Bahu keras atau kaku adalah keluhan umum yang dapat sangat mengganggu aktivitas sehari-hari, mulai dari mengangkat barang hingga sekadar mengemudi. Kondisi ini biasanya ditandai dengan rasa nyeri, terbatasnya rentang gerak, dan sensasi tegang pada otot-otot di sekitar sendi bahu.
Memahami akar masalahnya adalah langkah pertama menuju pemulihan. Ketegangan pada bahu jarang disebabkan oleh satu faktor tunggal, melainkan kombinasi dari gaya hidup, kebiasaan postural, dan kondisi fisik tertentu.
Postur Tubuh yang Buruk
Salah satu penyebab paling dominan dari bahu keras adalah kebiasaan postur tubuh yang buruk, terutama di era digital ini. Duduk terlalu lama dengan posisi membungkuk (slouching) memaksa otot-otot dada (pektoralis) menjadi pendek dan kencang, sementara otot punggung atas (trapezius dan rhomboid) harus bekerja ekstra keras untuk menahan bahu agar tidak jatuh ke depan. Ketidakseimbangan ini menyebabkan ketegangan kronis.
Stres dan Kecemasan
Faktor psikologis sering diremehkan dalam kasus nyeri otot. Ketika seseorang mengalami stres atau kecemasan, tubuh secara otomatis mengaktifkan respons "fight or flight". Ini menyebabkan kontraksi otot yang tidak disadari, dan bahu adalah salah satu area pertama yang menegang. Jika stres berlangsung lama, ketegangan ini menjadi permanen, menghasilkan bahu yang terasa 'terangkat' dan kaku.
Penggunaan Berlebihan dan Gerakan Berulang
Melakukan aktivitas yang melibatkan gerakan bahu berulang-ulang, seperti mengetik dalam jangka waktu panjang, mengangkat beban berat secara tidak tepat, atau bahkan olahraga yang melibatkan gerakan lengan di atas kepala secara intensif (misalnya, tenis atau berenang), dapat menyebabkan iritasi dan peradangan pada tendon dan otot di sekitar sendi bahu.
Kurangnya Gerak (Imobilitas)
Meskipun penggunaan berlebihan menyebabkan ketegangan, kurangnya gerakan juga merupakan masalah besar. Sendi yang jarang digerakkan akan kehilangan pelumas alaminya dan jaringan ikatnya menjadi kurang elastis. Ini sangat terlihat pada lansia atau mereka yang memiliki pekerjaan sangat pasif. Kekakuan yang muncul karena imobilitas ini seringkali lebih parah saat bangun tidur.
Kondisi Medis Lainnya
Selain faktor gaya hidup, bahu keras juga bisa menjadi gejala dari kondisi medis yang memerlukan perhatian profesional, seperti:
- Frozen Shoulder (Adhesive Capsulitis): Kondisi serius yang menyebabkan hilangnya rentang gerak secara progresif.
- Rotator Cuff Tendinitis/Tears: Peradangan atau robekan pada kelompok otot penstabil bahu.
- Osteoartritis: Kerusakan sendi akibat aus dan robeknya tulang rawan.
Langkah Awal Mengatasi Bahu Keras
Untuk mengurangi ketegangan, fokuslah pada perbaikan postur dan peningkatan mobilitas. Terapkan peregangan ringan secara teratur dan pastikan area kerja Anda ergonomis. Jika bahu keras disertai nyeri hebat atau penurunan fungsi yang signifikan, konsultasi dengan fisioterapis atau dokter adalah langkah yang paling bijaksana untuk mendapatkan diagnosis dan rencana penanganan yang tepat.