Tekanan darah merupakan salah satu indikator penting kesehatan tubuh, khususnya jantung dan pembuluh darah. Tekanan darah yang normal menunjukkan bahwa jantung bekerja dengan efisien untuk memompa darah ke seluruh tubuh, menyediakan oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan oleh setiap sel. Namun, apa jadinya jika tekanan darah ini menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah? Kondisi ini dikenal sebagai hipertensi (darah tinggi) dan hipotensi (darah rendah), yang keduanya memiliki implikasi serius bagi kesehatan jika tidak ditangani dengan baik.
Hipertensi, atau tekanan darah tinggi, adalah kondisi kronis di mana gaya tekanan darah pada dinding arteri terus-menerus meningkat. Tekanan darah diukur dalam dua angka: sistolik (angka atas), yaitu tekanan saat jantung berdetak, dan diastolik (angka bawah), yaitu tekanan saat jantung beristirahat di antara detak. Tekanan darah normal umumnya di bawah 120/80 mmHg. Hipertensi sering kali disebut sebagai "silent killer" karena biasanya tidak menunjukkan gejala yang jelas pada tahap awal, namun dapat menyebabkan kerusakan serius pada organ-organ vital seperti jantung, otak, ginjal, dan mata seiring waktu. Faktor risiko hipertensi meliputi usia, riwayat keluarga, obesitas, kurangnya aktivitas fisik, pola makan tidak sehat (tinggi garam dan lemak jenuh), merokok, konsumsi alkohol berlebihan, dan stres kronis.
Meskipun sering tanpa gejala, pada kasus yang lebih parah atau saat terjadi krisis hipertensi, gejala berikut bisa muncul:
Penting untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin, terutama jika Anda memiliki faktor risiko. Penanganan hipertensi biasanya melibatkan perubahan gaya hidup sehat dan, jika perlu, obat-obatan yang diresepkan oleh dokter.
Sebaliknya, hipotensi atau tekanan darah rendah terjadi ketika tekanan darah jauh lebih rendah dari normal. Tekanan darah di bawah 90/60 mmHg umumnya dianggap sebagai hipotensi. Meskipun kadang-kadang tidak berbahaya, hipotensi dapat menyebabkan gejala yang mengganggu dan dalam beberapa kasus, bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan mendasar. Hipotensi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk dehidrasi, kehilangan darah, masalah jantung, gangguan endokrin (seperti masalah tiroid atau diabetes), reaksi alergi parah, infeksi serius, dan efek samping obat-obatan tertentu.
Gejala hipotensi yang umum meliputi:
Jika Anda mengalami gejala-gejala ini secara tiba-tiba atau parah, segera cari pertolongan medis. Penanganan hipotensi bergantung pada penyebabnya. Terapi bisa mencakup peningkatan asupan cairan dan garam (jika direkomendasikan oleh dokter), penyesuaian obat, atau penanganan kondisi medis yang mendasarinya.
Baik darah tinggi maupun darah rendah dapat membahayakan kesehatan jika dibiarkan. Kuncinya adalah menjaga keseimbangan. Gaya hidup sehat adalah pondasi utama dalam pencegahan dan pengelolaan kedua kondisi ini. Ini mencakup konsumsi makanan bergizi seimbang, kaya buah, sayur, dan biji-bijian utuh; batasi asupan garam, gula, dan lemak tidak sehat; berolahraga secara teratur; menjaga berat badan ideal; kelola stres dengan baik; hindari merokok dan konsumsi alkohol berlebihan; serta cukup tidur.
Jangan pernah meremehkan pentingnya pemeriksaan kesehatan rutin. Dengan mengetahui kondisi tekanan darah Anda secara berkala, Anda dapat mengambil langkah pencegahan yang tepat atau memulai pengobatan sedini mungkin. Konsultasikan dengan dokter untuk diagnosis dan penanganan yang akurat, karena kondisi setiap individu berbeda dan memerlukan pendekatan yang personal.
Memahami darah tinggi dan darah rendah adalah langkah awal untuk menjaga kesehatan jantung dan kualitas hidup Anda. Lakukan yang terbaik untuk tubuh Anda!