Islam, sebagai salah satu agama monoteistik terbesar di dunia, memiliki akar sejarah yang kaya dan mendalam. Perjalanan spiritual dan peradaban yang dipicu oleh ajaran Islam dimulai di semenanjung Arab, tepatnya di kota Mekah. Pemahaman mengenai asal usul Islam tidak hanya berkaitan dengan sejarah kelahiran seorang nabi, tetapi juga mengenai evolusi ajaran tauhid yang telah ada jauh sebelumnya, serta konteks sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat pada masa itu.
Sebelum lahirnya Islam, Jazirah Arab didominasi oleh periode yang dikenal sebagai Zaman Jahiliyah. Periode ini ditandai dengan masyarakat yang belum memiliki hukum tertulis yang kuat, sering terjadi peperangan antarsuku, perbudakan, dan praktik-praktik yang dianggap tidak bermoral menurut standar masa kini. Meskipun demikian, masyarakat Arab pra-Islam juga memiliki nilai-nilai seperti keberanian, keramahan, kemuliaan, dan ketaatan pada tradisi leluhur. Mereka memeluk agama politeistik, menyembah berbagai berhala yang ditempatkan di sekitar Ka'bah di Mekah. Namun, di tengah dominasi politeisme, terdapat pula segelintir individu yang mencari kebenaran monoteistik, yang dikenal sebagai kaum Hanif.
Titik balik dalam sejarah asal usul Islam adalah kelahiran Nabi Muhammad SAW di Mekah sekitar tahun 570 Masehi. Beliau lahir dari suku Quraisy, suku yang memiliki kedudukan terhormat di Mekah dan bertanggung jawab atas pemeliharaan Ka'bah. Sejak kecil, Muhammad dikenal sebagai pribadi yang jujur, santun, dan dapat dipercaya, sehingga ia dijuluki "Al-Amin" (yang terpercaya). Beliau tumbuh dalam lingkungan yang penuh dengan kontradiksi moral dan spiritual.
Pada usia 40 tahun, ketika beliau sedang merenung di Gua Hira yang terletak di Jabal Nur (Gunung Cahaya), Muhammad menerima wahyu pertama dari Allah SWT melalui Malaikat Jibril. Wahyu ini merupakan awal dari serangkaian wahyu yang kemudian dikodifikasikan menjadi kitab suci Al-Qur'an. Surah Al-'Alaq ayat 1-5 menjadi wahyu perdana yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW:
"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan qalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya." (QS. Al-'Alaq: 1-5)
Dengan turunnya wahyu tersebut, Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi rasul terakhir yang bertugas menyampaikan ajaran Islam kepada seluruh umat manusia. Ajaran inti Islam adalah tauhid, yaitu pengakuan keesaan Allah SWT, serta penolakan terhadap segala bentuk syirik (menyekutukan Allah). Beliau memulai dakwahnya secara sembunyi-sembunyi kepada keluarga terdekat dan sahabat-sahabatnya. Orang-orang pertama yang menerima Islam antara lain istrinya, Khadijah binti Khuwailid, sahabat karibnya, Abu Bakar Ash-Shiddiq, serta Ali bin Abi Thalib dan Zaid bin Haritsah.
Seiring waktu, dakwah Nabi Muhammad SAW semakin terbuka, namun ia menghadapi banyak perlawanan dan penolakan dari kaum Quraisy yang merasa terancam oleh ajaran Islam yang menantang status quo mereka, terutama keyakinan politeistik dan kepentingan ekonomi yang bergantung pada jemaah haji yang menyembah berhala. Para pengikut Nabi Muhammad SAW yang awal, terutama dari kalangan yang lemah dan tidak memiliki kedudukan sosial, mengalami berbagai bentuk penyiksaan dan tekanan.
Tekanan yang semakin berat memaksa Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya untuk melakukan hijrah (migrasi) dari Mekah ke Madinah (saat itu bernama Yatsrib) pada tahun 622 Masehi. Peristiwa hijrah ini menandai dimulainya kalender Islam (Hijriyah) dan menjadi momentum penting dalam pembentukan komunitas Muslim yang terorganisir. Di Madinah, Nabi Muhammad SAW tidak hanya berperan sebagai pemimpin agama, tetapi juga sebagai pemimpin negara. Beliau mendirikan negara Madinah yang didasarkan pada prinsip-prinsip keadilan, persamaan, dan toleransi.
Di Madinah, Islam berkembang pesat. Nabi Muhammad SAW berhasil mempersatukan berbagai suku, termasuk kaum Anshar (penduduk Madinah yang memeluk Islam) dan kaum Muhajirin (penduduk Mekah yang berhijrah). Beliau juga menyusun Piagam Madinah yang mengatur hubungan antara berbagai komunitas di Madinah, termasuk kaum Yahudi dan Kristen.
Ajaran Islam yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW merupakan konfirmasi dan penyempurnaan dari ajaran-ajaran para nabi sebelumnya, seperti Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, dan Isa. Al-Qur'an menegaskan bahwa agama yang dibawa oleh semua nabi adalah sama, yaitu Islam, yang berarti tunduk dan patuh kepada Allah. Dengan demikian, asal usul Islam tidak dapat dilepaskan dari rantai kenabian yang panjang dalam sejarah agama-agama samawi.
Setelah perjuangan dakwah yang gigih selama kurang lebih 23 tahun, Nabi Muhammad SAW berhasil menyebarkan Islam ke seluruh Jazirah Arab. Beliau wafat di Madinah pada tahun 632 Masehi, namun ajarannya terus berkembang dan menyebar ke seluruh penjuru dunia, membentuk peradaban dan budaya yang kaya hingga kini. Kisah asal usul Islam adalah bukti perjalanan iman yang transformatif, dimulai dari wahyu tunggal di gua kecil hingga menjadi kekuatan spiritual dan peradaban global.