Dalam ajaran Islam, mengenal Allah melalui Asmaul Husna (99 nama indah Allah) adalah inti dari tauhid. Salah satu nama yang paling menenangkan sekaligus mengingatkan akan keagungan-Nya adalah **Al-Bashir**, yang berarti **Allah Maha Melihat**. Pemahaman mendalam mengenai arti maha melihat dalam asmaul husna ini membawa implikasi besar terhadap cara seorang Muslim menjalani kehidupannya.
Secara harfiah, Al-Bashir (البصير) berasal dari akar kata "bashara" yang berarti melihat atau mengamati. Dalam konteks Ilahiah, Al-Bashir bukanlah sekadar kemampuan melihat seperti manusia. Penglihatan Allah bersifat mutlak, sempurna, dan tidak terhalang oleh apapun. Ia melihat segala sesuatu, baik yang tampak maupun yang tersembunyi, di masa lalu, sekarang, maupun masa depan.
Banyak ayat Al-Qur'an yang menegaskan sifat ini. Allah menegaskan dalam Surah Al-Insyirah (94:8): “Maka apabila kamu telah selesai (dari urusan duniawimu), maka bertakwalah kepada Tuhanmu dan bersungguh-sungguhlah dalam beribadah kepada-Nya.” Pengertian ini memperkuat bahwa tidak ada perbuatan sekecil apapun yang luput dari pengawasan-Nya.
Penting untuk membedakan penglihatan Allah dengan penglihatan makhluk ciptaan-Nya. Penglihatan manusia dibatasi oleh jarak, kegelapan, cahaya, dan bentuk fisik mata. Namun, sifat maha melihat Allah tidak dibatasi oleh dimensi ruang dan waktu. Allah melihat atom terkecil di dasar lautan terdalam, hingga seluruh isi alam semesta secara simultan.
Ayat penting yang menjelaskan kesempurnaan penglihatan-Nya adalah firman Allah SWT:
Imam Al-Ghazali menjelaskan bahwa Al-Bashir adalah sifat yang menyatakan bahwa Allah mengetahui segala sesuatu yang dapat dilihat, dan tidak ada satu pun hal yang tersembunyi dari pandangan-Nya.
Memahami bahwa Allah adalah Al-Bashir memberikan dampak mendalam pada perilaku seorang mukmin. Kesadaran ini menumbuhkan rasa muraqabah (merasa diawasi) yang mendorong ketaatan dan kejujuran:
Seringkali, Al-Bashir dikaitkan dengan Asmaul Husna lainnya, yaitu Al-Khabir (Maha Mengetahui). Walaupun keduanya berkaitan erat, terdapat perbedaan tipis. Al-Bashir fokus pada aspek penglihatan terhadap segala sesuatu yang terlihat (baik zahir maupun batin). Sementara Al-Khabir lebih menekankan pada pengetahuan mendalam mengenai hakikat sesuatu, termasuk yang tersembunyi atau detail terkecil.
Keseluruhan pemahaman mengenai arti maha melihat dalam asmaul husna Al-Bashir mengajarkan kepada kita bahwa pengawasan Ilahi adalah pengawasan yang sempurna, konstan, dan penuh hikmah. Ini bukan ancaman, melainkan pengingat lembut untuk selalu berbuat baik dan berada di jalan kebenaran.