Bahu beku, atau dalam istilah medis dikenal sebagai adhesive capsulitis, adalah kondisi yang ditandai dengan rasa nyeri hebat yang diikuti kekakuan progresif pada sendi bahu. Kondisi ini menyebabkan rentang gerak sendi sangat terbatas, membuatnya sulit untuk melakukan aktivitas sehari-hari seperti meraih barang di rak, berpakaian, atau mengemudi. Meskipun sangat mengganggu, penyebab pastinya seringkali tidak sepenuhnya jelas, namun terdapat beberapa faktor risiko dan pemicu utama yang diidentifikasi oleh para ahli medis.
Apa yang Terjadi pada Bahu Beku?
Pada bahu normal, sendi dilindungi oleh kapsul sendi yang terdiri dari jaringan ikat yang kuat. Pada kondisi bahu beku, kapsul ini menjadi meradang, menebal, dan mengencang. Jaringan parut (adhesi) mulai terbentuk di antara tulang lengan atas (humerus) dan tulang belikat (skapula), sehingga membatasi gerakan normal sendi. Proses ini biasanya berlangsung dalam tiga tahap: tahap nyeri (pembekuan), tahap kekakuan (beku), dan tahap pemulihan (pencairan).
Faktor Risiko Utama Bahu Beku
Meskipun penyebab langsungnya seringkali tidak dapat dipastikan (idiopatik), terdapat beberapa kondisi kesehatan dan demografi yang secara signifikan meningkatkan risiko seseorang mengalami bahu beku:
- Imobilisasi atau Kurangnya Penggunaan: Ini adalah salah satu penyebab paling umum. Jika bahu Anda tidak bergerak dalam waktu lama—misalnya karena cedera seperti patah tulang lengan, pemulihan pasca operasi bahu, atau bahkan menghindari gerakan karena nyeri—kapsul sendi bisa mulai mengerut dan kaku.
- Diabetes Mellitus: Penderita diabetes memiliki risiko bahu beku yang jauh lebih tinggi dibandingkan populasi umum, dan kondisi ini seringkali lebih parah serta lebih sulit diobati. Mekanisme pastinya belum sepenuhnya dipahami, namun diduga berkaitan dengan perubahan kimiawi pada jaringan ikat akibat gula darah tinggi.
- Penyakit Sistemik Lain: Kondisi lain yang memengaruhi sistem kekebalan atau metabolisme juga meningkatkan risiko, termasuk penyakit tiroid (hipertiroidisme atau hipotiroidisme), penyakit Parkinson, dan penyakit jantung.
- Usia dan Jenis Kelamin: Bahu beku lebih sering menyerang orang dewasa, terutama mereka yang berusia antara 40 hingga 60 tahun. Wanita juga dilaporkan lebih rentan mengalaminya daripada pria.
Peran Cedera dan Peradangan
Faktor inflamasi (peradangan) berperan penting dalam inisiasi bahu beku. Seringkali, kondisi ini dimulai setelah adanya trauma ringan atau cidera minor pada bahu. Peradangan awal menyebabkan nyeri, yang kemudian membuat penderita secara refleks membatasi penggunaan lengan tersebut. Pembatasan gerakan inilah yang memperburuk kekakuan.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa riwayat cedera rotator cuff yang tidak tertangani sempurna atau adanya peradangan kronis di sekitar sendi dapat memicu kaskade reaksi yang berujung pada pembentukan adhesi kapsular. Penting untuk diingat bahwa seringkali, nyeri datang lebih dulu, dan kekakuan muncul sebagai respons tubuh terhadap nyeri dan imobilisasi yang berkepanjangan.
Kesimpulan dan Tindakan
Memahami penyebab bahu beku adalah langkah awal yang baik untuk penanganan. Jika Anda merasakan nyeri bahu yang perlahan namun pasti diikuti dengan penurunan kemampuan gerak, segera konsultasikan dengan profesional kesehatan. Meskipun pemulihan bisa memakan waktu lama—bisa berbulan-bulan hingga beberapa tahun—intervensi dini melalui fisioterapi dan manajemen nyeri dapat sangat membantu mencegah kekakuan berkembang menjadi kondisi kronis yang parah.