Kaligrafi geometris Asmaul Husna Kaligrafi geometris Asmaul Husna yang merepresentasikan keindahan nama-nama Allah dalam sebuah bintang delapan penjuru.

Memahami Keagungan Melalui Asmaul Husna

Mengenal 99 Nama Indah Allah dan Maknanya

Asmaul Husna adalah nama-nama Allah yang indah dan baik, yang mencerminkan sifat-sifat kesempurnaan-Nya. Nama-nama ini bukanlah sekadar sebutan, melainkan manifestasi dari keagungan, kekuasaan, kasih sayang, dan kebijaksanaan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Mempelajari, memahami, dan merenungkan Asmaul Husna adalah salah satu cara terbaik bagi seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Penciptanya. Dengan mengenal sifat-sifat-Nya, kita dapat membangun hubungan yang lebih dalam, menumbuhkan rasa cinta, takut, dan harap kepada-Nya.

Setiap nama dalam Asmaul Husna membuka jendela baru untuk memahami bagaimana Allah berinteraksi dengan alam semesta dan seluruh makhluk-Nya. Dari Ar-Rahman (Yang Maha Pengasih) yang rahmat-Nya meliputi segala sesuatu, hingga As-Shabur (Yang Maha Sabar) yang menangguhkan hukuman bagi para pendosa, setiap nama mengajarkan kita tentang aspek yang berbeda dari Dzat Yang Maha Sempurna. Proses merenungkan nama-nama ini tidak hanya meningkatkan pengetahuan teologis kita, tetapi juga secara langsung membentuk karakter, akhlak, dan cara kita memandang kehidupan. Ia menjadi kompas moral dan spiritual yang membimbing kita dalam setiap langkah.

Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman: "Hanya milik Allah Asmaul Husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asmaul Husna itu..." (QS. Al-A'raf: 180). Ayat ini menegaskan pentingnya menggunakan nama-nama indah ini dalam doa dan ibadah kita. Ketika kita memohon ampunan, kita memanggil-Nya "Yaa Ghafuur". Ketika kita membutuhkan rezeki, kita menyebut "Yaa Razzaaq". Dengan demikian, doa kita menjadi lebih spesifik, tulus, dan penuh keyakinan. Mari kita selami makna dari 99 nama-nama agung ini, satu per satu, untuk memperkaya jiwa dan memperkuat iman kita.

  1. 1. الرحمن Ar-Rahman Yang Maha Pengasih

    Ar-Rahman adalah sifat kasih Allah yang paling luas dan universal. Rahmat-Nya mencakup seluruh makhluk tanpa terkecuali, baik yang beriman maupun yang tidak, manusia, hewan, tumbuhan, dan seluruh alam semesta. Kasih sayang ini terwujud dalam penciptaan, pemberian rezeki, udara yang kita hirup, dan kesempatan hidup yang diberikan kepada semua. Ini adalah kasih sayang yang mendahului murka-Nya, sebuah manifestasi cinta tanpa syarat dari Sang Pencipta kepada ciptaan-Nya.

    "Katakanlah: 'Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al asmaaul husna (nama-nama yang terbaik).'" (QS. Al-Isra': 110)

  2. 2. الرحيم Ar-Rahim Yang Maha Penyayang

    Berbeda dengan Ar-Rahman, Ar-Rahim merujuk pada kasih sayang Allah yang khusus diberikan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman dan taat. Ini adalah rahmat yang akan mereka terima secara sempurna di akhirat kelak, berupa surga, ampunan, dan keridhaan-Nya. Jika Ar-Rahman adalah hujan yang turun di seluruh bumi, maka Ar-Rahim adalah air jernih yang disiapkan khusus bagi mereka yang berjalan di jalan-Nya. Sifat ini memberikan harapan dan motivasi bagi orang beriman untuk terus berbuat kebaikan.

    "Dan Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman." (QS. Al-Ahzab: 43)

  3. 3. الملك Al-Malik Yang Maha Merajai / Menguasai

    Al-Malik berarti Allah adalah Raja yang sesungguhnya, Pemilik mutlak seluruh kerajaan langit dan bumi. Kekuasaan-Nya tidak terbatas oleh ruang dan waktu, dan tidak ada yang dapat menandingi atau mengurangi kekuasaan-Nya. Semua raja dan penguasa di dunia hanyalah pinjaman sementara, sedangkan kekuasaan Allah adalah abadi. Memahami sifat ini membuat kita sadar akan kerendahan diri kita dan menundukkan segala bentuk kesombongan di hadapan-Nya.

    "Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang Sebenarnya; tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan (Yang mempunyai) 'Arsy yang mulia." (QS. Al-Mu'minun: 116)

  4. 4. القدوس Al-Quddus Yang Maha Suci

    Al-Quddus berarti Allah Maha Suci dari segala bentuk kekurangan, cacat, kesalahan, dan dari segala sesuatu yang tidak layak bagi keagungan-Nya. Kesucian-Nya adalah mutlak dan sempurna. Dia suci dari menyerupai makhluk-Nya dalam segala hal. Merenungkan nama ini membersihkan hati kita dari gambaran-gambaran yang salah tentang Tuhan dan mendorong kita untuk senantiasa menyucikan diri dari dosa dan perbuatan tercela, dalam upaya meneladani kesucian dalam skala manusiawi.

    "Apa yang di langit dan di bumi senantiasa bertasbih kepada Allah Sang Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Perkasa, lagi Maha Bijaksana." (QS. Al-Jumu'ah: 1)

  5. 5. السلام As-Salam Yang Maha Memberi Kesejahteraan

    As-Salam berarti Allah adalah sumber segala kedamaian dan keselamatan. Dzat-Nya selamat dari segala aib, dan dari-Nya lah datang semua kesejahteraan bagi makhluk-Nya. Kedamaian sejati, baik lahir maupun batin, hanya bisa didapat dengan mendekatkan diri kepada-Nya. Nama ini mengajarkan kita untuk menjadi penebar kedamaian di muka bumi, menghindari konflik, dan mencari solusi damai, karena kita menyembah Tuhan Yang Maha Sejahtera.

    "Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan Keamanan..." (QS. Al-Hasyr: 23)

  6. 6. المؤمن Al-Mu'min Yang Maha Memberi Keamanan

    Al-Mu'min memiliki dua makna utama. Pertama, Allah adalah sumber keamanan dan ketenangan. Dia melindungi hamba-Nya dari rasa takut dan bahaya. Kedua, Dia adalah Yang Maha Membenarkan janji-janji-Nya kepada para nabi dan orang-orang beriman. Iman kita kepada-Nya dibalas dengan rasa aman di dunia dan jaminan keselamatan di akhirat. Mengimani Al-Mu'min menghilangkan kecemasan dan kekhawatiran berlebih, karena kita yakin berada dalam lindungan-Nya.

    "...Yang Mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala Keagungan..." (QS. Al-Hasyr: 23)

  7. 7. المهيمن Al-Muhaimin Yang Maha Memelihara / Mengawasi

    Al-Muhaimin berarti Allah adalah Pengawas dan Pemelihara segala sesuatu. Pengawasan-Nya meliputi setiap gerak-gerik, ucapan, dan niat di hati seluruh makhluk. Tidak ada satu pun yang luput dari pengawasan-Nya. Dia memelihara amal perbuatan hamba-Nya untuk diberikan balasan yang adil. Sifat ini menumbuhkan sikap mawas diri (muraqabah), karena kita sadar bahwa kita selalu berada di bawah pengawasan-Nya yang sempurna.

    "...Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu..." (QS. Al-Ma'idah: 48)

  8. 8. العزيز Al-'Aziz Yang Maha Perkasa

    Al-'Aziz berarti Allah memiliki keperkasaan yang mutlak, yang tidak dapat dikalahkan oleh siapapun dan apapun. Keperkasaan-Nya mencakup kekuatan, kemuliaan, dan dominasi penuh atas seluruh alam semesta. Dia tidak pernah membutuhkan bantuan dari siapapun, sementara semua makhluk bergantung pada-Nya. Keyakinan pada Al-'Aziz memberi kekuatan pada jiwa yang lemah dan keberanian untuk menghadapi kezaliman, karena kita bersandar pada Dzat Yang Maha Perkasa.

    "Mereka mengambil sembahan-sembahan selain Allah, agar mereka mendapat pertolongan. Sekali-kali tidak. Kelak mereka (sembahan-sembahan itu) akan mengingkari penyembahan (pengikut-pengikutnya) dan mereka akan menjadi musuh bagi mereka. Padahal keperkasaan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin..." (Sebagian besar ulama merujuk pada esensi QS. Al-Munafiqun: 8)

  9. 9. الجبار Al-Jabbar Yang Memiliki Mutlak Kegagahan

    Al-Jabbar memiliki tiga makna yang saling melengkapi. Pertama, Dia Yang Maha Memaksa, di mana kehendak-Nya pasti terjadi. Kedua, Dia Yang Maha Tinggi dan tidak terjangkau. Ketiga, Dia Yang Maha Memperbaiki, yang memperbaiki keadaan hamba-Nya yang patah hati, lemah, dan tertindas. Sifat ini menunjukkan bahwa di balik kekuasaan-Nya yang memaksa, ada kelembutan yang memperbaiki dan menyembuhkan. Dia "memperbaiki" tulang yang patah dan hati yang hancur.

    "...Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa (Jabbar), Yang Memiliki segala Keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan." (QS. Al-Hasyr: 23)

  10. 10. المتكبر Al-Mutakabbir Yang Maha Megah / Memiliki Kebesaran

    Al-Mutakabbir berarti Allah adalah satu-satunya Dzat yang berhak memiliki kesombongan dan kebesaran. Kesombongan adalah sifat yang hanya layak bagi-Nya karena Dia adalah Pencipta yang sempurna, sementara bagi makhluk, kesombongan adalah sifat tercela karena mereka penuh dengan kekurangan. Nama ini mengajarkan kita untuk senantiasa rendah hati, karena hanya Allah yang memiliki kebesaran sejati. Siapapun yang mencoba menyombongkan diri berarti mencoba menandingi sifat Allah.

    "...Yang Memiliki segala Keagungan (Mutakabbir). Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan." (QS. Al-Hasyr: 23)

  11. 11. الخالق Al-Khaliq Yang Maha Pencipta

    Al-Khaliq adalah Pencipta yang menciptakan segala sesuatu dari ketiadaan. Penciptaan-Nya adalah sempurna, terukur, dan memiliki tujuan. Dia merancang dan menentukan takdir setiap ciptaan-Nya sebelum ia ada. Memahami nama ini membuka mata kita pada keajaiban alam semesta, dari galaksi yang maha luas hingga partikel terkecil, semua adalah bukti kehebatan Sang Pencipta. Ini menumbuhkan rasa syukur dan kekaguman yang tak terhingga.

    "Dialah Allah, Pencipta, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Dia memiliki nama-nama yang terbaik." (QS. Al-Hasyr: 24)

  12. 12. البارئ Al-Bari' Yang Maha Mengadakan / Melepaskan

    Al-Bari' adalah tingkat penciptaan selanjutnya setelah Al-Khaliq. Jika Al-Khaliq merancang, maka Al-Bari' adalah yang mengadakan atau merealisasikan rancangan itu menjadi ada. Dia menciptakan makhluk tanpa cacat dan dalam harmoni yang sempurna. Nama ini juga bermakna 'melepaskan', yaitu Allah melepaskan makhluk dari ketiadaan menjadi ada, dan membebaskan mereka dari cela dan kekurangan dalam proses penciptaan-Nya.

    "Dialah Allah, Pencipta (Al-Khaliq), Yang Mengadakan (Al-Bari'), Yang Membentuk Rupa (Al-Mushawwir)..." (QS. Al-Hasyr: 24)

  13. 13. المصور Al-Mushawwir Yang Maha Membentuk Rupa

    Al-Mushawwir adalah tahapan akhir dari penciptaan. Setelah merancang (Al-Khaliq) dan mengadakan (Al-Bari'), Allah memberikan bentuk dan rupa yang spesifik dan unik bagi setiap makhluk-Nya (Al-Mushawwir). Wajah manusia yang berbeda-beda, sidik jari yang unik, dan keragaman bentuk di alam adalah bukti nyata dari sifat-Nya ini. Dia adalah seniman teragung yang membentuk setiap ciptaan dengan keindahan dan fungsi yang sempurna.

    "Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana dikehendaki-Nya. Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS. Ali 'Imran: 6)

  14. 14. الغفار Al-Ghaffar Yang Maha Pengampun

    Al-Ghaffar berasal dari kata 'ghafara' yang berarti menutupi. Allah Al-Ghaffar adalah Dzat yang senantiasa menutupi dosa-dosa hamba-Nya, tidak membukanya di dunia, dan mengampuninya. Sifat pengampunan-Nya terus-menerus dan berulang kali. Tidak peduli seberapa besar dosa seorang hamba, selama ia kembali kepada-Nya dengan taubat yang tulus, pintu ampunan-Nya selalu terbuka lebar. Ini memberikan harapan besar bagi para pendosa untuk memperbaiki diri.

    "Maka aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun (Ghaffar).'" (QS. Nuh: 10)

  15. 15. القهار Al-Qahhar Yang Maha Memaksa / Menundukkan

    Al-Qahhar adalah Dzat yang menundukkan segala sesuatu di bawah kekuasaan dan kehendak-Nya. Tidak ada satu makhluk pun yang dapat lari dari ketetapan-Nya. Semua tunduk dan patuh pada hukum-Nya, baik secara sukarela (seperti orang beriman) maupun terpaksa (seperti hukum alam yang berlaku pada semua). Kematian adalah bukti terbesar dari sifat Al-Qahhar, di mana raja yang paling berkuasa pun tidak bisa menghindarinya. Sifat ini mengingatkan kita akan dominasi mutlak Allah atas segalanya.

    "Pada hari mereka semua tampak nyata, tiada sesuatupun dari keadaan mereka yang tersembunyi bagi Allah. (Lalu Allah berfirman): 'Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini?' Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan (Al-Qahhar)." (QS. Ghafir: 16)

  16. 16. الوهاب Al-Wahhab Yang Maha Pemberi Karunia

    Al-Wahhab adalah Dzat yang memberi karunia dan anugerah secara cuma-cuma, tanpa meminta imbalan dan tanpa sebab apapun. Pemberian-Nya sangat luas, terus-menerus, dan mencakup semua makhluk. Dia memberikan nikmat iman, kesehatan, ilmu, dan rezeki kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Merenungi nama ini mengajarkan kita untuk menjadi dermawan dan memberi tanpa mengharapkan balasan dari manusia, karena kita meneladani sifat Sang Maha Pemberi.

    "(Mereka berdoa): 'Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia) (Al-Wahhab).'" (QS. Ali 'Imran: 8)

  17. 17. الرزاق Ar-Razzaq Yang Maha Pemberi Rezeki

    Ar-Razzaq adalah Dzat yang menjamin rezeki bagi seluruh makhluk-Nya. Tidak ada satu pun makhluk melata di bumi melainkan Allah yang menanggung rezekinya. Rezeki ini tidak hanya berupa materi (makanan, harta), tetapi juga non-materi seperti kesehatan, ilmu, ketenangan jiwa, dan iman. Memahami bahwa Allah adalah Ar-Razzaq membebaskan kita dari kekhawatiran berlebihan tentang urusan dunia dan mengajarkan kita untuk mencari rezeki dengan cara yang halal, sambil bertawakal kepada-Nya.

    "Sesungguhnya Allah, Dialah Maha Pemberi Rezeki (Ar-Razzaq) Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh." (QS. Adz-Dzariyat: 58)

  18. 18. الفتاح Al-Fattah Yang Maha Pembuka Rahmat

    Al-Fattah adalah Dzat yang membuka segala pintu kebaikan, rahmat, dan rezeki bagi hamba-Nya. Dia membuka apa yang tertutup, memudahkan apa yang sulit, dan memberikan solusi atas setiap permasalahan. Dia membuka pintu ilmu bagi yang mencari, membuka pintu hidayah bagi hati yang sesat, dan membuka pintu kemenangan bagi yang berjuang di jalan-Nya. Ketika semua pintu terasa tertutup, berdoalah kepada Al-Fattah, karena tidak ada yang bisa menutup apa yang telah Dia buka.

    "Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorang pun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah, maka tidak ada seorang pun yang sanggup melepaskannya sesudah itu. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS. Fatir: 2)

  19. 19. العليم Al-'Alim Yang Maha Mengetahui

    Al-'Alim berarti Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Pengetahuan-Nya meliputi yang tampak dan yang tersembunyi, yang telah terjadi, yang sedang terjadi, dan yang akan terjadi. Dia mengetahui bisikan hati, niat yang terpendam, dan setiap detail di alam semesta. Tidak ada satu daun pun yang jatuh tanpa sepengetahuan-Nya. Kesadaran akan sifat ini membuat kita senantiasa berhati-hati dalam berucap dan bertindak, karena semuanya diketahui oleh-Nya.

    "...Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula)..." (QS. Al-An'am: 59)

  20. 20. القابض Al-Qabidh Yang Maha Menyempitkan

    Al-Qabidh adalah Dzat yang menyempitkan rezeki atau apa saja yang dikehendaki-Nya, berdasarkan hikmah dan keadilan-Nya yang sempurna. Terkadang, penyempitan ini adalah sebuah ujian untuk meningkatkan kesabaran dan keimanan hamba-Nya. Terkadang pula, ini adalah cara-Nya untuk melindungi hamba dari kesombongan dan kemaksiatan yang mungkin timbul dari kelapangan. Sifat ini harus dipahami bersama dengan sifat Al-Basith (Yang Maha Melapangkan) untuk melihat keseimbangan dalam takdir-Nya.

    "Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan." (QS. Al-Baqarah: 245)

  21. 21. الباسط Al-Basith Yang Maha Melapangkan

    Al-Basith adalah Dzat yang melapangkan rezeki, rahmat, dan segala kebaikan bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Kelapangan ini adalah bentuk kasih sayang dan karunia-Nya, yang seharusnya disambut dengan rasa syukur. Kelapangan juga merupakan ujian, apakah seorang hamba akan bersyukur dan menggunakan nikmat tersebut di jalan kebaikan, atau justru menjadi lalai dan kufur. Allah melapangkan hati dengan hidayah, melapangkan hidup dengan kemudahan, dan melapangkan rezeki dengan keberkahan.

    "Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan." (QS. Al-Baqarah: 245)

  22. 22. الخافض Al-Khafidh Yang Maha Merendahkan

    Al-Khafidh adalah Dzat yang merendahkan derajat orang-orang yang sombong, zalim, dan menentang kebenaran. Dia merendahkan mereka di dunia dengan kehinaan dan di akhirat dengan azab. Ini adalah manifestasi dari keadilan-Nya, di mana kesombongan dan keangkuhan tidak akan dibiarkan berjaya selamanya. Sifat ini menjadi pengingat bagi kita untuk senantiasa rendah hati dan tidak meremehkan orang lain.

    "Apabila terjadi hari kiamat, tidak ada seorangpun yang dapat mendustakan kejadiannya. (Kejadian itu) merendahkan (satu golongan) dan meninggikan (golongan yang lain)." (QS. Al-Waqi'ah: 1-3)

  23. 23. الرافع Ar-Rafi' Yang Maha Meninggikan

    Ar-Rafi' adalah Dzat yang meninggikan derajat hamba-hamba-Nya yang beriman, berilmu, dan bertakwa. Dia mengangkat kedudukan mereka di dunia dengan kemuliaan dan di akhirat dengan surga yang tinggi. Ketinggian derajat yang sejati bukanlah berdasarkan harta atau jabatan duniawi, melainkan berdasarkan tingkat keimanan dan ketakwaan di sisi-Nya. Allah meninggikan langit tanpa tiang dan meninggikan kebenaran di atas kebatilan.

    "...Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat..." (QS. Al-Mujadilah: 11)

  24. 24. المعز Al-Mu'izz Yang Maha Memuliakan

    Al-Mu'izz adalah Dzat yang memberikan kemuliaan ('izzah) kepada siapa yang Dia kehendaki. Kemuliaan hakiki datang dari ketaatan kepada-Nya. Barangsiapa mencari kemuliaan dari selain Allah, maka ia akan menemukan kehinaan. Allah memuliakan para nabi, orang-orang shaleh, dan para pejuang di jalan-Nya. Kemuliaan ini adalah anugerah yang membuat seseorang dihormati dan disegani karena keimanannya, bukan karena materi.

    "Katakanlah: 'Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki...'" (QS. Ali 'Imran: 26)

  25. 25. المذل Al-Mudzill Yang Maha Menghinakan

    Al-Mudzill adalah Dzat yang menghinakan siapa saja yang pantas mendapatkannya, yaitu mereka yang berpaling dari-Nya, berbuat zalim, dan menyombongkan diri. Kehinaan ini bisa terjadi di dunia maupun di akhirat. Sifat ini merupakan kebalikan dari Al-Mu'izz dan merupakan cerminan keadilan-Nya yang sempurna. Memahami nama ini membuat kita takut terjerumus dalam perbuatan yang dapat mendatangkan kehinaan dari Allah.

    "Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS. Ali 'Imran: 26)

  26. 26. السميع As-Sami' Yang Maha Mendengar

    As-Sami' berarti Allah Maha Mendengar segala sesuatu. Pendengaran-Nya meliputi semua suara, baik yang diucapkan dengan lisan, yang tersembunyi di dalam hati, suara yang paling lirih, hingga pergerakan semut hitam di atas batu hitam di malam yang gelap gulita. Tidak ada batasan bagi pendengaran-Nya. Sifat ini memberikan ketenangan saat kita berdoa, karena kita yakin doa kita didengar, dan sekaligus menumbuhkan kehati-hatian dalam berucap.

    "Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat." (QS. Asy-Syura: 11)

  27. 27. البصير Al-Bashir Yang Maha Melihat

    Al-Bashir berarti Allah Maha Melihat segala sesuatu, tanpa batasan jarak, ruang, atau waktu. Penglihatan-Nya mencakup yang kasat mata dan yang ghaib, yang besar maupun yang terkecil. Dia melihat apa yang kita lakukan di tempat terang maupun di kegelapan. Kesadaran bahwa Allah senantiasa melihat perbuatan kita akan mendorong kita untuk berbuat baik meskipun tidak ada orang lain yang melihat, dan mencegah kita dari perbuatan maksiat.

    "Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ghaib di langit dan di bumi. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Hujurat: 18)

  28. 28. الحكم Al-Hakam Yang Maha Menetapkan Hukum

    Al-Hakam adalah Hakim yang paling adil. Hukum dan ketetapan-Nya adalah puncak keadilan dan kebijaksanaan. Dia menetapkan hukum syariat untuk kebaikan manusia di dunia dan menetapkan keputusan akhir di hari pembalasan tanpa ada sedikit pun kezaliman. Hukum-Nya tidak bisa dibandingi oleh hukum buatan manusia. Menerima Allah sebagai Al-Hakam berarti kita tunduk dan patuh pada syariat-Nya dan ridha dengan segala ketetapan takdir-Nya.

    "Maka patutkah aku mencari hakim selain daripada Allah, padahal Dialah yang telah menurunkan kitab (Al-Qur'an) kepadamu dengan terperinci?" (QS. Al-An'am: 114)

  29. 29. العدل Al-'Adl Yang Maha Adil

    Al-'Adl berarti Allah Maha Adil. Keadilan-Nya mutlak dan sempurna, suci dari segala bentuk kezaliman. Setiap perbuatan, baik sekecil biji zarah, akan mendapat balasan yang setimpal. Keadilan-Nya termanifestasi dalam ciptaan-Nya yang seimbang, dalam syariat-Nya yang tidak memihak, dan dalam keputusan-Nya di hari kiamat. Keyakinan akan keadilan Allah memberikan ketenangan bagi orang yang dizalimi bahwa haknya tidak akan pernah hilang.

    "Dan telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-Qur'an) sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat merubah-rubah kalimat-kalimat-Nya dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. Al-An'am: 115)

  30. 30. اللطيف Al-Lathif Yang Maha Lembut

    Al-Lathif memiliki dua makna utama: Yang Maha Lembut dan Halus, serta Yang Maha Mengetahui perkara-perkara yang tersembunyi. Kelembutan-Nya terlihat pada cara-Nya memberikan rezeki dan pertolongan dari arah yang tidak disangka-sangka. Dia mengatur urusan hamba-Nya dengan cara yang sangat halus sehingga seringkali tidak disadari. Pengetahuan-Nya yang detail membuat-Nya mampu mengurus setiap makhluk-Nya dengan sempurna.

    "Allah Maha Lembut terhadap hamba-hamba-Nya; Dia memberi rezeki kepada yang di kehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa." (QS. Asy-Syura: 19)

  31. 31. الخبير Al-Khabir Yang Maha Mengetahui Rahasia

    Al-Khabir adalah Dia yang pengetahuan-Nya meliputi segala hal yang tersembunyi dan mendalam. Berbeda dengan Al-'Alim yang bersifat umum, Al-Khabir lebih spesifik pada pengetahuan tentang hakikat internal dan detail tersembunyi dari segala sesuatu. Dia mengetahui apa yang ada di lubuk hati, niat-niat terpendam, dan konsekuensi dari setiap tindakan. Tidak ada rahasia bagi-Nya.

    "Tidakkah Allah yang menciptakan itu mengetahui (yang kamu lahirkan dan rahasiakan); dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui (Al-Khabir)." (QS. Al-Mulk: 14)

  32. 32. الحليم Al-Halim Yang Maha Penyantun

    Al-Halim adalah Dzat yang tidak tergesa-gesa dalam menghukum hamba-Nya yang berbuat dosa. Dia melihat kemaksiatan mereka, namun Dia tetap memberi mereka rezeki, kesehatan, dan kesempatan untuk bertaubat. Sifat penyantun-Nya sangat luas, memberikan waktu bagi pendosa untuk kembali ke jalan yang benar. Ini mengajarkan kita untuk bersikap sabar dan tidak cepat marah terhadap kesalahan orang lain.

    "Dan Allah mengetahui apa yang (tersimpan) dalam hatimu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun (Al-Halim)." (QS. Al-Ahzab: 51)

  33. 33. العظيم Al-'Azhim Yang Maha Agung

    Al-'Azhim berarti Allah memiliki keagungan yang mutlak dan tiada tandingannya. Keagungan-Nya meliputi Dzat, sifat, dan perbuatan-Nya. Akal manusia tidak akan pernah mampu menjangkau hakikat keagungan-Nya. Langit, bumi, dan segala isinya adalah kecil jika dibandingkan dengan keagungan-Nya. Mengingat nama ini membuat hati kita tunduk dan mengagungkan-Nya dalam setiap ibadah, terutama dalam ruku' dan sujud.

    "...Dan janganlah mereka menolak untuk menjadi saksi apabila mereka dipanggil. Yang demikian itu lebih adil di sisi Allah dan lebih dapat menguatkan persaksian... kecuali jika muamalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menuliskannya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli... Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (Ayat Kursi: QS Al-Baqarah 255 mengandung 'Wa Huwal 'Aliyyul 'Azhim')."

  34. 34. الغفور Al-Ghafur Yang Maha Memberi Pengampunan

    Al-Ghafur memiliki makna pengampunan yang lebih dalam dari Al-Ghaffar. Jika Al-Ghaffar mengampuni berulang kali, Al-Ghafur mengampuni segala jenis dosa, baik besar maupun kecil, selama hamba-Nya bertaubat dengan tulus. Dia adalah sumber segala ampunan. Nama ini memberikan harapan yang tak terbatas, bahwa sebesar apapun kesalahan kita di masa lalu, pintu ampunan-Nya selalu terbuka bagi mereka yang menyesal dan berjanji untuk tidak mengulangi.

    "Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa sesungguhnya Aku-lah Yang Maha Pengampun (Al-Ghafur) lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Hijr: 49)

  35. 35. الشكور Asy-Syakur Yang Maha Pembalas Budi / Menghargai

    Asy-Syakur adalah Dzat yang membalas amal kebaikan sekecil apapun dengan balasan yang berlipat ganda. Dia menghargai setiap ketaatan hamba-Nya. Allah tidak menyia-nyiakan usaha mereka. Dia menerima amal yang sedikit dan memberinya pahala yang besar. Memahami sifat ini memotivasi kita untuk tidak pernah meremehkan perbuatan baik, sekecil apapun itu, karena Allah pasti akan melihat dan membalasnya.

    "Supaya Allah menyempurnakan pahala mereka dan menambah untuk mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri (Syakur)." (QS. Fatir: 30)

  36. 36. العلي Al-'Aliyy Yang Maha Tinggi

    Al-'Aliyy berarti Allah Maha Tinggi dalam segala aspek. Tinggi Dzat-Nya di atas 'Arsy, terpisah dari makhluk-Nya. Tinggi kedudukan dan sifat-Nya, jauh dari segala kekurangan. Dan tinggi kekuasaan-Nya, menguasai segala sesuatu. Tidak ada yang lebih tinggi dari-Nya. Ketinggian-Nya adalah mutlak. Sifat ini menanamkan pengagungan dalam hati dan membuat kita senantiasa memandang ke "atas" dalam mencari pertolongan dan petunjuk.

    "Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi (Al-'Aliyy) lagi Maha Besar." (QS. Al-Baqarah: 255)

  37. 37. الكبير Al-Kabir Yang Maha Besar

    Al-Kabir adalah Dzat yang memiliki kebesaran sejati. Segala sesuatu selain Dia adalah kecil dan hina di hadapan-Nya. Kebesaran-Nya tidak dapat diukur atau dibayangkan. Ungkapan "Allahu Akbar" (Allah Maha Besar) yang kita ucapkan dalam shalat adalah pengakuan konstan akan sifat ini, yang seharusnya membuat segala urusan duniawi terasa kecil dan tidak berarti dibandingkan kebesaran-Nya.

    "Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah, Dialah (Tuhan) Yang Hak dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain Allah, itulah yang batil, dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar (Al-Kabir)." (QS. Al-Hajj: 62)

  38. 38. الحفيظ Al-Hafizh Yang Maha Memelihara

    Al-Hafizh adalah Dzat yang memelihara dan menjaga segala sesuatu. Dia menjaga langit agar tidak runtuh, menjaga bumi agar tetap stabil, dan menjaga setiap makhluk dari kebinasaan. Dia juga menjaga amal perbuatan hamba-Nya, tidak ada yang hilang atau terlupakan. Dan yang terpenting, Dia menjaga hamba-hamba-Nya yang beriman dari godaan setan dan marabahaya. Memohon perlindungan kepada-Nya adalah benteng yang paling kokoh.

    "...Maka Tuhanku adalah Maha Pemelihara (Hafizh) segala sesuatu." (QS. Hud: 57)

  39. 39. المقيت Al-Muqit Yang Maha Pemberi Kecukupan

    Al-Muqit adalah Dzat yang memberikan makanan dan kecukupan bagi setiap makhluk sesuai dengan kebutuhannya. Dia yang menciptakan makanan, baik jasmani maupun rohani, dan mengaturnya dengan sempurna. Dia juga Maha Berkuasa dan Mengawasi segala sesuatu. Dia mencukupi kebutuhan hamba yang bertawakal kepada-Nya, memberikan mereka kekuatan dan rezeki dari jalan yang tak terduga.

    "Barangsiapa yang memberikan syafa'at yang baik, niscaya ia akan memperoleh bahagian (pahala) dari padanya. Dan barangsiapa memberi syafa'at yang buruk, niscaya ia akan memikul bahagian (dosa) dari padanya. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS. An-Nisa': 85)

  40. 40. الحسيب Al-Hasib Yang Maha Membuat Perhitungan

    Al-Hasib memiliki dua makna. Pertama, Dia Maha Mencukupi. "Hasbunallah" berarti "Cukuplah Allah bagi kami". Dia adalah pelindung dan penolong yang paling sempurna. Kedua, Dia Maha Membuat Perhitungan. Dia akan menghisab seluruh amal perbuatan manusia di hari kiamat dengan sangat teliti dan adil. Tidak ada yang akan terlewat. Kedua makna ini saling terkait: karena Dia yang mencukupi, maka hanya Dia yang berhak membuat perhitungan.

    "...Dan cukuplah Allah sebagai Pembuat Perhitungan (Hasib)." (QS. An-Nisa': 6)

  41. 41. الجليل Al-Jalil Yang Maha Luhur

    Al-Jalil adalah Dzat yang memiliki sifat-sifat keluhuran dan keagungan. Kemuliaan-Nya sempurna dan kebesaran-Nya tak terbatas. Dia jauh dari segala sifat yang tidak layak bagi-Nya. Nama ini menekankan pada keagungan Dzat-Nya yang membuat hati merasa takjub dan hormat. Merenungkan Al-Jalil menumbuhkan rasa takzim dan pengagungan yang mendalam di dalam jiwa.

    "Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan (Dzul Jalaali wal Ikram)." (QS. Ar-Rahman: 26-27)

  42. 42. الكريم Al-Karim Yang Maha Pemurah

    Al-Karim adalah Dzat yang sangat pemurah. Dia memberi tanpa diminta, memberi lebih dari yang diharapkan, dan tidak pernah peduli berapa banyak Dia memberi. Dia memaafkan kesalahan dan menutupi aib. Sifat pemurah-Nya tidak berkurang sedikit pun meskipun Dia terus-menerus memberi kepada seluruh makhluk. Berdoa kepada Al-Karim berarti berharap pada kemurahan-Nya yang tak terbatas.

    "Wahai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah (Al-Karim)?" (QS. Al-Infitar: 6)

  43. 43. الرقيب Ar-Raqib Yang Maha Mengawasi

    Ar-Raqib adalah Pengawas yang tidak pernah lalai atau tidur. Pengawasan-Nya konstan dan meliputi segala sesuatu. Dia mengawasi setiap gerak, ucapan, dan niat. Berbeda dengan Al-Muhaimin, Ar-Raqib lebih menekankan pada aspek pengawasan yang waspada dan siap sedia. Menyadari bahwa Ar-Raqib selalu mengawasi adalah dasar dari sikap ihsan, yaitu beribadah seolah-olah kita melihat-Nya, atau jika tidak, yakin bahwa Dia melihat kita.

    "...Dan adalah Allah Maha Mengawasi (Raqib) segala sesuatu." (QS. Al-Ahzab: 52)

  44. 44. المجيب Al-Mujib Yang Maha Mengabulkan Doa

    Al-Mujib adalah Dzat yang menjawab dan mengabulkan setiap doa dan permohonan hamba-Nya. Dia dekat dengan orang yang berdoa kepada-Nya. Pengabulan doa bisa dalam tiga bentuk: diberikan sesuai permintaan, ditunda untuk waktu yang lebih baik, atau diganti dengan kebaikan lain seperti dihindarkan dari musibah atau disimpan sebagai pahala di akhirat. Keyakinan pada Al-Mujib membuat kita tidak pernah putus asa dalam berdoa.

    "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku..." (QS. Al-Baqarah: 186)

  45. 45. الواسع Al-Wasi' Yang Maha Luas

    Al-Wasi' berarti Allah Maha Luas dalam segala hal. Rahmat-Nya luas, ilmu-Nya luas, karunia-Nya luas, dan kerajaan-Nya pun luas. Kelapangan-Nya tidak memiliki batas. Dia melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan melapangkan dada hamba-Nya untuk menerima kebenaran. Merenungi nama ini membebaskan kita dari pandangan yang sempit dan membuka pikiran kita terhadap kebesaran dan keluasan ciptaan-Nya.

    "Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 115)

  46. 46. الحكيم Al-Hakim Yang Maha Bijaksana

    Al-Hakim adalah Dzat yang segala perbuatan, perintah, dan larangan-Nya penuh dengan hikmah dan kebijaksanaan. Tidak ada satu pun ketetapan-Nya, baik dalam syariat maupun takdir, yang sia-sia atau tanpa tujuan. Terkadang akal manusia tidak mampu menjangkau hikmah di balik suatu kejadian, namun keyakinan pada Al-Hakim membuat hati kita tenang dan menerima segala ketetapan-Nya dengan lapang dada.

    "...Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana (Al-Hakim)." (QS. Al-Baqarah: 32)

  47. 47. الودود Al-Wadud Yang Maha Mengasihi

    Al-Wadud berasal dari kata 'wudd' yang berarti cinta yang murni dan tulus. Allah adalah Dzat yang mencintai hamba-hamba-Nya yang taat dan Dia juga dicintai oleh mereka. Cinta-Nya termanifestasi dalam bentuk rahmat, ampunan, dan petunjuk. Berbeda dengan Ar-Rahim yang merupakan kasih sayang, Al-Wadud adalah cinta timbal balik antara Pencipta dan hamba. Ini adalah puncak hubungan spiritual yang paling indah.

    "Dan Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Pengasih (Al-Wadud)." (QS. Al-Buruj: 14)

  48. 48. المجيد Al-Majid Yang Maha Mulia

    Al-Majid adalah Dzat yang memiliki kemuliaan yang sempurna. Kemuliaan-Nya terlihat dari keagungan Dzat-Nya, keindahan sifat-sifat-Nya, dan kebaikan perbuatan-Nya. Semua makhluk mengagungkan dan memuliakan-Nya. Nama ini sering disebut dalam shalawat Ibrahimiyah, menunjukkan betapa luhur dan mulianya Dia.

    "Mereka (malaikat) berkata: 'Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahkan atas kamu, hai ahlulbait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah (Majid).'" (QS. Hud: 73)

  49. 49. الباعث Al-Ba'its Yang Maha Membangkitkan

    Al-Ba'its adalah Dzat yang akan membangkitkan semua makhluk dari kematian pada hari kiamat untuk dimintai pertanggungjawaban. Dia juga yang membangkitkan para rasul untuk memberi petunjuk kepada umat manusia. Keyakinan pada Al-Ba'its adalah salah satu pilar iman yang fundamental, karena ia menegaskan adanya kehidupan setelah mati dan hari pembalasan, yang menjadi motivasi utama untuk beramal saleh.

    "Dan sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur." (QS. Al-Hajj: 7)

  50. 50. الشهيد Asy-Syahid Yang Maha Menyaksikan

    Asy-Syahid adalah Dzat yang menyaksikan segala sesuatu. Tidak ada yang tersembunyi dari-Nya. Dia adalah saksi atas semua perbuatan, ucapan, dan niat hamba-Nya. Persaksian-Nya adalah yang paling adil dan lengkap. Pada hari kiamat, Dia akan menjadi saksi utama atas apa yang telah dilakukan oleh setiap jiwa. Sifat ini mendorong kita untuk selalu jujur dan benar dalam setiap keadaan.

    "...Dan cukuplah Allah sebagai Saksi (Syahid)." (QS. An-Nisa': 79)

  51. 51. الحق Al-Haqq Yang Maha Benar

    Al-Haqq berarti Allah adalah Kebenaran yang mutlak. Dzat-Nya benar adanya, janji-Nya benar, firman-Nya benar, dan pertemuan dengan-Nya adalah benar. Segala sesuatu selain-Nya adalah fana dan nisbi, sedangkan Dia adalah kebenaran yang hakiki dan abadi. Berpegang teguh pada-Nya berarti berpegang pada kebenaran itu sendiri dan akan terhindar dari kebatilan.

    "Yang demikian itu, adalah karena sesungguhnya Allah, Dialah (Tuhan) Yang Haq dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah, itulah yang batil." (QS. Luqman: 30)

  52. 52. الوكيل Al-Wakil Yang Maha Mewakili / Pemelihara

    Al-Wakil adalah Dzat yang paling sempurna untuk diserahi segala urusan. Dia adalah pelindung dan pengatur terbaik. Ketika seorang hamba bertawakal (berserah diri) kepada-Nya, berarti ia telah menyerahkan urusannya kepada pihak yang paling kuat, paling bijaksana, dan paling dapat diandalkan. Menjadikan Allah sebagai Wakil akan menghilangkan kecemasan dan memberikan ketenangan hati.

    "...Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung (Wakil)." (QS. Ali 'Imran: 173)

  53. 53. القوي Al-Qawiyy Yang Maha Kuat

    Al-Qawiyy adalah Dzat yang memiliki kekuatan sempurna yang tidak terbatas dan tidak pernah berkurang. Kekuatan-Nya tidak dapat ditandingi oleh kekuatan apapun. Dia tidak pernah merasa lelah atau lemah. Mengimani sifat ini memberikan kita keyakinan bahwa pertolongan dari-Nya pasti akan datang, dan tidak ada kekuatan di dunia yang dapat menghalangi kehendak-Nya.

    "Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah Yang Maha Kuat (Al-Qawiyy) lagi Maha Perkasa." (QS. Hud: 66)

  54. 54. المتين Al-Matin Yang Maha Kokoh

    Al-Matin berarti Yang Maha Kokoh dalam kekuatan-Nya. Jika Al-Qawiyy berbicara tentang besarnya kekuatan, Al-Matin berbicara tentang kekokohan dan kestabilan kekuatan tersebut. Kekuatan-Nya tidak pernah goyah atau menurun. Dia sangat kokoh dalam rencana dan janji-Nya. Bersandar kepada Al-Matin berarti bersandar pada pondasi yang tidak akan pernah runtuh.

    "Sesungguhnya Allah, Dialah Maha Pemberi Rezeki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh (Al-Matin)." (QS. Adz-Dzariyat: 58)

  55. 55. الولي Al-Waliyy Yang Maha Melindungi

    Al-Waliyy adalah Pelindung, Penolong, dan Sahabat sejati bagi hamba-hamba-Nya yang beriman. Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) menuju cahaya (iman). Perlindungan-Nya adalah yang terbaik. Menjadikan Allah sebagai Wali berarti kita akan selalu berada dalam naungan pertolongan dan bimbingan-Nya di setiap langkah kehidupan.

    "Allah adalah Pelindung (Waliyy) orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman)." (QS. Al-Baqarah: 257)

  56. 56. الحميد Al-Hamid Yang Maha Terpuji

    Al-Hamid adalah Dzat yang senantiasa terpuji, baik dalam keadaan suka maupun duka. Dia terpuji karena Dzat-Nya yang sempurna, sifat-sifat-Nya yang mulia, dan perbuatan-Nya yang penuh hikmah. Semua pujian pada hakikatnya kembali kepada-Nya, baik makhluk memuji-Nya ataupun tidak, Dia tetaplah Maha Terpuji. Mengucapkan "Alhamdulillah" adalah pengakuan atas sifat ini.

    "Dan mereka diberi petunjuk kepada ucapan-ucapan yang baik dan ditunjuki (pula) kepada jalan (Allah) Yang Maha Terpuji (Al-Hamid)." (QS. Al-Hajj: 24)

  57. 57. المحصي Al-Muhshi Yang Maha Menghitung

    Al-Muhshi adalah Dzat yang menghitung segala sesuatu dengan sangat teliti. Tidak ada satu pun yang luput dari perhitungan-Nya, mulai dari jumlah tetesan hujan, butiran pasir, hingga setiap amal perbuatan manusia. Perhitungan-Nya mencakup segalanya tanpa ada kesalahan sedikit pun. Sifat ini mengingatkan kita bahwa setiap detik kehidupan kita akan dihitung dan dimintai pertanggungjawaban.

    "Supaya Dia mengetahui, bahwa sesungguhnya rasul-rasul itu telah menyampaikan risalah-risalah Tuhannya, sedang (sebenarnya) ilmu-Nya meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung (muhshi) segala sesuatu satu per satu." (QS. Al-Jinn: 28)

  58. 58. المبدئ Al-Mubdi' Yang Maha Memulai

    Al-Mubdi' adalah Dzat yang memulai penciptaan dari ketiadaan. Dia adalah inisiator dari segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. Tidak ada yang mendahului-Nya. Dia memulai kehidupan, memulai penciptaan langit dan bumi, dan memulai segala proses tanpa contoh sebelumnya. Memahami sifat ini mengembalikan segala asal-usul kepada-Nya.

    "Sesungguhnya Dialah Yang menciptakan (makhluk) dari permulaan dan menghidupkannya (kembali)." (QS. Al-Buruj: 13)

  59. 59. المعيد Al-Mu'id Yang Maha Mengembalikan Kehidupan

    Al-Mu'id adalah Dzat yang akan mengembalikan kehidupan setelah kematian. Sebagaimana Dia mampu memulai penciptaan (Al-Mubdi'), maka mengembalikannya adalah lebih mudah bagi-Nya. Dia akan mengembalikan semua makhluk seperti sedia kala pada hari kebangkitan. Keyakinan pada Al-Mu'id memperkuat iman kita pada hari akhir.

    "Katakanlah: 'Allah-lah yang menghidupkan kamu kemudian mematikan kamu, setelah itu mengumpulkan kamu pada hari kiamat yang tidak ada keraguan padanya; akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.'" (QS. Al-Jatsiyah: 26)

  60. 60. المحيي Al-Muhyi Yang Maha Menghidupkan

    Al-Muhyi adalah Dzat yang memberikan kehidupan kepada segala sesuatu. Dia menghidupkan janin dalam rahim, menghidupkan bumi yang mati dengan air hujan, dan yang terpenting, menghidupkan hati yang mati dengan cahaya hidayah. Kehidupan adalah anugerah murni dari-Nya, dan hanya Dia yang berhak memberikannya.

    "Sesungguhnya Kami menghidupkan dan mematikan dan hanya kepada Kamilah kesudahan (semua makhluk)." (QS. Qaf: 43)

  61. 61. المميت Al-Mumit Yang Maha Mematikan

    Al-Mumit adalah Dzat yang menetapkan kematian bagi setiap yang bernyawa. Kematian adalah ketetapan-Nya yang pasti dan tidak dapat dihindari oleh siapapun. Dia yang memegang kendali atas ajal setiap makhluk. Mengingat Al-Mumit membuat kita sadar akan kefanaan dunia dan mempersiapkan diri untuk kehidupan setelah mati.

    "Dialah yang menghidupkan dan mematikan, dan apabila Dia berkehendak menetapkan sesuatu, maka Dia hanya berkata kepadanya: 'Jadilah!', maka jadilah ia." (QS. Ghafir: 68)

  62. 62. الحي Al-Hayy Yang Maha Hidup

    Al-Hayy berarti Allah Maha Hidup dengan kehidupan yang sempurna, abadi, dan tidak didahului oleh ketiadaan. Kehidupan-Nya tidak seperti kehidupan makhluk yang terbatas dan bergantung pada faktor lain. Dia adalah sumber dari segala kehidupan. Karena Dia Maha Hidup, maka kita hanya bergantung dan memohon kepada-Nya.

    "Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya)..." (QS. Al-Baqarah: 255)

  63. 63. القيوم Al-Qayyum Yang Maha Berdiri Sendiri

    Al-Qayyum adalah Dzat yang berdiri sendiri, tidak membutuhkan siapapun dan apapun. Sebaliknya, seluruh alam semesta bergantung sepenuhnya kepada-Nya untuk bisa ada dan terus berlangsung. Dia yang mengatur dan mengurus segala urusan makhluk-Nya secara terus-menerus tanpa henti. Nama ini sering digandengkan dengan Al-Hayy, menunjukkan bahwa Dzat Yang Maha Hidup inilah yang mengurus segalanya.

    "...Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur..." (QS. Al-Baqarah: 255)

  64. 64. الواجد Al-Wajid Yang Maha Menemukan

    Al-Wajid adalah Dzat yang tidak pernah kekurangan apapun. Dia menemukan apa saja yang Dia kehendaki, kapanpun Dia kehendaki. Dia Maha Kaya dan tidak membutuhkan apapun dari makhluk-Nya. Sebaliknya, makhluklah yang selalu membutuhkan-Nya. Kekayaan-Nya sempurna dan tidak terbatas.

    (Nama ini tidak secara eksplisit disebutkan dalam Al-Qur'an, tetapi maknanya terkandung dalam sifat-sifat Allah lainnya seperti Al-Ghaniyy. Mayoritas ulama memasukkannya dalam daftar 99 nama berdasarkan hadits).

  65. 65. الماجد Al-Majid Yang Maha Mulia (serupa dengan Al-Majid)

    Al-Maajid memiliki makna yang sangat mirip dengan Al-Majiid, yaitu Yang Maha Mulia dan Luhur. Sebagian ulama membedakannya dengan mengatakan bahwa Al-Maajid menekankan pada keluasan dan banyaknya kemuliaan, sementara Al-Majiid menekankan pada kualitas dan kesempurnaan kemuliaan tersebut. Keduanya menunjukkan keagungan dan keluhuran Allah yang tiada tara.

    (Sama seperti Al-Wajid, nama ini lebih banyak didasarkan pada riwayat hadits daripada penyebutan eksplisit di Al-Qur'an).

  66. 66. الواحد Al-Wahid Yang Maha Tunggal

    Al-Wahid berarti Allah adalah satu-satunya dalam Dzat, sifat, dan perbuatan-Nya. Tidak ada sekutu bagi-Nya. Dia adalah esa, tidak beranak dan tidak diperanakkan. Konsep tauhid (mengesakan Allah) adalah inti dari ajaran Islam, dan nama Al-Wahid adalah fondasinya.

    "Katakanlah: 'Dialah Allah, Yang Maha Esa (Ahad).'" (QS. Al-Ikhlas: 1). Wahid dan Ahad memiliki makna yang saling menguatkan.

  67. 67. الاحد Al-Ahad Yang Maha Esa

    Al-Ahad lebih menekankan pada keesaan yang absolut dan tidak dapat dibagi-bagi. Jika Al-Wahid menafikan adanya tuhan kedua, Al-Ahad menafikan segala bentuk penyekutuan dalam Dzat-Nya. Dia benar-benar satu, unik, dan tidak ada yang setara dengan-Nya. Ini adalah penegasan tauhid yang paling murni.

    "Katakanlah: 'Dialah Allah, Yang Maha Esa (Ahad).'" (QS. Al-Ikhlas: 1)

  68. 68. الصمد As-Shamad Yang Maha Dibutuhkan, Tempat Meminta

    As-Shamad adalah Dzat yang menjadi tujuan dan tempat bergantung bagi seluruh makhluk dalam memenuhi segala kebutuhan mereka. Dia tidak membutuhkan makan atau minum, sementara semua makhluk membutuhkan-Nya. Dia sempurna dalam sifat-sifat-Nya sehingga semua mengarahkan permohonan mereka kepada-Nya.

    "Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu (As-Shamad)." (QS. Al-Ikhlas: 2)

  69. 69. القادر Al-Qadir Yang Maha Berkuasa

    Al-Qadir adalah Dzat yang memiliki kekuasaan dan kemampuan untuk melakukan apa saja yang Dia kehendaki. Tidak ada yang dapat melemahkan atau menghalangi kekuasaan-Nya. Dia berkuasa untuk menciptakan, mematikan, menghidupkan kembali, dan mengatur alam semesta sesuai kehendak-Nya.

    "Atau siapakah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian mengulanginya (kembali), dan siapa (pula) yang memberikan rezeki kepadamu dari langit dan bumi? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)? Katakanlah: 'Unjukkanlah bukti kebenaranmu, jika kamu memang orang-orang yang benar'. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya Allah Maha Kuasa (Qadir) atas segala sesuatu." (QS. Al-Baqarah: 20)

  70. 70. المقتدر Al-Muqtadir Yang Maha Berkuasa Penuh

    Al-Muqtadir adalah bentuk yang lebih kuat dari Al-Qadir. Ini menunjukkan kekuasaan yang sempurna, total, dan absolut atas segala sesuatu. Kekuasaan-Nya meliputi segala detail dan tidak ada yang bisa luput dari genggaman-Nya. Dia berkuasa atas takdir dan ketetapan setiap makhluk.

    "Dan mereka mendustakan ayat-ayat Kami semuanya, lalu Kami azab mereka dengan azab dari Yang Maha Perkasa lagi Maha Kuasa (Muqtadir)." (QS. Al-Qamar: 42)

  71. 71. المقدم Al-Muqaddim Yang Maha Mendahulukan

    Al-Muqaddim adalah Dzat yang berkuasa untuk mendahulukan apa yang Dia kehendaki. Dia mendahulukan sebagian makhluk atas sebagian yang lain dalam penciptaan, kedudukan, atau rezeki, semua berdasarkan hikmah-Nya. Dia juga mendahulukan para nabi dan orang-orang saleh dalam derajat kemuliaan.

    (Nama ini dan pasangannya Al-Mu'akhkhir disebutkan dalam doa iftitah yang diajarkan Nabi Muhammad, menunjukkan pengakuan atas kekuasaan Allah dalam mengatur urutan segala sesuatu).

  72. 72. المؤخر Al-Mu'akhkhir Yang Maha Mengakhirkan

    Al-Mu'akhkhir adalah Dzat yang berkuasa untuk mengakhirkan atau menunda apa yang Dia kehendaki. Dia menunda azab bagi pendosa untuk memberi kesempatan bertaubat, menunda sebagian rezeki untuk waktu yang lebih tepat, dan menempatkan segala sesuatu pada urutan yang paling sesuai dengan kebijaksanaan-Nya.

    (Memahami Al-Muqaddim dan Al-Mu'akhkhir secara bersamaan mengajarkan kita untuk ridha pada setiap ketetapan dan urutan takdir yang telah Allah atur).

  73. 73. الأول Al-Awwal Yang Maha Awal

    Al-Awwal adalah Dzat yang keberadaan-Nya tidak didahului oleh apapun. Dia ada sebelum segala sesuatu ada. Dia adalah permulaan dari segalanya, tanpa memiliki permulaan. Nama ini menafikan adanya pencipta lain sebelum Dia dan menegaskan keabadian-Nya yang azali.

    "Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Zhahir dan Yang Bathin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. Al-Hadid: 3)

  74. 74. الأخر Al-Akhir Yang Maha Akhir

    Al-Akhir adalah Dzat yang akan tetap ada setelah segala sesuatu musnah. Dia tidak memiliki akhir. Semua makhluk akan binasa, sementara Dzat-Nya tetap kekal abadi. Nama ini mengajarkan kita tentang tujuan akhir kehidupan, yaitu kembali kepada-Nya.

    "Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Zhahir dan Yang Bathin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. Al-Hadid: 3)

  75. 75. الظاهر Az-Zhahir Yang Maha Nyata

    Az-Zhahir adalah Dzat yang keberadaan-Nya sangat nyata melalui tanda-tanda kekuasaan-Nya di seluruh alam semesta. Segala ciptaan, dari atom hingga galaksi, adalah bukti nyata akan eksistensi dan keagungan-Nya. Dia berada di atas segalanya dan tidak ada yang lebih nyata dari-Nya.

    "Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Zhahir dan Yang Bathin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. Al-Hadid: 3)

  76. 76. الباطن Al-Bathin Yang Maha Tersembunyi

    Al-Bathin adalah Dzat yang tersembunyi, tidak dapat dijangkau oleh panca indera atau akal manusia. Hakikat Dzat-Nya adalah ghaib. Meskipun Dia Zhahir melalui ciptaan-Nya, Dzat-Nya tetap Bathin, tersembunyi dari pandangan makhluk. Ini menunjukkan keterbatasan manusia dan kemahatinggian Allah.

    "Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Zhahir dan Yang Bathin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. Al-Hadid: 3)

  77. 77. الوالي Al-Wali Yang Maha Memerintah

    Al-Wali adalah Dzat yang menguasai dan memerintah segala urusan makhluk-Nya. Dia adalah Penguasa tunggal yang mengatur alam semesta dengan kehendak dan kebijaksanaan-Nya. Tidak ada yang terjadi kecuali dengan izin-Nya. Pemerintahan-Nya mencakup segalanya, dan Dia mengatur semuanya dengan sempurna.

    "Bagi Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di dalamnya, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS. Al-Ma'idah: 120)

  78. 78. المتعالي Al-Muta'ali Yang Maha Tinggi

    Al-Muta'ali adalah Dzat yang Maha Tinggi, suci dari segala sifat makhluk. Ketinggian-Nya melampaui segala pemikiran dan imajinasi. Dia terbebas dari segala kekurangan dan kesetaraan dengan ciptaan-Nya. Nama ini menegaskan transendensi Allah yang absolut.

    "(Dialah) Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Yang Maha Besar lagi Maha Tinggi (Al-Muta'ali)." (QS. Ar-Ra'd: 9)

  79. 79. البر Al-Barr Yang Maha Penderma / Melimpahkan Kebaikan

    Al-Barr adalah sumber segala kebaikan. Dia melimpahkan kebaikan dan kedermawanan-Nya kepada seluruh makhluk, bahkan kepada mereka yang durhaka. Dia membalas kebaikan dengan kebaikan yang lebih besar dan senantiasa menepati janji-Nya. Berinteraksi dengan Al-Barr mengajarkan kita untuk menjadi pribadi yang baik dan dermawan.

    "Sesungguhnya kami dahulu menyembah-Nya. Sesungguhnya Dialah yang melimpahkan kebaikan (Al-Barr) lagi Maha Penyayang." (QS. At-Tur: 28)

  80. 80. التواب At-Tawwab Yang Maha Penerima Taubat

    At-Tawwab adalah Dzat yang senantiasa menerima taubat hamba-Nya. Dia yang memberikan ilham kepada hamba untuk bertaubat, kemudian Dia menerima taubat tersebut. Pintu taubat-Nya selalu terbuka hingga nafas terakhir. Sifat ini memberikan harapan terbesar bagi para pendosa untuk kembali kepada-Nya dan memulai lembaran baru.

    "...Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat (At-Tawwab) lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Baqarah: 37)

  81. 81. المنتقم Al-Muntaqim Yang Maha Pemberi Balasan

    Al-Muntaqim adalah Dzat yang memberikan balasan setimpal kepada orang-orang yang berbuat zalim dan melampaui batas setelah keadilan ditegakkan. "Intiqam" dari Allah bukanlah balas dendam yang didasari emosi seperti pada manusia, melainkan penegakan keadilan yang sempurna bagi mereka yang berhak menerimanya. Sifat ini menjadi ancaman bagi para pelaku kezaliman.

    "Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, kemudian ia berpaling daripadanya? Sesungguhnya Kami akan memberikan pembalasan (muntaqimun) kepada orang-orang yang berdosa." (QS. As-Sajdah: 22)

  82. 82. العفو Al-'Afuww Yang Maha Pemaaf

    Al-'Afuww berasal dari kata yang berarti menghapus. Dia adalah Dzat yang menghapus dosa-dosa dan kesalahaan hamba-Nya seolah-olah tidak pernah terjadi. Pemaafan-Nya lebih dalam dari ampunan (maghfirah). Jika ampunan berarti menutupi dosa, maka pemaafan (afwun) berarti menghapus dosa dari catatan amal. Inilah yang kita mohon di malam Lailatul Qadar.

    "...Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf (Al-'Afuww) lagi Maha Pengampun." (QS. Al-Hajj: 60)

  83. 83. الرؤوف Ar-Ra'uf Yang Maha Pengasih

    Ar-Ra'uf adalah sifat kasih sayang yang sangat mendalam dan lembut. Ini adalah tingkat kasih sayang yang tertinggi, yang mencegah hamba dari segala hal yang menyakitkan. Jika rahmat adalah memberi kebaikan, maka ra'fah (kasih) adalah mencegah keburukan dengan cara yang paling halus. Allah sangat belas kasihan kepada hamba-hamba-Nya.

    "Dan sebahagian manusia ada yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun (Ra'uf) kepada hamba-hamba-Nya." (QS. Al-Baqarah: 207)

  84. 84. مالك الملك Malikul Mulk Penguasa Kerajaan (Semesta)

    Malikul Mulk adalah Pemilik mutlak dari segala kerajaan. Dia memiliki, mengatur, dan mengendalikan seluruh alam semesta sesuai kehendak-Nya. Dia memberikan kekuasaan kepada siapa yang Dia kehendaki dan mencabutnya dari siapa yang Dia kehendaki. Semua kekuasaan di dunia ini hanyalah pinjaman dari-Nya, Sang Pemilik Kerajaan yang sejati.

    "Katakanlah: 'Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan (Malikal Mulk), Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki...'" (QS. Ali 'Imran: 26)

  85. 85. ذو الجلال والإكرام Dzul Jalali wal Ikram Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan

    Nama ini menggabungkan dua sifat agung: Al-Jalal (Kebesaran dan Keagungan) dan Al-Ikram (Kemuliaan dan Kedermawanan). Dia adalah Dzat yang memiliki keagungan sempurna yang membuat-Nya harus diagungkan, sekaligus memiliki kemuliaan yang membuat-Nya memuliakan dan memberikan karunia kepada hamba-Nya. Nabi menganjurkan untuk banyak berdoa dengan menyebut nama ini.

    "Maha Suci nama Tuhanmu, Pemilik Keagungan dan Kemuliaan (Dzul Jalali wal Ikram)." (QS. Ar-Rahman: 78)

  86. 86. المقسط Al-Muqsith Yang Maha Adil

    Al-Muqsith adalah Dzat yang menegakkan keadilan dengan sempurna. Dia memberikan hak kepada setiap pihak tanpa ada yang terzalimi. Keadilan-Nya akan terwujud secara penuh di hari kiamat, di mana Dia akan menjadi hakim yang adil bagi seluruh makhluk, mengambil hak orang yang terzalimi dari orang yang menzalimi.

    "Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan..." (QS. Ali 'Imran: 18)

  87. 87. الجامع Al-Jami' Yang Maha Mengumpulkan

    Al-Jami' adalah Dzat yang akan mengumpulkan seluruh manusia, dari generasi pertama hingga terakhir, pada hari kiamat di satu tempat untuk dihisab. Dia juga yang mengumpulkan berbagai hal yang tampaknya berlawanan di alam semesta dalam satu harmoni. Dia mengumpulkan ruh dan jasad, dan mengumpulkan hati orang-orang beriman dalam persaudaraan.

    "Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengumpulkan manusia untuk (menerima pembalasan pada) hari yang tak ada keraguan padanya. Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji." (QS. Ali 'Imran: 9)

  88. 88. الغني Al-Ghaniyy Yang Maha Kaya

    Al-Ghaniyy adalah Dzat yang Maha Kaya, tidak membutuhkan apapun dari makhluk-Nya. Kekayaan-Nya adalah absolut dan sempurna. Seluruh alam semesta dan isinya adalah milik-Nya. Sebaliknya, semua makhluk adalah fakir (membutuhkan) kepada-Nya. Kesadaran ini menumbuhkan rasa cukup dan membebaskan diri dari perbudakan materi.

    "Wahai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dialah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji." (QS. Fatir: 15)

  89. 89. المغني Al-Mughni Yang Maha Memberi Kekayaan

    Al-Mughni adalah Dzat yang memberikan kekayaan dan kecukupan kepada siapa saja yang Dia kehendaki dari hamba-Nya. Dia yang membuat seseorang merasa cukup, baik dengan harta maupun dengan kekayaan hati (qana'ah). Kekayaan sejati adalah ketika Allah telah mencukupi kebutuhan seorang hamba dan membuatnya ridha dengan pemberian-Nya.

    "Dan bahwasanya Dialah yang memberikan kekayaan dan memberikan kecukupan." (QS. An-Najm: 48)

  90. 90. المانع Al-Mani' Yang Maha Mencegah

    Al-Mani' adalah Dzat yang berkuasa untuk mencegah atau menahan sesuatu. Terkadang Dia menahan karunia-Nya dari seseorang bukan karena bakhil, tetapi karena hikmah untuk melindunginya dari bahaya. Dia juga yang mencegah bahaya dan musibah dari hamba-Nya yang beriman. Mencegah-Nya adalah bentuk perlindungan dan kasih sayang.

    (Nama ini tidak disebut eksplisit di Al-Qur'an, tetapi maknanya terkandung dalam ayat seperti QS. Fatir: 2, "apa saja yang ditahan oleh Allah, maka tidak ada seorang pun yang sanggup melepaskannya").

  91. 91. الضار Ad-Darr Yang Maha Memberi Mudharat

    Ad-Darr adalah Dzat yang berkuasa menimpakan mudharat (kesulitan atau bahaya) kepada siapa yang Dia kehendaki. Hal ini harus dipahami bersama dengan An-Nafi' (Pemberi Manfaat). Mudharat yang ditimpakan-Nya selalu mengandung hikmah, bisa jadi sebagai ujian, hukuman, atau penghapus dosa. Tidak ada yang bisa memberi mudharat kecuali dengan izin-Nya.

    (Seperti Al-Mani', nama ini dan pasangannya disimpulkan dari konteks ayat, seperti QS. Al-An'am: 17, "Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya melainkan Dia sendiri").

  92. 92. النافع An-Nafi' Yang Maha Memberi Manfaat

    An-Nafi' adalah satu-satunya sumber segala manfaat dan kebaikan. Setiap manfaat yang kita terima, baik langsung maupun tidak langsung, berasal dari-Nya. Tidak ada yang bisa memberikan manfaat jika Allah tidak menghendakinya. Memahami hal ini membuat kita hanya berharap dan meminta kebaikan kepada-Nya.

    "Dan jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu." (QS. Al-An'am: 17)

  93. 93. النور An-Nur Yang Maha Bercahaya

    An-Nur adalah Cahaya langit dan bumi. Dia adalah sumber segala cahaya, baik cahaya fisik yang menerangi alam maupun cahaya maknawi (hidayah) yang menerangi hati dan akal manusia. Tanpa cahaya petunjuk dari-Nya, manusia akan berada dalam kegelapan. Al-Qur'an adalah salah satu bentuk cahaya-Nya yang diturunkan ke bumi.

    "Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi..." (QS. An-Nur: 35)

  94. 94. الهادي Al-Hadi Yang Maha Pemberi Petunjuk

    Al-Hadi adalah Dzat yang memberikan petunjuk (hidayah) kepada hamba-Nya. Ada hidayah umum yang diberikan kepada semua makhluk (seperti insting), dan ada hidayah khusus berupa petunjuk iman yang hanya diberikan kepada siapa yang Dia kehendaki. Hidayah adalah karunia terbesar, dan kita harus senantiasa memohonnya kepada Al-Hadi.

    "...Dan cukuplah Tuhanmu sebagai Pemberi Petunjuk (Hadi) dan Penolong." (QS. Al-Furqan: 31)

  95. 95. البديع Al-Badi' Yang Maha Pencipta Yang Tiada Bandingannya

    Al-Badi' adalah Pencipta yang menciptakan segala sesuatu tanpa contoh atau model sebelumnya. Ciptaan-Nya unik, indah, dan tiada duanya. Dia adalah Inovator sejati yang memulai penciptaan langit dan bumi dengan keindahan dan kesempurnaan yang tak tertandingi.

    "Dia Pencipta langit dan bumi. Apabila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya: 'Jadilah!' Lalu jadilah ia." (QS. Al-Baqarah: 117)

  96. 96. الباقي Al-Baqi Yang Maha Kekal

    Al-Baqi adalah Dzat yang keberadaan-Nya kekal dan abadi, tidak akan pernah sirna atau binasa. Semua makhluk bersifat fana, sementara hanya Dia yang tetap kekal. Kekekalan-Nya adalah absolut. Mengingat sifat ini menumbuhkan kerinduan pada kehidupan akhirat yang kekal di sisi-Nya.

    "Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan." (QS. Ar-Rahman: 27)

  97. 97. الوارث Al-Warits Yang Maha Pewaris

    Al-Warits adalah Dzat yang akan mewarisi segala sesuatu setelah semua makhluk musnah. Semua kepemilikan di dunia ini bersifat sementara. Pada akhirnya, segalanya akan kembali kepada-Nya, Sang Pewaris Tunggal. Dia adalah pemilik sejati dari langit, bumi, dan segala isinya.

    "Dan sesungguhnya benar-benar Kami-lah yang menghidupkan dan mematikan dan Kami (pulalah) yang mewarisi." (QS. Al-Hijr: 23)

  98. 98. الرشيد Ar-Rasyid Yang Maha Pandai / Bijaksana

    Ar-Rasyid adalah Dzat yang Maha Cerdas dan Bijaksana dalam setiap tuntunan dan pengaturan-Nya. Petunjuk-Nya adalah jalan yang lurus. Siapa pun yang mengikuti-Nya akan mendapatkan bimbingan menuju kebenaran dan keselamatan. Dia tidak pernah salah dalam mengatur urusan makhluk-Nya.

    (Meskipun tidak secara eksplisit sebagai nama, makna Ar-Rasyid terkandung dalam banyak ayat yang menggambarkan petunjuk Allah sebagai jalan yang lurus atau 'rusyd').

  99. 99. الصبور As-Shabur Yang Maha Sabar

    As-Shabur adalah Dzat yang Maha Sabar. Dia tidak tergesa-gesa dalam menghukum pelaku maksiat, melainkan memberi mereka waktu dan kesempatan untuk bertaubat. Kesabaran-Nya tidak seperti kesabaran makhluk yang terbatas. Dia menunda tindakan-Nya sesuai dengan kebijaksanaan-Nya yang sempurna, tanpa terpengaruh oleh provokasi atau kedurhakaan makhluk-Nya.

    (Nama ini tidak disebutkan di Al-Qur'an, tetapi ditetapkan berdasarkan hadits shahih. Maknanya selaras dengan sifat Al-Halim).

🏠 Homepage