Aqidah adalah fondasi utama dalam kehidupan seorang Muslim. Ia merupakan keyakinan hati yang teguh, tidak terlepas, dan meyakini kebenaran suatu hal tanpa keraguan sedikit pun. Dalam Islam, aqidah menjadi landasan segala amalan, pemikiran, dan perbuatan. Tanpa aqidah yang kokoh, ibadah dan ketaatan seorang Muslim akan sia-sia. Memahami asas-asas aqidah adalah langkah awal yang krusial bagi setiap insan yang ingin menjalani hidup sesuai tuntunan Ilahi.
Asas aqidah Islam yang paling mendasar dan wajib diyakini oleh setiap Muslim termaktub dalam Rukun Iman. Rukun Iman ini terdiri dari enam pilar utama yang menjadi kesatuan keyakinan yang tak terpisahkan. Keimanan yang benar mencakup seluruhnya, bukan sebagian-sebagian.
Ini adalah pilar pertama dan paling utama. Iman kepada Allah berarti mengakui keberadaan-Nya, keesaan-Nya (tauhid), dan segala sifat kesempurnaan-Nya yang sesuai dengan apa yang telah Dia kabarkan melalui kitab-Nya dan Rasul-Nya. Mengimani Allah adalah mengakui bahwa Dialah Sang Pencipta, Pengatur, dan Pemelihara alam semesta. Tidak ada sekutu bagi-Nya dalam penciptaan maupun pengaturan. Tauhid terbagi menjadi tiga tingkatan: tauhid rububiyah (keesaan Allah dalam penciptaan dan pengaturan), tauhid uluhiyah (keesaan Allah dalam peribadahan), dan tauhid asma’ wa sifat (keesaan Allah dalam nama dan sifat-Nya).
Malaikat adalah makhluk Allah yang diciptakan dari cahaya, bertugas melaksanakan perintah Allah dan tidak pernah membangkang. Kita wajib meyakini keberadaan mereka, meskipun tidak dapat melihatnya secara langsung. Beberapa malaikat yang kita kenal namanya antara lain Jibril (penyampai wahyu), Mikail (pengatur rezeki), Israfil (peniup sangkakala), dan Izrail (malaikat pencabut nyawa). Keimanan ini menunjukkan pengakuan kita terhadap alam gaib yang merupakan bagian dari kekuasaan Allah.
Allah menurunkan kitab-kitab suci sebagai petunjuk bagi umat manusia. Kita wajib beriman bahwa kitab-kitab tersebut adalah firman Allah yang diturunkan kepada para nabi dan rasul-Nya. Kitab-kitab yang wajib diimani antara lain Taurat (diturunkan kepada Nabi Musa), Zabur (diturunkan kepada Nabi Daud), Injil (diturunkan kepada Nabi Isa), dan Al-Qur'an (diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW). Al-Qur'an adalah kitab suci terakhir yang dijamin keasliannya dan menjadi pedoman hidup abadi bagi seluruh umat manusia hingga akhir zaman.
Nabi dan rasul adalah utusan Allah yang diutus untuk menyampaikan risalah-Nya kepada umat manusia. Kita wajib meyakini bahwa Allah telah mengutus para nabi dan rasul, dimulai dari Nabi Adam AS hingga penutup para nabi, yaitu Nabi Muhammad SAW. Semua rasul diutus untuk mengajak manusia mentauhidkan Allah dan menjauhi thagut. Kita tidak boleh membeda-bedakan para rasul dalam keimanan, namun meyakini semua yang telah diutus oleh Allah.
Ini adalah keyakinan akan adanya kehidupan setelah kematian, yaitu kebangkitan dari kubur, perhitungan amal (yaumul hisab), surga (jannah) sebagai balasan bagi orang beriman dan beramal shalih, serta neraka (jahannam) sebagai balasan bagi orang kafir dan pendosa. Keimanan ini menumbuhkan kesadaran akan pertanggungjawaban atas setiap perbuatan dan mendorong seseorang untuk berbuat baik serta menjauhi maksiat.
Qada dan qadar, atau takdir, adalah ketetapan Allah yang telah berlaku sejak zaman azali. Kita wajib meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi, baik maupun buruk, adalah atas kehendak dan ilmu Allah. Namun, keyakinan ini tidak menafikan adanya usaha dan ikhtiar dari manusia. Islam mengajarkan keseimbangan antara tawakal (berserah diri kepada Allah) dan ikhtiar (berusaha).
"Dan pada diri kamu sendiri, maka apakah kamu tidak melihat?" (QS. Adz-Dzariyat: 21)
Aqidah bukan sekadar teori yang harus dihafal, melainkan harus tertanam dalam hati dan termanifestasi dalam perilaku sehari-hari. Mempelajari asas aqidah dalam Islam memberikan manfaat yang luar biasa, antara lain:
Dengan memahami dan mengamalkan asas-asas aqidah, seorang Muslim akan senantiasa berada dalam naungan rahmat dan ridha Allah SWT. Ini adalah kunci kebahagiaan dunia dan akhirat. Marilah kita terus belajar dan memperdalam pemahaman kita tentang pondasi iman ini agar senantiasa teguh di jalan kebenaran.