Mengenal Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) Pusmenjar Kemdikbud

AKM

Di era digitalisasi dan perubahan yang begitu cepat, dunia pendidikan dituntut untuk terus beradaptasi dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Salah satu upaya signifikan yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) melalui Pusat Asesmen dan Pembelajaran (Pusmenjar) adalah melalui implementasi Asesmen Kompetensi Minimum (AKM). Laman resmi yang berkaitan dengan ini seringkali diakses melalui alamat seperti http://pusmenjar.kemdikbud.go.id/akm, menjadi sumber informasi vital bagi para pendidik, siswa, dan pemangku kepentingan lainnya.

AKM bukanlah sebuah ujian nasional seperti Ujian Nasional (UN) yang sebelumnya ada. Konsep AKM lebih fokus pada pengukuran kemampuan mendasar yang dibutuhkan oleh seluruh siswa untuk dapat berkembang di masa depan, baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah. AKM mengukur dua kompetensi utama yang menjadi fondasi bagi setiap siswa untuk belajar sepanjang hayat, yaitu literasi membaca dan literasi matematika (numerasi).

Mengapa AKM Penting?

Tujuan utama AKM adalah untuk memetakan kualitas sistem pendidikan di tingkat nasional. Dengan hasil AKM, pemerintah dapat mengidentifikasi area-area yang membutuhkan intervensi dan dukungan lebih lanjut. Ini bukan tentang menilai individu siswa, tetapi lebih kepada menilai kualitas pembelajaran yang diterima oleh siswa di berbagai sekolah dan daerah. Hasil AKM digunakan sebagai alat diagnostik untuk perbaikan kualitas pembelajaran.

Melalui pemetaan ini, Pusmenjar Kemdikbud dapat menyusun berbagai program dukungan yang lebih tepat sasaran. Dukungan tersebut bisa berupa pelatihan bagi guru, pengembangan kurikulum, penyediaan sumber belajar yang lebih baik, hingga perbaikan infrastruktur jika diperlukan. Dengan demikian, AKM berperan sebagai katalisator untuk peningkatan mutu pendidikan secara berkelanjutan.

Komponen Utama AKM

1. Literasi Membaca

Kompetensi ini mengukur kemampuan siswa dalam memahami, menggunakan, mengevaluasi, dan merefleksikan berbagai jenis teks untuk menyelesaikan masalah dan mengembangkan pemikiran serta partisipasi dalam masyarakat. Literasi membaca tidak hanya tentang kemampuan mengeja atau membaca kata, tetapi lebih kepada pemahaman makna yang terkandung dalam teks, baik itu teks informasional maupun teks sastra. Kemampuan ini sangat krusial karena hampir semua pembelajaran di sekolah maupun di luar sekolah bergantung pada pemahaman bacaan.

2. Literasi Matematika (Numerasi)

Kompetensi numerasi mengukur kemampuan siswa dalam menggunakan berbagai macam angka dan simbol yang berkaitan dengan matematika dasar untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Ini mencakup kemampuan untuk bernalar menggunakan konsep matematika, serta memahami dan menginterpretasikan informasi yang disajikan dalam bentuk angka, grafik, tabel, atau diagram. Numerasi sangat penting agar siswa dapat berpartisipasi secara efektif dalam masyarakat yang semakin kompleks dan berbasis data.

Struktur AKM

AKM dirancang untuk mengukur kompetensi siswa pada tingkat yang berbeda-beda. Bentuk soalnya pun bervariasi, tidak hanya pilihan ganda, tetapi juga mencakup soal isian singkat, menjodohkan, bahkan tugas yang membutuhkan analisis lebih mendalam. Penggunaan teknologi dalam pelaksanaan AKM juga menjadi salah satu fokus, dengan harapan dapat mempermudah akses dan analisis data.

Situs http://pusmenjar.kemdikbud.go.id/akm seringkali menyediakan berbagai materi pendukung, contoh soal, panduan pelaksanaan, dan laporan hasil analisis yang dapat diakses oleh publik. Informasi di portal ini sangat berharga bagi para guru yang ingin mempersiapkan siswanya menghadapi asesmen, serta bagi orang tua yang ingin memahami lebih dalam mengenai tujuan dan manfaat AKM bagi perkembangan pendidikan anak mereka.

Dampak dan Manfaat AKM

Implementasi AKM diharapkan dapat mendorong perubahan paradigma dalam pembelajaran. Alih-alih berfokus pada hafalan materi, guru akan lebih diarahkan untuk mengajarkan cara berpikir kritis, kemampuan pemecahan masalah, dan literasi yang kuat. Siswa akan diajak untuk aktif belajar, menggali informasi, dan menerapkan pengetahuan mereka dalam konteks yang relevan.

Dengan adanya AKM, diharapkan terjadi peningkatan kualitas guru melalui program-program pelatihan yang lebih terarah berdasarkan hasil asesmen. Sekolah juga akan lebih termotivasi untuk berinovasi dalam metode pengajaran mereka agar dapat memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan. Pada akhirnya, tujuan besar dari AKM adalah untuk memastikan bahwa setiap siswa Indonesia memiliki fondasi kompetensi yang kokoh untuk menghadapi tantangan di masa depan dan menjadi individu yang berkontribusi positif bagi bangsa.

Oleh karena itu, memahami dan memanfaatkan sumber daya yang tersedia di http://pusmenjar.kemdikbud.go.id/akm adalah langkah krusial bagi seluruh elemen pendidikan di Indonesia untuk bersama-sama mewujudkan visi pendidikan yang lebih baik.

🏠 Homepage