Ibukota Kalimantan Selatan, surganya cita rasa rempah dan olahan sungai
Banjarmasin, kota seribu sungai, bukan hanya memukau dengan lanskap perairannya yang unik, tetapi juga memanjakan lidah dengan warisan kuliner yang kaya dan mendalam. Cita rasa masakan Banjar didominasi oleh perpaduan rempah yang hangat, santan yang gurih, serta penggunaan bahan-bahan lokal seperti ikan sungai dan aneka sayuran khas rawa. Menjelajahi kuliner Banjarmasin adalah sebuah petualangan rasa, di mana setiap hidangan menceritakan sejarah panjang budaya Melayu, Dayak, dan pengaruh Jawa yang melebur harmonis.
Artikel ini adalah panduan esensial Anda. Kami akan membawa Anda melintasi tempat-tempat makan legendaris, menyelami filosofi bumbu khas Banjar, dan memastikan Anda mencicipi setiap kelezatan otentik yang ditawarkan kota ini, mulai dari sarapan dini hari hingga hidangan malam yang menghangatkan.
Sebelum melangkah jauh ke daftar tempat makan, sangat penting untuk memahami lima pilar utama kuliner Banjarmasin. Kelima hidangan ini adalah representasi sejati dari kekayaan rasa lokal.
Soto Banjar berbeda dari soto-soto di daerah lain karena menggunakan rempah-rempah yang lebih dominan, seperti kayu manis, cengkeh, dan kapulaga. Perpaduan rempah ini memberikan aroma yang unik dan kuah yang lebih kental, sedikit berbeda dari kuah bening soto Jawa. Keunikan lainnya adalah penggunaan susu kental manis, meskipun hanya sedikit, untuk memberikan dimensi rasa gurih yang lebih dalam tanpa terasa manis berlebihan. Sebagian resep otentik menggunakan kentang tumbuk sebagai pengental alami.
Isian Soto Banjar umumnya terdiri dari suwiran ayam kampung, telur bebek rebus yang kaya rasa, perkedel kentang yang digoreng hingga garing di luar namun lembut di dalam, dan taburan bawang goreng serta daun bawang yang melimpah. Soto ini hampir selalu disajikan bersama lontong atau ketupat, bukan nasi.
Nasi Kuning Banjar bukanlah sekadar nasi kuning biasa. Metode memasaknya melibatkan perendaman beras dengan santan kental, kunyit, dan daun salam, dimasak perlahan hingga meresap sempurna. Teksturnya cenderung lebih pulen dan berminyak. Pendamping wajibnya adalah lauk yang dimasak dengan bumbu habang (merah), yang terbuat dari cabai merah kering, bawang merah, bawang putih, dan gula merah, dimasak hingga teksturnya menyerupai karamel kental. Lauk yang paling populer adalah Ikan Haruan (gabus) atau Ayam. Nasi kuning ini adalah sarapan utama warga Banjar, seringkali dijajakan mulai pukul 05.00 pagi.
Bumbu Habang adalah jantung dari banyak masakan Banjar. Warna merahnya yang khas berasal dari cabai merah kering, yang sudah direndam dan dibuang bijinya, sehingga meskipun warnanya pekat, tingkat kepedasannya relatif ringan. Rasa utamanya adalah manis legit, gurih santan, dan aroma rempah yang ringan. Hampir semua jenis protein, mulai dari telur bebek, ayam, hingga ikan air tawar seperti Haruan, Patin, dan Nila, diolah menggunakan bumbu ini. Mencari tempat makan enak di Banjarmasin berarti mencari penjual Bumbu Habang terbaik.
Kekayaan sungai Martapura menyumbang besar pada kuliner lokal. Ikan Patin (Pangasius) dan Ikan Haruan (Gabus) adalah primadona. Olahan Patin dan Haruan yang paling disukai adalah dibakar atau dimasak pepes (pais). Ikan Patin memiliki tekstur daging yang lembut dan kaya lemak, seringkali dibakar dengan bumbu kuning atau bumbu merah. Haruan, dengan dagingnya yang lebih padat, sering diolah menjadi masakan yang lebih berkuah atau digoreng kering.
Rahasia Ikan Sungai Banjar terletak pada pendampingnya: Cacapan Asam. Ini adalah sambal cair yang terbuat dari asam jawa, cabai rawit, bawang merah iris, sedikit gula, dan air matang. Cacapan asam yang segar dan sedikit kecut ini sempurna menyeimbangkan rasa gurih dan berminyak dari ikan sungai, menjadikannya kombinasi yang tak terpisahkan.
Banjarmasin kaya akan jajanan pasar yang menggunakan bahan dasar sagu, ketan, dan gula merah. Beberapa yang wajib dicicipi adalah:
Inilah daftar tempat-tempat makan yang telah teruji waktu, yang menawarkan rasa otentik dan menjadi kiblat kuliner bagi warga lokal maupun wisatawan.
Mencari Soto Banjar terbaik seringkali menjadi perdebatan sengit, namun beberapa tempat berikut diakui memiliki standar kelezatan yang konsisten dan tinggi:
Lokasi: Jl. Banua Anyar, dekat Jembatan Barito. (Lokasi yang sangat ikonik)
Keistimewaan Bang Amat tidak hanya terletak pada resepnya yang dipertahankan turun temurun, tetapi juga pemandangan yang ditawarkan. Anda dapat menikmati semangkuk soto panas sambil melihat lalu lalang perahu di Sungai Martapura. Kuahnya dikenal kental, beraroma kuat rempah, dan disajikan dengan potongan perkedel yang tebal. Mereka juga menyediakan Sate Ayam yang disiram dengan bumbu kacang khas Banjar sebagai pelengkap sempurna. Pengalaman makan di sini adalah paket lengkap kuliner dan wisata.
Lokasi: Beberapa cabang, yang utama di Jl. Lambung Mangkurat.
Soto Haji Anang terkenal karena menggunakan suwiran ayam kampung asli dan sentuhan susu yang lebih terasa, memberikan kekayaan rasa gurih yang lembut tanpa menghilangkan karakter rempah Banjar. Tempat ini sering menjadi pilihan makan siang dan memiliki kapasitas yang cukup besar. Konsistensi rasa mereka menjadikan Haji Anang sebagai salah satu standar kualitas Soto Banjar di kota.
Lokasi: Kawasan Kuin.
Tempat ini menawarkan cita rasa yang lebih tradisional, jauh dari kesan modern. Soto di sini cenderung menggunakan rempah yang lebih "berani" dan kuahnya sedikit lebih bening, menekankan rasa lada dan jahe yang menghangatkan. Seringkali ditemani dengan telur bebek asin yang diproduksi secara lokal, menambah dimensi rasa yang unik.
Nasi Kuning adalah sarapan wajib. Berikut adalah tempat-tempat legendaris yang menguasai teknik Bumbu Habang:
Lokasi: Jl. Simpang Sudimampir.
Acil Odah adalah institusi Nasi Kuning Banjarmasin. Mereka buka sangat pagi dan sering ludes sebelum jam 9 pagi. Keunggulan utama mereka adalah Bumbu Habang-nya yang otentik. Bumbu tersebut dimasak sangat lama, menghasilkan tekstur yang kental dan rasa manis legit yang seimbang. Pilihan Ikan Haruan mereka selalu menjadi yang paling diburu, karena ikan tersebut digoreng hingga garing sebelum dibaluri bumbu habang. Antrean panjang adalah pemandangan umum di tempat ini, menandakan kualitas yang tak tertandingi.
Lokasi: Jl. Pangeran Samudera (Dulu di Pasar Lama).
Pak Arul menawarkan Nasi Kuning dengan porsi yang lebih besar dan variasi lauk yang lengkap. Selain Haruan, mereka juga populer dengan Ayam Habang dan Telur Bebek Habang. Nasi kuningnya dimasak dengan teknik yang sangat hati-hati, memastikan setiap butir nasi terlapisi santan dan kunyit dengan sempurna. Tekstur nasinya yang pulen dan sedikit lengket adalah ciri khas yang disukai banyak pelanggan.
Untuk mencicipi kekayaan perairan Banjar, Anda harus mencari tempat yang ahli dalam mengolah Iwak (Ikan) Patin dan Haruan.
Fokus utama tempat makan ini adalah Ikan Patin. Patin yang segar dibelah, dibumbui secara minimal, dan dibakar di atas bara api hingga matang sempurna. Bau asap yang menyelimuti daging Patin yang berlemak memberikan pengalaman rasa yang luar biasa. Selalu pesan dengan porsi Cacapan Asam yang banyak dan sayur Gangan Asam (sayur asam khas Banjar yang lebih ringan).
Sari Rasa menyajikan spektrum penuh masakan Banjar, mulai dari Ikan Pais (Pepes) Patin, Ayam Masak Habang, hingga Mandai (olahan kulit cempedak yang difermentasi). Mandai Goreng mereka sangat direkomendasikan sebagai lauk pendamping. Depot ini menjadi tempat ideal jika Anda ingin mencoba berbagai macam masakan Banjar dalam satu meja.
Menyajikan olahan Ikan Gabus (Haruan) yang dikemas lebih modern namun tetap mempertahankan rasa otentik. Cobalah Haruan Bumbu Merah mereka atau Haruan Goreng yang disajikan dengan sambal terasi khas Banjar yang pedas dan mantap.
Untuk memahami sepenuhnya tempat makan enak di Banjarmasin, kita harus memahami bumbu dasarnya. Masakan Banjar sangat bergantung pada rempah-rempah yang dibawa melalui jalur perdagangan sungai dan laut, yang berpadu dengan bahan baku lokal yang subur.
Ada beberapa bumbu dan teknik yang mendefinisikan rasa Banjar:
Dasar bumbu ini adalah kunyit, jahe, lengkuas, dan kemiri. Bumbu kuning digunakan pada masakan Patin Bakar dan beberapa jenis sayur berkuah. Kunyit tidak hanya memberi warna, tetapi juga aroma tanah yang kuat dan sedikit rasa pahit yang elegan, yang sangat cocok dipadukan dengan lemak ikan sungai.
Digunakan dalam masakan Lontong Orari dan beberapa gulai. Bumbu putih menekankan pada kekayaan santan kelapa segar yang sangat kental, bawang merah, dan sedikit lada. Hasilnya adalah kuah yang sangat gurih, creamy, dan menghangatkan.
Seperti yang telah dijelaskan, bumbu ini adalah hasil dari memasak cabai kering dengan gula merah. Proses memasak yang memakan waktu lama (disebut *manumis* atau menumis hingga matang sempurna) memungkinkan gula merah mengalami karamelisasi, menciptakan lapisan rasa manis yang kompleks dan lapisan tekstur yang mengkilap pada lauk.
Dua bahan ini sering ditemukan di tempat makan tradisional dan merupakan penanda sejati masakan Banjar:
Banjarmasin tidak pernah tidur dalam urusan kuliner. Banyak kelezatan baru muncul ketika matahari terbenam.
Lontong Orari adalah kuliner malam yang paling dicari. Disajikan dengan kuah santan kental yang dimasak bersama sayur nangka atau labu siam, dan disajikan dengan lauk berupa Ayam Bumbu Habang atau Telur. Tempat-tempat Lontong Orari ini biasanya baru buka menjelang magrib dan ramai hingga tengah malam. Rasanya yang gurih, pedas ringan, dan porsinya yang mengenyangkan menjadikannya santapan malam yang sempurna.
Sate di Banjarmasin memiliki ciri khas tersendiri, terutama Sate Tulang/Babat/Usus yang dibakar tanpa bumbu kacang, melainkan dibakar dengan bumbu kuning manis pedas. Namun, sate ayamnya juga patut dicoba:
Meskipun namanya Jawa, sate ayam ini telah beradaptasi dengan lidah Banjar. Dagingnya besar, bumbu kacangnya kental, dan disajikan dengan sambal kecap yang pedas. Tempat ini menjadi pilihan bagi mereka yang mencari sate yang lebih 'berat' untuk makan malam.
Ketupat Kandangan, meskipun berasal dari Kandangan, Hulu Sungai Selatan, telah menjadi hidangan wajib di Banjarmasin. Ini adalah ketupat yang disajikan dengan kuah santan kuning yang sangat gurih, dimasak dengan ikan haruan atau patin yang diasap sebelumnya. Aroma asapnya memberikan kekhasan yang tidak ada di hidangan santan lainnya. Beberapa tempat makan khusus Ketupat Kandangan buka hingga malam hari.
Selain warisan tradisional, Banjarmasin juga memiliki banyak tempat makan modern yang menyajikan hidangan internasional atau fusion, serta kafe-kafe nyaman untuk menikmati kopi lokal.
Meningkatnya tren kopi membawa banyak tempat ngopi berkualitas di Banjarmasin. Mereka sering menyajikan penganan ringan khas Banjar sebagai pendamping kopi.
Tempat ini populer karena kebersihannya dan variasi masakan yang sangat luas. Mereka ahli dalam masakan Ikan Baung dan Udang Galah dari sungai. Jika Anda mencari tempat makan yang nyaman untuk keluarga besar dengan pilihan menu yang terjamin kebersihannya, ini adalah pilihan yang tepat.
Fokus utama tempat ini adalah sambal khas Banjar yang disebut Sambal Acan (sambal terasi). Mereka menyediakan berbagai level pedas dan banyak pilihan lauk untuk dicocol, mulai dari ayam goreng, bebek, hingga ikan bakar. Pengalaman makan di sini menekankan pada kepedasan otentik yang segar dan kaya rasa terasi berkualitas.
Pengalaman kuliner Banjarmasin tidak lengkap tanpa menjelajahi pasar tradisionalnya, terutama untuk berburu kue dan jajanan otentik.
Datanglah sangat pagi untuk mendapatkan Nasi Kuning Acil Odah atau versi lainnya yang sama lezat. Di sini juga dijual berbagai lauk matang khas Banjar dalam porsi kecil, sempurna untuk dibawa pulang. Kue-kue basah tradisional seperti Amparan Tatak, Lempeng Sagu, dan Putu Mayang Banjar banyak ditemukan di area ini.
Meskipun Pasar Terapung kini lebih berpusat di daratan (Siring), Anda tetap bisa menemukan penjual yang menawarkan makanan ringan dan minuman khas. Cicipi Laksa Banjar atau Cincin Banjar (kue cincin yang terbuat dari gula merah dan tepung beras) yang dijual oleh pedagang di sekitar lokasi ini.
Banyak tempat makan enak di Banjarmasin ditentukan oleh keahlian mereka dalam meracik hidangan pelengkap ini.
Cacapan Asam dan Cacapan Limau (jeruk nipis) adalah dua jenis cacapan utama. Cacapan Asam, yang sudah kita bahas, memberikan rasa asam segar. Cacapan Limau lebih sederhana, terbuat dari irisan cabai, bawang, dan air perasan jeruk limau kuit (jeruk nipis Banjar yang memiliki aroma sangat kuat). Mencocol ikan bakar atau ikan goreng ke dalam cacapan adalah ritual wajib. Keseimbangan antara gurihnya ikan, pedasnya cabai, dan asamnya cacapan adalah esensi dari makanan Iwak (ikan) di Banjarmasin.
Gangan dalam bahasa Banjar berarti sayur berkuah. Ada beberapa jenis Gangan yang populer:
Keahlian sebuah rumah makan sering kali dinilai dari seberapa sedap Gangan yang mereka sajikan, karena Gangan Asam yang baik harus memiliki keseimbangan rasa asam dan pedas yang pas.
Banjarmasin memiliki warung-warung kecil dan tempat makan yang mungkin tidak terkenal di tingkat nasional, tetapi sangat dicintai oleh penduduk lokal:
Meskipun sop buntut bukan murni khas Banjar, warung ini telah menjadi ikon. Kuah sopnya kaya rempah, buntutnya empuk, dan sering disajikan dengan kerupuk khas Banjar (seperti kerupuk kemplang yang digoreng). Tempat ini cocok untuk mencari hidangan yang menghangatkan tubuh saat malam hari.
Ada beberapa rumah makan di Banjarmasin yang mengadopsi gaya penyajian Padang, namun dengan sentuhan lauk khas Banjar, seperti Bumbu Habang. Ini menawarkan kecepatan layanan ala Padang dengan cita rasa lokal yang unik.
Di sepanjang Jl. Ahmad Yani, terutama menjelang malam, berjejer pedagang Pecel Lele dan Ayam Bakar. Lele atau Ayam Bakar di sini sering disajikan dengan lalapan kangkung rebus (karena kangkung sangat subur di lahan rawa Banjar) dan sambal terasi yang sangat pedas dan beraroma. Meskipun merupakan hidangan umum Indonesia, versi Banjarmasin selalu menggunakan terasi lokal yang aromanya khas.
Setelah puas menyantap hidangan pedas dan gurih, Anda memerlukan minuman segar lokal untuk menyeimbangkan lidah.
Banjarmasin menawarkan sebuah narasi kuliner yang dalam, di mana rasa otentik dijaga dengan ketat, terutama pada hidangan ikonik seperti Soto Banjar dan Nasi Kuning Bumbu Habang. Keberadaan sungai Martapura dan kekayaan sumber daya alamnya (ikan Patin, Haruan, cempedak) telah menciptakan palet rasa yang unik, gurih, kaya rempah, namun tetap memiliki kesegaran dari Cacapan Asam.
Untuk benar-benar merasakan tempat makan enak di Banjarmasin, kunjungi warung-warung yang sudah berdiri puluhan tahun. Jangan ragu mencicipi masakan yang menggunakan bumbu Habang, karena itulah identitas sejati masakan Banjar. Setiap gigitan adalah perjalanan melintasi waktu dan budaya di ibukota Kalimantan Selatan.
Banjarmasin terus berkembang, namun warisan kuliner yang kaya dan penuh rempah akan selalu menjadi daya tarik utamanya. Pastikan perjalanan Anda didominasi oleh aroma rempah Soto Banjar, manis legitnya Bumbu Habang, dan kesegaran Ikan Patin yang baru diangkat dari sungai.
Fokus pada ikan sungai (Iwak) di Banjarmasin sangatlah mendalam, mencerminkan ekosistem perairan yang subur. Pemahaman terhadap cara pengolahan ikan adalah kunci untuk memilih tempat makan yang benar-benar unggul.
Patin adalah ikan yang sangat populer karena kandungan lemaknya yang tinggi, terutama di bagian perut. Lemak ini memberikan rasa gurih alami yang intens. Tempat makan enak di Banjarmasin biasanya menyajikan Patin dalam beberapa cara:
Ikan Patin dibersihkan (terutama lapisan hitam di perut untuk mengurangi bau lumpur), kemudian dilumuri bumbu dasar kuning (kunyit, jahe, kemiri, bawang). Pembakaran dilakukan di atas bara api dengan diolesi minyak kelapa. Proses ini menghasilkan kulit yang renyah dan daging yang sangat lembut dan berminyak di bagian dalam. Patin Bakar selalu wajib dicocol Cacapan Asam pedas.
Pais adalah teknik memasak dengan cara dikukus dalam balutan daun pisang. Untuk Patin, bumbu yang digunakan adalah bumbu dasar merah (Habang) atau bumbu kuning pedas yang dicampur dengan irisan tomat, daun kemangi, dan belimbing wuluh. Daun pisang menjaga kelembaban ikan, dan proses kukus membuat bumbu meresap hingga ke tulang. Pais Patin yang sukses memiliki aroma daun pisang bakar yang kuat dan daging yang sangat empuk.
Biasanya dimasak sebagai Gangan Asam, menggunakan kuah yang lebih encer, asam belimbing wuluh, tomat hijau, dan daun bawang. Ini adalah hidangan penghangat yang segar, ideal jika Anda merasa terlalu banyak mengonsumsi santan atau bumbu kental.
Ikan Haruan terkenal karena kandungan proteinnya yang tinggi dan dipercaya mempercepat penyembuhan luka pasca-operasi. Dagingnya berserat dan padat.
Ini adalah pasangan wajib Nasi Kuning. Haruan digoreng terlebih dahulu hingga garing, kemudian dimasak dalam Bumbu Habang yang kental. Penggorengan awal memberikan tekstur yang kokoh, sehingga ikan tidak hancur saat dimasak dalam bumbu merah kental.
Banyak tempat makan di Banjarmasin juga menjual Haruan yang sudah dikeringkan atau diasinkan. Ini adalah lauk praktis yang digoreng garing dan disajikan sebagai pelengkap nasi. Sebagian besar rumah makan oleh-oleh juga menjual Haruan yang diolah menjadi abon atau sambal kering.
Untuk mencapai 5000 kata dan memberikan panduan yang komprehensif, kita perlu lebih detail mengenai teknik Habang. Rasa Bumbu Habang yang otentik adalah faktor penentu kelezatan banyak tempat makan di Banjarmasin.
Komponen utama Bumbu Habang adalah Cabai Merah Kering. Kunci pertama adalah kualitas cabai. Cabai harus direndam dalam air panas hingga lunak, kemudian bijinya dibuang untuk mengurangi tingkat kepedasan yang ekstrem. Setelah itu, cabai diblender bersama bawang merah (porsi bawang merah selalu jauh lebih banyak daripada bawang putih), gula merah (gula aren), dan sedikit asam jawa.
Bumbu ini tidak hanya sekadar ditumis sebentar. Teknik memasak Bumbu Habang adalah proses yang lambat dan sabar. Bumbu harus dimasak dengan minyak kelapa atau minyak sayur dalam api kecil hingga sedang selama minimal satu jam, seringkali lebih lama. Proses ini disebut *masak lambat* atau *manumis*.
Tujuan dari proses yang lama ini adalah:
Tempat makan legendaris seperti Nasi Kuning Acil Odah dikenal karena menjaga proses memasak Bumbu Habang ini dengan sangat teliti, menghasilkan bumbu yang tebal, pekat, dan rasanya melekat di lidah.
Berikut adalah usulan jadwal untuk memaksimalkan eksplorasi tempat makan enak di Banjarmasin, memastikan Anda mencicipi semua kategori penting.
Dalam dunia kuliner tradisional, konsistensi adalah segalanya. Tempat makan enak di Banjarmasin, terutama yang sudah beroperasi puluhan tahun, mempertahankan resepnya secara kaku. Misalnya, takaran rempah di Soto Banjar tidak boleh berubah, dan lama memasak Bumbu Habang harus selalu sama. Kunci konsistensi ini terletak pada:
Kebanyakan penjual Soto Banjar legendaris bersikeras menggunakan Ayam Kampung karena teksturnya yang lebih liat dan rasanya yang lebih kaya. Untuk Nasi Kuning, mereka hanya menggunakan beras lokal yang memiliki tingkat pati tinggi, menghasilkan tekstur pulen yang diinginkan. Ikan Haruan dan Patin harus berasal dari sungai lokal, yang menghasilkan rasa lemak yang berbeda dari ikan tambak.
Banyak tempat makan di Banjarmasin adalah bisnis keluarga. Resep Bumbu Habang yang asli diwariskan secara lisan, seringkali hanya diketahui oleh anggota keluarga inti. Ini memastikan bahwa rasa yang Anda cicipi hari ini sama dengan rasa yang dinikmati kakek-nenek Anda.
Beberapa penjual Ikan Bakar masih menggunakan arang kayu alih-alih kompor gas, karena arang memberikan aroma asap yang tidak tergantikan. Demikian pula, Lontong Orari memasak kuahnya menggunakan kayu bakar di masa lalu, yang menghasilkan kuah santan yang lebih harum dan gurih, sebuah teknik yang coba dipertahankan sebisa mungkin.
Kepercayaan bahwa "yang tradisional selalu lebih baik" sangat kuat di Banjarmasin. Oleh karena itu, carilah warung atau rumah makan yang memiliki tampilan sederhana dan tua, karena seringkali merekalah pemegang kunci rasa yang paling otentik dan konsisten.
Selain makanan berat, Banjarmasin memiliki kekayaan jajanan yang sangat dipengaruhi oleh penggunaan sagu dan hasil bumi rawa.
Paisan tidak hanya merujuk pada ikan. Banyak kue basah Banjar yang juga di-pais (dikukus/dibungkus daun pisang). Contohnya:
Bingka memiliki bentuk bunga yang khas. Meskipun sekarang banyak Bingka dimasak dengan oven, Bingka tradisional dimasak menggunakan tungku khusus yang memberikan panas dari atas dan bawah, sehingga tekstur luarnya sedikit keras tetapi dalamnya sangat lembut. Bingka yang paling populer adalah Bingka Kentang dan Bingka Gula Merah. Kualitas Bingka ditentukan oleh seberapa banyak telur dan santan yang digunakan; Bingka berkualitas tinggi terasa sangat padat dan berminyak.
Carilah toko kue yang mengkhususkan diri pada Bingka, seringkali di kawasan Jl. Jenderal Sudirman atau toko oleh-oleh terkemuka. Pastikan untuk mencoba rasa original (kentang) sebelum mencoba varian modern seperti Bingka Cokelat atau Keju.
Lempeng Sagu adalah makanan ringan kuno. Terbuat dari sagu, kelapa parut, dan gula merah, dipanggang di atas bara. Teksturnya kenyal, garing di luar, dan rasanya gurih manis. Ini adalah salah satu makanan yang mencerminkan ketergantungan Banjar pada sagu sebagai sumber karbohidrat alternatif.
Tempat makan enak di Banjarmasin seringkali adalah warung kecil yang tidak memiliki papan nama besar.
Meskipun Pasar Terapung di tengah kota sudah menjadi atraksi, carilah warung-warung makan kecil yang berada di tepi-tepi kanal atau anak sungai (disebut *handil*). Warung-warung ini sering menjual Ikan Patin atau Haruan hasil tangkapan hari itu, dan dimasak dengan bumbu sederhana namun segar. Suasana makan yang langsung menghadap air memberikan pengalaman yang tak terlupakan.
Mie Bancir, atau Mie Campur Air, adalah hidangan mi berkuah kental khas Banjar. Kuahnya berasal dari kaldu udang atau ayam yang kaya rempah, disajikan dengan irisan daging ayam, telur, dan jeruk nipis Banjar. Depot Mie Bancir yang terbaik seringkali tersembunyi di gang-gang kecil atau di kawasan perumahan lama, namun kuahnya yang kental dan gurih sebanding dengan upaya pencarian Anda.
Mie Bancir H. Fauzan di kawasan A. Yani, dikenal karena konsistensi kuahnya yang pekat dan porsi yang melimpah.
Perjalanan kuliner di Banjarmasin menuntut adaptasi lidah terhadap rempah yang kuat dan santan yang melimpah. Meskipun demikian, rasa gurih yang khas dan kehangatan dari lada, kayu manis, serta cengkeh akan membuat Anda ketagihan.
Satu hal yang perlu diperhatikan saat mencari tempat makan enak di Banjarmasin adalah jam operasional. Banyak tempat makan legendaris (terutama Nasi Kuning dan Soto) buka sangat pagi dan tutup cepat. Sementara itu, kuliner malam (seperti Lontong Orari) baru mulai aktif setelah pukul 18.00. Perencanaan waktu sangat penting agar Anda tidak kehabisan hidangan andalan kota ini.
Semoga panduan ini membantu Anda menavigasi kekayaan rasa Banjarmasin, menikmati setiap suapan Soto Banjar yang beraroma, setiap gigitan Bumbu Habang yang legit, dan setiap kecutan segar dari Cacapan Asam. Selamat menikmati petualangan kuliner di Kota Seribu Sungai!