Memahami Keagungan Allah Melalui 99 Asmaul Husna

Kaligrafi Lafadz Allah di dalam ornamen bintang islami

Asmaul Husna adalah nama-nama Allah yang terbaik dan terindah, yang menunjukkan sifat-sifat kesempurnaan-Nya. Mengenal, memahami, dan merenungi Asmaul Husna merupakan salah satu pilar utama dalam mengenal Allah (ma'rifatullah). Setiap nama membawa makna yang mendalam tentang keagungan, kekuasaan, kasih sayang, dan keadilan Allah SWT. Dengan mempelajarinya, seorang hamba dapat meningkatkan rasa cinta, takut, dan harap kepada Rabb-nya, yang pada gilirannya akan memperbaiki kualitas ibadah dan akhlaknya.

Allah SWT sendiri memerintahkan kita untuk berdoa dengan menyebut nama-nama-Nya yang indah ini. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya Asmaul Husna dalam hubungan antara seorang hamba dengan Tuhannya. Semakin dalam pemahaman kita terhadap sifat-sifat Allah, semakin kita menyadari betapa kecil dan bergantungnya kita kepada-Nya. Artikel ini akan mengupas 99 Asmaul Husna, lengkap dengan arti serta dalilnya dari Al-Qur'an, sebagai panduan untuk kita semua dalam upaya mendekatkan diri kepada Sang Khaliq.

الرحمنAr-Rahman

Yang Maha Pengasih

Ar-Rahman adalah sifat kasih Allah yang melimpah dan mencakup seluruh makhluk-Nya di dunia ini tanpa terkecuali. Kasih sayang ini bersifat universal, diberikan kepada orang yang beriman maupun yang kafir, kepada manusia, hewan, tumbuhan, dan seluruh alam semesta. Nikmat seperti udara untuk bernapas, air untuk minum, dan matahari yang bersinar adalah manifestasi dari sifat Ar-Rahman-Nya. Sifat ini mengajarkan kita untuk selalu bersyukur atas segala nikmat yang tak terhitung jumlahnya dan mendorong kita untuk memiliki sifat belas kasih kepada sesama makhluk.

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm(i). "Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Fatihah: 1)

الرحيمAr-Rahim

Yang Maha Penyayang

Ar-Rahim adalah sifat sayang Allah yang khusus dianugerahkan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman di akhirat kelak. Jika Ar-Rahman adalah kasih sayang-Nya di dunia untuk semua, maka Ar-Rahim adalah puncak kasih sayang-Nya berupa surga dan ampunan yang abadi bagi mereka yang taat. Sifat ini memberikan harapan besar bagi orang-orang beriman bahwa setiap amal saleh, taubat, dan kesabaran mereka tidak akan sia-sia dan akan dibalas dengan kasih sayang yang sempurna di sisi-Nya. Ini memotivasi kita untuk terus beristiqamah di jalan kebenaran.

وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِيْنَ رَحِيْمًا

...wa kāna bil-mu'minīna raḥīmā(n). "...Dan Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman." (QS. Al-Ahzab: 43)

الملكAl-Malik

Yang Maha Merajai

Al-Malik berarti Allah adalah Raja yang sesungguhnya, Pemilik mutlak seluruh kerajaan langit dan bumi. Kekuasaan-Nya tidak terbatas oleh waktu, tempat, atau apapun. Semua raja dan penguasa di dunia hanyalah pinjaman dan akan berakhir, sedangkan kerajaan Allah adalah abadi. Memahami nama ini menumbuhkan kesadaran bahwa kita hanyalah hamba dari Raja Yang Maha Agung, sehingga tidak pantas bagi kita untuk bersikap sombong. Segala urusan berada dalam genggaman-Nya, dan kepada-Nya lah kita semua akan kembali untuk mempertanggungjawabkan segalanya.

فَتَعٰلَى اللّٰهُ الْمَلِكُ الْحَقُّۚ

Fa ta‘ālallāhul-malikul-ḥaqq(u). "Maka Mahatinggi Allah, Raja yang sebenarnya." (QS. Ta-Ha: 114)

القدوسAl-Quddus

Yang Maha Suci

Al-Quddus menunjukkan bahwa Allah Maha Suci dari segala bentuk kekurangan, aib, dan cacat. Dia suci dari segala hal yang tidak layak bagi keagungan-Nya, seperti memiliki anak, sekutu, atau sifat-sifat yang menyerupai makhluk-Nya. Kesucian-Nya adalah absolut dan sempurna. Merenungi nama ini mengajak kita untuk mensucikan hati dan pikiran dari keyakinan yang salah tentang-Nya dan membersihkan diri dari perbuatan dosa dan akhlak tercela, dalam upaya meneladani kesucian sesuai dengan kapasitas kita sebagai manusia.

هُوَ اللّٰهُ الَّذِيْ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ اَلْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلٰمُ

Huwallāhul-lażī lā ilāha illā huw(a), al-malikul-quddūsus-salām(u). "Dialah Allah yang tidak ada tuhan selain Dia. Dia (adalah) Raja, Yang Mahasuci, Yang Mahasejahtera." (QS. Al-Hasyr: 23)

السلامAs-Salam

Yang Maha Memberi Kesejahteraan

As-Salam berarti Allah adalah sumber segala kedamaian dan keselamatan. Dia selamat dari segala aib dan kekurangan, dan dari-Nya lah datangnya kesejahteraan bagi seluruh makhluk. Kedamaian sejati hanya bisa didapatkan dengan tunduk dan patuh kepada-Nya. Nama ini mengajarkan bahwa Islam, yang berasal dari akar kata yang sama, adalah jalan hidup yang membawa kedamaian bagi individu dan masyarakat. Seorang muslim didorong untuk menjadi agen perdamaian, menebarkan salam dan rasa aman di mana pun ia berada.

هُوَ اللّٰهُ الَّذِيْ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ اَلْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلٰمُ

Huwallāhul-lażī lā ilāha illā huw(a), al-malikul-quddūsus-salām(u). "Dialah Allah yang tidak ada tuhan selain Dia. Dia (adalah) Raja, Yang Mahasuci, Yang Mahasejahtera." (QS. Al-Hasyr: 23)

المؤمنAl-Mu'min

Yang Maha Memberi Keamanan

Al-Mu'min memiliki dua makna utama: Yang Maha Memberi Keamanan dan Yang Maha Terpercaya. Allah memberikan rasa aman kepada hamba-hamba-Nya dari rasa takut dan dari kezaliman. Dialah yang akan menepati janji-Nya kepada orang beriman dengan pahala dan surga. Keyakinan kepada Al-Mu'min menenangkan hati yang gelisah, karena kita tahu bahwa perlindungan hakiki hanya datang dari-Nya. Ini juga menginspirasi kita untuk menjadi pribadi yang dapat dipercaya (amanah) dan memberikan rasa aman bagi orang di sekitar kita.

اَلْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيْزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُ

Al-mu'minul-muhaiminul-‘azīzul-jabbārul-mutakabbir(u). "Yang Maha Memberi Keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Mahaperkasa, Yang Mahakuasa, Yang Memiliki segala Keagungan." (QS. Al-Hasyr: 23)

المهيمنAl-Muhaimin

Yang Maha Memelihara

Al-Muhaimin berarti Allah adalah Dzat yang senantiasa mengawasi, menjaga, dan memelihara seluruh makhluk-Nya. Tidak ada satu pun perbuatan, ucapan, atau bahkan lintasan hati yang luput dari pengawasan-Nya. Dia adalah saksi atas segala sesuatu. Pemahaman akan nama ini melahirkan sifat muraqabah, yaitu merasa selalu diawasi oleh Allah. Ini akan mencegah seseorang dari berbuat maksiat baik di kala ramai maupun sepi, dan mendorongnya untuk senantiasa berbuat kebaikan karena yakin Allah selalu melihat dan akan membalasnya.

وَأَنْزَلْنَآ إِلَيْكَ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتٰبِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ

Wa anzalnā ilaikal-kitāba bil-ḥaqqi muṣaddiqal limā baina yadaihi minal-kitābi wa muhaiminan ‘alaih(i). "Dan Kami telah menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu dengan membawa kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan menjaganya." (QS. Al-Ma'idah: 48)

العزيزAl-'Aziz

Yang Maha Perkasa

Al-'Aziz menunjukkan bahwa Allah memiliki keperkasaan yang mutlak, yang tidak dapat dikalahkan oleh siapapun. Dia Maha Kuat dan Maha Mulia. Keperkasaan-Nya bukanlah untuk menzalimi, melainkan untuk menegakkan kebenaran dan keadilan. Siapapun yang berlindung kepada-Nya akan menjadi mulia, dan siapapun yang menentang-Nya pasti akan hina. Mengimani nama Al-'Aziz menumbuhkan rasa percaya diri dan keberanian pada seorang mukmin, karena ia bersandar pada Dzat Yang Maha Perkasa, dan menghilangkan rasa takut kepada selain-Nya.

وَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ

Wa‘lam annallāha ‘azīzun ḥakīm(un). "...Dan ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana." (QS. Al-Baqarah: 209)

الجبارAl-Jabbar

Yang Memiliki Mutlak Kegagahan

Al-Jabbar memiliki makna Yang Maha Memaksa, Yang Maha Gagah, dan Yang Maha Memperbaiki. Kehendak-Nya pasti terjadi dan tak ada yang bisa menghalangi. Dia menundukkan segala sesuatu dengan kekuasaan-Nya. Di sisi lain, Dia juga memperbaiki keadaan hamba-Nya yang lemah, menyembuhkan yang sakit, dan menguatkan yang patah hati. Sifat ini mengajarkan kita untuk tunduk pada ketetapan-Nya dan tidak memaksakan kehendak dengan cara yang zalim, seraya berharap agar Allah memperbaiki segala urusan dan kekurangan kita.

اَلْعَزِيْزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُ

Al-‘azīzul-jabbārul-mutakabbir(u). "Yang Mahaperkasa, Yang Mahakuasa, Yang Memiliki segala Keagungan." (QS. Al-Hasyr: 23)

المتكبرAl-Mutakabbir

Yang Maha Megah

Al-Mutakabbir berarti Yang Memiliki Segala Kebesaran dan Keagungan. Sifat sombong (kibr) hanya pantas dimiliki oleh Allah SWT, karena Dialah yang benar-benar Maha Besar. Bagi makhluk, kesombongan adalah sifat tercela karena menunjukkan pengingkaran terhadap hakikat dirinya yang kecil dan lemah. Mengenal Allah sebagai Al-Mutakabbir menanamkan sifat tawadhu' (rendah hati) dalam diri seorang hamba. Ia sadar bahwa segala kelebihan yang dimilikinya hanyalah titipan dari Yang Maha Besar, sehingga tidak ada alasan untuk merasa lebih baik dari orang lain.

سُبْحٰنَ اللّٰهِ عَمَّا يُشْرِكُوْنَ

Subḥānallāhi ‘ammā yusyrikūn(a). "Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan." (QS. Al-Hasyr: 23) -- Konteksnya menyertai Al-Jabbar dan Al-Mutakabbir.

الخالقAl-Khaliq

Yang Maha Pencipta

Al-Khaliq adalah Dzat yang menciptakan segala sesuatu dari ketiadaan, dengan ukuran dan ketentuan yang sempurna. Penciptaan-Nya mencakup seluruh alam semesta, dari galaksi yang maha luas hingga partikel terkecil yang tak terlihat. Setiap ciptaan memiliki tujuan dan fungsi yang telah ditetapkan. Merenungi ciptaan Allah di langit dan di bumi akan memperkuat iman kepada Al-Khaliq dan menumbuhkan rasa takjub akan kebesaran-Nya. Ini juga menyadarkan kita bahwa hanya Dia yang berhak disembah, bukan ciptaan-Nya.

هُوَ اللّٰهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ

Huwallāhul-khāliqul-bāri'ul-muṣawwiru. "Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa." (QS. Al-Hasyr: 24)

البارئAl-Bari'

Yang Maha Melepaskan

Al-Bari' berarti Yang Mengadakan atau Melepaskan sesuatu dari ketiadaan menjadi ada. Nama ini menekankan proses penciptaan yang tanpa cela dan cacat, di mana setiap makhluk diciptakan dalam keseimbangan dan keserasian yang sempurna. Dia menciptakan manusia, misalnya, dengan organ-organ yang berfungsi harmonis. Memahami Al-Bari' membuat kita mengagumi detail dan kesempurnaan ciptaan-Nya, dari struktur sel hingga keteraturan alam semesta. Hal ini membuktikan adanya Sang Perancang Yang Maha Hebat di balik semua ini.

هُوَ اللّٰهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ

Huwallāhul-khāliqul-bāri'ul-muṣawwiru. "Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa." (QS. Al-Hasyr: 24)

المصورAl-Mushawwir

Yang Maha Membentuk Rupa

Al-Mushawwir adalah Dzat yang memberikan bentuk dan rupa kepada setiap ciptaan-Nya. Dia membentuk rupa manusia di dalam rahim dengan ciri khas yang berbeda-beda satu sama lain, meskipun jumlah manusia miliaran. Keanekaragaman bentuk, warna, dan rupa di alam raya, dari indahnya bunga hingga uniknya sidik jari, adalah bukti kekuasaan Al-Mushawwir. Nama ini mengajarkan kita untuk mensyukuri bentuk fisik yang telah Allah anugerahkan dan tidak mencelanya, serta mengagumi keindahan dalam setiap ciptaan-Nya.

هُوَ الَّذِيْ يُصَوِّرُكُمْ فِى الْاَرْحَامِ كَيْفَ يَشَاۤءُ

Huwal-lażī yuṣawwirukum fil-arḥāmi kaifa yasyā'(u). "Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana yang Dia kehendaki." (QS. Ali 'Imran: 6)

الغفارAl-Ghaffar

Yang Maha Pengampun

Al-Ghaffar berarti Allah Maha Pengampun, yang senantiasa menutupi dan memaafkan dosa-dosa hamba-Nya yang bertaubat, berulang kali pun mereka melakukan kesalahan. Ampunan-Nya jauh lebih luas daripada dosa hamba-Nya. Nama ini membuka pintu harapan bagi para pendosa untuk tidak berputus asa dari rahmat Allah. Ia mendorong kita untuk segera bertaubat nasuha setiap kali terjerumus dalam kesalahan dan mengajarkan kita untuk mudah memaafkan kesalahan orang lain, sebagaimana kita berharap diampuni oleh Allah.

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ اِنَّهٗ كَانَ غَفَّارًا

Faqultustagfirū rabbakum innahū kāna gaffārā(n). "Maka aku berkata (kepada mereka), 'Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu, Sungguh, Dia Maha Pengampun'." (QS. Nuh: 10)

القهارAl-Qahhar

Yang Maha Memaksa

Al-Qahhar adalah Dzat yang menundukkan dan menguasai segala sesuatu dengan keperkasaan-Nya. Tidak ada satu makhluk pun yang dapat menandingi atau lari dari kekuasaan-Nya. Semua tunduk di bawah kehendak dan kekuatan-Nya yang absolut. Kematian adalah salah satu bukti nyata dari sifat Al-Qahhar, di mana raja yang paling berkuasa sekalipun tidak dapat menghindarinya. Mengimani nama ini membuat hati tunduk dan patuh hanya kepada Allah, serta menghilangkan ketergantungan dan rasa takut kepada kekuatan-kekuatan lain di dunia.

قُلِ اللّٰهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ وَّهُوَ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ

Qulillāhu khāliqu kulli syai'iw wa huwal-wāḥidul-qahhār(u). "Katakanlah, 'Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dia Tuhan Yang Maha Esa, Mahaperkasa'." (QS. Ar-Ra'd: 16)

الوهابAl-Wahhab

Yang Maha Pemberi Karunia

Al-Wahhab adalah Dzat yang Maha Memberi karunia dan anugerah kepada hamba-hamba-Nya secara cuma-cuma, tanpa meminta imbalan. Pemberian-Nya tidak pernah putus dan mencakup segala kebutuhan makhluk, baik yang diminta maupun yang tidak diminta. Dia memberikan hidayah, ilmu, rezeki, dan kesehatan. Meyakini Allah sebagai Al-Wahhab mengajarkan kita untuk selalu memohon segala hajat hanya kepada-Nya dan menumbuhkan sifat dermawan, yaitu gemar memberi kepada sesama tanpa mengharapkan balasan dari mereka, melainkan hanya dari Allah.

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ اِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَّدُنْكَ رَحْمَةً ۚاِنَّكَ اَنْتَ الْوَهَّابُ

Rabbanā lā tuzig qulūbanā ba‘da iż hadaitanā wa hab lanā mil ladunka raḥmah(tan), innaka antal-wahhāb(u). "(Mereka berdoa), 'Ya Tuhan kami, janganlah Engkau condongkan hati kami kepada kesesatan setelah Engkau berikan petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi'." (QS. Ali 'Imran: 8)

الرزاقAr-Razzaq

Yang Maha Pemberi Rezeki

Ar-Razzaq adalah Dzat yang menciptakan rezeki dan memberikannya kepada seluruh makhluk-Nya. Rezeki Allah sangat luas, mencakup rezeki material (makanan, harta) dan rezeki non-material (iman, ilmu, kesehatan, ketenangan jiwa). Dia menjamin rezeki setiap makhluk, bahkan seekor semut di dalam tanah. Keyakinan kepada Ar-Razzaq membebaskan hati dari kekhawatiran berlebih tentang urusan dunia, mendorong kita untuk mencari rezeki dengan cara yang halal, dan meyakini bahwa pintu rezeki ada di tangan Allah semata.

اِنَّ اللّٰهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِيْنُ

Innallāha huwar-razzāqu żul-quwwatil-matīn(u). "Sungguh Allah, Dialah Maha Pemberi rezeki, Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh." (QS. Az-Zariyat: 58)

الفتاحAl-Fattah

Yang Maha Pembuka Rahmat

Al-Fattah berarti Yang Maha Pembuka. Allah membuka segala pintu kebaikan, rahmat, rezeki, dan solusi bagi hamba-hamba-Nya. Jika Dia membuka sesuatu, tidak ada yang dapat menutupnya. Dia juga merupakan Hakim yang paling adil, yang membuka kebenaran dan menghakimi perselisihan di antara manusia. Berdoa dengan nama Al-Fattah sangat dianjurkan ketika menghadapi kesulitan, kebuntuan, atau mencari jalan keluar dari masalah. Ini menumbuhkan optimisme bahwa selalu ada pintu kemudahan yang akan Allah bukakan.

مَا يَفْتَحِ اللّٰهُ لِلنَّاسِ مِنْ رَّحْمَةٍ فَلَا مُمْسِكَ لَهَا

Mā yaftaḥillāhu lin-nāsi mir raḥmatin falā mumsika lahā. "Apa saja di antara rahmat Allah yang dianugerahkan kepada manusia, maka tidak ada yang dapat menahannya." (QS. Fatir: 2)

العليمAl-'Alim

Yang Maha Mengetahui

Al-'Alim adalah Dzat yang ilmunya meliputi segala sesuatu, baik yang tampak maupun yang tersembunyi, yang telah, sedang, dan akan terjadi. Tidak ada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya. Ilmu-Nya tidak didahului oleh kebodohan dan tidak akan diliputi oleh kelupaan. Kesadaran bahwa Allah Maha Mengetahui setiap niat dan perbuatan kita akan mendorong kita untuk selalu ikhlas dalam beramal dan menjauhi perbuatan dosa, karena tidak ada yang bisa disembunyikan dari-Nya.

وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ

Wallāhu bikulli syai'in ‘alīm(un). "...Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. An-Nisa: 176)

القابضAl-Qabidh

Yang Maha Menyempitkan

Al-Qabidh adalah Dzat yang menyempitkan atau menahan rezeki, rahmat, atau bahkan mencabut nyawa sesuai dengan kehendak dan hikmah-Nya. Penyempitan ini bukanlah bentuk kezaliman, melainkan sebuah ujian, teguran, atau cara untuk mengangkat derajat seorang hamba. Adakalanya Allah menahan rezeki untuk mencegah hamba-Nya dari kesombongan dan kelalaian. Memahami nama ini mengajarkan kita untuk bersabar dan berprasangka baik kepada Allah saat menghadapi kesulitan, serta introspeksi diri atas segala kekurangan.

وَاللّٰهُ يَقْبِضُ وَيَبْصُۣطُۖ وَاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ

Wallāhu yaqbiḍu wa yabṣuṭ(u), wa ilaihi turja‘ūn(a). "Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan." (QS. Al-Baqarah: 245)

الباسطAl-Basith

Yang Maha Melapangkan

Al-Basith adalah Dzat yang melapangkan rezeki dan rahmat-Nya bagi siapa saja yang Dia kehendaki. Nama ini merupakan pasangan dari Al-Qabidh, menunjukkan bahwa Allah mengatur segala urusan dengan keseimbangan yang sempurna. Dia melapangkan rezeki sebagai karunia dan ujian kesyukuran. Dia juga melapangkan hati yang sempit menjadi lapang dan tenang. Mengimani Al-Basith menumbuhkan rasa syukur yang mendalam saat mendapat kelapangan dan harapan bahwa setelah kesulitan pasti ada kemudahan yang Allah siapkan.

وَاللّٰهُ يَقْبِضُ وَيَبْصُۣطُۖ وَاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ

Wallāhu yaqbiḍu wa yabṣuṭ(u), wa ilaihi turja‘ūn(a). "Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan." (QS. Al-Baqarah: 245)

الخافضAl-Khafidh

Yang Maha Merendahkan

Al-Khafidh adalah Dzat yang merendahkan atau menghinakan orang-orang yang sombong, kafir, dan durhaka kepada-Nya. Perendahan ini bisa terjadi di dunia melalui kegagalan dan kehinaan, atau di akhirat dengan azab neraka. Ini adalah manifestasi keadilan Allah, di mana Dia menempatkan setiap hamba sesuai dengan perbuatannya. Nama ini menjadi peringatan keras bagi kita untuk tidak takabur dan senantiasa menjaga ketundukan kepada Allah, karena Dia-lah yang mampu merendahkan siapapun yang Dia kehendaki.

خَافِضَةٌ رَّافِعَةٌ

Khāfiḍatur rāfi‘ah(tun). "(Kejadian itu) merendahkan (satu golongan) dan meninggikan (golongan yang lain)." (QS. Al-Waqi'ah: 3)

الرافعAr-Rafi'

Yang Maha Meninggikan

Ar-Rafi' adalah Dzat yang meninggikan derajat hamba-hamba-Nya yang beriman dan berilmu, baik di dunia maupun di akhirat. Dia mengangkat kedudukan orang-orang yang bertakwa dan rendah hati di hadapan-Nya. Ketinggian derajat yang hakiki adalah yang berasal dari Allah, bukan dari penilaian manusia semata. Mengimani Ar-Rafi' memotivasi kita untuk terus menuntut ilmu yang bermanfaat dan meningkatkan ketakwaan, dengan keyakinan bahwa Allah-lah yang akan mengangkat derajat kita dengan cara-Nya yang Maha Bijaksana.

يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍ

Yarfa‘illāhul-lażīna āmanū minkum, wal-lażīna ūtul-‘ilma darajāt(in). "Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat." (QS. Al-Mujadilah: 11)

المعزAl-Mu'izz

Yang Maha Memuliakan

Al-Mu'izz adalah Dzat yang memberikan kemuliaan ('izzah) kepada siapa yang Dia kehendaki. Kemuliaan sejati adalah kemuliaan yang bersumber dari ketaatan kepada Allah. Orang yang taat kepada-Nya akan dimuliakan, meskipun di mata manusia ia tampak hina. Sebaliknya, kemuliaan yang didasarkan pada harta, jabatan, atau keturunan bersifat semu dan akan hilang. Nama ini mengajarkan kita untuk mencari kemuliaan hanya dengan mendekatkan diri kepada Allah, Dzat Pemilik segala kemuliaan.

قُلِ اللّٰهُمَّ مٰلِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِى الْمُلْكَ مَنْ تَشَاۤءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاۤءُۖ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاۤءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاۤءُ

Qulillāhumma mālikal-mulki tu'til-mulka man tasyā'u wa tanzi‘ul-mulka mimman tasyā'(u), wa tu‘izzu man tasyā'u wa tużillu man tasyā'(u). "Katakanlah (Muhammad), 'Wahai Tuhan Pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa pun yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa pun yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa pun yang Engkau kehendaki'." (QS. Ali 'Imran: 26)

المذلAl-Mudzill

Yang Maha Menghinakan

Al-Mudzill adalah Dzat yang menghinakan siapa saja yang Dia kehendaki, yaitu mereka yang berpaling dari jalan-Nya dan memilih kemaksiatan. Kehinaan ini adalah akibat dari perbuatan mereka sendiri. Sebanyak apapun kemuliaan duniawi yang mereka kumpulkan, jika mereka durhaka kepada Allah, maka kehinaan akan menjadi akhir bagi mereka. Nama ini berfungsi sebagai pengingat dan ancaman agar kita tidak terjerumus dalam kesombongan dan kemaksiatan yang akan berujung pada kehinaan di dunia dan akhirat.

وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاۤءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاۤءُ

...wa tu‘izzu man tasyā'u wa tużillu man tasyā'(u). "...Engkau muliakan siapa pun yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa pun yang Engkau kehendaki." (QS. Ali 'Imran: 26)

السميعAs-Sami'

Yang Maha Mendengar

As-Sami' berarti Allah Maha Mendengar segala sesuatu. Pendengaran-Nya meliputi suara yang paling lirih, bisikan hati, doa yang terucap, hingga segala bunyi di alam semesta. Tidak ada batasan bagi pendengaran-Nya. Keyakinan bahwa Allah selalu mendengar setiap doa kita memberikan ketenangan dan kekuatan, serta mendorong kita untuk selalu menjaga lisan dari perkataan yang buruk karena kita tahu Allah mendengarnya. Dia mendengar keluh kesah hamba-Nya dan akan mengabulkan doa pada waktu yang paling tepat.

لَيْسَ كَمِثْلِهٖ شَيْءٌ ۚوَهُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ

Laisa kamitslihī syai'(un), wa huwas-samī‘ul-baṣīr(u). "Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia. Dan Dia Yang Maha Mendengar, Maha Melihat." (QS. Asy-Syura: 11)

البصيرAl-Bashir

Yang Maha Melihat

Al-Bashir adalah Dzat yang Maha Melihat segala sesuatu, baik yang tampak maupun yang tersembunyi. Penglihatan-Nya menembus kegelapan yang paling pekat, melihat gerak semut hitam di atas batu hitam di malam kelam. Tidak ada satu pun peristiwa di alam semesta yang luput dari penglihatan-Nya. Sifat ini menanamkan rasa malu dan takut untuk berbuat maksiat, terutama saat sendirian, karena kita sadar bahwa Allah senantiasa melihat kita. Sebaliknya, ini juga memberikan keyakinan bahwa setiap kebaikan yang kita lakukan, sekecil apapun, pasti dilihat dan akan dibalas oleh-Nya.

اِنَّ اللّٰهَ يَعْلَمُ غَيْبَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ وَاللّٰهُ بَصِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ

Innallāha ya‘lamu gaibas-samāwāti wal-arḍ(i), wallāhu baṣīrum bimā ta‘malūn(a). "Sungguh, Allah mengetahui apa yang gaib di langit dan di bumi. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Hujurat: 18)

الحكمAl-Hakam

Yang Maha Menetapkan Hukum

Al-Hakam adalah Hakim yang paling adil dan bijaksana. Hukum-Nya adalah syariat yang sempurna, yang membawa kebaikan dan mencegah kerusakan. Keputusan-Nya di dunia dan di akhirat adalah mutlak kebenarannya dan tidak dapat diganggu gugat. Tidak ada kezaliman sedikit pun dalam hukum dan ketetapan-Nya. Mengimani Al-Hakam menumbuhkan sikap ridha dan pasrah terhadap hukum syariat dan takdir-Nya, serta meyakini bahwa keadilan sejati hanya akan terwujud melalui keputusan-Nya pada Hari Pembalasan.

اَفَغَيْرَ اللّٰهِ اَبْتَغِيْ حَكَمًا وَّهُوَ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ اِلَيْكُمُ الْكِتٰبَ مُفَصَّلًا

Afagairallāhi abtagī ḥakamaw wa huwal-lażī anzala ilaikumul-kitāba mufaṣṣalā(n). "Maka pantaskah aku mencari hakim selain Allah, padahal Dialah yang telah menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu secara terperinci?" (QS. Al-An'am: 114)

العدلAl-'Adl

Yang Maha Adil

Al-'Adl berarti Allah Maha Adil dalam segala perbuatan dan ketetapan-Nya. Keadilan-Nya sempurna, bebas dari unsur hawa nafsu, kebencian, atau pilih kasih. Dia tidak akan menzalimi hamba-Nya sedikit pun. Setiap balasan, baik pahala maupun siksa, akan diberikan sesuai dengan apa yang telah diusahakan. Keadilan-Nya terkadang tidak sepenuhnya kita pahami dengan akal terbatas kita di dunia, namun kita wajib meyakini bahwa di balik setiap takdir-Nya terkandung keadilan dan hikmah yang agung. Nama ini mendorong kita untuk berlaku adil dalam segala urusan.

وَتَمَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ صِدْقًا وَّعَدْلًا

Wa tammat kalimatu rabbika ṣidqaw wa ‘adlā(n). "Dan telah sempurna firman Tuhanmu (Al-Qur'an) dengan benar dan adil." (QS. Al-An'am: 115)

اللطيفAl-Lathif

Yang Maha Lembut

Al-Lathif memiliki dua makna: Yang Maha Mengetahui perkara-perkara yang halus dan tersembunyi, dan Yang Maha Lembut kepada hamba-hamba-Nya. Kelembutan-Nya terwujud dalam cara-Nya memberikan rezeki, hidayah, dan pertolongan dari arah yang tidak disangka-sangka. Dia mengatur urusan hamba-Nya dengan cara yang paling halus dan terbaik bagi mereka, meskipun terkadang mereka tidak menyadarinya. Mengimani Al-Lathif menenangkan hati, karena kita yakin bahwa di balik setiap kesulitan, ada kelembutan dan rencana indah dari Allah.

اَللّٰهُ لَطِيْفٌۢ بِعِبَادِهٖ يَرْزُقُ مَنْ يَّشَاۤءُ ۚوَهُوَ الْقَوِيُّ الْعَزِيْزُ

Allāhu laṭīfum bi‘ibādihī yarzuqu may yasyā'(u), wa huwal-qawiyyul-‘azīz(u). "Allah Maha Lembut terhadap hamba-hamba-Nya; Dia memberi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Dia Mahakuat, Mahaperkasa." (QS. Asy-Syura: 19)

الخبيرAl-Khabir

Yang Maha Mengetahui Rahasia

Al-Khabir adalah Dzat yang pengetahuan-Nya sangat mendalam, meliputi segala hal yang tersembunyi dan hakikat dari segala urusan. Tidak ada rahasia di langit dan di bumi yang tidak Dia ketahui. Dia mengetahui apa yang ada di dalam hati dan niat setiap manusia. Nama ini berdekatan maknanya dengan Al-'Alim, namun Al-Khabir lebih menekankan pada pengetahuan terhadap hal-hal batin dan rahasia. Kesadaran ini memurnikan niat kita dalam beribadah, karena Allah mengetahui motivasi terdalam di balik setiap amal perbuatan.

وَهُوَ الْحَكِيْمُ الْخَبِيْرُ

...wa huwal-ḥakīmul-khabīr(u). "...Dan Dialah Yang Mahabijaksana, Mahateliti." (QS. Al-An'am: 73)

الحليمAl-Halim

Yang Maha Penyantun

Al-Halim berarti Allah Maha Penyantun, Dia tidak tergesa-gesa menghukum hamba-Nya yang berbuat dosa. Dia melihat kemaksiatan mereka, namun Dia tetap memberikan rezeki, kesehatan, dan kesempatan untuk bertaubat. Sifat santun-Nya memberikan ruang bagi hamba untuk kembali dan memperbaiki diri. Ini bukan berarti Dia meridhai maksiat, tetapi merupakan wujud kasih sayang-Nya yang luar biasa. Nama ini mengajarkan kita untuk bersikap sabar, tidak mudah marah, dan santun dalam menghadapi kesalahan orang lain.

وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ حَلِيْمٌ

Wa‘lamū annallāha gafūrun ḥalīm(un). "Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Pengampun, Maha Penyantun." (QS. Al-Baqarah: 235)

العظيمAl-'Azhim

Yang Maha Agung

Al-'Azhim adalah Dzat yang memiliki keagungan yang sempurna dan tidak dapat dijangkau oleh akal manusia. Keagungan-Nya meliputi Dzat, sifat, dan perbuatan-Nya. Langit, bumi, dan segala isinya terasa sangat kecil jika dibandingkan dengan keagungan-Nya. Mengucapkan "Subhanallahil 'Azhim" (Maha Suci Allah Yang Maha Agung) dalam zikir adalah bentuk pengakuan kita akan keagungan-Nya yang tiada tara. Mengimani nama ini membuat hati merasa kerdil di hadapan-Nya dan menumbuhkan rasa takzim yang mendalam.

فَسَبِّحْ بِاسْمِ رَبِّكَ الْعَظِيْمِ

Fasabbiḥ bismi rabbikal-‘aẓīm(i). "Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Maha Agung." (QS. Al-Waqi'ah: 96)

الغفورAl-Ghafur

Yang Maha Memberi Pengampunan

Al-Ghafur, seperti Al-Ghaffar, berarti Maha Pengampun. Namun, Al-Ghafur seringkali dikaitkan dengan ampunan yang menutupi dosa secara sempurna, seolah-olah dosa itu tidak pernah ada. Dia mengampuni segala jenis dosa, besar maupun kecil, selama hamba-Nya mau bertaubat dengan tulus sebelum ajal menjemput. Nama ini adalah sumber harapan terbesar bagi umat manusia, mengingatkan kita bahwa sebesar apapun kesalahan kita, ampunan Allah jauh lebih besar, asalkan kita kembali kepada-Nya dengan penyesalan yang sungguh-sungguh.

نَبِّئْ عِبَادِيْٓ اَنِّيْٓ اَنَا الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُۙ

Nabbi' ‘ibādī annī anal-gafūrur-raḥīm(u). "Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa Akulah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. Al-Hijr: 49)

الشكورAsy-Syakur

Yang Maha Pembalas Budi

Asy-Syakur adalah Dzat yang Maha Menghargai dan Membalas setiap amal kebaikan hamba-Nya, sekecil apapun itu, dengan balasan yang berlipat ganda. Dia tidak menyia-nyiakan amal shaleh. Rasa syukur dari seorang hamba akan Dia balas dengan tambahan nikmat. Sifat ini mengajarkan bahwa Allah tidak butuh ibadah kita, tetapi Dia sangat menghargai usaha kita untuk taat. Ini memotivasi kita untuk tidak pernah meremehkan perbuatan baik, karena di sisi Allah Yang Maha Pembalas Budi, semuanya memiliki nilai yang besar.

اِنَّ رَبَّنَا لَغَفُوْرٌ شَكُوْرٌ

Inna rabbanā lagafūrun syakūr(un). "Sesungguhnya Tuhan kami benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri." (QS. Fatir: 34)

العليAl-'Aliyy

Yang Maha Tinggi

Al-'Aliyy adalah Dzat yang Maha Tinggi, baik ketinggian Dzat-Nya di atas 'Arsy, maupun ketinggian sifat dan kedudukan-Nya. Ketinggian-Nya mutlak dan tidak dapat dibandingkan dengan apapun. Semua makhluk berada di bawah kekuasaan dan keagungan-Nya. Mengimani Al-'Aliyy menumbuhkan rasa rendah diri dan kesadaran bahwa kita selalu berada di bawah pengawasan Dzat Yang Maha Tinggi. Ini juga menuntun kita untuk selalu mengangkat tangan dalam doa, mengarahkan hati ke atas, menuju Tuhan Yang Maha Tinggi.

وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ

...wa huwal-‘aliyyul-‘aẓīm(u). "...Dan Dia Mahatinggi, Mahaagung." (QS. Al-Baqarah: 255)

الكبيرAl-Kabir

Yang Maha Besar

Al-Kabir berarti Yang Maha Besar. Kebesaran-Nya melampaui segala sesuatu. Ungkapan "Allahu Akbar" (Allah Maha Besar) yang kita ucapkan dalam shalat adalah pengakuan bahwa tidak ada yang lebih besar dan lebih agung daripada Allah. Segala masalah, kekuatan, dan kekuasaan duniawi menjadi kecil dan tidak berarti di hadapan kebesaran-Nya. Nama ini menanamkan ketenangan dalam menghadapi tantangan hidup, karena kita bersandar kepada Dzat yang jauh lebih besar dari semua masalah kita.

عٰلِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ الْكَبِيْرُ الْمُتَعَالِ

‘Ālimul-gaibi wasy-syahādatil-kabīrul-muta‘āl(i). "(Dia) Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, Yang Mahabesar, Mahatinggi." (QS. Ar-Ra'd: 9)

الحفيظAl-Hafizh

Yang Maha Memelihara

Al-Hafizh adalah Dzat yang Maha Menjaga dan Memelihara segala sesuatu. Dia menjaga langit agar tidak runtuh, menjaga bumi agar tetap stabil, dan menjaga setiap makhluk dari kebinasaan. Dia juga menjaga amal perbuatan hamba-hamba-Nya, tidak ada yang akan hilang atau terlupakan. Bertawakal kepada Al-Hafizh memberikan rasa aman, karena kita menitipkan diri, keluarga, dan harta kita kepada Penjaga yang tidak pernah tidur dan tidak pernah lalai. Doa memohon perlindungan kepada-Nya adalah bentuk pengakuan akan sifat ini.

فَاللّٰهُ خَيْرٌ حٰفِظًا وَّهُوَ اَرْحَمُ الرّٰحِمِيْنَ

Fallāhu khairun ḥāfiẓā(n), wa huwa arḥamur-rāḥimīn(a). "...Maka Allah adalah penjaga yang terbaik dan Dia Maha Penyayang di antara para penyayang." (QS. Yusuf: 64)

المقيتAl-Muqit

Yang Maha Pemberi Kecukupan

Al-Muqit berarti Dzat yang memberikan makanan dan kecukupan bagi seluruh makhluk-Nya. Dia menjamin rezeki jasmani berupa makanan dan minuman, serta rezeki rohani berupa ilmu dan iman. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu dan menjaga apa yang dibutuhkan oleh ciptaan-Nya. Mengimani Al-Muqit mengajarkan kita untuk tidak khawatir akan rezeki dan menyerahkan urusan kecukupan kita kepada-Nya, seraya terus berusaha dengan cara yang halal. Dia yang menciptakan kita, pasti Dia pula yang akan mencukupi kebutuhan kita.

وَكَانَ اللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ مُّقِيْتًا

Wa kānallāhu ‘alā kulli syai'im muqītā(n). "...Dan Allah Mahakuasa atas segala sesuatu." (QS. An-Nisa: 85)

الحسيبAl-Hasib

Yang Maha Membuat Perhitungan

Al-Hasib memiliki dua makna: Yang Maha Mencukupi dan Yang Maha Membuat Perhitungan. Sebagai Yang Maha Mencukupi, Dia adalah sandaran utama bagi hamba-Nya ("Hasbunallah wa ni'mal wakil"). Sebagai Yang Maha Membuat Perhitungan, Dia akan menghisab seluruh amal perbuatan manusia di hari kiamat dengan sangat teliti, tanpa ada yang terlewat. Kesadaran ini mendorong kita untuk selalu melakukan muhasabah (introspeksi) diri di dunia sebelum dihisab di akhirat, dan merasa cukup dengan perlindungan Allah semata.

وَكَفٰى بِاللّٰهِ حَسِيْبًا

Wa kafā billāhi ḥasībā(n). "...Dan cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan." (QS. An-Nisa: 6)

الجليلAl-Jalil

Yang Maha Luhur

Al-Jalil adalah Dzat yang memiliki sifat-sifat keluhuran dan keagungan. Dia agung dalam Dzat, sifat, dan nama-nama-Nya. Kebesaran dan keindahan-Nya melampaui segala pemahaman. Merenungi nama ini akan melahirkan rasa hormat dan pengagungan yang luar biasa di dalam hati seorang hamba, membuatnya merasa rendah dan hina di hadapan kemuliaan dan keluhuran Rabb-nya. Nama ini sering disebut bersamaan dengan Al-Karim, seperti dalam "Dzul Jalali wal Ikram".

وَيَبْقٰى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلٰلِ وَالْاِكْرَامِ

Wa yabqā wajhu rabbika żul-jalāli wal-ikrām(i). "Tetapi wajah Tuhanmu yang memiliki kebesaran dan kemuliaan tetap kekal." (QS. Ar-Rahman: 27)

الكريمAl-Karim

Yang Maha Pemurah

Al-Karim adalah Dzat yang Maha Pemurah, yang memberi tanpa diminta dan tanpa mengharap balasan. Kemurahan-Nya tidak terbatas. Dia memberi maaf meskipun hamba-Nya sering berbuat salah. Dia membalas kebaikan dengan berlipat ganda. Bahkan ketika hamba-Nya berdoa, Dia merasa malu untuk menolak doa tersebut. Mengimani Al-Karim menumbuhkan rasa optimisme dan husnuzan (prasangka baik) kepada Allah, serta mendorong kita untuk meneladani sifat pemurah dalam kehidupan sehari-hari.

يٰٓاَيُّهَا الْاِنْسَانُ مَا غَرَّكَ بِرَبِّكَ الْكَرِيْمِۙ

Yā ayyuhal-insānu mā garraka birabbikal-karīm(i). "Wahai manusia! Apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah?" (QS. Al-Infitar: 6)

الرقيبAr-Raqib

Yang Maha Mengawasi

Ar-Raqib adalah Dzat yang selalu mengawasi, memperhatikan, dan menjaga seluruh makhluk-Nya. Tidak ada yang luput dari pengawasan-Nya, baik yang terlihat, terdengar, maupun yang terlintas di dalam hati. Dia mengawasi setiap gerak-gerik kita. Pemahaman mendalam akan nama ini akan melahirkan sikap muraqabah, yaitu merasa selalu diawasi oleh Allah. Ini adalah benteng terkuat yang mencegah seseorang dari perbuatan dosa dan mendorongnya untuk senantiasa berbuat baik, karena yakin setiap tindakannya berada dalam pantauan Ar-Raqib.

اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

Innallāha kāna ‘alaikum raqībā(n). "Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu." (QS. An-Nisa: 1)

المجيبAl-Mujib

Yang Maha Mengabulkan

Al-Mujib adalah Dzat yang Maha Mengabulkan doa dan permohonan hamba-Nya. Dia dekat dengan orang yang berdoa dan berjanji akan memenuhi permintaannya. Pengabulan doa bisa berbentuk tiga hal: dikabulkan segera di dunia sesuai permintaan, ditunda atau diganti dengan yang lebih baik, atau disimpan sebagai pahala di akhirat. Keyakinan kepada Al-Mujib membuat kita tidak pernah ragu untuk berdoa dan memohon kepada-Nya dalam setiap keadaan, karena kita yakin doa kita pasti didengar dan akan dijawab dengan cara yang terbaik.

اِنَّ رَبِّيْ قَرِيْبٌ مُّجِيْبٌ

Inna rabbī qarībum mujīb(un). "Sesungguhnya Tuhanku sangat dekat (rahmat-Nya) dan Maha Mengabulkan (doa)." (QS. Hud: 61)

الواسعAl-Wasi'

Yang Maha Luas

Al-Wasi' adalah Dzat yang Maha Luas dalam segala hal. Rahmat-Nya luas, ilmu-Nya luas, karunia-Nya luas, dan ampunan-Nya pun sangat luas. Kekuasaan dan kerajaan-Nya meliputi langit dan bumi. Kelapangan-Nya tidak terbatas dan tidak akan pernah habis. Mengimani Al-Wasi' melapangkan dada kita, menghilangkan keputusasaan, dan membuat kita sadar bahwa rahmat Allah jauh lebih luas dari dosa-dosa kita, dan karunia-Nya jauh lebih besar dari apa yang bisa kita bayangkan.

وَلِلّٰهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ فَاَيْنَمَا تُوَلُّوْا فَثَمَّ وَجْهُ اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ

Wa lillāhil-masyriqu wal-magrib(u), fa ainamā tuwallū fa tsamma wajhullāh(i), innallāha wāsi‘un ‘alīm(un). "Dan milik Allah-lah timur dan barat. Ke mana pun kamu menghadap, di sanalah wajah Allah. Sungguh, Allah Mahaluas, Maha Mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 115)

الحكيمAl-Hakim

Yang Maha Bijaksana

Al-Hakim adalah Dzat yang Maha Bijaksana dalam setiap ciptaan, perintah, dan takdir-Nya. Segala sesuatu yang Dia ciptakan dan tetapkan pasti mengandung hikmah yang sempurna, meskipun terkadang akal kita tidak mampu memahaminya. Tidak ada perbuatan-Nya yang sia-sia atau tanpa tujuan. Keyakinan akan kebijaksanaan Allah menumbuhkan rasa tenang dan ridha dalam menghadapi setiap cobaan, karena kita yakin ada pelajaran dan kebaikan yang terkandung di dalamnya.

وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ

...wa huwal-‘azīzul-ḥakīm(u). "...dan Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana." (QS. Ibrahim: 4)

الودودAl-Wadud

Yang Maha Mengasihi

Al-Wadud berarti Yang Maha Mencintai dan Dicintai. Cinta Allah kepada hamba-Nya yang taat sangatlah besar, yang Dia tunjukkan melalui rahmat, ampunan, dan petunjuk-Nya. Dia juga dicintai oleh para wali-Nya melebihi apapun. Sifat ini menunjukkan hubungan yang lebih dari sekedar Pencipta dan makhluk, tetapi hubungan cinta. Mengimani Al-Wadud membuat ibadah terasa lebih manis, karena dilakukan atas dasar cinta, bukan sekedar kewajiban. Ini juga mendorong kita untuk saling mencintai sesama karena Allah.

وَهُوَ الْغَفُوْرُ الْوَدُوْدُۙ

Wa huwal-gafūrul-wadūd(u). "Dan Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Pengasih." (QS. Al-Buruj: 14)

المجيدAl-Majid

Yang Maha Mulia

Al-Majid adalah Dzat yang Maha Mulia dan Luhur dalam Dzat, sifat, dan perbuatan-Nya. Kemuliaan-Nya sempurna dan tidak ada tandingannya. Dia dipuji dan diagungkan di langit dan di bumi. Nama ini sering kita sebut dalam tasyahud akhir shalat ("innaka hamidun majid"), sebagai bentuk pengakuan akan kemuliaan-Nya yang agung. Mengimani Al-Majid menumbuhkan rasa takzim dan pengagungan yang mendalam kepada Allah SWT.

اِنَّهٗ حَمِيْدٌ مَّجِيْدٌ

Innahū ḥamīdum majīd(un). "Sesungguhnya Dia Maha Terpuji, Maha Mulia." (QS. Hud: 73)

الباعثAl-Ba'its

Yang Maha Membangkitkan

Al-Ba'its adalah Dzat yang akan membangkitkan seluruh manusia dari kubur mereka pada hari kiamat untuk dimintai pertanggungjawaban. Dia juga yang membangkitkan semangat dan kemauan dalam hati manusia, dan mengutus para rasul untuk membangkitkan umat dari kegelapan menuju cahaya. Keimanan kepada Al-Ba'its adalah bagian dari rukun iman kepada hari akhir. Ini menjadi pengingat bahwa kehidupan dunia ini bukan akhir segalanya dan setiap perbuatan akan dipertanggungjawabkan setelah kita dibangkitkan kembali.

وَّاَنَّ اللّٰهَ يَبْعَثُ مَنْ فِى الْقُبُوْرِ

Wa annallāha yab‘aṡu man fil-qubūr(i). "...dan sesungguhnya Allah akan membangkitkan siapa pun yang di dalam kubur." (QS. Al-Hajj: 7)

الشهيدAsy-Syahid

Yang Maha Menyaksikan

Asy-Syahid adalah Dzat yang Maha Menyaksikan segala sesuatu. Tidak ada yang tersembunyi dari-Nya. Dia adalah saksi atas semua perbuatan, perkataan, dan niat hamba-hamba-Nya. Persaksian-Nya adalah yang paling benar dan adil. Pada hari kiamat, Dia akan menjadi saksi atas apa yang telah dilakukan oleh seluruh umat manusia. Mengimani Asy-Syahid membuat kita selalu berhati-hati dalam setiap tindakan, karena kita tahu ada Saksi Yang Maha Agung yang tidak pernah lalai.

اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيْدٌ

Innallāha ‘alā kulli syai'in syahīd(un). "Sesungguhnya Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu." (QS. Al-Hajj: 17)

الحقAl-Haqq

Yang Maha Benar

Al-Haqq adalah Dzat yang keberadaan-Nya adalah suatu kepastian yang mutlak. Dia adalah Kebenaran itu sendiri. Segala sesuatu yang berasal dari-Nya—firman-Nya (Al-Qur'an), janji-Nya, dan ancaman-Nya—adalah benar dan pasti akan terjadi. Kebatilan akan sirna di hadapan kebenaran-Nya. Mengimani Al-Haqq membuat kita teguh berpegang pada ajaran-Nya, karena kita yakin itulah satu-satunya jalan kebenaran yang akan membawa kepada keselamatan.

ذٰلِكَ بِاَنَّ اللّٰهَ هُوَ الْحَقُّ وَاَنَّ مَا يَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِهٖ هُوَ الْبَاطِلُ

Żālika bi'annallāha huwal-ḥaqqu wa anna mā yad‘ūna min dūnihī huwal-bāṭil(u). "Demikianlah, karena sesungguhnya Allah, Dialah (Tuhan) yang sebenarnya dan apa saja yang mereka seru selain Dia adalah batil." (QS. Al-Hajj: 62)

الوكيلAl-Wakil

Yang Maha Memelihara

Al-Wakil adalah Dzat yang Maha Diandalkan untuk mengurus segala urusan. Ketika seorang hamba bertawakal kepada-Nya—yaitu menyerahkan segala urusannya setelah berusaha maksimal—maka Allah akan menjadi Pelindung dan Pengurus terbaik baginya. Dia akan mencukupi kebutuhannya dan memberinya jalan keluar. Mengimani Al-Wakil menumbuhkan ketenangan jiwa, membebaskan dari ketergantungan kepada makhluk, dan menguatkan hati dalam menghadapi berbagai persoalan hidup.

وَكَفٰى بِاللّٰهِ وَكِيْلًا

Wa kafā billāhi wakīlā(n). "...Dan cukuplah Allah sebagai pelindung." (QS. An-Nisa: 81)

القويAl-Qawiyy

Yang Maha Kuat

Al-Qawiyy adalah Dzat yang memiliki kekuatan sempurna yang tidak ada batasnya dan tidak pernah lelah. Kekuatan-Nya tidak dapat ditandingi oleh kekuatan apapun. Dia tidak memerlukan bantuan dari siapapun, justru seluruh makhluk bergantung pada kekuatan-Nya. Mengingat kekuatan Allah (Al-Qawiyy) memberikan keberanian kepada orang beriman untuk menghadapi musuh dan kesulitan, karena mereka tahu bahwa mereka berada di pihak Dzat Yang Maha Kuat.

اِنَّ اللّٰهَ قَوِيٌّ شَدِيْدُ الْعِقَابِ

Innallāha qawiyyun syadīdul-‘iqāb(i). "Sungguh, Allah Mahakuat, sangat keras hukuman-Nya." (QS. Al-Anfal: 52)

المتينAl-Matin

Yang Maha Kokoh

Al-Matin adalah Dzat yang memiliki kekuatan yang sangat dahsyat dan kokoh, yang tidak pernah melemah atau goyah. Kekuatan-Nya adalah kekuatan yang absolut dan abadi. Jika Al-Qawiyy menunjukkan kesempurnaan kekuatan-Nya, maka Al-Matin menekankan kekokohan dan kesinambungan kekuatan tersebut. Bersandar kepada Allah Al-Matin berarti bersandar pada fondasi yang paling kokoh yang tidak akan pernah runtuh.

اِنَّ اللّٰهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِيْنُ

Innallāha huwar-razzāqu żul-quwwatil-matīn(u). "Sungguh Allah, Dialah Maha Pemberi rezeki, Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh." (QS. Az-Zariyat: 58)

الوليAl-Waliyy

Yang Maha Melindungi

Al-Waliyy adalah Pelindung, Penolong, dan Kekasih bagi hamba-hamba-Nya yang beriman. Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) menuju cahaya (iman). Pertolongan dan perlindungan-Nya adalah yang terbaik. Menjadikan Allah sebagai satu-satunya Wali (pelindung) akan membebaskan kita dari rasa takut dan kesedihan, karena kita berada di bawah naungan Dzat yang mengurus segala urusan kita dengan penuh cinta dan kasih sayang.

اَللّٰهُ وَلِيُّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا يُخْرِجُهُمْ مِّنَ الظُّلُمٰتِ اِلَى النُّوْرِ

Allāhu waliyyul-lażīna āmanū yukhrijuhum minaẓ-ẓulumāti ilan-nūr(i). "Allah adalah pelindung orang-orang yang beriman. Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya (iman)." (QS. Al-Baqarah: 257)

الحميدAl-Hamid

Yang Maha Terpuji

Al-Hamid adalah Dzat yang Maha Terpuji. Dia terpuji karena Dzat-Nya yang sempurna, sifat-sifat-Nya yang agung, dan perbuatan-Nya yang penuh hikmah dan kebaikan. Dia layak dipuji dalam setiap keadaan, baik saat kita mendapat nikmat maupun saat ditimpa musibah. Seluruh makhluk di alam semesta, sadar atau tidak, senantiasa bertasbih memuji-Nya. Mengucapkan "Alhamdulillah" adalah bentuk pengakuan kita akan sifat Al-Hamid-Nya.

وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ حَمِيْدٌ

Wa‘lamū annallāha ganiyyun ḥamīd(un). "Dan ketahuilah bahwa Allah Mahakaya, Maha Terpuji." (QS. Al-Baqarah: 267)

المحصيAl-Muhshi

Yang Maha Menghitung

Al-Muhshi adalah Dzat yang menghitung segala sesuatu dengan sangat detail dan teliti. Tidak ada satu pun ciptaan, perbuatan, atau peristiwa yang luput dari perhitungan-Nya. Jumlah tetesan hujan, butiran pasir, hingga setiap helaan nafas makhluk, semuanya tercatat di sisi-Nya. Pengetahuan akan nama ini menumbuhkan kesadaran bahwa setiap detik hidup kita dan setiap amal yang kita lakukan akan dihitung dan diperlihatkan kembali, sehingga mendorong kita untuk memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya.

لِيَعْلَمَ اَنْ قَدْ اَبْلَغُوْا رِسٰلٰتِ رَبِّهِمْ وَاَحَاطَ بِمَا لَدَيْهِمْ وَاَحْصٰى كُلَّ شَيْءٍ عَدَدًا

Liya‘lama an qad ablagū risālāti rabbihim wa aḥāṭa bimā ladaihim wa aḥṣā kulla syai'in ‘adadā(n). "...dan Dia meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu persatu." (QS. Al-Jinn: 28)

المبدئAl-Mubdi'

Yang Maha Memulai

Al-Mubdi' adalah Dzat yang memulai penciptaan dari ketiadaan. Dialah yang pertama kali menciptakan alam semesta dan segala isinya tanpa ada contoh sebelumnya. Setiap kehidupan baru, setiap ide baru, semuanya berasal dari inisiasi-Nya. Nama ini menunjukkan orisinalitas dan kemutlakan kekuasaan Allah dalam memulai segala sesuatu.

اِنَّهٗ هُوَ يُبْدِئُ وَيُعِيْدُ

Innahū huwa yubdi'u wa yu‘īd(u). "Sesungguhnya Dialah yang memulai (penciptaan) dan mengulanginya." (QS. Al-Buruj: 13)

المعيدAl-Mu'id

Yang Maha Mengembalikan Kehidupan

Al-Mu'id adalah Dzat yang akan mengembalikan kehidupan setelah kematian. Sebagaimana Dia mampu memulai penciptaan (Al-Mubdi'), maka mengembalikannya adalah perkara yang lebih mudah bagi-Nya. Dia akan membangkitkan semua manusia pada hari kiamat. Keyakinan akan Al-Mu'id menegaskan kembali iman kita pada hari kebangkitan dan pengadilan akhir.

كَمَا بَدَأْنَا أَوَّلَ خَلْقٍ نُّعِيدُهُ

Kamā bada'nā awwala khalqin nu'īduh(u). "Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama, begitulah Kami akan mengulanginya." (QS. Al-Anbiya: 104)

المحييAl-Muhyi

Yang Maha Menghidupkan

Al-Muhyi adalah Dzat yang memberikan kehidupan. Dia menghidupkan janin di dalam rahim, menghidupkan bumi yang mati dengan air hujan sehingga menumbuhkan tanaman, dan yang terpenting, Dia menghidupkan hati yang mati dengan cahaya hidayah dan iman. Kehidupan hakiki adalah kehidupan hati yang mengenal dan mencintai-Nya.

فَانْظُرْ اِلٰٓى اٰثٰرِ رَحْمَتِ اللّٰهِ كَيْفَ يُحْيِ الْاَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَاۗ اِنَّ ذٰلِكَ لَمُحْيِ الْمَوْتٰى

Fanẓur ilā āṡāri raḥmatillāhi kaifa yuḥyil-arḍa ba‘da mautihā, inna żālika lamuḥyil-mautā. "Maka perhatikanlah jejak-jejak rahmat Allah, bagaimana Dia menghidupkan bumi setelah mati (kering). Sungguh, itu (berarti) Dia pasti (berkuasa) menghidupkan yang telah mati." (QS. Ar-Rum: 50)

المميتAl-Mumit

Yang Maha Mematikan

Al-Mumit adalah Dzat yang menetapkan kematian bagi setiap yang bernyawa. Kematian adalah ketetapan-Nya yang tidak dapat dihindari oleh siapapun. Dia mematikan siapa yang Dia kehendaki, pada waktu yang telah Dia tentukan. Mengingat Allah Al-Mumit akan melembutkan hati yang keras, mengingatkan kita pada kefanaan dunia, dan memotivasi untuk mempersiapkan bekal terbaik sebelum ajal tiba.

هُوَ يُحْيٖ وَيُمِيْتُ وَاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ

Huwa yuḥyī wa yumīt(u), wa ilaihi turja‘ūn(a). "Dialah yang menghidupkan dan mematikan dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan." (QS. Yunus: 56)

الحيAl-Hayy

Yang Maha Hidup

Al-Hayy adalah Dzat yang Maha Hidup dengan kehidupan yang sempurna, abadi, dan tidak bergantung pada apapun. Kehidupan-Nya tidak berawal dan tidak berakhir. Dia tidak pernah mengantuk dan tidak pernah tidur. Dia adalah sumber kehidupan bagi seluruh makhluk. Nama ini sering bergandengan dengan Al-Qayyum, menunjukkan bahwa kehidupan-Nya adalah landasan bagi eksistensi seluruh alam.

اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ

Allāhu lā ilāha illā huwal-ḥayyul-qayyūm(u). "Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mahahidup, Yang terus-menerus mengurus (makhluk-Nya)." (QS. Al-Baqarah: 255)

القيومAl-Qayyum

Yang Maha Berdiri Sendiri

Al-Qayyum adalah Dzat yang berdiri sendiri dan tidak membutuhkan siapapun, sementara segala sesuatu bergantung sepenuhnya kepada-Nya. Dialah yang terus-menerus mengurus, menjaga, dan mengatur seluruh alam semesta. Tanpa pemeliharaan-Nya, hancurlah langit dan bumi. Mengimani Al-Qayyum menumbuhkan rasa ketergantungan total hanya kepada Allah dalam setiap urusan.

اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ

Allāhu lā ilāha illā huwal-ḥayyul-qayyūm(u). "Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mahahidup, Yang terus-menerus mengurus (makhluk-Nya)." (QS. Al-Baqarah: 255)

الواجدAl-Wajid

Yang Maha Menemukan

Al-Wajid adalah Dzat yang tidak memiliki kekurangan apapun. Dia Maha Kaya dan memiliki segala yang Dia kehendaki. Dia menemukan apa saja yang Dia cari dan kehendak-Nya pasti terwujud. Berbeda dengan makhluk yang seringkali merasa kehilangan atau kekurangan, Allah adalah Al-Wajid, Pemilik kesempurnaan dan kekayaan yang mutlak.

وَوَجَدَكَ ضَاۤلًّا فَهَدٰىۖ وَوَجَدَكَ عَاۤىِٕلًا فَاَغْنٰىۗ

Wa wajadaka ḍāllan fahadā, Wa wajadaka ‘ā'ilan fa'agnā. "Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan." (QS. Ad-Duha: 7-8)

الماجدAl-Maajid

Yang Maha Mulia

Al-Maajid memiliki makna yang serupa dengan Al-Majid, yaitu Yang Maha Mulia dan Agung. Nama ini menekankan keluasan kemuliaan dan kebaikan-Nya. Dia adalah sumber segala kemuliaan dan keagungan yang ada di alam semesta. Kemurahan dan kebaikan-Nya sangat luas dan tidak terbatas.

ذُو الْعَرْشِ الْمَجِيْدُ

Zul 'arsyil majiid. "Yang mempunyai ‘Arsy, lagi Maha Mulia." (QS. Al-Buruj: 15) -- Menggunakan Al-Majid sebagai dalil karena kesamaan makna.

الواحدAl-Wahid

Yang Maha Tunggal

Al-Wahid adalah Dzat yang Maha Tunggal, Esa dalam Dzat, Sifat, dan perbuatan-Nya. Tidak ada sekutu bagi-Nya. Dia adalah satu-satunya yang berhak disembah. Konsep tauhid, yaitu mengesakan Allah, adalah inti dari ajaran Islam dan merupakan fondasi utama akidah seorang muslim. Mengimani Al-Wahid berarti menolak segala bentuk syirik dan menyandarkan seluruh ibadah hanya kepada-Nya.

قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌ

Qul huwallāhu aḥad(un). "Katakanlah (Muhammad), 'Dialah Allah, Yang Maha Esa'." (QS. Al-Ikhlas: 1)

الأحدAl-Ahad

Yang Maha Esa

Al-Ahad, seperti Al-Wahid, menekankan keesaan Allah, namun dengan penekanan yang lebih kuat pada aspek ketidakterbagian dan keunikan. Dia Esa secara mutlak, tidak tersusun dari bagian-bagian, tidak beranak, dan tidak diperanakkan. Tidak ada satupun yang setara atau sebanding dengan-Nya. Nama Al-Ahad menafikan segala bentuk pluralitas dalam Dzat Ilahi.

قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌ

Qul huwallāhu aḥad(un). "Katakanlah (Muhammad), 'Dialah Allah, Yang Maha Esa'." (QS. Al-Ikhlas: 1)

الصمدAsh-Shamad

Yang Maha Dibutuhkan

Ash-Shamad adalah Dzat yang menjadi tujuan dan tempat bergantung bagi seluruh makhluk dalam memenuhi segala hajat dan kebutuhan mereka. Dia tidak membutuhkan makan, minum, atau apapun, sementara semua makhluk sangat membutuhkan-Nya. Dialah sandaran abadi di saat semua sandaran lain rapuh dan fana.

اَللّٰهُ الصَّمَدُ

Allāhuṣ-ṣamad(u). "Allah tempat meminta segala sesuatu." (QS. Al-Ikhlas: 2)

القادرAl-Qadir

Yang Maha Berkuasa

Al-Qadir adalah Dzat yang memiliki kekuasaan dan kemampuan (qudrah) untuk melakukan apa saja yang Dia kehendaki. Tidak ada yang dapat melemahkan atau menghalangi kekuasaan-Nya. Dia berkuasa untuk menciptakan, menghancurkan, menghidupkan, mematikan, dan mengatur segala urusan sesuai kehendak-Nya yang mutlak.

اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

Innallāha ‘alā kulli syai'in qadīr(un). "Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu." (QS. Al-Baqarah: 20)

المقتدرAl-Muqtadir

Yang Sangat Berkuasa

Al-Muqtadir adalah bentuk yang lebih kuat dari Al-Qadir. Nama ini menunjukkan kesempurnaan dan kedalaman kekuasaan Allah yang mencakup segala sesuatu tanpa terkecuali. Kekuasaan-Nya sangat dominan dan tidak ada batasnya sama sekali. Dia mampu merealisasikan segala ketentuan-Nya dengan sempurna.

فِيْ مَقْعَدِ صِدْقٍ عِنْدَ مَلِيْكٍ مُّقْتَدِرٍ

Fī maq‘adi ṣidqin ‘inda malīkim muqtadir(in). "Di tempat yang disenangi di sisi Tuhan Yang Mahakuasa." (QS. Al-Qamar: 55)

المقدمAl-Muqaddim

Yang Maha Mendahulukan

Al-Muqaddim adalah Dzat yang mendahulukan apa yang Dia kehendaki dan menempatkan segala sesuatu pada tempatnya yang sesuai. Dia mendahulukan sebagian makhluk atas sebagian yang lain dalam hal penciptaan, kedudukan, atau rezeki, sesuai dengan hikmah dan keadilan-Nya. Dia juga mendahulukan para nabi dan orang-orang saleh dalam derajat kemuliaan.

لَا يُسْأَلُ عَمَّا يَفْعَلُ وَهُمْ يُسْأَلُونَ

Lā yus'alu 'ammā yaf'alu wa hum yus'alūn. "Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya, dan merekalah yang akan ditanyai." (QS. Al-Anbiya: 23) -- Dalil ini mencakup kebebasan-Nya untuk mendahulukan dan mengakhirkan.

المؤخرAl-Mu'akhkhir

Yang Maha Mengakhirkan

Al-Mu'akhkhir adalah Dzat yang mengakhirkan atau menunda apa yang Dia kehendaki. Dia menunda azab bagi orang-orang kafir untuk memberi mereka kesempatan bertaubat. Dia mengakhirkan sebagian hal demi hikmah yang hanya Dia ketahui. Semua terjadi sesuai dengan waktu dan urutan yang telah Dia tetapkan dengan sempurna.

وَلَوْ يُؤَاخِذُ اللّٰهُ النَّاسَ بِظُلْمِهِمْ مَّا تَرَكَ عَلَيْهَا مِنْ دَاۤبَّةٍ

Wa lau yu'ākhiżullāhun-nāsa biẓulmihim mā taraka ‘alaihā min dābbah(tin). "Dan kalau sekiranya Allah menghukum manusia karena kezalimannya, niscaya tidak akan Dia tinggalkan di bumi ini satu pun makhluk yang melata." (QS. An-Nahl: 61)

الأولAl-Awwal

Yang Maha Awal

Al-Awwal adalah Dzat yang keberadaan-Nya tidak didahului oleh apapun. Dia ada sebelum segala sesuatu ada. Tidak ada permulaan bagi eksistensi-Nya. Dialah sumber dari segala yang ada. Merenungi nama ini menanamkan keyakinan akan keabadian dan keazalian Allah SWT.

هُوَ الْاَوَّلُ وَالْاٰخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُۚ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ

Huwal-awwalu wal-ākhiru waẓ-ẓāhiru wal-bāṭin(u), wa huwa bikulli syai'in ‘alīm(un). "Dialah Yang Awal, Yang Akhir, Yang Zahir, dan Yang Batin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. Al-Hadid: 3)

الآخرAl-Akhir

Yang Maha Akhir

Al-Akhir adalah Dzat yang akan tetap ada setelah segala sesuatu musnah. Keberadaan-Nya tidak memiliki akhir. Dia adalah tujuan akhir dari seluruh perjalanan kehidupan. Semua akan kembali kepada-Nya. Nama ini mengingatkan kita akan kefanaan dunia dan keabadian Allah serta kehidupan akhirat.

هُوَ الْاَوَّلُ وَالْاٰخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُۚ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ

Huwal-awwalu wal-ākhiru waẓ-ẓāhiru wal-bāṭin(u), wa huwa bikulli syai'in ‘alīm(un). "Dialah Yang Awal, Yang Akhir, Yang Zahir, dan Yang Batin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. Al-Hadid: 3)

الظاهرAz-Zhahir

Yang Maha Nyata

Az-Zhahir adalah Dzat yang keberadaan-Nya sangat nyata melalui tanda-tanda kekuasaan-Nya yang tersebar di seluruh alam semesta. Segala ciptaan, dari atom hingga galaksi, adalah bukti nyata akan eksistensi dan keagungan-Nya. Tidak ada yang lebih nyata daripada keberadaan-Nya.

هُوَ الْاَوَّلُ وَالْاٰخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُۚ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ

Huwal-awwalu wal-ākhiru waẓ-ẓāhiru wal-bāṭin(u), wa huwa bikulli syai'in ‘alīm(un). "Dialah Yang Awal, Yang Akhir, Yang Zahir, dan Yang Batin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. Al-Hadid: 3)

الباطنAl-Bathin

Yang Maha Ghaib

Al-Bathin adalah Dzat yang Maha Ghaib, Dzat-Nya tidak dapat dilihat oleh mata atau dijangkau oleh panca indera di dunia ini. Dia tersembunyi dari pandangan makhluk-Nya, namun ilmu-Nya meliputi segala sesuatu. Dia lebih dekat kepada kita daripada urat leher kita sendiri. Nama ini menumbuhkan kerinduan dan rasa ingin tahu untuk bertemu dengan-Nya di akhirat kelak.

هُوَ الْاَوَّلُ وَالْاٰخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُۚ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ

Huwal-awwalu wal-ākhiru waẓ-ẓāhiru wal-bāṭin(u), wa huwa bikulli syai'in ‘alīm(un). "Dialah Yang Awal, Yang Akhir, Yang Zahir, dan Yang Batin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. Al-Hadid: 3)

الواليAl-Wali

Yang Maha Memerintah

Al-Wali adalah Dzat yang memerintah, menguasai, dan mengatur segala urusan makhluk-Nya. Dia adalah Penguasa tunggal alam semesta. Segala sesuatu berjalan sesuai dengan rencana dan pengaturan-Nya. Menyerahkan urusan kepada Al-Wali berarti meyakini bahwa kita berada di bawah pemerintahan yang paling adil dan bijaksana.

وَمَا لَهُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ مِنْ وَّالٍ

Wa mā lahum min dūnihī miw wāl(in). "...dan tidak ada seorang pelindung pun bagi mereka selain Dia." (QS. Ar-Ra'd: 11)

المتعاليAl-Muta'ali

Yang Maha Tinggi

Al-Muta'ali adalah Dzat yang Maha Tinggi dan suci dari segala sifat-sifat makhluk. Ketinggian-Nya melampaui segala sesuatu dan tidak dapat dibayangkan oleh akal. Dia terbebas dari segala kekurangan dan keserupaan dengan ciptaan-Nya. Nama ini menegaskan kesempurnaan dan transendensi Allah SWT.

عٰلِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ الْكَبِيْرُ الْمُتَعَالِ

‘Ālimul-gaibi wasy-syahādatil-kabīrul-muta‘āl(i). "(Dia) Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, Yang Mahabesar, Mahatinggi." (QS. Ar-Ra'd: 9)

البرAl-Barr

Yang Maha Penderma

Al-Barr adalah Dzat yang Maha Melimpahkan kebaikan dan kedermawanan kepada makhluk-Nya. Kebaikan-Nya sangat luas, mencakup mereka yang taat maupun yang durhaka. Dia selalu menepati janji-Nya dan memberikan balasan yang jauh lebih baik dari amalan hamba-Nya. Mengimani Al-Barr mendorong kita untuk senantiasa berbuat baik (birr) kepada sesama, terutama kepada kedua orang tua.

اِنَّا كُنَّا مِنْ قَبْلُ نَدْعُوْهُۗ اِنَّهٗ هُوَ الْبَرُّ الرَّحِيْمُ

Innā kunnā min qablu nad‘ūh(u), innahū huwal-barrur-raḥīm(u). "Sesungguhnya kami dahulu menyembah-Nya. Sungguh, Dialah Yang Maha Melimpahkan Kebaikan, Maha Penyayang." (QS. At-Tur: 28)

التوابAt-Tawwab

Yang Maha Penerima Tobat

At-Tawwab adalah Dzat yang senantiasa menerima taubat hamba-Nya yang kembali kepada-Nya dengan penyesalan. Dia membuka pintu taubat selebar-lebarnya dan sangat gembira dengan kembalinya seorang pendosa. Dia tidak hanya menerima taubat, tetapi juga memberikan taufik kepada hamba untuk bertaubat. Nama ini adalah sumber harapan bagi siapa saja yang ingin memperbaiki diri, seberapa pun besar dosanya.

اِنَّهٗ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ

Innahū huwat-tawwābur-raḥīm(u). "Sungguh, Dialah Yang Maha Penerima tobat, Maha Penyayang." (QS. Al-Baqarah: 37)

المنتقمAl-Muntaqim

Yang Maha Pemberi Balasan

Al-Muntaqim adalah Dzat yang memberikan balasan setimpal kepada orang-orang yang berbuat zalim dan melampaui batas setelah keadilan ditegakkan. Balasan-Nya sangat keras dan adil, sebagai bentuk pembelaan bagi hamba-hamba-Nya yang terzalimi. Sifat ini bukanlah bentuk dendam, melainkan manifestasi dari keadilan-Nya yang sempurna. Ini menjadi peringatan bagi para pelaku kezaliman.

اِنَّا مِنَ الْمُجْرِمِيْنَ مُنْتَقِمُوْنَ

Innā minal-mujrimīna muntaqimūn(a). "Sungguh, Kami akan memberikan balasan kepada orang-orang yang berdosa." (QS. As-Sajdah: 22)

العفوAl-'Afuww

Yang Maha Pemaaf

Al-'Afuww adalah Dzat yang Maha Pemaaf, yang menghapuskan dosa dan tidak menuntut balas atasnya. Pemaafan-Nya lebih luas dari sekedar pengampunan (maghfirah). 'Afuww berarti menghapus total catatan dosa, seolah-olah tidak pernah terjadi. Rasulullah mengajarkan kita untuk banyak berdoa "Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu 'anni", memohon pemaafan-Nya yang sempurna.

فَاِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَفُوًّا قَدِيْرًا

Fa innallāha kāna ‘afuwwan qadīrā(n). "...maka sesungguhnya Allah Maha Pemaaf, Mahakuasa." (QS. An-Nisa: 149)

الرؤوفAr-Ra'uf

Yang Maha Belas Kasih

Ar-Ra'uf adalah Dzat yang memiliki belas kasih yang sangat mendalam dan lembut kepada hamba-hamba-Nya. Kasih sayang-Nya mencegah hamba dari keburukan dan menuntunnya pada kebaikan. Sifat Ra'uf ini merupakan puncak dari rahmat, di mana Dia melindungi hamba-Nya dari hal-hal yang menyakitkan dengan kelembutan yang luar biasa.

اِنَّ اللّٰهَ بِالنَّاسِ لَرَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ

Innallāha bin-nāsi lara'ūfur raḥīm(un). "Sesungguhnya Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang kepada manusia." (QS. Al-Baqarah: 143)

مالك الملكMalik-ul-Mulk

Yang Maha Penguasa Kerajaan

Malik-ul-Mulk adalah Pemilik mutlak seluruh kerajaan di langit dan di bumi. Dia berbuat sekehendak-Nya di dalam kerajaan-Nya. Dia memberi kekuasaan kepada siapa yang Dia kehendaki dan mencabutnya dari siapa yang Dia kehendaki. Semua penguasa di dunia hanyalah peminjam kekuasaan yang terbatas. Mengimani nama ini menundukkan hati kepada Penguasa yang sebenarnya.

قُلِ اللّٰهُمَّ مٰلِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِى الْمُلْكَ مَنْ تَشَاۤءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاۤءُ

Qulillāhumma mālikal-mulki tu'til-mulka man tasyā'u wa tanzi‘ul-mulka mimman tasyā'(u). "Katakanlah (Muhammad), 'Wahai Tuhan Pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa pun yang Engkau kehendaki'." (QS. Ali 'Imran: 26)

ذو الجلال والإكرامDzul-Jalali wal-Ikram

Yang Maha Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan

Dzul-Jalali wal-Ikram adalah Dzat yang memiliki segala keagungan (jalal) dan kemurahan (ikram). Dia agung dalam Dzat-Nya sehingga layak untuk ditakuti dan ditaati, sekaligus Maha Pemurah kepada hamba-hamba-Nya. Nama ini menggabungkan dua sifat agung: kebesaran yang menuntut rasa hormat dan kemuliaan yang menumbuhkan rasa cinta dan harapan.

تَبٰرَكَ اسْمُ رَبِّكَ ذِى الْجَلٰلِ وَالْاِكْرَامِ

Tabārakasmu rabbika żil-jalāli wal-ikrām(i). "Mahasuci nama Tuhanmu, Pemilik Keagungan dan Kemuliaan." (QS. Ar-Rahman: 78)

المقسطAl-Muqsith

Yang Maha Pemberi Keadilan

Al-Muqsith adalah Dzat yang Maha Adil dalam hukum dan keputusan-Nya. Dia memberikan keadilan bagi yang terzalimi dan akan mengambil hak mereka dari para penzalim. Keadilan-Nya sempurna dan tidak memihak. Berbeda dengan Al-'Adl yang menekankan keadilan dalam perbuatan-Nya, Al-Muqsith lebih fokus pada penegakan keadilan di antara makhluk-Nya.

شَهِدَ اللّٰهُ اَنَّهٗ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۙ وَالْمَلٰۤىِٕكَةُ وَاُولُوا الْعِلْمِ قَاۤىِٕمًاۢ بِالْقِسْطِ

Syahidallāhu annahū lā ilāha illā huw(a), wal-malā'ikatu wa ulul-‘ilmi qā'imam bil-qisṭ(i). "Allah menyatakan bahwa tidak ada tuhan selain Dia; (demikian pula) para malaikat dan orang berilmu yang menegakkan keadilan." (QS. Ali 'Imran: 18)

الجامعAl-Jami'

Yang Maha Mengumpulkan

Al-Jami' adalah Dzat yang akan mengumpulkan seluruh manusia, dari generasi pertama hingga terakhir, di Padang Mahsyar pada hari kiamat. Tidak ada seorang pun yang akan terlewat. Dia juga yang mengumpulkan berbagai hal yang saling berlawanan di dalam ciptaan-Nya. Nama ini mengingatkan kita akan kepastian hari berkumpul untuk menerima pengadilan.

رَبَّنَآ اِنَّكَ جَامِعُ النَّاسِ لِيَوْمٍ لَّا رَيْبَ فِيْهِ

Rabbanā innaka jāmi‘un-nāsi liyaumil lā raiba fīh(i). "Ya Tuhan kami, Engkaulah yang mengumpulkan manusia pada hari yang tidak ada keraguan padanya." (QS. Ali 'Imran: 9)

الغنيAl-Ghaniyy

Yang Maha Kaya

Al-Ghaniyy adalah Dzat yang Maha Kaya dan tidak membutuhkan apapun dari makhluk-Nya. Kekayaan-Nya mutlak dan tidak terbatas. Seluruh perbendaharaan langit dan bumi adalah milik-Nya. Justru, seluruh makhluk-lah yang fakir dan sangat membutuhkan-Nya. Kesadaran ini membebaskan kita dari meminta-minta kepada makhluk dan mengarahkan semua permohonan hanya kepada-Nya.

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اَنْتُمُ الْفُقَرَاۤءُ اِلَى اللّٰهِ ۚوَاللّٰهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيْدُ

Yā ayyuhan-nāsu antumul-fuqarā'u ilallāh(i), wallāhu huwal-ganiyyul-ḥamīd(u). "Wahai manusia! Kamulah yang memerlukan Allah; dan Allah, Dialah Yang Mahakaya, Maha Terpuji." (QS. Fatir: 15)

المغنيAl-Mughni

Yang Maha Memberi Kekayaan

Al-Mughni adalah Dzat yang memberikan kekayaan dan kecukupan kepada siapa yang Dia kehendaki. Dia adalah sumber segala kekayaan. Kekayaan yang Dia berikan bisa berupa harta, ilmu, atau kekayaan hati (rasa cukup). Kekayaan sejati adalah ketika hati merasa cukup dengan apa yang Allah berikan dan tidak lagi bergantung pada selain-Nya.

وَاَنَّهٗ هُوَ اَغْنٰى وَاَقْنٰىۙ

Wa annahū huwa agnā wa aqnā. "dan sesungguhnya Dialah yang memberikan kekayaan dan memberikan kecukupan." (QS. An-Najm: 48)

المانعAl-Mani'

Yang Maha Mencegah

Al-Mani' adalah Dzat yang mencegah atau menahan sesuatu demi melindungi hamba-Nya dari keburukan. Terkadang, Dia menahan karunia dunia dari seorang hamba bukan karena bakhil, tetapi karena Dia tahu bahwa karunia itu justru akan membahayakannya. Penahanan-Nya adalah bentuk kasih sayang dan hikmah. Jika Dia memberi, tidak ada yang bisa mencegah, dan jika Dia mencegah, tidak ada yang bisa memberi.

مَا يَفْتَحِ اللَّهُ لِلنَّاسِ مِنْ رَحْمَةٍ فَلَا مُمْسِكَ لَهَا ۖ وَمَا يُمْسِكْ فَلَا مُرْسِلَ لَهُ مِنْ بَعْدِهِ

Mā yaftaḥillāhu lin-nāsi mir raḥmatin falā mumsika lahā, wa mā yumsik falā mursila lahū mim ba‘dih(ī). "Apa saja di antara rahmat Allah yang dianugerahkan kepada manusia, maka tidak ada yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan-Nya maka tidak ada yang sanggup untuk melepaskannya setelah itu." (QS. Fatir: 2)

الضارAd-Darr

Yang Maha Memberi Mudharat

Ad-Darr adalah Dzat yang berkuasa menimpakan mudharat atau bahaya kepada siapa yang Dia kehendaki sebagai ujian, hukuman, atau teguran. Tidak ada bahaya yang terjadi kecuali dengan izin-Nya. Nama ini dipahami bersama pasangannya, An-Nafi', yang menunjukkan bahwa segala kebaikan dan keburukan berada dalam genggaman kekuasaan-Nya semata.

وَاِنْ يَّمْسَسْكَ اللّٰهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهٗٓ اِلَّا هُوَ

Wa iy yamsaskallāhu biḍurrin falā kāsyifa lahū illā huw(a). "Dan jika Allah menimpakan suatu bencana kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya selain Dia." (QS. Al-An'am: 17)

النافعAn-Nafi'

Yang Maha Memberi Manfaat

An-Nafi' adalah Dzat yang menjadi sumber segala manfaat dan kebaikan. Tidak ada satu pun manfaat yang sampai kepada kita, baik di dunia maupun di akhirat, kecuali berasal dari-Nya. Mengimani Ad-Darr dan An-Nafi' secara bersamaan akan memurnikan tauhid, di mana kita hanya takut dan berharap kepada Allah saja, karena hanya Dia yang kuasa mendatangkan manfaat dan menolak mudharat.

وَاِنْ يُّرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلَا رَاۤدَّ لِفَضْلِهٖ

Wa iy yuridka bikhairin falā rādda lifaḍlih(ī). "Dan jika Dia menghendaki kebaikan bagimu, maka tidak ada yang dapat menolak karunia-Nya." (QS. Yunus: 107)

النورAn-Nur

Yang Maha Bercahaya

An-Nur adalah Cahaya langit dan bumi. Dzat-Nya adalah cahaya, dan hijab-Nya pun cahaya. Dia adalah sumber segala cahaya, baik cahaya fisik seperti matahari, maupun cahaya maknawi seperti cahaya iman, Al-Qur'an, dan hidayah yang menerangi hati dan akal manusia dari kegelapan. Tanpa cahaya-Nya, alam semesta akan berada dalam kegelapan total.

اَللّٰهُ نُوْرُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ

Allāhu nūrus-samāwāti wal-arḍ(i). "Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi." (QS. An-Nur: 35)

الهاديAl-Hadi

Yang Maha Pemberi Petunjuk

Al-Hadi adalah Dzat yang memberikan petunjuk (hidayah) kepada hamba-hamba-Nya. Ada berbagai tingkatan hidayah, mulai dari hidayah insting pada hewan, hidayah akal pada manusia, hingga hidayah taufik yang merupakan anugerah khusus untuk menerima kebenaran Islam. Kita harus senantiasa memohon petunjuk kepada-Nya agar selalu berada di jalan yang lurus.

وَكَفٰى بِرَبِّكَ هَادِيًا وَّنَصِيْرًا

Wa kafā birabbika hādiyaw wa naṣīrā(n). "...Dan cukuplah Tuhanmu menjadi pemberi petunjuk dan penolong." (QS. Al-Furqan: 31)

البديعAl-Badi'

Yang Maha Pencipta Yang Tiada Bandingannya

Al-Badi' adalah Dzat yang menciptakan segala sesuatu dengan keindahan yang tiada tara dan tanpa ada contoh sebelumnya. Setiap ciptaan-Nya adalah sebuah inovasi yang orisinal dan sempurna. Keindahan dan keunikan alam semesta adalah bukti nyata dari sifat Al-Badi'-Nya. Nama ini mengajak kita untuk mengagumi keindahan ciptaan-Nya.

بَدِيْعُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ

Badī‘us-samāwāti wal-arḍ(i). "Pencipta langit dan bumi." (QS. Al-Baqarah: 117)

الباقيAl-Baqi

Yang Maha Kekal

Al-Baqi adalah Dzat yang Maha Kekal dan Abadi. Keberadaan-Nya tidak akan pernah berakhir atau musnah. Segala sesuatu selain Diri-Nya adalah fana dan akan hancur. Mengimani Al-Baqi membuat kita tidak terlalu terikat dengan dunia yang sementara dan lebih fokus pada kehidupan abadi di akhirat bersama Dzat Yang Maha Kekal.

وَيَبْقٰى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلٰلِ وَالْاِكْرَامِ

Wa yabqā wajhu rabbika żul-jalāli wal-ikrām(i). "Tetapi wajah Tuhanmu yang memiliki kebesaran dan kemuliaan tetap kekal." (QS. Ar-Rahman: 27)

الوارثAl-Warits

Yang Maha Pewaris

Al-Warits adalah Dzat yang akan mewarisi langit, bumi, dan segala isinya setelah semua makhluk musnah. Segala kepemilikan di dunia ini hanyalah titipan yang pada akhirnya akan kembali kepada Pemilik Sejati. Kesadaran ini mengajarkan kita untuk tidak kikir dan menggunakan apa yang kita miliki di jalan yang diridhai oleh Sang Pewaris sejati.

وَاِنَّا لَنَحْنُ نُحْيٖ وَنُمِيْتُ وَنَحْنُ الْوٰرِثُوْنَ

Wa innā lanaḥnu nuḥyī wa numītu wa naḥnul-wāriṡūn(a). "Dan sungguh, Kamilah yang menghidupkan dan mematikan dan Kami (pulalah) yang mewarisi." (QS. Al-Hijr: 23)

الرشيدAr-Rasyid

Yang Maha Pandai

Ar-Rasyid adalah Dzat yang Maha Cerdas dan Pandai dalam setiap pengaturan dan tuntunan-Nya. Petunjuk-Nya adalah jalan lurus yang pasti membawa kepada kebenaran dan kebahagiaan. Siapa yang mengikuti petunjuk-Nya, ia akan mendapatkan bimbingan (rusyd). Mengikuti ajaran Allah dan Rasul-Nya adalah wujud keyakinan kita pada sifat Ar-Rasyid-Nya.

لَيْسَ عَلَيْكَ هُدٰىهُمْ وَلٰكِنَّ اللّٰهَ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ

Laisa 'alaika hudāhum wa lākinnallāha yahdī may yasyā'(u). "Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki." (QS. Al-Baqarah: 272) -- Petunjuk-Nya adalah bentuk dari kecerdasan-Nya dalam membimbing.

الصبورAsh-Shabur

Yang Maha Sabar

Ash-Shabur adalah Dzat yang Maha Sabar. Dia tidak tergesa-gesa dalam menghukum pelaku maksiat, melainkan memberi mereka waktu dan kesempatan untuk bertaubat. Kesabaran-Nya sempurna dan tidak terbatas. Dia sabar melihat kedurhakaan hamba-Nya seraya terus melimpahkan nikmat. Sifat ini mengajarkan kita untuk bersabar dalam ketaatan, sabar dalam menjauhi maksiat, dan sabar dalam menghadapi takdir yang pahit.

وَاصْبِرْ وَمَا صَبْرُكَ إِلَّا بِاللَّهِ

Washbir wa mā shabruka illā billāh(i). "Dan bersabarlah (Muhammad) dan kesabaranmu itu semata-mata dengan pertolongan Allah." (QS. An-Nahl: 127) -- Dalil ini menunjukkan bahwa kesabaran tertinggi bersumber dari Allah.
🏠 Homepage