Gubahan Indah Asmaul Husna oleh KH. Ali Maksum

Ilustrasi Kaligrafi Geometris Asmaul Husna

Ilustrasi keindahan dan kesempurnaan Nama-Nama Allah.

Di kalangan santri dan masyarakat muslim Indonesia, khususnya dalam tradisi Nahdlatul Ulama, lantunan puji-pujian terhadap Nama-Nama Allah SWT yang terangkum dalam Asmaul Husna seringkali terdengar merdu. Salah satu gubahan yang paling populer dan melekat di hati adalah Nadhom Asmaul Husna karya KH. Ali Maksum, seorang ulama kharismatik dari Krapyak, Yogyakarta. Karya ini bukan sekadar daftar nama, melainkan sebuah gubahan puitis yang sarat makna, mudah dihafal, dan mampu menggetarkan jiwa siapa saja yang merenunginya.

Nadhom ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari ritual keagamaan, dibaca setelah shalat berjamaah, dalam majelis taklim, hingga menjadi materi hafalan wajib di banyak pondok pesantren dan madrasah diniyah. Keistimewaannya terletak pada kesederhanaan bahasa, irama yang syahdu, serta kedalaman spiritual yang terkandung dalam setiap baitnya. Artikel ini akan mengupas tuntas tentang sosok penggubahnya, keindahan karyanya, serta menyelami lautan makna yang terkandung di dalam 99 Nama Agung Allah SWT yang beliau rangkai dengan begitu indah.

Mengenal Sosok KH. Ali Maksum, Sang Penggubah Nadhom

Untuk memahami kedalaman sebuah karya, kita perlu mengenal sosok di baliknya. KH. Ali Maksum adalah seorang 'alim 'allamah, intelektual, organisatoris, dan figur ulama yang sangat dihormati. Dilahirkan di Lasem, Rembang, sebuah kota yang dikenal sebagai "Tiongkok Kecil" dan gudangnya para ulama, beliau tumbuh dalam lingkungan keluarga yang sangat religius. Ayah beliau adalah KH. Maksum bin Ahmad, seorang kiai ternama dan pendiri Pondok Pesantren Al-Hidayat Lasem.

Sejak kecil, Ali Maksum telah menunjukkan kecerdasan luar biasa dan dahaga akan ilmu. Beliau menempuh pendidikan di berbagai pondok pesantren terkemuka di Jawa, seperti Pesantren Kasingan Rembang di bawah asuhan KH. Kholil Harun, dan tentu saja Pesantren Tebuireng Jombang di bawah bimbingan langsung Hadratus Syekh KH. Hasyim Asy'ari. Perjalanan intelektualnya tidak berhenti di situ. Beliau juga berkelana menimba ilmu hingga ke Tanah Suci, Mekkah, memperdalam berbagai disiplin ilmu agama dari para ulama besar di sana.

Sekembalinya ke Tanah Air, beliau mengabdikan hidupnya untuk pendidikan dan umat dengan menjadi pengasuh Pondok Pesantren Krapyak, Yogyakarta, yang didirikan oleh mertuanya, KH. M. Munawwir. Di tangannya, Pesantren Krapyak berkembang pesat menjadi salah satu pusat studi Al-Qur'an dan ilmu-ilmu keislaman terpenting di Indonesia. Selain sebagai pengasuh pesantren, KH. Ali Maksum juga aktif di Nahdlatul Ulama (NU). Puncak pengabdiannya di NU adalah saat beliau diamanahi jabatan sebagai Rais 'Aam Syuriah PBNU, posisi tertinggi dalam organisasi Islam terbesar di Indonesia. Kepemimpinan beliau dikenal bijaksana, mengayomi, dan mampu membawa NU melewati masa-masa sulit.

Karya-karya beliau, baik lisan maupun tulisan, mencerminkan kedalaman ilmunya. Salah satu warisan monumental yang terus hidup hingga kini adalah Nadhom Asmaul Husna. Gubahan ini adalah cerminan dari kecintaannya yang mendalam kepada Allah SWT dan kepiawaiannya dalam merangkai kata-kata menjadi untaian doa dan zikir yang mudah diterima oleh semua kalangan.

Keindahan Sastra dalam Nadhom Asmaul Husna

Nadhom, dalam tradisi literasi pesantren, adalah sebuah metode mengubah materi pelajaran yang rumit menjadi bentuk puisi atau syair. Tujuannya adalah untuk memudahkan para santri dalam menghafal dan memahami kaidah-kaidah ilmu, baik itu nahwu, sharaf, fiqih, maupun akidah. KH. Ali Maksum menggunakan metode ini untuk menyajikan Asmaul Husna tidak sebagai daftar hafalan yang kering, melainkan sebagai sebuah wirid yang hidup dan bernyawa.

Nadhom beliau menggunakan Bahr Rajaz, salah satu metrum dalam syair Arab yang paling sederhana dan mudah dilantunkan. Pola iramanya yang konsisten membuat nadhom ini sangat "ramah di telinga" dan mudah diikuti. Pilihan diksi (kosakata) yang digunakan pun sangat cermat, menggabungkan kata-kata Arab yang fasih dengan struktur yang dapat dipahami oleh penutur bahasa Indonesia atau Jawa. Inilah yang membuatnya begitu cepat menyebar dan diterima secara luas. Gubahan ini dibuka dengan pujian kepada Allah dan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, serta ditutup dengan doa yang menyentuh, memohon ampunan dan keberkahan dengan wasilah Asmaul Husna.

Teks Lengkap dan Penjelasan Mendalam Nadhom Asmaul Husna

Berikut adalah teks lengkap dari Nadhom Asmaul Husna karya KH. Ali Maksum, disertai dengan terjemahan dan penjelasan makna (syarah) dari setiap nama untuk membantu kita meresapi keagungannya.

بِسْمِ اللهِ بَدَأْنَا ۰ وَالْحَمْدُ لِرَبِّنَا
وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ ۰ لِلنَّبِيْ حَبِيْبِنَا
Dengan Nama Allah, kami memulai (membaca). Segala puji bagi Tuhan kami.
Shalawat dan salam untuk Nabi, kekasih kami.

Setiap perbuatan baik selayaknya dimulai dengan menyebut Nama Allah (Basmalah) untuk memohon keberkahan. Dilanjutkan dengan pujian (Hamdalah) sebagai bentuk pengakuan atas segala nikmat-Nya, dan ditutup dengan shalawat sebagai wujud cinta dan penghormatan kepada Rasulullah SAW, sang pembawa risalah.

يَا اَللهُ يَا رَبَّنَا ۰ أَنْتَ مَقْصُوْدُنَا
رِضَاكَ مَطْلُوْبُنَا ۰ دُنْيَانَا وَأُخْرَانَا
Ya Allah, ya Tuhan kami. Engkau tujuan kami.
Ridha-Mu yang kami cari. Di dunia dan akhirat kami.

Bait ini adalah penegasan tujuan hidup seorang hamba. Bahwa puncak dari segala harapan dan ikhtiar adalah Allah SWT semata. Bukan surga, bukan pula kenikmatan duniawi, melainkan keridhaan-Nya adalah pencapaian tertinggi yang dicari, baik dalam urusan dunia maupun untuk bekal di akhirat kelak.

Menyelami Samudra Makna 99 Nama Agung

1. يَا رَحْمَنُ يَا رَحِيْمُ ۰ يَا مَلِكُ يَا قُدُّوْسُ

Ar-Rahman (Maha Pengasih): Kasih sayang Allah yang meliputi seluruh makhluk-Nya tanpa terkecuali, baik yang beriman maupun yang ingkar. Kasih sayang-Nya terwujud dalam nikmat kehidupan, udara yang kita hirup, dan rezeki yang terus mengalir. Merenungi nama ini mengajarkan kita untuk berbelas kasih kepada semua ciptaan.

Ar-Rahim (Maha Penyayang): Kasih sayang Allah yang khusus dianugerahkan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman di akhirat kelak. Ini adalah manifestasi cinta-Nya yang paling istimewa, berupa ampunan, rahmat, dan surga. Nama ini memberi harapan besar bagi orang-orang yang taat.

Al-Malik (Maha Merajai): Dialah Raja Mutlak yang kekuasaan-Nya tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Semua kerajaan di dunia berada di bawah genggaman-Nya. Memahami nama ini menumbuhkan rasa rendah diri, bahwa kita hanyalah hamba dari seorang Raja Yang Maha Agung.

Al-Quddus (Maha Suci): Allah Maha Suci dari segala bentuk kekurangan, aib, dan sifat-sifat yang tidak layak bagi kebesaran-Nya. Dia suci dari padanan dan sekutu. Nama ini mengingatkan kita untuk senantiasa menyucikan hati dan pikiran dari hal-hal yang kotor dan tercela.

2. يَا سَلاَمُ يَا مُؤْمِنُ ۰ يَا مُهَيْمِنُ يَا عَزِيْزُ

As-Salam (Maha Sejahtera): Dialah sumber segala kedamaian dan keselamatan. Dari-Nya datang ketenangan jiwa dan keamanan. Mengingat nama As-Salam membantu kita mencari ketenteraman di tengah hiruk pikuk kehidupan dan mendorong kita menjadi penebar kedamaian bagi sesama.

Al-Mu'min (Maha Memberi Keamanan): Allah adalah Dzat yang memberikan rasa aman kepada hamba-Nya dari rasa takut dan dari siksa-Nya bagi mereka yang pantas mendapatkannya. Dia membenarkan janji-Nya kepada para rasul dan orang beriman. Nama ini mengajarkan kita untuk selalu percaya pada janji Allah.

Al-Muhaimin (Maha Memelihara): Dia Maha Mengawasi dan Memelihara seluruh amal perbuatan makhluk-Nya. Tidak ada satu pun yang luput dari pengawasan-Nya. Sifat ini mendorong kita untuk selalu berhati-hati dalam setiap tindakan, karena kita selalu berada dalam pantauan-Nya.

Al-'Aziz (Maha Perkasa): Allah memiliki keperkasaan yang mutlak, tidak terkalahkan oleh siapapun dan apapun. Keperkasaan-Nya sempurna, meliputi kekuatan, kemuliaan, dan kegaiban. Bertawassul dengan nama ini memberikan kita kekuatan untuk menghadapi kesulitan hidup.

3. يَا جَبَّارُ يَا مُتَكَبِّرُ ۰ يَا خَالِقُ يَا بَارِئُ

Al-Jabbar (Maha Memiliki Kehendak): Dia memiliki kuasa untuk memaksakan kehendak-Nya atas segala sesuatu. Dia mampu memperbaiki yang rusak dan menyempurnakan yang kurang. Sifat ini menunjukkan bahwa tidak ada yang bisa menentang ketetapan-Nya, mengajarkan kita untuk pasrah pada takdir-Nya.

Al-Mutakabbir (Maha Memiliki Kebesaran): Hanya Dialah yang berhak menyandang sifat sombong dan agung, karena kebesaran-Nya adalah hakiki. Kesombongan bagi makhluk adalah tercela. Nama ini mengingatkan kita untuk selalu tawadhu' dan menjauhi sifat angkuh.

Al-Khaliq (Maha Pencipta): Dialah yang menciptakan segala sesuatu dari ketiadaan dengan ukuran dan ketentuan yang sempurna. Penciptaan-Nya mencakup seluruh alam semesta, dari yang terkecil hingga terbesar. Merenungi nama ini menumbuhkan kekaguman atas ciptaan-Nya.

Al-Bari' (Maha Mengadakan): Dia mengadakan makhluk dari tiada menjadi ada, membentuknya dengan rupa yang paling baik tanpa meniru contoh sebelumnya. Proses penciptaan manusia adalah bukti nyata dari sifat Al-Bari' ini.

4. يَا مُصَوِّرُ يَا غَفَّارُ ۰ يَا قَهَّارُ يَا وَهَّابُ

Al-Mushawwir (Maha Membentuk Rupa): Dialah yang memberikan bentuk dan rupa yang berbeda-beda pada setiap makhluk-Nya. Keanekaragaman rupa manusia, hewan, dan tumbuhan menunjukkan kekuasaan-Nya sebagai seniman teragung. Sifat ini mengajarkan kita untuk mensyukuri rupa yang telah dianugerahkan.

Al-Ghaffar (Maha Pengampun): Dia senantiasa menutupi dosa dan memberikan ampunan kepada hamba-Nya yang bertaubat, berulang kali, sebanyak apapun dosa itu. Nama ini adalah pintu harapan bagi para pendosa untuk kembali kepada-Nya.

Al-Qahhar (Maha Memaksa): Dialah yang menundukkan segala sesuatu di bawah kekuasaan dan keperkasaan-Nya. Semua makhluk tunduk dan patuh pada kehendak-Nya. Merenungi nama ini membuat kita sadar akan kelemahan diri di hadapan kekuatan-Nya.

Al-Wahhab (Maha Pemberi Karunia): Dia memberi anugerah dan karunia kepada hamba-Nya tanpa pamrih dan tanpa diminta. Pemberian-Nya tidak pernah putus. Nama ini mendorong kita untuk menjadi pribadi yang dermawan, meneladani sifat-Nya.

5. يَا رَزَّاقُ يَا فَتَّاحُ ۰ يَا عَلِيْمُ يَا قَابِضُ

Ar-Razzaq (Maha Pemberi Rezeki): Dialah yang menanggung rezeki seluruh makhluk-Nya. Rezeki tidak hanya berupa materi, tetapi juga kesehatan, ilmu, dan iman. Keyakinan pada Ar-Razzaq menghilangkan kekhawatiran berlebih tentang urusan duniawi.

Al-Fattah (Maha Pembuka Rahmat): Dia membuka segala pintu kebaikan, rahmat, dan solusi atas segala permasalahan. Ketika semua jalan terasa buntu, memohon kepada Al-Fattah akan membuka jalan keluar yang tak terduga.

Al-'Alim (Maha Mengetahui): Pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu, yang tampak maupun yang tersembunyi, yang telah, sedang, dan akan terjadi. Tidak ada sehelai daun pun yang gugur tanpa sepengetahuan-Nya. Ini menanamkan rasa muraqabah (merasa diawasi) dalam diri.

Al-Qabidh (Maha Menyempitkan): Dialah yang menyempitkan rezeki atau menahan ruh (mewafatkan) sesuai dengan hikmah dan keadilan-Nya. Sempitnya rezeki bisa jadi merupakan ujian untuk meningkatkan kualitas seorang hamba.

6. يَا بَاسِطُ يَا خَافِضُ ۰ يَا رَافِعُ يَا مُعِزُّ

Al-Basith (Maha Melapangkan): Dialah yang melapangkan rezeki dan rahmat bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Lapangnya kehidupan adalah anugerah yang patut disyukuri dengan cara berbagi dan tidak sombong.

Al-Khafidh (Maha Merendahkan): Dia merendahkan derajat orang-orang yang sombong, durhaka, dan menentang perintah-Nya, baik di dunia maupun di akhirat. Sifat ini menjadi pengingat agar kita tidak berlaku zalim.

Ar-Rafi' (Maha Meninggikan): Dia meninggikan derajat orang-orang yang beriman, berilmu, dan bertaqwa. Kemuliaan sejati hanya datang dari-Nya, bukan dari penilaian manusia. Ini memotivasi kita untuk terus menuntut ilmu dan meningkatkan ketaqwaan.

Al-Mu'izz (Maha Memuliakan): Dia memberikan kemuliaan dan kehormatan kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Kemuliaan dari Allah adalah abadi, berbeda dengan kemuliaan semu yang diberikan oleh dunia.

7. يَا مُذِلُّ يَا سَمِيْعُ ۰ يَا بَصِيْرُ يَا حَكَمُ

Al-Mudzill (Maha Menghinakan): Dia menghinakan siapa saja yang dikehendaki-Nya karena kesombongan dan kedurhakaannya. Kehinaan ini adalah balasan yang setimpal atas perbuatan mereka. Ini menjadi peringatan keras bagi kita semua.

As-Sami' (Maha Mendengar): Pendengaran-Nya meliputi segala suara, baik yang diucapkan lisan, bisikan hati, maupun suara sekecil apapun di alam semesta. Tidak ada yang tersembunyi dari pendengaran-Nya. Ini membuat kita berhati-hati dalam berucap.

Al-Bashir (Maha Melihat): Penglihatan-Nya menembus segala sesuatu, yang tampak dan yang gaib, yang besar dan yang kecil. Dia melihat semut hitam di atas batu hitam di kegelapan malam. Sifat ini mendorong kita untuk menjaga perbuatan kita.

Al-Hakam (Maha Menetapkan Hukum): Dialah Hakim yang paling adil. Keputusan dan hukum-Nya tidak pernah salah dan tidak bisa diganggu gugat. Hukum-Nya didasari oleh ilmu dan hikmah yang sempurna.

8. يَا عَدْلُ يَا لَطِيْفُ ۰ يَا خَبِيْرُ يَا حَلِيْمُ

Al-'Adl (Maha Adil): Dia Maha Adil dalam segala tindakan dan ketetapan-Nya. Keadilan-Nya mutlak, tidak dipengaruhi oleh apapun. Terkadang hikmah di balik ketetapan-Nya baru kita pahami di kemudian hari.

Al-Lathif (Maha Lembut): Kelembutan-Nya terwujud dalam cara-Nya memberikan nikmat dan ujian. Dia mengetahui hal-hal yang paling halus dan tersembunyi. Kasih sayang-Nya datang dengan cara yang seringkali tidak kita sadari.

Al-Khabir (Maha Mengetahui Rahasia): Pengetahuan-Nya mencakup hakikat segala perkara. Dia mengetahui apa yang tersembunyi di dalam hati dan niat setiap hamba-Nya. Tidak ada rahasia bagi Allah.

Al-Halim (Maha Penyantun): Dia tidak tergesa-gesa dalam memberikan hukuman kepada hamba-Nya yang berbuat dosa. Dia memberikan kesempatan untuk bertaubat. Sifat ini mengajarkan kita untuk bersabar dan tidak mudah marah.

9. يَا عَظِيْمُ يَا غَفُوْرُ ۰ يَا شَكُوْرُ يَا عَلِيُّ

Al-'Azhim (Maha Agung): Keagungan-Nya meliputi segala aspek, Dzat, sifat, dan perbuatan-Nya. Akal manusia tidak akan pernah mampu menjangkau hakikat keagungan-Nya. Mengingat nama ini membuat kita merasa sangat kecil di hadapan-Nya.

Al-Ghafur (Maha Pengampun): Dia Maha Memberi ampunan yang sempurna, menutupi dosa di dunia dan tidak menuntutnya di akhirat bagi siapa yang Dia kehendaki. Ampunan-Nya lebih luas dari murka-Nya.

Asy-Syakur (Maha Menghargai): Dia membalas amal kebaikan sekecil apapun dengan balasan yang berlipat ganda. Dia menghargai setiap ketaatan hamba-Nya. Ini memotivasi kita untuk tidak meremehkan perbuatan baik sekecil apapun.

Al-'Aliyy (Maha Tinggi): Ketinggian-Nya mutlak di atas segala makhluk. Derajat-Nya paling tinggi, tidak ada yang setara atau melebihi-Nya. Ketinggian-Nya melampaui pemahaman dan imajinasi manusia.

10. يَا كَبِيْرُ يَا حَفِيْظُ ۰ يَا مُقِيْتُ يَا حَسِيْبُ

Al-Kabir (Maha Besar): Kebesaran-Nya mencakup segala hal, lebih besar dari apapun yang bisa dibayangkan. Ucapan "Allahu Akbar" adalah pengakuan atas kebesaran-Nya yang tiada tara.

Al-Hafizh (Maha Memelihara): Dia memelihara dan menjaga langit dan bumi serta segala isinya. Dia juga menjaga amal perbuatan hamba-Nya dan melindungi orang-orang beriman dari keburukan.

Al-Muqit (Maha Pemberi Kecukupan): Dia memberikan rezeki dan kebutuhan pokok bagi setiap makhluk untuk menopang kehidupannya. Dia menjamin kecukupan bagi siapa saja yang bertawakal kepada-Nya.

Al-Hasib (Maha Membuat Perhitungan): Dialah yang akan menghisab seluruh amal perbuatan hamba di hari kiamat. Perhitungan-Nya sangat teliti dan adil. Dia juga mencukupi segala kebutuhan hamba-Nya (Hasbunallah).

11. يَا جَلِيْلُ يَا كَرِيْمُ ۰ يَا رَقِيْبُ يَا مُجِيْبُ

Al-Jalil (Maha Luhur): Dia memiliki sifat-sifat keluhuran dan keagungan. Kemuliaan Dzat-Nya membuat kita merasa takjub dan hormat. Nama ini mencerminkan kebesaran dan kemuliaan yang sempurna.

Al-Karim (Maha Pemurah): Dia sangat pemurah, memberi tanpa diminta dan tanpa mengharapkan balasan. Kedermawanan-Nya tidak pernah berkurang meskipun terus-menerus memberi. Dia memaafkan kesalahan dengan mudah.

Ar-Raqib (Maha Mengawasi): Dia selalu mengawasi setiap gerak-gerik dan isi hati makhluk-Nya. Tidak ada yang bisa bersembunyi dari pengawasan-Nya. Ini adalah dasar dari konsep ihsan.

Al-Mujib (Maha Mengabulkan): Dia mengabulkan doa dan permohonan hamba-Nya yang tulus. Dia dekat dengan orang yang berdoa. Nama ini memberi kita keyakinan bahwa setiap doa pasti didengar dan akan dijawab dengan cara terbaik menurut-Nya.

12. يَا وَاسِعُ يَا حَكِيْمُ ۰ يَا وَدُوْدُ يَا مَجِيْدُ

Al-Wasi' (Maha Luas): Rahmat, ilmu, dan karunia-Nya sangat luas, meliputi segala sesuatu. Ampunan-Nya lebih luas dari dosa hamba-Nya. Kebesaran-Nya tidak terbatas.

Al-Hakim (Maha Bijaksana): Segala perbuatan, perintah, dan larangan-Nya dilandasi oleh hikmah yang sempurna. Tidak ada satupun ciptaan atau aturan-Nya yang sia-sia.

Al-Wadud (Maha Mengasihi): Dia mencintai hamba-hamba-Nya yang taat dan mencintai orang-orang yang berbuat baik. Cinta-Nya adalah sumber dari segala cinta yang ada di alam semesta.

Al-Majid (Maha Mulia): Kemuliaan-Nya sangat agung dan luhur. Dia terpuji dalam Dzat, sifat, dan perbuatan-Nya. Kemuliaan-Nya sempurna dan abadi.

13. يَا بَاعِثُ يَا شَهِيْدُ ۰ يَا حَقُّ يَا وَكِيْلُ

Al-Ba'its (Maha Membangkitkan): Dialah yang akan membangkitkan semua makhluk dari kubur pada hari kiamat untuk dimintai pertanggungjawaban. Dia juga membangkitkan semangat dan kemauan dalam hati manusia.

Asy-Syahid (Maha Menyaksikan): Dia menyaksikan segala sesuatu secara langsung. Dia adalah saksi atas semua perbuatan hamba-Nya, tidak ada yang terlewat dari persaksian-Nya.

Al-Haqq (Maha Benar): Dialah kebenaran yang mutlak. Keberadaan-Nya adalah pasti, dan segala sesuatu yang berasal dari-Nya adalah benar. Agama Islam yang diturunkan-Nya adalah kebenaran.

Al-Wakil (Maha Memelihara Urusan): Dialah tempat terbaik untuk bersandar dan menyerahkan segala urusan. Siapa yang bertawakal kepada-Nya, maka Allah akan mencukupi segala kebutuhannya.

14. يَا قَوِيُّ يَا مَتِيْنُ ۰ يَا وَلِيُّ يَا حَمِيْدُ

Al-Qawiyy (Maha Kuat): Kekuatan-Nya sempurna dan tidak ada batasnya. Tidak ada yang mampu menandingi kekuatan-Nya. Kekuatan makhluk adalah fana dan terbatas.

Al-Matin (Maha Kokoh): Kekuatan-Nya sangat kokoh, tidak tergoyahkan oleh apapun dan tidak pernah mengalami kelelahan atau kelemahan. Dia adalah sumber segala kekuatan.

Al-Waliyy (Maha Melindungi): Dia adalah pelindung dan penolong bagi hamba-hamba-Nya yang beriman. Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju cahaya. Perlindungan-Nya adalah sebaik-baik perlindungan.

Al-Hamid (Maha Terpuji): Dialah satu-satunya yang berhak atas segala pujian, baik Dia memberi nikmat maupun ujian. Dia terpuji dalam segala keadaan karena semua ketetapan-Nya mengandung kebaikan.

15. يَا مُحْصِى يَا مُبْدِئُ ۰ يَا مُعِيْدُ يَا مُحْيِى

Al-Muhshi (Maha Menghitung): Dia menghitung segala sesuatu dengan sangat detail, tidak ada yang terlewat, dari jumlah butiran pasir hingga amal perbuatan manusia. Ilmu-Nya meliputi segala bilangan.

Al-Mubdi' (Maha Memulai Penciptaan): Dialah yang memulai penciptaan seluruh makhluk dari ketiadaan tanpa ada contoh sebelumnya. Inisiatif penciptaan murni berasal dari-Nya.

Al-Mu'id (Maha Mengembalikan Kehidupan): Dia akan mengembalikan kehidupan semua makhluk setelah kematian pada hari kebangkitan. Proses ini sangat mudah bagi-Nya, sebagaimana mudahnya Dia menciptakan pada awalnya.

Al-Muhyi (Maha Menghidupkan): Dialah yang memberi kehidupan pada segala sesuatu yang mati, baik menghidupkan jasad maupun menghidupkan hati yang mati dengan hidayah.

16. يَا مُمِيْتُ يَا حَيُّ ۰ يَا قَيُّوْمُ يَا وَاجِدُ

Al-Mumit (Maha Mematikan): Dialah yang menetapkan kematian bagi setiap makhluk yang bernyawa. Kematian adalah gerbang menuju kehidupan abadi dan merupakan ketetapan yang pasti.

Al-Hayy (Maha Hidup): Kehidupan-Nya kekal abadi, tidak berawal dan tidak berakhir. Dia tidak pernah mati, tidur, atau lelah. Dia adalah sumber kehidupan bagi seluruh alam.

Al-Qayyum (Maha Berdiri Sendiri): Dia berdiri sendiri dan tidak membutuhkan siapapun, sementara segala sesuatu bergantung sepenuhnya kepada-Nya. Dia yang mengurus dan mengatur alam semesta secara terus-menerus.

Al-Wajid (Maha Menemukan): Dia menemukan apa saja yang Dia kehendaki. Dia tidak pernah kehilangan atau membutuhkan sesuatu karena Dia adalah pemilik segalanya. Kekayaan-Nya sempurna.

17. يَا مَاجِدُ يَا وَاحِدُ ۰ يَا أَحَدُ يَا صَمَدُ

Al-Majid (Maha Mulia): Sama dengan Al-Majid sebelumnya, menegaskan kemuliaan-Nya yang agung, luhur, dan terpuji dalam segala hal.

Al-Wahid (Maha Tunggal): Dia Tunggal dalam Dzat-Nya, tidak tersusun dari bagian-bagian. Ke-Esaan-Nya menegaskan bahwa tidak ada Tuhan selain Dia.

Al-Ahad (Maha Esa): Menegaskan ke-Esaan-Nya dalam sifat dan perbuatan. Tidak ada satupun yang menyerupai-Nya. Ini adalah inti dari tauhid, menolak segala bentuk kemusyrikan.

Ash-Shamad (Maha Dibutuhkan): Dialah tempat bergantung segala sesuatu. Semua makhluk membutuhkan-Nya, sementara Dia tidak membutuhkan apapun. Dia adalah tujuan dari segala hajat.

18. يَا قَادِرُ يَا مُقْتَدِرُ ۰ يَا مُقَدِّمُ يَا مُؤَخِّرُ

Al-Qadir (Maha Berkuasa): Dia berkuasa atas segala sesuatu. Tidak ada yang dapat melemahkan atau menghalangi kekuasaan-Nya. "Kun Fayakun" (Jadilah, maka terjadilah) adalah bukti kuasa-Nya.

Al-Muqtadir (Maha Sangat Berkuasa): Penegasan dari Al-Qadir, menunjukkan kekuasaan-Nya yang sangat sempurna dan mutlak, mencakup segala hal yang mungkin terjadi.

Al-Muqaddim (Maha Mendahulukan): Dia mendahulukan apa yang Dia kehendaki sesuai dengan hikmah-Nya, baik dalam penciptaan, waktu, maupun kedudukan.

Al-Mu'akhkhir (Maha Mengakhirkan): Dia mengakhirkan atau menunda apa yang Dia kehendaki. Dia menunda azab bagi pendosa untuk memberi kesempatan bertaubat.

19. يَا أَوَّلُ يَا آخِرُ ۰ يَا ظَاهِرُ يَا بَاطِنُ

Al-Awwal (Maha Awal): Dia ada sebelum segala sesuatu ada. Keberadaan-Nya tidak didahului oleh ketiadaan. Dialah permulaan dari segalanya.

Al-Akhir (Maha Akhir): Dia tetap ada setelah segala sesuatu musnah. Keberadaan-Nya tidak berkesudahan. Dialah tujuan akhir dari perjalanan setiap makhluk.

Azh-Zhahir (Maha Nyata): Keberadaan-Nya sangat nyata melalui tanda-tanda kebesaran-Nya yang tersebar di seluruh alam semesta. Segala ciptaan adalah bukti nyata eksistensi-Nya.

Al-Bathin (Maha Tersembunyi): Dzat-Nya tersembunyi, tidak dapat dijangkau oleh panca indera maupun akal manusia. Dia lebih dekat dari urat leher kita, namun kita tidak bisa melihat-Nya.

20. يَا وَالِى يَا مُتَعَالِى ۰ يَا بَرُّ يَا تَوَّابُ

Al-Wali (Maha Memerintah): Dialah yang menguasai dan mengatur segala urusan makhluk-Nya. Pemerintahan-Nya penuh dengan keadilan dan hikmah.

Al-Muta'ali (Maha Tinggi): Dia Maha Tinggi dari sifat-sifat makhluk dan dari segala apa yang dipersekutukan dengan-Nya. Ketinggian-Nya melampaui segala pemahaman.

Al-Barr (Maha Dermawan): Kebaikan dan kedermawanan-Nya sangat luas dan melimpah, diberikan kepada seluruh makhluk-Nya. Dia sumber segala kebajikan.

At-Tawwab (Maha Penerima Taubat): Dia senantiasa menerima taubat dari hamba-Nya yang kembali kepada-Nya dengan tulus, sebanyak apapun dosa yang telah dilakukan.

21. يَا مُنْتَقِمُ يَا عَفُوُّ ۰ يَا رَؤُوْفُ يَا مَالِكُ الْمُلْكِ

Al-Muntaqim (Maha Pemberi Balasan): Dia memberikan balasan yang setimpal kepada orang-orang yang berbuat dosa dan zalim, setelah keadilan ditegakkan. Balasan-Nya sangat pedih bagi yang berhak menerimanya.

Al-'Afuww (Maha Pemaaf): Dia memaafkan kesalahan dan menghapus dosa hamba-Nya. Pemaafan-Nya lebih dari sekadar pengampunan; Dia menghapuskan catatan dosa itu seolah tidak pernah terjadi.

Ar-Ra'uf (Maha Pengasih): Belas kasih-Nya sangat mendalam, terutama kepada hamba-hamba-Nya yang beriman. Dia tidak ingin memberatkan mereka dan selalu memberikan kemudahan.

Malikul Mulk (Maha Penguasa Kerajaan): Dialah pemilik mutlak segala kerajaan di langit dan di bumi. Dia memberikan kekuasaan kepada siapa yang Dia kehendaki dan mencabutnya dari siapa yang Dia kehendaki.

22. يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالْإِكْرَامِ ۰ يَا مُقْسِطُ يَا جَامِعُ

Dzul Jalali wal Ikram (Maha Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan): Dia adalah Dzat yang memiliki segala keagungan dan sumber segala kemuliaan. Nama ini mencakup semua sifat kesempurnaan.

Al-Muqsith (Maha Adil): Dia memberikan keadilan kepada semua pihak, mengambil hak dari yang zalim untuk diberikan kepada yang dizalimi. Keadilan-Nya sempurna dan tidak memihak.

Al-Jami' (Maha Mengumpulkan): Dia akan mengumpulkan seluruh manusia pada hari kiamat di Padang Mahsyar untuk diadili. Tidak ada satupun yang akan tertinggal.

23. يَا غَنِيُّ يَا مُغْنِي ۰ يَا مَانِعُ يَا ضَارُّ

Al-Ghaniyy (Maha Kaya): Kekayaan-Nya mutlak, tidak membutuhkan apapun dari makhluk-Nya. Seluruh alam semesta berada dalam genggaman-Nya dan merupakan milik-Nya.

Al-Mughni (Maha Memberi Kekayaan): Dia memberikan kekayaan dan kecukupan kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Kekayaan sejati adalah kekayaan hati yang merasa cukup dengan pemberian-Nya.

Al-Mani' (Maha Mencegah): Dia mencegah terjadinya sesuatu yang Dia kehendaki untuk tidak terjadi, atau mencegah pemberian kepada seseorang demi melindunginya dari keburukan.

Adh-Dharr (Maha Memberi Mudharat): Dia menimpakan bahaya atau kesulitan kepada siapa yang dikehendaki sebagai ujian, peringatan, atau balasan, sesuai dengan hikmah-Nya.

24. يَا نَافِعُ يَا نُوْرُ ۰ يَا هَادِى يَا بَدِيْعُ

An-Nafi' (Maha Memberi Manfaat): Dialah sumber segala manfaat dan kebaikan di dunia dan akhirat. Tidak ada kebaikan yang sampai kepada kita kecuali berasal dari-Nya.

An-Nur (Maha Bercahaya): Dia adalah cahaya langit dan bumi. Dia memberi cahaya petunjuk (hidayah) ke dalam hati hamba-hamba-Nya, menerangi jalan mereka dari kegelapan menuju terang.

Al-Hadi (Maha Pemberi Petunjuk): Dia memberikan petunjuk kepada siapa saja yang Dia kehendaki menuju jalan yang lurus. Hidayah adalah anugerah terbesar dari-Nya.

Al-Badi' (Maha Pencipta Keindahan): Dia menciptakan alam semesta dengan keindahan yang tiada tara tanpa ada contoh sebelumnya. Setiap ciptaan-Nya adalah karya seni yang agung.

25. يَا بَاقِى يَا وَارِثُ ۰ يَا رَشِيْدُ يَا صَبُوْرُ

Al-Baqi (Maha Kekal): Dia kekal abadi, tidak akan pernah sirna atau musnah. Segala sesuatu selain Dia akan binasa. Kehidupan akhirat adalah bukti kekekalan-Nya.

Al-Warits (Maha Mewarisi): Setelah semua makhluk fana, hanya Dialah yang akan tetap ada dan mewarisi seluruh alam semesta. Kepemilikan hakiki hanyalah milik-Nya.

Ar-Rasyid (Maha Pandai): Dia Maha Cerdas dalam memberikan petunjuk dan bimbingan. Jalan-Nya adalah jalan yang paling lurus dan benar. Bimbingan-Nya membawa pada kebahagiaan.

Ash-Shabur (Maha Sabar): Dia sangat sabar, tidak tergesa-gesa menghukum para pendosa, dan menangguhkan banyak hal dengan kesabaran-Nya yang sempurna, memberikan waktu bagi mereka untuk bertaubat.

جَلَّ شَأْنُهُ تَعَالَى ذِكْرُهُ ۰ تَبَارَكَ اسْمُهُ
Maha Agung urusan-Nya, Maha Tinggi sebutan-Nya, dan Maha Berkah Nama-Nya.

Warisan Spiritual yang Abadi

Nadhom Asmaul Husna karya KH. Ali Maksum bukan sekadar gubahan puitis, melainkan sebuah jembatan spiritual yang menghubungkan hati seorang hamba dengan Tuhannya. Karya ini telah terbukti melintasi generasi, terus dilantunkan di surau, masjid, dan pondok pesantren di seluruh penjuru negeri. Ia menjadi bukti nyata bahwa dakwah bisa disampaikan melalui berbagai cara, termasuk lewat seni sastra yang indah dan menyentuh.

Keberhasilan nadhom ini dalam meresap ke dalam sanubari umat adalah buah dari keikhlasan, kedalaman ilmu, dan kecintaan yang tulus dari sang penggubah kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Melalui bait-bait sederhana ini, KH. Ali Maksum telah mewariskan sebuah amalan yang tak lekang oleh waktu, sebuah sarana bagi kita untuk senantiasa mengingat, merenungi, dan meneladani sifat-sifat Agung Sang Pencipta. Dengan melantunkannya, kita tidak hanya menghafal 99 Nama-Nya, tetapi juga menanamkan makna-makna luhur tersebut ke dalam jiwa, berharap agar akhlak kita dapat tercerahkan oleh cahaya Asmaul Husna.

🏠 Homepage