Memahami Bilangan dalam Bahasa Arab: Panduan Komprehensif
Mempelajari bahasa Arab membuka gerbang pemahaman terhadap Al-Qur'an, Hadits, serta literatur Islam yang kaya. Salah satu pilar fundamental dalam penguasaan bahasa ini adalah memahami sistem bilangan dalam bahasa Arab atau yang dikenal dengan istilah الأَعْدَادُ (al-a'dād). Berbeda dengan bahasa Indonesia, bilangan dalam bahasa Arab tidak sekadar menghafal angka, tetapi juga melibatkan kaidah tata bahasa (nahwu) yang kompleks, terutama terkait dengan jenis kelamin (gender) dan status gramatikal (i'rab).
Artikel ini akan mengupas secara mendalam dan terstruktur mengenai kaidah penggunaan bilangan dalam bahasa Arab, mulai dari angka satuan hingga ribuan. Pembahasan akan disertai dengan contoh-contoh yang relevan untuk mempermudah pemahaman. Mari kita selami dunia angka Arab yang unik dan menakjubkan ini.
Kaidah Dasar: ‘Adad dan Ma’dud
Sebelum melangkah lebih jauh, kita perlu memahami dua istilah kunci: ‘Adad (عَدَد) dan Ma’dud (مَعْدُوْد).
- ‘Adad (عَدَد) adalah bilangan atau angkanya itu sendiri (misalnya: satu, lima, dua puluh).
- Ma’dud (مَعْدُوْد) adalah benda atau objek yang dihitung (misalnya: buku, pulpen, mobil).
Hubungan antara ‘adad dan ma’dud inilah yang menjadi inti dari seluruh kaidah bilangan dalam bahasa Arab. Interaksi keduanya diatur oleh aturan-aturan spesifik yang akan kita bahas dalam beberapa kategori.
Bagian 1: Bilangan Satuan (1-10) - الأَعْدَادُ المُفْرَدَةُ
Bilangan 1 sampai 10 adalah fondasi. Penguasaan kaidah pada rentang ini akan sangat membantu dalam memahami kaidah bilangan yang lebih kompleks. Kaidahnya terbagi menjadi dua kelompok utama.
Kaidah Bilangan 1 dan 2
Bilangan 1 (وَاحِدٌ/وَاحِدَةٌ) dan 2 (اِثْنَانِ/اِثْنَتَانِ) memiliki aturan yang paling sederhana dan intuitif. Kaidah utamanya adalah:
- Ma’dud (benda) disebutkan terlebih dahulu, baru kemudian ‘adad (bilangan).
- ‘Adad berfungsi sebagai na’at (sifat) dan harus selalu sesuai (cocok) dengan man’ut (ma’dud) dalam hal:
- Gender (Jenis Kelamin): Jika ma’dud-nya mudzakkar (maskulin), maka ‘adad-nya juga harus mudzakkar. Jika ma’dud-nya muannats (feminin), ‘adad-nya juga harus muannats.
- I’rab (Status Gramatikal): Jika ma’dud dalam keadaan marfu', manshub, atau majrur, maka ‘adad juga harus mengikutinya.
Contoh Penggunaan Bilangan 1:
- Maskulin (Mudzakkar):
هَذَا كِتَابٌ وَاحِدٌ
Ini adalah satu buku.
(Kitābun adalah mudzakkar dan marfu', maka wāhidun juga mudzakkar dan marfu').قَرَأْتُ كِتَابًا وَاحِدًا
Saya membaca satu buku.
(Kitāban adalah mudzakkar dan manshub, maka wāhidan juga mudzakkar dan manshub').نَظَرْتُ إِلَى كِتَابٍ وَاحِدٍ
Saya melihat pada satu buku.
(Kitābin adalah mudzakkar dan majrur, maka wāhidin juga mudzakkar dan majrur'). - Feminin (Muannats):
هَذِهِ سَيَّارَةٌ وَاحِدَةٌ
Ini adalah satu mobil.
(Sayyāratun adalah muannats, maka wāhidatun juga muannats).اِشْتَرَيْتُ سَيَّارَةً وَاحِدَةً
Saya membeli satu mobil.
(Sayyāratan adalah muannats dan manshub, maka wāhidatan juga mengikutinya).
Contoh Penggunaan Bilangan 2:
Untuk bilangan 2, ma'dud sudah secara inheren menunjukkan jumlah dua dengan bentuk mutsanna (dual). Penambahan 'adad اِثْنَانِ/اِثْنَتَانِ hanya berfungsi sebagai penegas (taukid).
- Maskulin (Mudzakkar):
جَاءَ رَجُلَانِ اثْنَانِ
Telah datang dua orang laki-laki.
(Rajulāni adalah mudzakkar mutsanna marfu', maka itsnāni juga marfu').رَأَيْتُ رَجُلَيْنِ اثْنَيْنِ
Saya melihat dua orang laki-laki.
(Rajulaini adalah mudzakkar mutsanna manshub, maka itsnaini juga manshub). - Feminin (Muannats):
حَضَرَتْ طَالِبَتَانِ اثْنَتَانِ
Telah hadir dua siswi.
(Thālibatāni adalah muannats mutsanna marfu', maka itsnatāni juga marfu').سَلَّمْتُ عَلَى طَالِبَتَيْنِ اثْنَتَيْنِ
Saya memberi salam kepada dua siswi.
(Thālibataini adalah muannats mutsanna majrur, maka itsnataini juga majrur).
Kaidah Bilangan 3 sampai 10
Di sinilah keunikan sistem bilangan dalam bahasa Arab mulai terlihat jelas. Aturan untuk bilangan 3 hingga 10 sangat berbeda dari bilangan 1 dan 2. Kaidah utamanya adalah kaidah kebalikan gender.
- 'Adad (bilangan) disebutkan terlebih dahulu, baru kemudian ma'dud (benda).
- Gender 'adad berlawanan dengan gender ma'dud-nya.
- Jika ma'dud-nya mudzakkar, maka 'adad-nya harus dalam bentuk muannats (biasanya diakhiri ta marbuthah).
- Jika ma'dud-nya muannats, maka 'adad-nya harus dalam bentuk mudzakkar (tanpa ta marbuthah).
- Ma’dud harus dalam bentuk jamak (plural) dan ber-i’rab majrur (kasrah/kasratain). Struktur ini membentuk frasa idhafah, di mana 'adad menjadi mudhaf dan ma'dud menjadi mudhaf ilaih.
Penting diingat: Untuk menentukan gender 'adad yang akan digunakan, lihatlah bentuk tunggal (mufrad) dari ma'dud-nya, bukan bentuk jamaknya.
Tabel Bilangan 3-10 dan Contohnya
| Angka | 'Adad Maskulin (untuk Ma'dud Feminin) | 'Adad Feminin (untuk Ma'dud Maskulin) |
|---|---|---|
| 3 | ثَلَاثُ | ثَلَاثَةُ |
| 4 | أَرْبَعُ | أَرْبَعَةُ |
| 5 | خَمْسُ | خَمْسَةُ |
| 6 | سِتُّ | سِتَّةُ |
| 7 | سَبْعُ | سَبْعَةُ |
| 8 | ثَمَانِي | ثَمَانِيَةُ |
| 9 | تِسْعُ | تِسْعَةُ |
| 10 | عَشْرُ | عَشَرَةُ |
Contoh Penerapan Kaidah 3-10:
- Ma'dud Maskulin (misal: كِتَابٌ, jamaknya كُتُبٌ)
Karena كِتَابٌ (buku) adalah maskulin, maka 'adad (bilangan) yang digunakan harus feminin (dengan ة).
ثَلَاثَةُ كُتُبٍ
Tiga buku.قَرَأْتُ خَمْسَةَ كُتُبٍ
Saya membaca lima buku. (Perhatikan خَمْسَةَ menjadi fathah karena i'rab manshub sebagai objek).عِنْدِي عَشَرَةُ أَقْلَامٍ
Saya punya sepuluh pulpen. (قَلَمٌ jamaknya أَقْلَامٌ, mufradnya maskulin). - Ma'dud Feminin (misal: سَيَّارَةٌ, jamaknya سَيَّارَاتٌ)
Karena سَيَّارَةٌ (mobil) adalah feminin, maka 'adad (bilangan) yang digunakan harus maskulin (tanpa ة).
ثَلَاثُ سَيَّارَاتٍ
Tiga mobil.رَأَيْتُ سَبْعَ سَيَّارَاتٍ
Saya melihat tujuh mobil.فِي المَدْرَسَةِ عَشْرُ حَقَائِبَ
Di sekolah ada sepuluh tas. (حَقِيْبَةٌ jamaknya حَقَائِبُ, mufradnya feminin. Ia majrur dengan fathah karena termasuk isim ghairu munsharif).
Bagian 2: Bilangan Belasan (11-19) - الأَعْدَادُ المُرَكَّبَةُ
Bilangan 11 sampai 19 disebut sebagai bilangan tersusun (مُرَكَّبَة) karena terdiri dari dua bagian: satuan dan puluhan. Kaidahnya pun memiliki kekhasan tersendiri.
Kaidah umum untuk bilangan 11-19 adalah: Ma’dud (benda) harus dalam bentuk tunggal (mufrad) dan ber-i’rab manshub (fathah/fathatain). Ma'dud dalam konteks ini disebut sebagai tamyīz (تَمْيِيْز).
Kaidah ini kembali terbagi menjadi dua sub-kelompok.
Kaidah Bilangan 11 dan 12
Bilangan 11 dan 12 memiliki aturan kesesuaian gender yang penuh.
- Kedua bagian ‘adad (satuan dan puluhan) harus sesuai dengan gender ma’dud-nya.
- Jika ma'dud maskulin, maka kedua bagian bilangan juga maskulin.
- Jika ma'dud feminin, maka kedua bagian bilangan juga feminin.
Contoh Penggunaan Bilangan 11:
- Maskulin: أَحَدَ عَشَرَ
إِنِّي رَأَيْتُ أَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا
"Sesungguhnya aku melihat sebelas bintang." (QS. Yusuf: 4)
(Kaukaban adalah maskulin, maka أَحَدَ dan عَشَرَ keduanya juga maskulin). - Feminin: إِحْدَى عَشْرَةَ
عِنْدِي إِحْدَى عَشْرَةَ مَجَلَّةً
Saya punya sebelas majalah.
(Majallatan adalah feminin, maka إِحْدَى dan عَشْرَةَ keduanya juga feminin).
Contoh Penggunaan Bilangan 12:
Bilangan 12 (اِثْنَا عَشَرَ / اِثْنَتَا عَشْرَةَ) sedikit lebih istimewa karena bagian pertamanya (اِثْنَا/اِثْنَتَا) dapat berubah i'rab-nya seperti isim mutsanna.
- Dalam keadaan marfu', ia menggunakan اِثْنَا (maskulin) atau اِثْنَتَا (feminin).
- Dalam keadaan manshub atau majrur, ia menggunakan اِثْنَيْ (maskulin) atau اِثْنَتَيْ (feminin).
- Bagian keduanya (عَشَرَ/عَشْرَةَ) selalu mabni 'alal fath (tetap berharakat fathah).
- Maskulin:
جَاءَ اثْنَا عَشَرَ رَجُلًا
Telah datang dua belas laki-laki. (Marfu')رَأَيْتُ اثْنَيْ عَشَرَ رَجُلًا
Saya melihat dua belas laki-laki. (Manshub) - Feminin:
فِي الْفَصْلِ اثْنَتَا عَشْرَةَ طَالِبَةً
Di dalam kelas ada dua belas siswi. (Marfu')قَرَأْتُ اثْنَتَيْ عَشْرَةَ قِصَّةً
Saya membaca dua belas cerita. (Manshub)
Kaidah Bilangan 13 sampai 19
Untuk bilangan 13 sampai 19, kita kembali bertemu dengan kaidah kebalikan gender, namun dengan modifikasi.
- Bagian satuan (angka 3-9) berlawanan gender dengan ma'dud.
- Bagian puluhan (عَشَرَ/عَشْرَةَ) sesuai gender dengan ma'dud.
Contoh Penerapan Kaidah 13-19:
- Ma'dud Maskulin (misal: طَالِبًا - siswa)
Maka, bagian satuan harus feminin, dan bagian puluhan harus maskulin.
ثَلَاثَةَ عَشَرَ طَالِبًا (13 siswa)
أَرْبَعَةَ عَشَرَ طَالِبًا (14 siswa)
تِسْعَةَ عَشَرَ طَالِبًا (19 siswa)
- Ma'dud Feminin (misal: طَالِبَةً - siswi)
Maka, bagian satuan harus maskulin, dan bagian puluhan harus feminin.
ثَلَاثَ عَشْرَةَ طَالِبَةً (13 siswi)
أَرْبَعَ عَشْرَةَ طَالِبَةً (14 siswi)
تِسْعَ عَشْرَةَ طَالِبَةً (19 siswi)
Bagian 3: Bilangan Puluhan (20-90) - أَلْفَاظُ العُقُوْدِ
Ini adalah kategori yang paling mudah dari semua kaidah bilangan dalam bahasa Arab. Bilangan puluhan dari 20 hingga 90 disebut أَلْفَاظُ العُقُوْدِ.
Kaidah utamanya adalah:
- Bentuk bilangannya tetap, tidak terpengaruh oleh gender ma'dud (baik ma'dud-nya maskulin atau feminin, bentuk 'adad-nya sama).
- Bentuk 'adad hanya berubah sesuai dengan i'rab-nya. Mereka termasuk dalam kategori Mulhaq bi Jam'il Mudzakkar as-Salim.
- Dalam keadaan marfu', berakhiran ـوْنَ (misal: عِشْرُوْنَ, ثَلَاثُوْنَ).
- Dalam keadaan manshub atau majrur, berakhiran ـيْنَ (misal: عِشْرِيْنَ, ثَلَاثِيْنَ).
- Ma'dud harus dalam bentuk tunggal (mufrad) dan ber-i'rab manshub (sebagai tamyīz).
Contoh Penggunaan Bilangan Puluhan:
- Contoh Marfu' (sebagai subjek/fa'il):
جَاءَ عِشْرُوْنَ رَجُلًا
Telah datang 20 laki-laki.جَاءَتْ عِشْرُوْنَ امْرَأَةً
Telah datang 20 perempuan. (Perhatikan, عِشْرُوْنَ tidak berubah bentuknya). - Contoh Manshub (sebagai objek/maf'ul bih):
رَأَيْتُ ثَلَاثِيْنَ طَالِبًا
Saya melihat 30 siswa.قَرَأَتْ فَاطِمَةُ خَمْسِيْنَ صَفْحَةً
Fatimah membaca 50 halaman. - Contoh Majrur (didahului huruf jar):
مَرَرْتُ بِأَرْبَعِيْنَ بَيْتًا
Saya melewati 40 rumah.
Bagian 4: Bilangan Gabungan (21-99) - الأَعْدَادُ المَعْطُوْفَةُ
Bilangan gabungan ini (مَعْطُوْفَة) adalah kombinasi dari bilangan satuan (1-9) dan bilangan puluhan (20-90) yang dihubungkan oleh huruf 'athaf وَ (dan). Dalam penulisannya, satuan disebutkan terlebih dahulu, baru diikuti puluhan.
Kaidah-kaidah yang telah kita pelajari sebelumnya akan digabungkan di sini:
- Ma'dud tetap dalam bentuk tunggal (mufrad) dan ber-i'rab manshub.
- Angka satuan (1-9) mengikuti kaidahnya masing-masing:
- Angka 1 dan 2: Sesuai dengan gender ma'dud.
- Angka 3 sampai 9: Berlawanan dengan gender ma'dud.
- Angka puluhan (20-90) mengikuti i'rab angka satuan. Jika angka satuannya marfu', maka puluhannya juga marfu' (berakhiran ـوْنَ). Jika satuannya manshub atau majrur, maka puluhannya juga manshub atau majrur (berakhiran ـيْنَ).
Contoh Penerapan Kaidah 21-99:
Kasus 1: Angka Satuan 1 dan 2 (Gender Sesuai)
- Ma'dud Maskulin:
حَضَرَ وَاحِدٌ وَعِشْرُوْنَ مُهَنْدِسًا
Telah hadir 21 insinyur. (وَاحِدٌ sesuai dengan مُهَنْدِسًا, dan عِشْرُوْنَ mengikuti i'rab marfu' dari وَاحِدٌ).رَأَيْتُ اثْنَيْنِ وَثَلَاثِيْنَ كِتَابًا
Saya melihat 32 buku. (اثْنَيْنِ manshub karena sebagai objek, maka ثَلَاثِيْنَ juga ikut manshub). - Ma'dud Feminin:
فِي الْجَامِعَةِ إِحْدَى وَأَرْبَعُوْنَ طَالِبَةً
Di universitas ada 41 mahasiswi. (إِحْدَى sesuai dengan طَالِبَةً).اِشْتَرَيْتُ اثْنَتَيْنِ وَسِتِّيْنَ مِسْطَرَةً
Saya membeli 62 penggaris. (اثْنَتَيْنِ manshub, maka سِتِّيْنَ juga ikut manshub).
Kasus 2: Angka Satuan 3-9 (Gender Berlawanan)
- Ma'dud Maskulin:
نَجَحَ ثَلَاثَةٌ وَعِشْرُوْنَ طَالِبًا
Telah lulus 23 siswa. (طَالِبًا maskulin, maka ثَلَاثَةٌ harus feminin).حَفِظْتُ تِسْعًا وَتِسْعِيْنَ حَدِيْثًا
Saya menghafal 99 hadits. (حَدِيْثًا maskulin, maka تِسْعًا feminin dan manshub, dan تِسْعِيْنَ ikut manshub). - Ma'dud Feminin:
قَرَأْتُ خَمْسًا وَخَمْسِيْنَ قِصَّةً
Saya membaca 55 cerita. (قِصَّةً feminin, maka خَمْسًا harus maskulin).تَخَرَّجَتْ سَبْعٌ وَثَمَانُوْنَ طَبِيْبَةً
Telah lulus 87 dokter wanita. (طَبِيْبَةً feminin, maka سَبْعٌ harus maskulin).
Bagian 5: Bilangan Ratusan, Ribuan, dan Seterusnya
Kaidah untuk bilangan ratusan (مِائَةٌ), ribuan (أَلْفٌ), jutaan (مِلْيُوْنٌ) dan seterusnya lebih sederhana.
Kaidah utamanya adalah:
- Bentuk bilangan 100, 1000, dst. tidak berubah berdasarkan gender ma'dud.
- Ma'dud harus dalam bentuk tunggal (mufrad) dan ber-i'rab majrur (sebagai mudhaf ilaih).
Contoh Penggunaan Bilangan 100, 1000, dst.
- مِائَةُ رَجُلٍ (Seratus laki-laki)
- مِائَةُ امْرَأَةٍ (Seratus perempuan)
- أَلْفُ كِتَابٍ (Seribu buku)
- أَلْفُ سَيَّارَةٍ (Seribu mobil)
Bagaimana dengan 200 dan 2000?
Untuk 200 dan 2000, kita menggunakan bentuk mutsanna (dual).
- 200: مِائَتَانِ (marfu') atau مِائَتَيْنِ (manshub/majrur).
- 2000: أَلْفَانِ (marfu') atau أَلْفَيْنِ (manshub/majrur).
Saat digabungkan dengan ma'dud (dalam struktur idhafah), huruf nun (ن) di akhir dihilangkan.
- جَاءَ مِائَتَا طَالِبٍ (Telah datang 200 siswa).
- قَرَأْتُ أَلْفَيْ صَفْحَةٍ (Saya membaca 2000 halaman).
Bagaimana dengan 300-900 dan 3000-9000?
Untuk bilangan ini, kita menggabungkan kaidah bilangan 3-9 dengan kata ratusan/ribuan. Strukturnya adalah 'adad (3-9) + ratusan/ribuan + ma'dud. Kaidah kebalikan gender tidak berlaku di sini.
- ثَلَاثُمِائَةِ رَجُلٍ (300 laki-laki)
- خَمْسُمِائَةِ امْرَأَةٍ (500 perempuan)
- تِسْعَةُ آلَافِ دِيْنَارٍ (9000 dinar)
Menyusun Bilangan Kompleks
Untuk menyusun bilangan yang sangat kompleks, kita menggabungkan semua aturan di atas, biasanya dimulai dari urutan terbesar ke terkecil.
Contoh: 1985 buku
Kita pecah menjadi: 1000 + 900 + 5 + 80. Kaidah ma'dud akan mengikuti bilangan terakhir yang disebutkan (dalam hal ini 85, maka ma'dudnya mufrad manshub).
أَلْفٌ وَتِسْعُمِائَةٍ وَخَمْسَةٌ وَثَمَانُوْنَ كِتَابًا
Mari kita urai:
- أَلْفٌ (1000)
- وَتِسْعُمِائَةٍ (dan 900)
- وَخَمْسَةٌ (dan 5) - Menggunakan bentuk feminin karena ma'dud (كِتَابًا) adalah maskulin.
- وَثَمَانُوْنَ (dan 80) - Mengikuti i'rab marfu' dari خَمْسَةٌ.
- كِتَابًا - Ma'dud tunggal manshub, mengikuti kaidah bilangan gabungan (85).
Bagian 6: Bilangan Urutan/Tingkat - الأَعْدَادُ التَّرْتِيْبِيَّةُ
Selain bilangan kardinal (menunjukkan jumlah), bahasa Arab juga memiliki bilangan ordinal (menunjukkan urutan atau tingkatan), seperti pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya.
Kaidah umumnya adalah:
- Bilangan ordinal biasanya mengikuti pola wazan فَاعِلٌ (untuk maskulin) dan فَاعِلَةٌ (untuk feminin), kecuali untuk 'pertama'.
- Bilangan ini berfungsi sebagai na'at (sifat), sehingga harus selalu sesuai dengan ma'dud-nya dalam hal gender, i'rab, dan status definit/indefinit (ma'rifah/nakirah).
Tabel Bilangan Ordinal 1-10
| Urutan | Maskulin | Feminin |
|---|---|---|
| Pertama | الأَوَّلُ | الأُوْلَى |
| Kedua | الثَّانِي | الثَّانِيَةُ |
| Ketiga | الثَّالِثُ | الثَّالِثَةُ |
| Keempat | الرَّابِعُ | الرَّابِعَةُ |
| Kelima | الخَامِسُ | الخَامِسَةُ |
| Keenam | السَّادِسُ | السَّادِسَةُ |
| Ketujuh | السَّابِعُ | السَّابِعَةُ |
| Kedelapan | الثَّامِنُ | الثَّامِنَةُ |
| Kesembilan | التَّاسِعُ | التَّاسِعَةُ |
| Kesepuluh | العَاشِرُ | العَاشِرَةُ |
Contoh Penggunaan Bilangan Ordinal:
- الطَّالِبُ الخَامِسُ (Siswa yang kelima)
- قَرَأْتُ الصَّفْحَةَ الثَّالِثَةَ (Saya membaca halaman yang ketiga) - Keduanya manshub.
- هَذَا هُوَ الدَّرْسُ الأَوَّلُ (Ini adalah pelajaran yang pertama)
Untuk bilangan ordinal belasan dan puluhan gabungan (misal: ke-21), aturannya mengikuti kaidah na'at dan 'athaf secara bersamaan.
Contoh: الجُزْءُ الحَادِي وَالعِشْرُوْنَ (Juz yang ke-21).
Kesimpulan
Menguasai sistem bilangan dalam bahasa Arab adalah sebuah perjalanan yang membutuhkan ketekunan dan banyak latihan. Kaidahnya, meskipun tampak rumit pada awalnya, sebenarnya sangat logis dan terstruktur. Dengan memahami pembagian kategori bilangan—satuan (1-10), belasan (11-19), puluhan (20-90), gabungan (21-99), serta ratusan dan ribuan—dan menghafal aturan spesifik untuk masing-masing kategori, Anda akan dapat menggunakan angka dalam kalimat bahasa Arab dengan benar dan percaya diri.
Kunci utamanya terletak pada analisis ma'dud (benda yang dihitung), terutama jenis kelaminnya (gender) dan posisinya dalam kalimat (i'rab). Dari sanalah kita dapat menentukan bentuk 'adad (bilangan) yang tepat. Semoga panduan komprehensif ini menjadi sumber belajar yang bermanfaat dalam perjalanan Anda menguasai keindahan bahasa Arab.