Menguasai Angka Bahasa Arab 1 Sampai 20
Ilustrasi angka Arab dari satu hingga lima.
Mempelajari bahasa Arab membuka pintu ke dunia yang kaya akan budaya, sejarah, dan ilmu pengetahuan. Salah satu fondasi paling esensial dalam perjalanan ini adalah memahami sistem bilangannya. Angka tidak hanya digunakan untuk berhitung, tetapi juga merupakan bagian integral dari percakapan sehari-hari, mulai dari menanyakan harga, menyebutkan waktu, hingga membaca ayat-ayat suci. Dalam panduan komprehensif ini, kita akan menyelami seluk-beluk angka dalam bahasa Arab, khususnya dari 1 hingga 20, dengan penjelasan mendalam mengenai kaidah gramatikal (nahwu) yang menyertainya.
Banyak pemula merasa tertantang oleh aturan gender (mudzakkar untuk maskulin dan mu'annats untuk feminin) yang melekat pada bilangan Arab. Namun, dengan pemahaman yang sistematis dan contoh yang relevan, konsep ini akan menjadi lebih mudah dipahami. Artikel ini dirancang untuk membimbing Anda langkah demi langkah, dari angka paling dasar hingga bilangan belasan yang memiliki struktur unik.
Fondasi Utama: Angka 1 Sampai 10
Angka 1 hingga 10 adalah pilar dari sistem bilangan Arab. Menguasai angka-angka ini beserta aturannya akan sangat memudahkan Anda dalam mempelajari angka-angka yang lebih besar. Mari kita bedah satu per satu.
Angka 1 (Satu)
Angka satu memiliki keunikan tersendiri. Ia berperan sebagai kata sifat (na'at) yang mengikuti kata benda (man'ut) yang dijelaskannya, dan selalu sesuai dalam hal gender.
- Bentuk Maskulin (Mudzakkar): وَاحِدٌ (Wāḥidun)
- Bentuk Feminin (Mu'annats): وَاحِدَةٌ (Wāḥidatun)
Kaidah Penggunaan: Angka 1 selalu diletakkan setelah kata benda. Gendernya harus sama dengan kata benda tersebut. Jika kata bendanya maskulin, gunakan wāḥidun. Jika feminin, gunakan wāḥidatun.
كِتَابٌ وَاحِدٌ
Kitābun wāḥidun (Satu buku)
Di sini, كِتَابٌ (buku) adalah maskulin, maka angkanya juga maskulin.
سَيَّارَةٌ وَاحِدَةٌ
Sayyāratun wāḥidatun (Satu mobil)
Karena سَيَّارَةٌ (mobil) adalah feminin (ditandai dengan ta' marbutah ةٌ), angkanya pun harus feminin.
Angka 2 (Dua)
Sama seperti angka 1, angka 2 juga berfungsi sebagai kata sifat yang mengikuti kata benda dan harus sesuai dalam gendernya. Bentuknya juga mengikuti kaidah mutsanna (dual).
- Bentuk Maskulin (Mudzakkar): اثْنَانِ (Itsnāni)
- Bentuk Feminin (Mu'annats): اثْنَتَانِ (Itsnatāni)
Kaidah Penggunaan: Sama seperti angka 1, angka 2 diletakkan setelah kata benda. Namun, kata bendanya sendiri sudah harus dalam bentuk dual (mutsanna), yang biasanya dibentuk dengan menambahkan akhiran '-āni' untuk maskulin dan '-tāni' untuk feminin.
قَلَمَانِ اثْنَانِ
Qalamāni itsnāni (Dua pulpen)
قَلَمَانِ adalah bentuk dual dari قَلَمٌ (maskulin).
مَدْرَسَتَانِ اثْنَتَانِ
Madrasatāni itsnatāni (Dua sekolah)
مَدْرَسَتَانِ adalah bentuk dual dari مَدْرَسَةٌ (feminin).
Dalam percakapan, seringkali penyebutan angka itsnāni atau itsnatāni dihilangkan karena bentuk dual dari kata benda itu sendiri sudah cukup untuk menunjukkan jumlah 'dua'.
Angka 3 sampai 10: Kaidah Berkebalikan
Di sinilah aturan yang paling menarik dan fundamental dalam bilangan Arab dimulai. Untuk angka 3 hingga 10, ada "kaidah berkebalikan" atau "aturan silang" antara gender angka dan gender kata benda yang dihitung (ma'dūd).
Aturan utamanya adalah:
- Angka ('adad) diletakkan sebelum kata benda (ma'dūd).
- Gender angka harus berlawanan dengan gender kata benda. Jika kata bendanya maskulin, angkanya harus feminin. Jika kata bendanya feminin, angkanya harus maskulin.
- Kata benda yang dihitung (ma'dūd) harus dalam bentuk jamak dan ber-i'rab jar (majruur), biasanya ditandai dengan kasrah.
Angka 3 (Tiga)
- Bentuk Maskulin (untuk menghitung benda feminin): ثَلَاثُ (Tsalātsu)
- Bentuk Feminin (untuk menghitung benda maskulin): ثَلَاثَةُ (Tsalātsatu)
ثَلَاثَةُ أَقْلَامٍ
Tsalātsatu aqlāmin (Tiga pulpen)
Kata أَقْلَامٍ (pulpen-pulpen) adalah jamak dari قَلَمٌ (maskulin). Karena bendanya maskulin, maka kita gunakan angka bentuk feminin, yaitu tsalātsatu.
ثَلَاثُ طَالِبَاتٍ
Tsalātsu ṭālibātin (Tiga siswi)
Kata طَالِبَاتٍ (siswi-siswi) adalah jamak dari طَالِبَةٌ (feminin). Karena bendanya feminin, maka kita gunakan angka bentuk maskulin, yaitu tsalātsu.
Angka 4 (Empat)
- Bentuk Maskulin: أَرْبَعُ (Arba'u)
- Bentuk Feminin: أَرْبَعَةُ (Arba'atu)
أَرْبَعَةُ كُتُبٍ
Arba'atu kutubin (Empat buku)
كُتُبٍ jamak dari كِتَابٌ (maskulin), maka angkanya feminin.
أَرْبَعُ سَيَّارَاتٍ
Arba'u sayyārātin (Empat mobil)
سَيَّارَاتٍ jamak dari سَيَّارَةٌ (feminin), maka angkanya maskulin.
Angka 5 (Lima)
- Bentuk Maskulin: خَمْسُ (Khamsu)
- Bentuk Feminin: خَمْسَةُ (Khamsatu)
خَمْسَةُ رِجَالٍ
Khamsatu rijālin (Lima pria)
رِجَالٍ jamak dari رَجُلٌ (maskulin), maka angkanya feminin.
خَمْسُ غُرَفٍ
Khamsu ghurafin (Lima kamar)
غُرَفٍ jamak dari غُرْفَةٌ (feminin), maka angkanya maskulin.
Angka 6 (Enam)
- Bentuk Maskulin: سِتُّ (Sittu)
- Bentuk Feminin: سِتَّةُ (Sittatu)
سِتَّةُ أَيَّامٍ
Sittatu ayyāmin (Enam hari)
أَيَّامٍ jamak dari يَوْمٌ (maskulin), maka angkanya feminin.
سِتُّ سَاعَاتٍ
Sittu sā'ātin (Enam jam)
سَاعَاتٍ jamak dari سَاعَةٌ (feminin), maka angkanya maskulin.
Angka 7 (Tujuh)
- Bentuk Maskulin: سَبْعُ (Sab'u)
- Bentuk Feminin: سَبْعَةُ (Sab'atu)
سَبْعَةُ أَبْوَابٍ
Sab'atu abwābin (Tujuh pintu)
أَبْوَابٍ jamak dari بَابٌ (maskulin), maka angkanya feminin.
سَبْعُ سَمَاوَاتٍ
Sab'u samāwātin (Tujuh langit)
سَمَاوَاتٍ jamak dari سَمَاءٌ (diperlakukan sebagai feminin), maka angkanya maskulin.
Angka 8 (Delapan)
- Bentuk Maskulin: ثَمَانِي (Tsamāniy)
- Bentuk Feminin: ثَمَانِيَةُ (Tsamāniyatu)
ثَمَانِيَةُ طُلَّابٍ
Tsamāniyatu ṭullābin (Delapan siswa)
طُلَّابٍ jamak dari طَالِبٌ (maskulin), maka angkanya feminin.
ثَمَانِي نَوَافِذَ
Tsamāniy nawāfidza (Delapan jendela)
نَوَافِذَ jamak dari نَافِذَةٌ (feminin), maka angkanya maskulin.
Angka 9 (Sembilan)
- Bentuk Maskulin: تِسْعُ (Tis'u)
- Bentuk Feminin: تِسْعَةُ (Tis'atu)
تِسْعَةُ مَسَاجِدَ
Tis'atu masājida (Sembilan masjid)
مَسَاجِدَ jamak dari مَسْجِدٌ (maskulin), maka angkanya feminin.
تِسْعُ حَقَائِبَ
Tis'u ḥaqā'iba (Sembilan tas)
حَقَائِبَ jamak dari حَقِيبَةٌ (feminin), maka angkanya maskulin.
Angka 10 (Sepuluh)
Angka sepuluh memiliki dua aturan, tergantung apakah ia berdiri sendiri atau menjadi bagian dari angka belasan.
Ketika berdiri sendiri, angka 10 mengikuti kaidah yang sama dengan angka 3-9 (kaidah berkebalikan).
- Bentuk Maskulin: عَشْرُ ('Asyru)
- Bentuk Feminin: عَشَرَةُ ('Asyaratu)
عَشَرَةُ أَوْلَادٍ
'Asyaratu awlādin (Sepuluh anak laki-laki)
أَوْلَادٍ jamak dari وَلَدٌ (maskulin), maka angkanya feminin.
عَشْرُ بَنَاتٍ
'Asyru banātin (Sepuluh anak perempuan)
بَنَاتٍ jamak dari بِنْتٌ (feminin), maka angkanya maskulin.
Menjelajahi Bilangan Belasan: Angka 11 Sampai 19
Memasuki angka belasan, kita akan menemukan struktur dan kaidah baru yang disebut 'adad murakkab (bilangan tersusun). Aturan untuk angka 11-19 berbeda dari angka 3-10. Mari kita pelajari secara detail.
Aturan umum untuk angka 11-19:
- Bilangan ini tersusun dari dua bagian: angka satuan (1-9) dan angka puluhan ('asyara).
- Kata benda (ma'dūd) yang dihitung harus dalam bentuk tunggal (mufrad).
- Kata benda tersebut harus ber-i'rab nashab (manṣūb), biasanya ditandai dengan harakat fathatain. Ini disebut tamyīz.
Angka 11 (Sebelas) dan 12 (Dua Belas): Kaidah Kesesuaian
Angka 11 dan 12 adalah pengecualian dalam kelompok belasan. Kedua bagian dari angka ini (satuan dan puluhan) harus sesuai (sepakat) dalam gender dengan kata benda yang dihitungnya.
Angka 11 (Sebelas)
- Bentuk Maskulin: أَحَدَ عَشَرَ (Aḥada 'asyara)
- Bentuk Feminin: إِحْدَى عَشْرَةَ (Iḥdā 'asyrata)
رَأَيْتُ أَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا
Ra'aytu aḥada 'asyara kawkaban (Aku melihat sebelas bintang)
Kata كَوْكَبًا (bintang) adalah maskulin, maka kedua bagian angka (أَحَدَ dan عَشَرَ) juga dalam bentuk maskulin.
فِي الْفَصْلِ إِحْدَى عَشْرَةَ طَالِبَةً
Fil-faṣli iḥdā 'asyrata ṭālibatan (Di dalam kelas ada sebelas siswi)
Kata طَالِبَةً (siswi) adalah feminin, maka kedua bagian angka (إِحْدَى dan عَشْرَةَ) juga dalam bentuk feminin.
Angka 12 (Dua Belas)
Angka 12 sedikit lebih kompleks karena bagian pertamanya (itsnā/itsnatā) bisa berubah tergantung pada posisi i'rab-nya dalam kalimat. Namun, untuk penyebutan dasar, kita gunakan bentuk marfu'.
- Bentuk Maskulin: اثْنَا عَشَرَ (Itsnā 'asyara)
- Bentuk Feminin: اثْنَتَا عَشْرَةَ (Itsnatā 'asyrata)
عِنْدِي اثْنَا عَشَرَ قَلَمًا
'Indī itsnā 'asyara qalaman (Saya punya dua belas pulpen)
Kata قَلَمًا (pulpen) adalah maskulin, maka kedua bagian angka juga maskulin.
قَرَأْتُ اثْنَتَيْ عَشْرَةَ صَفْحَةً
Qara'tu-tsnatay 'asyrata ṣafḥatan (Saya membaca dua belas halaman)
Dalam contoh ini, karena menjadi objek (maf'ul bih), bentuknya berubah menjadi اثْنَتَيْ. Namun kaidah kesesuaian gender tetap berlaku. صَفْحَةً (halaman) adalah feminin.
Angka 13 sampai 19: Kaidah Campuran
Untuk angka 13 hingga 19, kita kembali menemukan kaidah persilangan, namun dengan format yang spesifik. Aturannya adalah:
- Bagian pertama (angka satuan 3-9) harus berlawanan gender dengan kata bendanya.
- Bagian kedua (angka puluhan 'asyara) harus sesuai gender dengan kata bendanya.
Angka 13 (Tiga Belas)
- Untuk Benda Maskulin: ثَلَاثَةَ عَشَرَ (Tsalātsata 'asyara)
- Untuk Benda Feminin: ثَلَاثَ عَشْرَةَ (Tsalātsa 'asyrata)
هَؤُلَاءِ ثَلَاثَةَ عَشَرَ طَالِبًا
Hā'ulā'i tsalātsata 'asyara ṭāliban (Mereka ini tiga belas siswa)
طَالِبًا (maskulin). Maka, ثَلَاثَةَ (feminin) berlawanan, dan عَشَرَ (maskulin) sesuai.
Angka 14 (Empat Belas)
- Untuk Benda Maskulin: أَرْبَعَةَ عَشَرَ (Arba'ata 'asyara)
- Untuk Benda Feminin: أَرْبَعَ عَشْرَةَ (Arba'a 'asyrata)
اِشْتَرَيْتُ أَرْبَعَةَ عَشَرَ كِتَابًا
Isytaraytu arba'ata 'asyara kitāban (Saya membeli empat belas buku)
كِتَابًا (maskulin). Maka, أَرْبَعَةَ (feminin) berlawanan, dan عَشَرَ (maskulin) sesuai.
Angka 15 (Lima Belas)
- Untuk Benda Maskulin: خَمْسَةَ عَشَرَ (Khamsata 'asyara)
- Untuk Benda Feminin: خَمْسَ عَشْرَةَ (Khamsa 'asyrata)
فِي الْحَقِيبَةِ خَمْسَ عَشْرَةَ مِجَلَّةً
Fil-ḥaqībati khamsa 'asyrata majallatan (Di dalam tas ada lima belas majalah)
مِجَلَّةً (feminin). Maka, خَمْسَ (maskulin) berlawanan, dan عَشْرَةَ (feminin) sesuai.
Angka 16 (Enam Belas)
- Untuk Benda Maskulin: سِتَّةَ عَشَرَ (Sittata 'asyara)
- Untuk Benda Feminin: سِتَّ عَشْرَةَ (Sitta 'asyrata)
Angka 17 (Tujuh Belas)
- Untuk Benda Maskulin: سَبْعَةَ عَشَرَ (Sab'ata 'asyara)
- Untuk Benda Feminin: سَبْعَ عَشْرَةَ (Sab'a 'asyrata)
Angka 18 (Delapan Belas)
- Untuk Benda Maskulin: ثَمَانِيَةَ عَشَرَ (Tsamāniyata 'asyara)
- Untuk Benda Feminin: ثَمَانِيَ عَشْرَةَ (Tsamāniya 'asyrata)
Angka 19 (Sembilan Belas)
- Untuk Benda Maskulin: تِسْعَةَ عَشَرَ (Tis'ata 'asyara)
- Untuk Benda Feminin: تِسْعَ عَشْرَةَ (Tis'a 'asyrata)
عُمْرُهُ تِسْعَةَ عَشَرَ عَامًا
'Umruhu tis'ata 'asyara 'āman (Umurnya sembilan belas tahun)
عَامًا (tahun, maskulin). Maka, تِسْعَةَ (feminin) berlawanan, dan عَشَرَ (maskulin) sesuai.
Angka Genap Puluhan: Angka 20
Setelah melewati kompleksitas angka belasan, angka 20 terasa jauh lebih sederhana. Angka ini termasuk dalam kategori alfāzh al-'uqūd (bilangan puluhan genap).
Angka 20 (Dua Puluh)
Penulisannya adalah عِشْرُونَ ('Isyrūna). Kaidahnya sangat mudah:
- Bentuk 'isyrūna tidak berubah baik untuk benda maskulin maupun feminin.
- Kata benda (ma'dūd) yang mengikutinya harus dalam bentuk tunggal (mufrad) dan manṣūb (seperti pada angka 11-19).
جَاءَ عِشْرُونَ رَجُلًا
Jā'a 'isyrūna rajulan (Telah datang dua puluh pria)
قَرَأْتُ عِشْرِينَ صَفْحَةً
Qara'tu 'isyrīna ṣafḥatan (Saya membaca dua puluh halaman)
Perhatikan, bentuknya menjadi 'isyrīna karena posisinya sebagai objek (maf'ul bih) yang ber-i'rab nashab. Namun, aturannya terhadap gender kata benda tetap sama.
Rangkuman Lengkap dalam Tabel
Untuk memudahkan Anda mengingat, berikut adalah tabel rangkuman angka 1-20 dalam bahasa Arab beserta bentuk dan kaidah dasarnya.
| Angka | Tulisan Arab (Mudzakkar) | Tulisan Arab (Mu'annats) | Transliterasi (Mudzakkar) | Keterangan Singkat |
|---|---|---|---|---|
| 1 | وَاحِدٌ | وَاحِدَةٌ | Wāḥidun | Mengikuti kata benda, gender sesuai. |
| 2 | اثْنَانِ | اثْنَتَانِ | Itsnāni | Mengikuti kata benda (dual), gender sesuai. |
| 3 | ثَلَاثَةُ | ثَلَاثُ | Tsalātsatu | Sebelum kata benda, gender berlawanan. |
| 4 | أَرْبَعَةُ | أَرْبَعُ | Arba'atu | Sebelum kata benda, gender berlawanan. |
| 5 | خَمْسَةُ | خَمْسُ | Khamsatu | Sebelum kata benda, gender berlawanan. |
| 6 | سِتَّةُ | سِتُّ | Sittatu | Sebelum kata benda, gender berlawanan. |
| 7 | سَبْعَةُ | سَبْعُ | Sab'atu | Sebelum kata benda, gender berlawanan. |
| 8 | ثَمَانِيَةُ | ثَمَانِي | Tsamāniyatu | Sebelum kata benda, gender berlawanan. |
| 9 | تِسْعَةُ | تِسْعُ | Tis'atu | Sebelum kata benda, gender berlawanan. |
| 10 | عَشَرَةُ | عَشْرُ | 'Asyaratu | Jika sendiri, gender berlawanan. |
| 11 | أَحَدَ عَشَرَ | إِحْدَى عَشْرَةَ | Aḥada 'asyara | Kedua bagian sesuai gender benda. |
| 12 | اثْنَا عَشَرَ | اثْنَتَا عَشْرَةَ | Itsnā 'asyara | Kedua bagian sesuai gender benda. |
| 13 | ثَلَاثَةَ عَشَرَ | ثَلَاثَ عَشْرَةَ | Tsalātsata 'asyara | Satuan berlawanan, puluhan sesuai. |
| 14 | أَرْبَعَةَ عَشَرَ | أَرْبَعَ عَشْرَةَ | Arba'ata 'asyara | Satuan berlawanan, puluhan sesuai. |
| 15 | خَمْسَةَ عَشَرَ | خَمْسَ عَشْرَةَ | Khamsata 'asyara | Satuan berlawanan, puluhan sesuai. |
| 16 | سِتَّةَ عَشَرَ | سِتَّ عَشْرَةَ | Sittata 'asyara | Satuan berlawanan, puluhan sesuai. |
| 17 | سَبْعَةَ عَشَرَ | سَبْعَ عَشْرَةَ | Sab'ata 'asyara | Satuan berlawanan, puluhan sesuai. |
| 18 | ثَمَانِيَةَ عَشَرَ | ثَمَانِيَ عَشْرَةَ | Tsamāniyata 'asyara | Satuan berlawanan, puluhan sesuai. |
| 19 | تِسْعَةَ عَشَرَ | تِسْعَ عَشْرَةَ | Tis'ata 'asyara | Satuan berlawanan, puluhan sesuai. |
| 20 | عِشْرُونَ | 'Isyrūna | Bentuk tetap untuk semua gender. | |
Tips Praktis untuk Menghafal dan Menguasai
Mempelajari aturan bisa jadi menantang, tetapi penerapan praktis adalah kuncinya. Berikut beberapa tips untuk mempercepat penguasaan Anda:
- Latihan Rutin: Cobalah untuk menghitung benda-benda di sekitar Anda dalam bahasa Arab. "Satu meja," "tiga kursi," "lima buku." Ucapkan dengan lantang.
- Gunakan Kartu Kilas (Flashcards): Buat kartu dengan angka di satu sisi dan tulisan Arab beserta contoh di sisi lain. Ini adalah metode klasik yang sangat efektif.
- Tonton dan Dengarkan: Carilah konten berbahasa Arab untuk anak-anak yang mengajarkan angka. Lagu dan animasi dapat membuat proses belajar menjadi lebih menyenangkan dan mudah diingat.
- Fokus pada Pola: Alih-alih menghafal setiap angka secara terpisah, fokuslah pada pemahaman polanya. Pahami kaidah berkebalikan untuk 3-10, kaidah kesesuaian untuk 11-12, dan kaidah campuran untuk 13-19.
- Menulis Tangan: Menulis angka dan kalimat contoh dengan tangan dapat memperkuat ingatan motorik Anda, membantu Anda mengingat tulisan dan strukturnya dengan lebih baik.
Menguasai angka 1 hingga 20 dalam bahasa Arab adalah pencapaian besar yang akan menjadi fondasi kokoh untuk perjalanan belajar Anda selanjutnya. Dengan pemahaman yang mendalam tentang kaidah gender dan struktur kalimat, Anda tidak hanya mampu berhitung, tetapi juga mulai berpikir dalam kerangka gramatikal bahasa Arab. Teruslah berlatih, bersabar, dan nikmati prosesnya. Setiap angka yang Anda kuasai adalah satu langkah lebih dekat untuk fasih berbahasa Arab.