Panduan Lengkap: Cara Agar ASI Keluar Setelah Melahirkan Caesar

Ilustrasi Ibu Menyusui Setelah Operasi Caesar Garis abstrak melambangkan aliran ASI dan dukungan pemulihan pasca-caesar.

Melahirkan melalui operasi caesar (Sectio Caesarea/SC) seringkali menimbulkan kekhawatiran bagi ibu baru, terutama mengenai produksi dan kelancaran Air Susu Ibu (ASI). Meskipun proses pemulihan pasca-operasi membutuhkan perhatian ekstra, ASI umumnya tetap bisa dan harus diproduksi. Keterlambatan ASI keluar setelah caesar adalah hal yang umum, namun ada langkah-langkah spesifik yang dapat membantu mempercepat dan mengoptimalkan proses inisiasi menyusui dini.

Mengapa ASI Terkadang Tertunda Setelah Caesar?

Setelah melahirkan normal, hormon prolaktin (hormon pemicu produksi ASI) akan meningkat drastis. Namun, pada operasi caesar, beberapa faktor dapat menunda lonjakan hormon ini:

Langkah Efektif Agar ASI Segera Keluar Pasca Caesar

Kunci utama dalam memproduksi ASI adalah stimulasi dan frekuensi. Berikut adalah cara-cara yang terbukti efektif bagi ibu pasca-caesar:

1. Prioritaskan Kontak Kulit ke Kulit Sedini Mungkin

Ini adalah langkah paling krusial. Segera setelah kondisi ibu stabil (biasanya 30-60 menit pasca-operasi), mintalah bayi diletakkan di dada atau perut ibu. Kontak fisik ini melepaskan oksitosin, yang tidak hanya menenangkan ibu tetapi juga merangsang payudara. Bahkan jika bayi belum bisa menyusu, sentuhan ini sangat penting untuk sinyal ke otak bahwa kini saatnya memproduksi susu.

2. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan Pelekatan yang Tepat

Jika memungkinkan, coba lakukan IMD. Jika ibu kesulitan bergerak atau nyeri, perawat atau konselor laktasi dapat membantu memposisikan bayi agar menyentuh puting. Jangan berkecil hati jika bayi hanya menjilat atau menghisap sebentar. Setiap hisapan adalah perintah bagi tubuh Anda untuk memproduksi lebih banyak.

3. Pompa ASI (Breast Pumping) Secara Teratur

Jika bayi belum mau melekat atau ibu masih terlalu lemah, memompa ASI adalah cara terbaik untuk 'menggantikan' mulut bayi sebagai stimulus. Mulailah memompa sesegera mungkin setelah operasi, idealnya dalam 4-6 jam pertama, meskipun yang keluar hanya tetesan kolostrum berharga. Pompa setiap 2-3 jam sekali, bahkan di malam hari, untuk meniru frekuensi menyusu bayi yang baru lahir.

4. Dukungan dan Manajemen Nyeri

Nyeri yang tidak terkontrol adalah penghambat besar produksi ASI. Pastikan Anda mengonsumsi obat pereda nyeri sesuai anjuran dokter. Jangan menahan diri kesakitan hanya karena takut memengaruhi ASI. Setelah nyeri terkontrol, Anda akan lebih rileks dan lebih mampu merawat bayi serta memompa.

5. Jaga Hidrasi dan Nutrisi

Proses produksi ASI membutuhkan energi dan cairan yang besar. Minum banyak air putih sepanjang hari. Konsumsi makanan bergizi seimbang, termasuk sayuran hijau dan protein. Beberapa ibu merasa terbantu dengan mengonsumsi makanan penambah ASI tradisional (galactagogue) seperti katuk atau oatmeal, meskipun bukti ilmiahnya beragam, menjaga asupan nutrisi tetap fundamental.

6. Tetap Rileks dan Percaya Diri

Kecemasan adalah musuh laktasi. Operasi caesar adalah sebuah trauma fisik, dan wajar jika merasa lelah atau cemas. Cari dukungan emosional dari pasangan atau keluarga. Ingatlah bahwa kolostrum yang keluar di hari-hari pertama sudah sangat kaya nutrisi bagi bayi Anda. Sedikit tetesan pun jauh lebih baik daripada tidak sama sekali.

Kapan ASI Caesar Diharapkan Keluar Normal?

Pada ibu pasca-caesar, ASI biasanya mulai mengalir deras (fase 'susu matang') antara hari ke-3 hingga hari ke-5 pasca-melahirkan, sedikit lebih lambat dibandingkan persalinan normal. Yang terpenting adalah mempertahankan frekuensi stimulasi payudara secara konsisten selama periode ini. Jika Anda mengalami kesulitan signifikan setelah hari kelima, segera konsultasikan dengan Konselor Laktasi Bersertifikat (IBCLC) untuk evaluasi pelekatan dan teknik pemompaan Anda.

🏠 Homepage