal harus dicatat secara berkala:
- Daftar Hadir dan Pembayaran: Selalu catat siapa yang sudah membayar dan siapa yang belum.
- Notulensi Lelang: Dokumentasikan siapa penawar tertinggi, berapa nominal potongannya, dan bagaimana sisa dana didistribusikan.
- Jadwal Tetap: Tetapkan jadwal pertemuan yang konsisten untuk menghindari penundaan pembayaran.
- Transparansi Total: Semua anggota harus memiliki akses ke catatan perhitungan, terutama mengenai sisa dana arisan (jika ada).
Dengan pemahaman yang baik mengenai cara menghitung arisan uang, terutama mekanisme lelang dan pembagian sisa dana, arisan Anda dapat berjalan lancar, menyenangkan, dan terhindar dari masalah finansial di kemudian hari.