Ilustrasi yang menggambarkan potensi risiko terkait bahan bangunan.
Dinding rumah dari asbes, atau yang lebih dikenal dengan sebutan seng asbes, pernah menjadi pilihan populer dalam konstruksi bangunan di Indonesia. Material ini sering digunakan sebagai atap atau dinding karena dianggap memiliki beberapa keunggulan, seperti tahan api, tahan karat, kuat, dan harganya yang relatif terjangkau. Namun, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kesehatan, muncul banyak kekhawatiran mengenai dampak negatif asbes terhadap kesehatan manusia.
Keunggulan dan Popularitas Dinding Rumah dari Asbes
Sebelum kita membahas risiko, penting untuk memahami mengapa asbes pernah begitu diminati. Beberapa alasan utamanya adalah:
Ketahanan Api: Asbes merupakan material yang tidak mudah terbakar, menjadikannya pilihan yang aman untuk mencegah penyebaran api.
Ketahanan Terhadap Korosi: Tidak seperti logam, asbes tidak berkarat, sehingga lebih tahan lama di lingkungan yang lembap.
Kekuatan Struktural: Serat asbes memberikan kekuatan tambahan pada material, membuatnya kokoh dan mampu menahan beban.
Isolasi yang Baik: Asbes memiliki kemampuan isolasi termal dan akustik yang cukup baik, membantu menjaga suhu ruangan dan meredam suara.
Biaya Terjangkau: Dibandingkan material lain pada masanya, biaya produksi dan pemasangan asbes relatif lebih murah, sehingga sangat menarik bagi masyarakat luas.
Karena keunggulan-keunggulan ini, banyak rumah, terutama di daerah pedesaan atau perkotaan yang berkembang pesat, menggunakan seng asbes sebagai material dinding dan atap. Bangunan sekolah, gudang, hingga rumah tinggal seringkali terlihat menggunakan material ini.
Risiko Kesehatan Akibat Paparan Asbes
Di balik keunggulannya, risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh serat asbes sangatlah serius dan menjadi perhatian utama badan kesehatan dunia. Asbes terdiri dari serat-serat mikroskopis yang sangat halus. Ketika material yang mengandung asbes rusak, terpotong, atau tergerus, serat-serat ini dapat terlepas ke udara dan terhirup oleh manusia.
Serat asbes yang terhirup dapat masuk jauh ke dalam paru-paru dan sistem pernapasan lainnya. Tubuh manusia tidak mampu mengeluarkan serat-serat ini secara efektif. Seiring waktu, serat asbes dapat menyebabkan peradangan kronis dan kerusakan jaringan paru-paru, yang berujung pada beberapa penyakit serius, antara lain:
Asbestosis: Penyakit ini menyebabkan jaringan parut pada paru-paru akibat paparan asbes. Gejalanya meliputi sesak napas, batuk kronis, dan nyeri dada.
Kanker Paru-paru: Risiko terkena kanker paru-paru meningkat secara signifikan pada orang yang terpapar asbes, terutama jika mereka juga perokok.
Mesothelioma: Ini adalah jenis kanker langka yang menyerang lapisan paru-paru (pleura), dinding dada, atau rongga perut. Mesothelioma hampir selalu dikaitkan dengan paparan asbes.
Kanker Lain: Paparan asbes juga dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker laring, ovarium, dan beberapa jenis kanker lainnya.
Penting untuk dicatat bahwa penyakit-penyakit ini seringkali memiliki masa inkubasi yang sangat lama, bisa puluhan tahun setelah paparan awal terjadi. Hal ini membuat identifikasi penyebab penyakit menjadi lebih sulit di kemudian hari.
Dinding Rumah dari Asbes di Masa Kini: Apa yang Harus Dilakukan?
Mengingat risiko kesehatan yang telah terbukti, penggunaan asbes sebagai bahan bangunan telah dilarang di banyak negara, termasuk Indonesia melalui regulasi yang mulai diterapkan. Namun, masih banyak bangunan lama yang menggunakan material ini.
Jika rumah Anda masih menggunakan dinding atau atap dari seng asbes, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:
Jangan Panik, Tapi Waspada: Jika material asbes dalam kondisi baik dan tidak terganggu, risiko pelepasan seratnya relatif rendah. Hindari melakukan aktivitas yang dapat merusak material tersebut, seperti memaku, memotong, atau mengampelas.
Hindari Perbaikan Sendiri: Jika ada kerusakan pada material asbes, jangan mencoba memperbaikinya sendiri. Hubungi profesional yang terlatih dalam penanganan dan pembuangan asbes.
Pertimbangkan Penggantian: Pilihan teraman adalah mengganti material asbes dengan bahan bangunan yang lebih modern dan aman. Proses penggantian ini harus dilakukan oleh tenaga ahli yang memiliki prosedur keselamatan ketat untuk meminimalkan paparan serat asbes.
Pembersihan Area Sekitar: Lakukan pembersihan rutin di area sekitar material asbes menggunakan metode basah (menyapu dengan kain basah atau menggunakan penyedot debu khusus HEPA) untuk mencegah serat beterbangan. Hindari menggunakan sapu kering atau penyedot debu biasa.
Penanganan asbes memerlukan kehati-hatian ekstra dan pemahaman mendalam tentang risikonya. Prioritaskan kesehatan Anda dan keluarga dengan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengelola atau mengganti material yang berpotensi berbahaya ini.