Kesehatan jantung dan pembuluh darah adalah fondasi penting bagi kualitas hidup. Dua kondisi yang sering dibicarakan terkait hal ini adalah darah tinggi (hipertensi) dan darah rendah (hipotensi). Keduanya menunjukkan adanya ketidakseimbangan dalam tekanan darah yang mengalir di dalam arteri tubuh kita. Meskipun berbeda, kedua kondisi ini dapat memicu gejala yang mengganggu dan jika tidak ditangani dengan serius, berpotensi menimbulkan komplikasi yang lebih berbahaya.
Darah tinggi, atau hipertensi, adalah kondisi kronis di mana tekanan darah pada dinding arteri meningkat secara signifikan dan berkelanjutan. Tekanan darah diukur dalam milimeter merkuri (mmHg) dan terdiri dari dua angka: angka sistolik (tekanan saat jantung berdetak) dan angka diastolik (tekanan saat jantung beristirahat di antara detak). Secara umum, tekanan darah normal adalah di bawah 120/80 mmHg. Dikatakan darah tinggi jika tekanan darah secara konsisten berada di atas 130/80 mmHg.
Penyebab darah tinggi bisa beragam, mulai dari faktor gaya hidup hingga kondisi medis tertentu. Beberapa faktor risiko utama meliputi:
Gejala darah tinggi seringkali tidak disadari karena kondisinya seringkali tanpa gejala yang jelas (asimptomatik) sampai mencapai tingkat yang parah. Namun, beberapa gejala yang mungkin muncul meliputi sakit kepala hebat, pusing, mimisan, sesak napas, penglihatan kabur, nyeri dada, dan denyut jantung tidak teratur. Penting untuk diingat bahwa gejala ini bisa saja tidak spesifik dan bisa disebabkan oleh kondisi lain.
Sebaliknya, darah rendah atau hipotensi terjadi ketika tekanan darah seseorang secara signifikan lebih rendah dari biasanya. Meskipun tidak selalu berbahaya, hipotensi dapat menyebabkan gejala yang mengganggu dan pada kasus tertentu, bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang mendasarinya. Secara umum, tekanan darah dianggap rendah jika angkanya di bawah 90/60 mmHg.
Berbagai faktor dapat menyebabkan darah rendah, di antaranya:
Gejala umum dari darah rendah meliputi pusing atau kepala terasa ringan, pandangan berkunang-kunang, mual, kelelahan, kulit dingin dan lembab, napas pendek atau cepat, serta kebingungan.
Baik darah tinggi maupun darah rendah memerlukan perhatian medis. Diagnosis yang tepat sangat penting untuk menentukan penyebab dan rencana penanganan yang sesuai. Dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik, menanyakan riwayat kesehatan Anda, serta melakukan pengukuran tekanan darah secara berkala. Terkadang, tes darah, tes urine, atau pemeriksaan penunjang lain seperti EKG (elektrokardiogram) mungkin diperlukan.
Untuk darah tinggi, penanganan umumnya meliputi perubahan gaya hidup seperti diet sehat rendah garam, olahraga teratur, menjaga berat badan ideal, berhenti merokok, dan mengelola stres. Jika perubahan gaya hidup tidak cukup, dokter akan meresepkan obat antihipertensi. Sementara itu, penanganan darah rendah tergantung pada penyebabnya. Jika disebabkan oleh dehidrasi, cairan yang cukup akan membantu. Jika karena kondisi medis tertentu, penanganan penyakit dasarnya menjadi prioritas. Kadang-kadang, dokter dapat merekomendasikan penyesuaian pola makan atau penambahan asupan garam (jika diindikasikan secara medis).
Penting untuk diingat: Jangan pernah mendiagnosis diri sendiri atau mengonsumsi obat tanpa resep dokter. Selalu konsultasikan kondisi kesehatan Anda kepada profesional medis untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan aman.
Memantau tekanan darah secara teratur, terutama jika Anda memiliki faktor risiko, adalah langkah pencegahan yang bijak. Dengan pemahaman yang baik tentang kondisi darah tinggi dan darah rendah, serta kesadaran akan gejala dan pentingnya pemeriksaan rutin, Anda dapat mengambil langkah proaktif untuk menjaga kesehatan kardiovaskular Anda.