Dalam dunia pendidikan, pengukuran pencapaian belajar siswa menjadi krusial untuk memastikan kualitas pembelajaran yang diberikan. Salah satu instrumen penting yang kini menjadi sorotan adalah Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) untuk jenjang Sekolah Dasar (SD). AKM dirancang bukan sekadar mengukur pengetahuan hafalan, melainkan untuk mengevaluasi kemampuan siswa dalam menggunakan pengetahuan dan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari. Fokus utamanya adalah pada dua kompetensi esensial: literasi membaca dan literasi matematika (numerasi).
Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) adalah penilaian terhadap kemampuan mendasar yang dibutuhkan oleh semua siswa untuk berhasil dalam kehidupan, baik sebagai individu maupun warga masyarakat. Untuk jenjang SD, AKM menitikberatkan pada kemampuan siswa dalam memahami, menggunakan, mengevaluasi, dan merefleksikan teks-teks yang beragam untuk menyelesaikan masalah dan mengembangkan pemikiran kreatif. Hal ini berbeda dengan ujian nasional sebelumnya yang lebih menekankan pada konten mata pelajaran tertentu. AKM berupaya mengukur kompetensi yang lebih luas dan aplikatif.
Pendidikan dasar adalah fondasi bagi seluruh perjalanan belajar siswa. Pada tahap ini, penanaman kompetensi literasi dan numerasi yang kuat akan sangat menentukan kemampuan siswa dalam mengikuti jenjang pendidikan selanjutnya dan beradaptasi dengan tantangan di masa depan.
AKM SD terdiri dari dua sub-tes utama yang dirancang untuk mengukur kompetensi yang berbeda namun saling berkaitan:
Sub-tes ini mengukur kemampuan siswa untuk memahami, menggunakan, mengevaluasi, dan merefleksikan berbagai jenis teks (narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, persuasif) untuk menyelesaikan masalah dan mengembangkan ide. Penilaiannya mencakup pemahaman makna tersurat dan tersirat, serta kemampuan untuk menghubungkan informasi dari berbagai bagian teks.
Sub-tes ini mengukur kemampuan siswa untuk menggunakan berbagai macam angka dan simbol yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, dalam bentuk yang relevan untuk menghasilkan dan menginterpretasikan informasi matematis dari representasi yang berbeda. Ini mencakup pemahaman konsep matematika dasar, penalaran matematis, dan kemampuan memecahkan masalah matematika dalam konteks yang beragam.
Soal-soal AKM SD dirancang agar lebih menarik dan kontekstual. Berbeda dengan soal pilihan ganda tradisional, AKM dapat menyajikan berbagai tipe soal, di antaranya:
Format ini dirancang untuk menggali pemahaman siswa secara lebih mendalam dan memberikan kesempatan untuk menunjukkan penalaran mereka. Teks bacaan yang digunakan dalam soal literasi membaca pun bervariasi, mulai dari teks fiksi hingga non-fiksi, yang relevan dengan pengalaman siswa SD.
Menghadapi AKM tidak perlu menjadi beban. Kuncinya adalah pembiasaan dan penguatan kompetensi esensial sejak dini. Guru dan orang tua dapat berperan aktif dalam:
Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) SD adalah langkah progresif dalam sistem pendidikan Indonesia. Dengan fokus pada literasi membaca dan numerasi, AKM bertujuan untuk memastikan bahwa setiap siswa dibekali dengan keterampilan fundamental yang mereka butuhkan untuk berkembang di abad ke-21. Dukungan dari seluruh pemangku kepentingan pendidikan, mulai dari pemerintah, sekolah, guru, hingga orang tua, akan menjadi kunci keberhasilan implementasi AKM dalam menghasilkan generasi penerus yang kompeten dan berdaya saing.