Kehamilan adalah perjalanan yang penuh perubahan, baik secara fisik maupun emosional. Bagi banyak calon ibu, antisipasi menyambut kelahiran si kecil seringkali disertai dengan persiapan menyusui. Namun, beberapa wanita mungkin mulai khawatir jika memasuki usia kehamilan 7 bulan (trimester ketiga) dan ASI belum juga terlihat tanda-tandanya. Kekhawatiran ini wajar, tetapi penting untuk dipahami bahwa setiap tubuh merespons proses hormonal kehamilan dengan cara yang berbeda.
Mengapa ASI Belum Keluar di Trimester Ketiga?
Proses produksi ASI, yang dikenal sebagai laktogenesis, sebenarnya sudah dimulai jauh sebelum persalinan. Namun, ASI yang keluar sebelum bayi lahir biasanya disebut kolostrum, cairan kental berwarna kekuningan yang sangat kaya nutrisi. Jika pada usia kehamilan 7 bulan Anda belum melihat tetesan ASI, ada beberapa alasan umum di baliknya:
1. Peran Hormon Progesteron dan Estrogen
Selama kehamilan, kadar hormon progesteron dan estrogen sangat tinggi. Hormon-hormon ini penting untuk perkembangan kelenjar susu, tetapi mereka juga bertindak sebagai 'rem' alami. Tingginya kadar hormon ini menghambat pelepasan hormon prolaktin, hormon utama yang bertanggung jawab memproduksi ASI dalam jumlah besar. Setelah bayi lahir dan plasenta keluar, kadar progesteron akan turun drastis, dan inilah saat prolaktin bekerja secara penuh memicu produksi ASI.
2. Produksi Kolostrum Belum Terlihat
Beberapa wanita memproduksi kolostrum lebih awal, bahkan sejak trimester kedua. Namun, pada banyak kasus, produksi kolostrum sangat sedikit sehingga tidak terlihat keluar dari puting. Payudara mungkin terasa penuh atau sedikit bengkak, tetapi cairan tersebut tertahan di dalam saluran. Tidak melihat tetesan kolostrum sama sekali bukanlah indikasi bahwa Anda tidak akan bisa menyusui setelah melahirkan.
3. Faktor Anatomi dan Sensitivitas Individu
Setiap tubuh wanita berbeda. Ada wanita yang secara alami memiliki saluran ASI yang lebih tertutup atau puting yang kurang sensitif terhadap stimulasi internal saat hamil. Jika Anda tidak melakukan stimulasi (seperti memijat atau memerah ringan), kolostrum mungkin tetap tersimpan tanpa Anda sadari.
4. Tekanan atau Kekhawatiran yang Tidak Perlu
Stres dan kecemasan berlebihan dapat memengaruhi produksi hormon secara keseluruhan. Walaupun pada tahap ini produksi ASI belum maksimal karena hambatan hormonal, kekhawatiran yang berlebihan justru dapat meningkatkan kortisol (hormon stres) yang secara tidak langsung dapat mempersulit proses laktasi di kemudian hari jika tidak dikelola dengan baik.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Khawatir ASI Belum Keluar?
Daripada fokus pada 'mengeluarkan' ASI saat ini, fokuslah pada persiapan mental dan fisik untuk menyusui pasca-persalinan. Berikut beberapa langkah yang disarankan:
- Konsultasi dengan Bidan atau Dokter: Jika Anda merasa sangat cemas, diskusikan kekhawatiran Anda pada kunjungan prenatal berikutnya. Mereka dapat memastikan tidak ada masalah anatomi yang perlu diperhatikan.
- Edukasi Laktasi: Ikuti kelas atau seminar tentang menyusui. Memahami prosesnya akan mengurangi rasa takut dan memberikan kepercayaan diri.
- Pemeriksaan Puting: Jika puting Anda datar atau tenggelam, diskusikan dengan tenaga kesehatan tentang cara mempersiapkannya tanpa memicu kontraksi dini (stimulasi berlebihan sangat tidak dianjurkan sebelum waktu melahirkan).
- Fokus pada Nutrisi dan Istirahat: Pastikan Anda mendapatkan nutrisi optimal dan istirahat yang cukup. Tubuh yang sehat lebih siap untuk memproduksi ASI secara efektif setelah bayi lahir.
Kesimpulan
Tidak keluarnya ASI saat hamil 7 bulan adalah kondisi yang sangat umum dan hampir selalu normal. Tubuh Anda sedang melakukan pembangunan infrastruktur untuk menyusui. Jangan biarkan hal ini menambah beban pikiran Anda. Percayalah pada kemampuan tubuh Anda dan fokuslah untuk mempersiapkan diri menyambut hari kelahiran. Setelah bayi lahir, dengan dukungan yang tepat dan isapan pertamanya, produksi ASI Anda akan segera terstimulasi secara alami dan efektif.