Menulis argumentasi adalah kemampuan fundamental dalam dunia akademik, profesional, dan komunikasi sehari-hari. Argumentasi yang baik bukan sekadar menyatakan pendapat, melainkan membangun jembatan logis yang meyakinkan audiens untuk menerima sudut pandang Anda. Agar tulisan Anda memiliki bobot dan daya persuasif, diperlukan struktur yang jelas dan penyajian bukti yang kuat.
Argumentasi didefinisikan sebagai serangkaian pernyataan yang dirancang untuk mendukung atau membuktikan suatu klaim (tesis). Inti dari argumentasi terletak pada hubungan logis antara **klaim**, **bukti**, dan **penalaran** yang menghubungkan keduanya. Tanpa penalaran yang kuat, bukti hanya menjadi fakta yang terpisah tanpa makna persuasif.
Tesis adalah jantung dari seluruh tulisan argumentatif Anda. Tesis harus bersifat spesifik, dapat diperdebatkan (bukan sekadar fakta umum), dan jelas menunjukkan posisi Anda. Hindari tesis yang terlalu luas atau ambigu.
Klaim tanpa dukungan adalah opini kosong. Bukti adalah tulang punggung argumentasi Anda. Pastikan bukti yang Anda gunakan relevan, kredibel, dan memadai.
Banyak penulis gagal di tahap ini. Penalaran adalah penjelasan logis tentang *mengapa* bukti yang Anda sajikan mendukung tesis Anda. Ini menjelaskan asumsi yang Anda buat dan bagaimana fakta mengarah ke kesimpulan.
Misalnya, jika Anda menyatakan: "Peningkatan biaya BBM akan menyebabkan inflasi (Tesis), karena BBM adalah input utama hampir semua sektor produksi (Bukti)," maka penalaran Anda adalah menjelaskan mekanisme transmisi kenaikan biaya input ke harga konsumen akhir.
Setiap paragraf inti dalam tulisan argumentatif idealnya mengikuti struktur yang konsisten, sering disebut sebagai struktur *CLAIM-EVIDENCE-REASONING* (CER) atau variannya:
Argumentasi yang kuat tidak mengabaikan pandangan lawan. Mengakui dan kemudian menyanggah argumen tandingan menunjukkan bahwa Anda telah mempertimbangkan masalah secara menyeluruh. Ini meningkatkan kredibilitas Anda.
Tekniknya adalah: Nyatakan sanggahan secara adil (agar tidak terkesan memutarbalikkan), kemudian tunjukkan kelemahan logis, data yang lebih kuat, atau batasan cakupan dari sanggahan tersebut, lalu kembalikan fokus pada tesis Anda.
Kesimpulan harus lebih dari sekadar mengulang tesis dan poin utama. Gunakan kesimpulan untuk menegaskan kembali pentingnya posisi Anda, memberikan implikasi yang lebih luas, atau menyarankan tindakan selanjutnya. Biarkan pembaca meninggalkan tulisan Anda dengan pemahaman yang diperkuat mengenai validitas argumen Anda.
Dengan mengikuti langkah-langkah terstruktur ini—memulai dengan tesis tajam, didukung bukti kuat, dijelaskan dengan penalaran logis, dan mengakui sanggahan—kemampuan menulis argumentasi Anda akan meningkat secara signifikan.