Bajaj Pulsar 200NS (Naked Sport) sempat menjadi primadona di segmen motor sport 200cc berkat mesin DTS-i-nya yang bertenaga dan harganya yang kompetitif. Namun, layaknya sebuah produk teknologi, motor ini juga memiliki beberapa catatan kekurangan yang perlu dipertimbangkan oleh calon pembeli atau pengguna setia. Memahami kekurangan ini penting untuk mendapatkan ekspektasi yang realistis terhadap performa dan kepemilikan jangka panjang.
Salah satu keluhan utama yang sering dilontarkan adalah mengenai setelan suspensi. Suspensi depan (teleskopik) dan monoshock belakang pada Pulsar 200NS cenderung diatur lebih kaku. Dalam penggunaan harian di jalanan Indonesia yang seringkali tidak rata atau penuh lubang, kekakuan ini mengakibatkan kenyamanan berkendara menurun drastis. Pengendara sering merasa bantingannya keras, terutama saat melewati gundukan kecil. Meskipun kekakuan ini membantu saat menikung di kecepatan tinggi, untuk penggunaan komuter santai, ini menjadi titik lemah yang signifikan.
Mesin 200cc dengan teknologi tiga busi (Triple Spark Plug) memang memberikan akselerasi yang responsif dan tenaga yang mumpuni di kelasnya. Sayangnya, efisiensi bahan bakar tidak sebanding dengan motor kompetitor di segmen yang sama. Konsumsi BBM rata-rata cenderung lebih boros dibandingkan pesaing yang mengusung teknologi injeksi modern. Bagi pengendara yang mengutamakan iritasi bahan bakar untuk mobilitas sehari-hari, fitur ini bisa dianggap sebagai kelemahan utama yang memengaruhi biaya operasional.
Meskipun Bajaj telah berusaha memperbaiki jaringan servisnya, ketersediaan suku cadang orisinal (terutama komponen kosmetik atau aksesori spesifik) terkadang masih menjadi tantangan, terutama di daerah-daerah yang jauh dari pusat kota besar. Selain itu, karena teknologinya yang unik (seperti sistem pendingin oli yang khas), beberapa mekanik bengkel umum mungkin kurang familiar dalam menangani masalah kompleks pada Pulsar 200NS dibandingkan motor Jepang yang lebih populer. Ini membuat biaya perawatan di bengkel resmi menjadi pilihan yang seringkali harus diambil.
Lampu depan halogen, meskipun sudah cukup terang untuk zamannya, terasa kurang maksimal jika dibandingkan dengan standar pencahayaan LED yang kini banyak diterapkan pada motor baru. Visibilitas di malam hari, terutama saat hujan atau kondisi minim penerangan jalan, sering dikeluhkan oleh para pengguna. Meskipun ini bisa diatasi dengan penggantian aftermarket, bawaan pabriknya dinilai kurang memadai untuk motor berkarakter *sporty* yang seharusnya memprioritaskan pandangan pengendara.
Pulsar 200NS memiliki bobot yang tergolong lumayan berat untuk motor di kelasnya. Ditambah dengan posisi setang yang cukup rendah (walaupun lebih baik dari versi faired sebelumnya), manuver di kemacetan lalu lintas kota yang padat bisa terasa lebih menguras tenaga. Mengangkat motor ini saat parkir atau mendorongnya di tanjakan juga memerlukan usaha ekstra, menjadikannya kurang lincah di kecepatan sangat rendah dibandingkan rivalnya yang lebih ringan.
Secara keseluruhan, Bajaj Pulsar 200NS adalah paket performa yang solid. Namun, calon pembeli perlu menimbang antara performa mesinnya yang superior dengan isu kenyamanan suspensi, konsumsi BBM, dan isu ketersediaan suku cadang spesifik.