Asmaul Husna, nama-nama terindah Allah SWT, merupakan cerminan sempurna dari sifat dan keagungan-Nya yang tak terbatas. Mengenali dan memahami 99 nama ini adalah jalan utama untuk lebih mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Setelah mengenal 20 nama pertama, kini kita melanjutkan penelusuran pada rentang Asmaul Husna ke-21 hingga 40, yang masing-masing membawa pelajaran mendalam tentang kekuasaan, rahmat, dan keadilan-Nya.
Memahami Asmaul Husna bukan sekadar menghafal, tetapi meresapi makna yang terkandung di dalamnya, sehingga dapat terpatri dalam setiap doa dan tindakan kita sehari-hari. Berikut adalah daftar nama-nama mulia tersebut beserta terjemahan singkatnya.
Asmaul Husna: Al-Wahid (21) hingga Al-Mughni (40)
- 21. الْوَاحِدُ Al-Wahid (Yang Maha Esa)
- 22. الْأَحَدُ Al-Ahad (Yang Tunggal, Tak Terbagi)
- 23. الْأَوَّلُ Al-Awwal (Yang Maha Pertama)
- 24. الْآخِرُ Al-Akhir (Yang Maha Akhir)
- 25. الظَّاهِرُ Az-Zahir (Yang Maha Nyata/Tampak)
- 26. الْبَاطِنُ Al-Batin (Yang Maha Tersembunyi)
- 27. الْوَالِي Al-Wali (Yang Maha Menguasai)
- 28. الْمُتَعَالِي Al-Muta'ali (Yang Maha Tinggi)
- 29. الْبَرُّ Al-Barr (Yang Maha Pengasih/Benar)
- 30. التَّوَّابُ At-Tawwab (Yang Maha Penerima Taubat)
- 31. الْمُنْتَقِمُ Al-Muntaqim (Yang Maha Pemberi Hukuman)
- 32. الْعَفُوُّ Al-'Afuww (Yang Maha Pemaaf)
- 33. الرَّؤُوفُ Ar-Ra'uf (Yang Maha Penyantun)
- 34. مَالِكُ الْمُلْكِ Malikul Mulk (Raja dari Segala Raja)
- 35. ذُو الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ Dzul Jalali Wal Ikram (Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan)
- 36. الْمُقْسِطُ Al-Muqsit (Yang Maha Adil)
- 37. الْجَامِعُ Al-Jami' (Yang Maha Mengumpulkan)
- 38. الْغَنِيُّ Al-Ghani (Yang Maha Kaya)
- 39. الْمُغْنِي Al-Mughni (Yang Maha Pemberi Kekayaan)
- 40. الْمَانِعُ Al-Mani' (Yang Maha Pencegah)
Keutamaan Merenungi Nama-Nama Ini
Bagian dari Asmaul Husna ini, mulai dari Al-Wahid hingga Al-Mughni, memberikan perspektif penting mengenai bagaimana Allah mengatur alam semesta dan hubungan-Nya dengan makhluk-Nya. Sifat keesaan-Nya (Al-Wahid dan Al-Ahad) menegaskan bahwa tidak ada sekutu bagi-Nya, yang menuntut keikhlasan total dalam ibadah.
Nama-nama seperti Al-Akhir, Az-Zahir, dan Al-Batin mengajarkan kita tentang keberadaan-Nya yang melampaui dimensi ruang dan waktu. Dia ada sebelum segala sesuatu ada, dan akan tetap ada setelah segala sesuatu lenyap. Ketersembunyian-Nya (Al-Batin) tidak berarti Dia jauh, melainkan bahwa hakikat-Nya tidak dapat dijangkau oleh akal terbatas manusia.
Lebih lanjut, ketika kita memanggil-Nya dengan Al-Muntaqim (Pemberi Hukuman) dan Al-'Afuww (Pemaaf), kita diingatkan akan keseimbangan sempurna antara keadilan dan kasih sayang. Allah tidak pernah lalai terhadap perbuatan buruk (Al-Muntaqim), namun rahmat dan pengampunan-Nya selalu terbuka lebar bagi mereka yang bertaubat (At-Tawwab dan Al-'Afuww).
Terakhir, nama-nama yang berkaitan dengan kekayaan dan kekuasaan—Malikul Mulk, Al-Ghani, Al-Mughni, dan Al-Mani'—menegaskan bahwa segala sumber daya, kekayaan, pertahanan, dan penolakan datang dari kehendak-Nya semata. Ketika kita memohon rezeki atau perlindungan, kita memohon kepada Al-Mughni dan Al-Mani', menyadari bahwa kekayaan sejati ada di sisi-Nya, dan Dia pula yang mencegah segala bahaya yang hendak menimpa.
Dengan merenungkan Asmaul Husna 21 hingga 40 ini, seorang mukmin dibentuk menjadi pribadi yang tawadhu di hadapan keagungan-Nya, sekaligus berani berharap penuh akan pengampunan-Nya yang tak bertepi.