AKM Adalah Asesmen Kompetensi Minimum: Memahami Esensi dan Tujuannya

Dalam dunia pendidikan, inovasi dan reformasi senantiasa bergulir demi menghasilkan lulusan yang berkualitas dan mampu bersaing di era global. Salah satu terobosan terbaru yang digaungkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) adalah penerapan Asesmen Nasional (AN). Dan inti dari Asesmen Nasional ini adalah AKM adalah Asesmen Kompetensi Minimum. Lantas, apa sebenarnya AKM itu dan mengapa ia begitu penting?

Mendefinisikan AKM: Lebih dari Sekadar Nilai

AKM, atau Asesmen Kompetensi Minimum, bukanlah sekadar tes lain yang bertujuan untuk memberikan peringkat atau nilai akademik semata. Berbeda dengan ujian nasional tradisional yang berfokus pada hafalan materi pelajaran, AKM dirancang untuk mengukur kemampuan dasar siswa yang esensial dalam kehidupan sehari-hari, baik saat menempuh pendidikan lanjutan maupun saat memasuki dunia kerja. Kemampuan ini mencakup kemampuan bernalar menggunakan bahasa (literasi membaca) dan kemampuan bernalar menggunakan matematika (numerasi).

Mengapa kompetensi minimum? Konsep ini menekankan bahwa setiap siswa, terlepas dari latar belakang atau pilihan jenjang pendidikannya, harus memiliki pondasi kompetensi yang memadai. Kompetensi ini dianggap sebagai prasyarat untuk dapat belajar hal baru, memecahkan masalah yang beragam, dan berkontribusi secara produktif kepada masyarakat. Dengan kata lain, AKM tidak mengukur penguasaan materi kurikulum secara spesifik, melainkan fokus pada kemampuan kognitif yang memungkinkan siswa untuk terus belajar dan beradaptasi sepanjang hayat.

Komponen Utama AKM: Literasi Membaca dan Numerasi

Seperti yang telah disebutkan, AKM memiliki dua komponen utama:

Setiap komponen ini akan diukur melalui soal-soal yang bervariasi, mulai dari pilihan ganda kompleks, menjodohkan, hingga isian singkat. Bentuk soal yang beragam ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang lebih komprehensif mengenai kemampuan siswa.

Tujuan dan Manfaat AKM

Penetapan AKM sebagai bagian dari Asesmen Nasional memiliki beberapa tujuan strategis:

  1. Mengukur Kemajuan Belajar Siswa: AKM memberikan gambaran yang akurat mengenai sejauh mana kompetensi literasi membaca dan numerasi siswa berkembang. Hasil ini dapat menjadi dasar bagi guru dan sekolah untuk melakukan intervensi pembelajaran yang lebih tepat sasaran.
  2. Mengevaluasi Kualitas Sistem Pendidikan: Data agregat dari AKM dapat dimanfaatkan oleh pemerintah dan pemangku kepentingan untuk mengevaluasi efektivitas berbagai program dan kebijakan pendidikan yang telah diterapkan di tingkat nasional maupun daerah.
  3. Meningkatkan Kualitas Pembelajaran: Dengan memahami apa yang diukur oleh AKM, diharapkan guru dapat mengarahkan pembelajaran mereka agar lebih berfokus pada pengembangan kompetensi esensial siswa, bukan sekadar pada pencapaian target kurikulum.
  4. Memberikan Umpan Balik untuk Perbaikan: Hasil AKM bukan hanya untuk siswa, tetapi juga untuk sekolah dan pemerintah. Umpan balik ini krusial untuk melakukan perbaikan berkelanjutan dalam sistem pendidikan.

Penting untuk dicatat bahwa AKM adalah Asesmen Kompetensi Minimum dan hasil AKM tidak digunakan untuk menentukan kelulusan siswa secara individu. Penilaian kelulusan tetap menjadi kewenangan sekolah yang mempertimbangkan berbagai aspek penilaian lainnya. AKM lebih berfungsi sebagai alat diagnostik untuk memahami kondisi belajar siswa dan sistem pendidikan secara umum.

Perbedaan Kunci AKM dengan Ujian Konvensional

Perbedaan mendasar AKM dengan ujian-ujian sebelumnya terletak pada pendekatannya. Ujian konvensional seringkali menguji kemampuan mengingat fakta atau prosedur spesifik dalam mata pelajaran tertentu. Sebaliknya, AKM mengukur kemampuan menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam konteks yang lebih luas dan relevan dengan kehidupan nyata. AKM bersifat adaptif, yang berarti tingkat kesulitan soal akan disesuaikan dengan kemampuan siswa, sehingga pengukuran kompetensi menjadi lebih akurat. Selain itu, AKM juga mengukur karakteristik latar belakang siswa yang dapat memengaruhi hasil belajar, yang menjadi informasi tambahan berharga untuk analisis sistemik.

Dengan memahami bahwa AKM adalah Asesmen Kompetensi Minimum yang esensial, diharapkan seluruh elemen pendidikan dapat menyambut perubahan ini dengan positif dan menjadikan asesmen sebagai sarana untuk perbaikan demi mewujudkan pendidikan Indonesia yang lebih bermutu dan berdaya saing.

🏠 Homepage