Ilustrasi Alur Menyimpan ASI
Air Susu Ibu (ASI) adalah nutrisi terbaik dan tak tergantikan bagi bayi. Bagi ibu bekerja, ibu yang sedang sakit, atau ketika perlu meninggalkan bayi sementara waktu, menyimpan ASI menjadi solusi krusial. Namun, ASI juga merupakan produk biologis yang rentan rusak. Oleh karena itu, memahami prosedur penyimpanan yang benar sangat penting untuk menjaga nutrisi dan keamanan ASI untuk si kecil.
Sebelum ASI dipompa dan dimasukkan ke wadah, kebersihan adalah prioritas utama. Kegagalan dalam sterilisasi dapat menjadi sarang bakteri yang berbahaya bagi bayi.
Setelah kebersihan terjamin, ASI dapat dipompa dan dimasukkan ke dalam wadah penyimpanan khusus ASI. Gunakan wadah yang food-grade, seperti kantong ASI khusus atau botol kaca/plastik BPA-free yang tertutup rapat. Hindari mengisi wadah hingga penuh, sisakan sedikit ruang udara karena ASI akan memuai saat membeku.
Ketahanan ASI sangat bergantung pada suhu penyimpanannya. Pedoman penyimpanan ASI yang umum direkomendasikan oleh berbagai asosiasi laktasi (seperti CDC atau IDAI) bervariasi, namun prinsip dasarnya sama: semakin dingin suhunya, semakin lama ASI bisa bertahan.
ASI perah yang baru saja didapat dan belum didinginkan dapat bertahan maksimal 4 hingga 6 jam pada suhu ruangan normal (sekitar 25°C). Jika ruangan sangat panas atau lembap, waktu ini bisa jauh lebih singkat.
Untuk penyimpanan yang lebih lama, masukkan ASI ke dalam kulkas. ASI di kulkas, pada suhu 4°C atau lebih rendah, umumnya aman disimpan selama 3 hingga 8 hari. Idealnya, usahakan untuk menggunakan ASI yang disimpan di kulkas dalam kurun waktu 3 hari pertama untuk kualitas terbaik.
Freezer adalah pilihan terbaik untuk penyimpanan jangka panjang.
Kesalahan umum terjadi saat hendak memberikan ASI beku kepada bayi. Jangan pernah mencairkan atau menghangatkan ASI dengan cara yang ekstrem karena dapat merusak nutrisi penting di dalamnya.
Cara Terbaik Mencairkan: Pindahkan ASI beku dari freezer ke kulkas (chiller) semalaman, atau rendam botol dalam air hangat bersuhu ruangan.
Hindari Total: Jangan pernah mencairkan ASI di suhu ruangan dalam waktu lama, dan JANGAN menggunakan microwave karena panas yang tidak merata akan menghancurkan antibodi dan menyebabkan titik panas yang membahayakan mulut bayi.
Setelah dicairkan, ASI harus segera digunakan dan idealnya tidak boleh dibekukan kembali. ASI yang sudah dihangatkan (bahkan sebentar) harus dihabiskan dalam waktu maksimal 1-2 jam. Prinsipnya adalah selalu menggunakan ASI yang paling lama disimpan terlebih dahulu (metode First In, First Out/FIFO).
Untuk menghindari kebingungan, terutama jika Anda memiliki stok ASI dalam jumlah banyak, pelabelan adalah kunci manajemen penyimpanan yang baik. Setiap wadah ASI harus mencantumkan:
Menyimpan ASI dengan benar memastikan bahwa bayi Anda tetap mendapatkan nutrisi optimal meskipun Anda tidak sedang berada di sisinya. Selalu prioritaskan kebersihan dan ikuti panduan suhu penyimpanan untuk menjaga kualitas emas cair dari alam.