Navigasi, baik di darat maupun di laut, sangat bergantung pada pemahaman yang akurat mengenai arah. Sementara empat mata angin utama (Utara, Selatan, Timur, Barat) menjadi fondasi, penguasaan terhadap arah mata angin sekunder adalah kunci untuk presisi yang lebih tinggi. Arah sekunder (atau interkardinal) mengisi celah di antara arah kardinal, memberikan resolusi yang lebih halus dalam penentuan posisi.
Secara mendasar, arah mata angin sekunder adalah hasil dari pembagian sudut 90 derajat antara dua arah mata angin primer. Ini menghasilkan empat arah baru yang sangat penting dalam kartografi, meteorologi, dan kehidupan sehari-hari saat kita perlu orientasi yang lebih spesifik tanpa harus menggunakan derajat penuh.
Empat arah sekunder utama dibentuk dengan menggabungkan dua huruf singkatan dari arah primer. Pemahaman ini penting agar mudah diingat dan diterapkan dalam peta maupun kompas.
Dalam sistem kompas 360 derajat, arah primer berada pada kelipatan 90 derajat (0/360°, 90°, 180°, 270°). Arah mata angin sekunder terletak tepat di tengah-tengahnya, yaitu pada interval 45 derajat.
Berikut adalah pemetaan sudutnya:
Mengapa kita memerlukan arah sekunder jika sudah ada Utara, Selatan, Timur, dan Barat? Jawabannya terletak pada akurasi dan deskripsi lingkungan.
Dalam kegiatan pendakian atau pemetaan lingkungan yang kompleks, menyatakan bahwa suatu objek berada "ke arah Timur" mungkin terlalu umum. Jika objek tersebut sebenarnya terletak sedikit condong ke Utara dari Timur, menggunakan Timur Laut akan memberikan deskripsi yang jauh lebih akurat kepada rekan perjalanan Anda. Ini meminimalisir kesalahan penafsiran lokasi.
Peta topografi dan peta laut hampir selalu menampilkan garis grid yang menunjukkan arah mata angin sekunder. Kemampuan membaca dan menginterpretasikan garis-garis ini secara cepat adalah keterampilan dasar dalam navigasi. Misalnya, saat mengikuti jalur hiking, penanda trek sering kali menunjukkan arah pergerakan dalam kombinasi arah kardinal dan sekunder.
Dalam ilmu cuaca, arah angin sering kali diukur dengan presisi tinggi. Angin yang bertiup dari arah Tenggara membawa karakteristik atmosfer yang berbeda dibandingkan angin dari Timur murni. Misalnya, di banyak wilayah tropis, angin Tenggara (muson) memainkan peran besar dalam perubahan musim.
Untuk membantu pemahaman visual, diagram berikut mengilustrasikan posisi relatif arah sekunder terhadap arah utama:
Untuk aplikasi yang membutuhkan tingkat detail yang ekstrem, terdapat juga arah tersier (atau sekunder sekunder) yang membagi interval 45 derajat menjadi dua lagi. Ini menghasilkan 16 arah total.
Contoh arah tersier:
Meskipun tidak sepopuler empat arah sekunder utama, mengenali keberadaan arah tersier ini menunjukkan pemahaman mendalam tentang bagaimana lingkaran kompas dapat dibagi secara sistematis. Dalam konteks modern, banyak GPS dan aplikasi pemetaan digital menggunakan sistem derajat penuh, namun istilah tradisional yang berbasis kata-kata ini tetap menjadi bahasa universal bagi para penjelajah dan navigator berpengalaman.
Penguasaan terhadap arah mata angin sekunder adalah langkah penting setelah menguasai kardinal. Ini meningkatkan kemampuan Anda dalam orientasi spasial dan komunikasi navigasi secara signifikan.