Kurikulum Merdeka menekankan pembelajaran yang berpusat pada siswa dan pengembangan profil pelajar Pancasila. Asesmen menjadi alat penting untuk memantau perkembangan belajar siswa, memberikan umpan balik konstruktif, dan merancang pembelajaran selanjutnya. Di Kelas 1 SD, asesmen harus bersifat menyenangkan, tidak mengintimidasi, dan berfokus pada pemahaman konsep dasar serta pembentukan karakter.
Asesmen dalam Kurikulum Merdeka tidak hanya berorientasi pada hasil akhir, tetapi juga pada proses belajar siswa. Guru berperan sebagai fasilitator yang mengamati, mencatat, dan memberikan dukungan sesuai kebutuhan individu siswa. Berbeda dengan kurikulum sebelumnya, Kurikulum Merdeka mendorong asesmen yang lebih holistik, mempertimbangkan berbagai aspek perkembangan siswa, baik akademik maupun non-akademik.
Prinsip Dasar Asesmen Kelas 1 SD
Beberapa prinsip penting yang perlu dipegang dalam melakukan asesmen di Kelas 1 SD:
Formatif: Asesmen dilakukan secara berkelanjutan selama proses pembelajaran untuk memantau kemajuan siswa dan memberikan umpan balik.
Sumatif: Asesmen dilakukan di akhir periode pembelajaran untuk mengukur pencapaian belajar siswa terhadap tujuan pembelajaran.
Otentik: Asesmen dirancang agar relevan dengan kehidupan nyata siswa dan menggunakan tugas-tugas yang bermakna.
Holistik: Meliputi berbagai aspek perkembangan siswa, termasuk kemampuan kognitif, sosial-emosional, fisik, dan keterampilan.
Berpusat pada Siswa: Mempertimbangkan keberagaman latar belakang, gaya belajar, dan kecepatan belajar setiap siswa.
Pelaksanaan asesmen yang baik akan memberikan gambaran yang jelas mengenai kekuatan dan area yang perlu ditingkatkan oleh setiap siswa, sehingga guru dapat mengambil langkah intervensi yang tepat.
Contoh Bentuk Asesmen untuk Mata Pelajaran
Berikut adalah beberapa contoh asesmen yang dapat diterapkan di Kelas 1 SD, disesuaikan dengan mata pelajaran:
1. Bahasa Indonesia
Asesmen Membaca: Siswa diminta membaca kalimat sederhana (misalnya, "Ini bola.") secara lisan, guru mencatat ketepatan pelafalan dan pemahaman kata. Bisa juga dengan mencocokkan gambar dengan tulisan.
Asesmen Menulis: Siswa diminta menyalin kata-kata sederhana atau menuliskan huruf sesuai contoh. Guru menilai kerapian, kesesuaian huruf dengan suara, dan penguasaan arah goresan.
Asesmen Berbicara/Mendengarkan: Siswa diminta menceritakan kembali isi gambar sederhana atau menjawab pertanyaan lisan tentang suatu cerita pendek.
2. Matematika
Asesmen Mengenal Angka: Siswa diminta menuliskan angka yang ditunjuk, menghitung jumlah benda, atau mencocokkan angka dengan jumlah benda.
Asesmen Pemecahan Masalah Sederhana: Guru memberikan soal cerita sederhana (misalnya, "Adi punya 2 apel, Ibu memberi 1 apel lagi. Berapa apel Adi sekarang?") dan siswa diminta menjawabnya dengan bantuan gambar atau benda konkret.
Asesmen Mengenal Bentuk: Siswa diminta mengidentifikasi dan menyebutkan nama-nama bentuk dasar (lingkaran, persegi, segitiga) dari benda-benda di sekitarnya.
3. Pendidkan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK)
Asesmen Gerak Dasar: Siswa diminta melakukan gerakan dasar seperti berjalan, berlari, melompat, melempar, dan menangkap bola. Guru menilai kesesuaian gerakan dengan instruksi.
Asesmen Pengenalan Aturan Sederhana: Siswa diminta menunjukkan pemahaman tentang aturan bermain sederhana, misalnya antre atau berbagi alat.
4. Seni dan Budaya
Asesmen Menggambar/Mewarnai: Siswa diminta menggambar objek sesuai tema atau mewarnai gambar. Guru menilai kreativitas, penggunaan warna, dan kehalusan garis.
Asesmen Bernyanyi/Bermain Alat Musik Sederhana: Siswa diminta menyanyikan lagu anak-anak atau memainkan alat musik ritmis sederhana (misalnya, rebana). Guru menilai ketepatan nada dan irama.
Asesmen Non-Akademik: Pengembangan Profil Pelajar Pancasila
Kurikulum Merdeka sangat menitikberatkan pada pembentukan karakter siswa sesuai dengan dimensi Profil Pelajar Pancasila. Asesmen untuk aspek ini bisa dilakukan melalui observasi dan refleksi:
Gotong Royong: Mengamati interaksi siswa saat bekerja kelompok. Apakah mereka saling membantu, berbagi tugas, dan menghargai pendapat teman?
Berkebinekaan Global: Melalui diskusi tentang keragaman budaya, bahasa, atau teman dari berbagai latar belakang. Mengamati sikap toleransi dan rasa ingin tahu siswa.
Mandiri: Mengamati kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas tanpa terlalu bergantung pada guru atau teman, serta kemampuan merawat perlengkapan belajar.
Bernalar Kritis: Memberikan pertanyaan terbuka yang mendorong siswa berpikir, misalnya "Mengapa daun berwarna hijau?" dan mengamati proses berpikir mereka.
Kreatif: Melalui tugas-tugas seni, bercerita, atau bermain peran yang memungkinkan siswa mengeksplorasi ide-ide baru.
Beriman dan Bertakwa kepada Tuhan YME, serta Berakhlak Mulia: Melalui observasi sikap sehari-hari, seperti berdoa sebelum dan sesudah kegiatan, mengucapkan terima kasih, dan berperilaku santun.
Dokumentasi observasi ini dapat berupa catatan anekdot, rubrik sederhana, atau portofolio karya siswa yang menunjukkan perkembangan karakter.
Teknik dan Instrumen Asesmen
Untuk mendukung pelaksanaan asesmen, guru dapat menggunakan berbagai teknik dan instrumen, antara lain:
Observasi (Pengamatan): Guru mengamati perilaku dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
Penugasan: Memberikan tugas kepada siswa, baik individu maupun kelompok, untuk dikerjakan di kelas atau di rumah.
Tes Lisan: Bertanya jawab langsung dengan siswa untuk mengukur pemahaman mereka.
Tes Tertulis: Menggunakan soal pilihan ganda, isian singkat, atau uraian singkat.
Portofolio: Kumpulan karya siswa yang menunjukkan perkembangan belajar dari waktu ke waktu.
Jurnal Refleksi Guru: Catatan guru mengenai perkembangan siswa dan tantangan yang dihadapi dalam pembelajaran.
Penting bagi guru untuk merancang instrumen asesmen yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, jenjang kelas, dan karakteristik siswa. Keberagaman teknik ini memastikan bahwa asesmen yang dilakukan komprehensif dan mencerminkan kemampuan siswa secara utuh.
Kesimpulan
Asesmen dalam Kurikulum Merdeka untuk Kelas 1 SD haruslah dinamis, menyenangkan, dan berfokus pada perkembangan holistik siswa. Dengan menerapkan berbagai teknik asesmen formatif dan sumatif, guru dapat memberikan dukungan yang tepat bagi setiap siswa untuk mencapai potensi terbaiknya dan menumbuhkan kecintaan belajar sejak dini.