Acara yasinan merupakan tradisi keagamaan yang sering diadakan di Indonesia, baik sebagai bentuk syukuran, peringatan hari wafatnya seseorang, maupun doa bersama. Salah satu aspek penting dalam penyelenggaraan yasinan adalah penyediaan konsumsi atau makanan bagi para jamaah yang hadir. Pemilihan menu harus mempertimbangkan kepraktisan, cita rasa yang disukai banyak orang, dan tentu saja, sesuai dengan nilai kesederhanaan yang sering melekat pada acara ini.
Meskipun tujuannya adalah ibadah dan doa, hidangan yang disajikan mencerminkan rasa hormat kepada para tamu yang telah meluangkan waktu. Oleh karena itu, menentukan makanan yang cocok untuk yasinan memerlukan pertimbangan matang, mulai dari jenis hidangan utama hingga makanan ringan pendamping.
Dalam konteks acara yasinan yang cenderung formal namun intim, ada beberapa prinsip yang perlu dipegang saat menyusun daftar makanan:
Cita Rasa Universal: Pilih hidangan yang umumnya disukai oleh berbagai kalangan usia dan latar belakang. Menghindari makanan yang terlalu pedas atau aneh adalah langkah aman.
Keterjangkauan dan Kesederhanaan: Meskipun kita ingin menyajikan yang terbaik, yasinan bukanlah pesta besar. Menu yang terlalu mewah seringkali dianggap kurang sesuai dengan semangat kesederhanaan acara tersebut.
Untuk hidangan utama, hidangan berbasis nasi tetap menjadi pilihan utama karena mengenyangkan dan lazim dalam kebudayaan kita. Berikut adalah beberapa opsi populer:
Bagian ini seringkali menjadi pelengkap yang membuat hidangan terasa lebih lengkap dan meriah. Kunci di sini adalah memilih kue-kue yang tidak mudah basi dan mudah dimakan sambil berbincang ringan setelah doa selesai.
Kue basah melambangkan kelembutan dan seringkali memiliki nilai historis atau religiusitas tertentu.
Ini adalah pelengkap wajib yang memberikan tekstur renyah atau rasa gurih.
Jangan lupakan minuman. Untuk acara yasinan, minuman hangat seringkali lebih dihargai, terutama jika acara diadakan malam hari atau cuaca sedang dingin.
Agar proses persiapan makanan yang cocok untuk yasinan berjalan lancar, pertimbangkan untuk menggunakan jasa katering lokal yang sudah terbiasa menyiapkan menu untuk acara sejenis. Ini akan mengurangi beban tuan rumah. Jika memasak sendiri, fokuslah pada menu yang bisa disiapkan sehari sebelumnya, seperti lauk kering (orek tempe, abon, atau kerupuk) dan kue-kue tradisional.
Pada intinya, makanan untuk yasinan haruslah representasi dari doa dan rasa terima kasih. Kesederhanaan yang disajikan dengan keikhlasan akan selalu lebih dihargai daripada kemewahan yang berlebihan.