Arisan adalah kegiatan sosial ekonomi yang telah mengakar kuat dalam budaya masyarakat Indonesia. Pada dasarnya, arisan adalah kegiatan menabung bersama secara periodik (biasanya bulanan) di mana setiap anggota menyetorkan sejumlah uang yang sama pada setiap pertemuan. Kemudian, satu anggota akan terpilih (melalui undian atau sistem kocok) untuk menerima total uang yang terkumpul pada periode tersebut. Meskipun inti mekanismenya sederhana, jenis jenis arisan yang berkembang kini sangat beragam, menyesuaikan dengan kebutuhan, tujuan, dan latar belakang kelompok pesertanya.
Keindahan arisan terletak pada dualitas fungsinya: ia bukan hanya alat pengumpul modal informal, tetapi juga sarana mempererat tali silaturahmi dan interaksi sosial. Jenis arisan sering kali dibedakan berdasarkan objek yang dikumpulkan, sistem pembagian, hingga tujuan keikutsertaan anggotanya.
1. Arisan Berdasarkan Objek Pengumpulan
Perbedaan paling mendasar terletak pada apa yang dikumpulkan dan dibagikan. Meskipun uang adalah yang paling umum, variasi lain turut populer:
- Arisan Uang Tunai (Konvensional): Ini adalah bentuk paling klasik. Setiap anggota menyetor uang (misalnya Rp100.000) setiap bulan, dan pemenang bulan itu membawa pulang total uang yang terkumpul (jika ada 20 anggota, pemenang mendapat Rp2.000.000). Ini berfungsi sebagai tabungan paksa dan sumber modal mendadak.
- Arisan Barang/Barang Dagangan: Umumnya diterapkan oleh komunitas hobi atau kelompok ibu-ibu yang gemar berbelanja. Alih-alih uang tunai, pemenang undian berhak mendapatkan satu barang tertentu yang telah disepakati nilainya, seperti perhiasan, kosmetik, perabot rumah tangga, atau bahkan emas batangan.
- Arisan Sepeda/Elektronik: Mirip dengan arisan barang, namun fokusnya adalah barang bernilai relatif tinggi seperti sepeda mahal atau gawai terbaru. Biasanya, nilai barang dihitung setara dengan jumlah iuran bulanan dikalikan jumlah anggota.
2. Arisan Berdasarkan Sistem Pembagian Dana
Sistem pengundian adalah jantung arisan, namun ada modifikasi agar lebih adil atau lebih menguntungkan anggota tertentu:
- Arisan Kocok (Undian Acak): Sistem paling murni. Setiap pertemuan, nama anggota dikocok secara terbuka. Ini menimbulkan unsur kejutan dan tantangan bagi mereka yang sedang membutuhkan modal besar di awal.
- Arisan Sistem Ngari (Maju Teratur): Anggota mendapatkan giliran berdasarkan urutan pendaftaran atau kesepakatan sebelumnya. Sistem ini memberikan kepastian kapan seseorang akan mendapatkan giliran, sehingga perencanaan keuangan menjadi lebih mudah.
- Arisan Sistem Lelang/Sistem Potong Di Depan (Sistem "Jebol"): Ini adalah variasi yang menarik. Pada arisan jenis ini, ketika nama anggota dikocok, anggota tersebut boleh menawar (melelang) berapa banyak uang yang ingin dia ambil saat itu. Misalnya, jika total dana Rp2 juta, anggota yang mendapat giliran bisa memilih mengambil Rp1,8 juta (berarti "memotong" Rp200.000 sebagai premi bagi anggota lain) atau mengambil penuh. Sistem ini memberi prioritas bagi yang sangat mendesak.
3. Arisan Berdasarkan Fokus dan Komunitas
Fokus arisan seringkali menentukan siapa yang bergabung dan bagaimana pertemuan dilakukan:
- Arisan Sosial (Silaturahmi): Fokus utamanya adalah bertemu, bersosialisasi, dan menjaga hubungan baik antar anggota. Meskipun ada unsur finansial, suasana pertemuan sangat santai, sering diisi dengan makan bersama atau diskusi ringan. Biasanya diikuti oleh tetangga, rekan kerja, atau kelompok pertemanan dekat.
- Arisan Bisnis/Profesional: Arisan ini sering diadakan di lingkungan kerja atau antar pengusaha kecil. Selain mengumpulkan dana, pertemuan ini menjadi ajang saling bertukar informasi bisnis, mencari koneksi baru, atau bahkan mendapatkan klien. Iuran seringkali lebih besar dan pertemuan lebih terstruktur.
- Arisan Khusus Tujuan (Misalnya Arisan Haji/Umroh): Kelompok ini secara spesifik mengumpulkan dana untuk satu tujuan besar, seperti membiayai ibadah haji atau umroh. Karena targetnya jangka panjang, nilai iuran biasanya disepakati agar cukup untuk mencapai target dana dalam periode waktu tertentu.
Fleksibilitas adalah kekuatan utama arisan. Dengan memahami berbagai jenis jenis arisan, seseorang dapat memilih wadah yang paling sesuai dengan kapasitas finansial dan tujuan sosialnya. Entah itu sebagai tabungan darurat, modal usaha, atau sekadar alasan untuk berkumpul dan berbagi cerita, arisan tetap menjadi institusi keuangan mikro yang relevan di tengah masyarakat modern.