Ilustrasi: Pengaruh waktu jeda pada suplai ASI.
Air Susu Ibu (ASI) adalah nutrisi terbaik dan termudah bagi bayi. Produksi ASI bekerja berdasarkan prinsip penawaran dan permintaan. Semakin sering bayi menyusu atau semakin sering ASI dikeluarkan (baik melalui pompa atau perah manual), semakin banyak tubuh ibu memproduksi. Namun, apa yang terjadi jika frekuensi menyusui atau pemompaan terhenti secara signifikan, misalnya jika ASI tidak diminumkan selama 2 hari?
Dua hari (48 jam) adalah periode yang cukup signifikan dalam mempertahankan dinamika produksi laktasi. Penghentian pemberian ASI atau pengosongan payudara dalam durasi ini dapat memicu respons tubuh yang jelas, terutama jika ibu adalah seorang penyedia ASI eksklusif.
Tubuh ibu memiliki hormon bernama Prolaktin, yang bertanggung jawab untuk memproduksi ASI, dan Oksitosin, yang bertanggung jawab untuk refleks pengeluaran ASI. Ketika payudara tidak dikosongkan, terjadi penumpukan residu ASI.
Di dalam payudara terdapat faktor penghambatan laktasi (Feedback Inhibitor of Lactation/FIL). FIL ini akan meningkat seiring dengan penuhnya payudara. Ketika kadar FIL tinggi, sinyal ke otak untuk memproduksi ASI akan menurun drastis. Berhenti menyusui atau memompa selama dua hari penuh memberikan kesempatan bagi FIL untuk bekerja secara maksimal.
Jika selama 2 hari ASI benar-benar tidak dikeluarkan, beberapa hal utama dapat terjadi:
Kabar baiknya, produksi ASI sangat responsif. Meskipun terjadi penurunan tajam setelah 48 jam jeda, suplai sering kali masih bisa dipulihkan. Pemulihan memerlukan konsistensi dan kerja keras.
Jangan menunggu bayi lapar. Segera lakukan stimulasi pada kedua payudara sesering mungkin, idealnya setiap 2-3 jam sekali, termasuk pada malam hari, selama beberapa hari pertama.
Untuk meningkatkan volume dalam waktu singkat, terapkan teknik power pumping (memompa intensif) setidaknya sekali sehari. Contohnya: Pompa selama 10 menit, istirahat 10 menit, pompa 10 menit, istirahat 10 menit, pompa 10 menit. Ulangi siklus ini setiap hari sampai produksi terasa meningkat.
Pastikan asupan cairan Anda sangat banyak (minimal 2,5 hingga 3 liter per hari) dan konsumsi makanan bergizi seimbang. Kelelahan dan dehidrasi adalah penghambat besar dalam pemulihan produksi ASI.
Jika setelah 3-4 hari melakukan stimulasi intensif, Anda merasa produksi ASI tidak kembali optimal, atau jika muncul tanda-tanda pembengkakan parah, kemerahan, demam, atau nyeri hebat, sangat penting untuk segera menghubungi konselor laktasi bersertifikat (IBCLC) atau dokter. Mereka dapat memeriksa kondisi payudara dan memberikan strategi yang lebih personal untuk mengembalikan dan mempertahankan suplai ASI Anda.