Tekanan darah adalah salah satu indikator kesehatan kardiovaskular yang paling vital. Saat kita mengukur tekanan darah, kita akan mendapatkan dua angka: sistolik (angka atas) dan diastolik (angka bawah). Fokus utama artikel ini adalah mengupas tuntas mengenai tekanan darah normal diastolik, perannya dalam kesehatan, serta apa artinya jika angkanya terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Angka diastolik merepresentasikan tekanan yang dialami oleh pembuluh darah saat jantung Anda beristirahat di antara detak. Periode istirahat ini sangat penting karena memungkinkan jantung untuk mengisi ulang darah sebelum memompanya kembali ke seluruh tubuh. Oleh karena itu, menjaga nilai diastolik tetap dalam rentang normal adalah kunci untuk mencegah kelelahan jantung jangka panjang.
Secara teknis, tekanan darah diastolik adalah tekanan minimum dalam arteri. Ini terjadi ketika otot jantung (ventrikel) sedang rileks dan jantung sedang mengisi darah dari serambi (atrium) ke bilik ventrikel. Pengukuran ini sering diabaikan dibandingkan sistolik, namun banyak ahli kesehatan menekankan bahwa tekanan diastolik yang tinggi (terutama pada usia muda) bisa menjadi prediktor kuat risiko penyakit jantung di kemudian hari.
Secara umum, tekanan darah dianggap normal jika angkanya berada di bawah 120/80 mmHg. Khusus untuk komponen diastolik, panduan kesehatan sering menetapkan batas aman sebagai berikut:
| Kategori | Tekanan Diastolik (mmHg) |
|---|---|
| Normal (Optimal) | Di bawah 80 |
| Elevated (Meningkat) | 80 – 89 |
| Hipertensi Tahap 1 | 90 – 99 |
| Hipertensi Tahap 2 | 100 atau lebih tinggi |
Catatan Penting: Angka "80" mmHg sering kali dianggap sebagai batas atas tekanan darah diastolik yang sehat pada orang dewasa non-lansia. Jika pengukuran Anda secara konsisten berada di rentang 80-89 mmHg, Anda mungkin diklasifikasikan sebagai 'Elevated' dan perlu mulai melakukan perubahan gaya hidup.
Tekanan darah diastolik yang tinggi (sering disebut sebagai Diastolic Hypertension) menunjukkan bahwa pembuluh darah Anda menghadapi resistensi yang signifikan bahkan ketika jantung sedang dalam fase pengisian ulang. Ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor:
Berbeda dengan tekanan sistolik yang sangat dipengaruhi oleh tingkat aktivitas fisik saat pengukuran (misalnya, karena kecemasan atau baru selesai berolahraga), tekanan diastolik lebih stabil dan lebih mencerminkan kondisi vaskular dasar Anda. Faktor utama yang memengaruhinya meliputi:
Jika pengukuran Anda menunjukkan diastolik yang sedikit di atas batas normal (misalnya 85 mmHg), intervensi gaya hidup biasanya menjadi lini pertahanan pertama sebelum mempertimbangkan obat-obatan. Tujuannya adalah mengembalikan elastisitas arteri dan mengurangi resistensi vaskular.
1. Diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension): Fokus pada peningkatan asupan buah, sayur, biji-bijian utuh, dan produk susu rendah lemak, sambil membatasi lemak jenuh dan kolesterol. Pembatasan natrium adalah kunci utama.
2. Olahraga Aerobik Teratur: Latihan seperti jalan cepat, jogging, atau bersepeda setidaknya 150 menit per minggu dapat membantu melenturkan pembuluh darah secara signifikan, yang langsung berdampak positif pada angka diastolik.
3. Pengelolaan Berat Badan: Kehilangan bahkan sedikit berat badan dapat menurunkan tekanan darah secara keseluruhan. Menurunkan lingkar pinggang seringkali berkorelasi langsung dengan penurunan resistensi pembuluh darah.
4. Batasi Alkohol dan Kafein: Konsumsi alkohol harus dibatasi. Meskipun efek kafein bersifat sementara, konsumsi berlebihan dapat berkontribusi pada peningkatan tekanan darah.
Kesadaran terhadap angka diastolik adalah bagian integral dari manajemen kesehatan jantung secara proaktif. Memahami bahwa tekanan saat jantung beristirahat sama pentingnya dengan tekanan saat jantung bekerja keras akan membantu Anda mengambil langkah yang tepat untuk menjaga kesehatan pembuluh darah Anda seumur hidup.