Alt Text: Ilustrasi payudara yang sedang menggunakan pompa, menunjukkan tetesan ASI yang belum keluar.
Bagi ibu menyusui, pengalaman ketika sesi memompa tidak menghasilkan ASI dalam jumlah yang diharapkan, atau bahkan sama sekali tidak ada keluaran, bisa menimbulkan kecemasan besar. Kondisi ASI tidak keluar saat dipompa ini adalah hal yang sangat umum terjadi dan sering kali disebabkan oleh faktor psikologis atau teknis, bukan karena persediaan ASI ibu benar-benar habis.
Memahami bahwa proses memompa berbeda dengan menyusui langsung di payudara sangatlah penting. Payudara merespons berbeda terhadap rangsangan mekanis pompa dibandingkan rangsangan alami dari mulut bayi. Jika Anda mengalami hal ini, jangan panik. Ada banyak strategi yang bisa diterapkan untuk memicu kembali refleks pengeluaran ASI (let-down reflex) saat menggunakan pompa.
Ada beberapa alasan utama mengapa ASI sulit terpompa meskipun persediaan sebenarnya cukup:
Ini adalah penghalang terbesar. Refleks pengeluaran ASI (let-down reflex) sangat sensitif terhadap hormon oksitosin. Jika ibu merasa terburu-buru, cemas, atau stres mengenai hasil pompa, tubuh akan menahan oksitosin. Otot-otot di sekitar alveoli (kantong penghasil ASI) akan berkontraksi dan menghambat aliran.
Tekanan (vakum) yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, serta kecepatan hisapan (cycle speed) yang tidak sesuai dengan kenyamanan ibu, bisa menyebabkan ketidaknyamanan. Ketidaknyamanan ini mengirimkan sinyal stres ke otak, menghambat pelepasan ASI.
Proses memompa perlu ‘pemanasan’ seperti halnya otot yang akan berolahraga. Beberapa ibu memerlukan waktu lebih lama bagi payudara untuk ‘aktif’ dan melepaskan ASI saat dipompa, terutama jika sesi sebelumnya terlewatkan.
Posisi duduk yang kaku, suhu ruangan yang terlalu dingin, atau nyeri pada puting akibat *flange* (corong) yang tidak pas juga bisa mengganggu relaksasi yang dibutuhkan untuk memompa.
Fokus utama saat ASI tidak keluar saat dipompa adalah menciptakan lingkungan yang mendukung pelepasan oksitosin dan memaksimalkan relaksasi.
Berikan waktu 5 hingga 10 menit sebelum menyambungkan pompa untuk menenangkan diri. Beberapa teknik yang terbukti efektif:
Pastikan pompa Anda bekerja sesuai fungsinya dan nyaman di tubuh Anda.
Ketika Anda merasa ASI mulai menetes, jangan hanya diam. Lakukan stimulasi manual saat pompa masih bekerja. Sambil memompa, gunakan tangan Anda untuk memijat atau mengompres area payudara yang masih terasa padat. Ini seringkali menjadi kunci untuk memaksimalkan volume di sesi tersebut.
Dehidrasi ringan dapat memengaruhi volume ASI secara signifikan. Pastikan Anda minum cukup air sebelum dan selama sesi memompa. Jangan lupakan asupan nutrisi yang baik untuk menjaga energi ibu tetap prima.
Jika Anda secara konsisten mengalami ASI tidak keluar saat dipompa meskipun sudah mencoba berbagai relaksasi selama lebih dari satu minggu, mungkin saatnya mencari bantuan profesional. Konsultasikan dengan konsultan laktasi bersertifikat (IBCLC). Mereka dapat menilai teknik memompa, memeriksa *flange fitting*, dan membantu mengidentifikasi apakah ada faktor hormonal atau kondisi medis yang mendasari.
Ingat, pompa hanyalah alat. Produksi ASI Anda dikendalikan oleh suplai dan permintaan tubuh, dan yang terpenting, oleh kondisi pikiran Anda. Berikan diri Anda waktu dan kasih sayang yang sama besarnya seperti yang Anda berikan kepada bayi Anda.