Kekhawatiran mengenai produksi Air Susu Ibu (ASI) yang dirasa sedikit adalah hal yang sangat umum dialami oleh banyak ibu menyusui. Perasaan cemas ini seringkali muncul di awal periode menyusui atau saat memasuki fase tertentu. Penting untuk diketahui bahwa persepsi 'sedikit' belum tentu berarti kekurangan. Namun, jika memang produksi ASI dirasa menurun drastis dan bayi menunjukkan tanda kurang asupan, ada banyak langkah efektif yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kembali volume ASI.
Prinsip utama dalam produksi ASI adalah "supply meets demand" atau suplai mengikuti permintaan. Semakin sering dan efektif payudara dikosongkan, semakin banyak ASI yang akan diproduksi. Sebaliknya, jika payudara jarang dikosongkan, sinyal ke tubuh akan berkurang, yang menyebabkan produksi melambat.
Ini adalah kunci utama. Tubuh memproduksi ASI berdasarkan kebutuhan. Jika bayi menyusu setiap 1-2 jam sekali pada siang hari dan setidaknya sekali di malam hari (atau sesi memompa dilakukan selang 3 jam), produksi akan meningkat. Teknik skin-to-skin contact juga terbukti meningkatkan hormon oksitosin yang memicu refleks pengeluaran ASI (let-down reflex).
Pelekatan yang buruk berarti bayi tidak mampu mengosongkan payudara secara efisien. Bayi mungkin hanya mendapatkan foremilk (ASI awal yang encer) dan tidak mencapai hindmilk (ASI akhir yang kaya lemak). Konsultasikan dengan konsultan laktasi untuk memastikan mulut bayi membuka lebar dan menutupi sebagian besar area areola, bukan hanya puting.
ASI sebagian besar terdiri dari air. Dehidrasi dapat menghambat produksi ASI. Pastikan Anda minum setidaknya 2-3 liter air per hari. Selain itu, konsumsi makanan bergizi seimbang, fokus pada protein, karbohidrat kompleks, dan lemak sehat. Jangan lupakan sayuran hijau seperti bayam atau daun katuk, yang secara tradisional dianggap sebagai pendukung laktasi.
Kelelahan fisik dan stres emosional adalah pembunuh produksi ASI yang sering diremehkan. Kortisol (hormon stres) dapat menghambat kerja oksitosin. Meskipun sulit bagi ibu baru, usahakan tidur siang saat bayi tidur dan delegasikan tugas rumah tangga jika memungkinkan.
Jika bayi tidak bisa menyusu secara efektif atau Anda perlu meningkatkan suplai di antara sesi menyusui, gunakan pompa ASI berkualitas baik. Memompa 10-15 menit setelah sesi menyusui selesai (disebut power pumping atau pumping stimulation) dapat memberi sinyal tambahan kepada tubuh untuk memproduksi lebih banyak ASI.
Jika setelah melakukan semua upaya di atas selama beberapa hari dan berat badan bayi tidak naik sesuai kurva pertumbuhan, atau bayi tampak rewel dan tidak puas setelah menyusu, jangan ragu mencari bantuan. Konsultan Laktasi Bersertifikat (IBCLC) atau dokter anak dapat melakukan evaluasi mendalam mengenai teknik menyusui, kondisi medis ibu, atau masalah medis pada bayi yang mungkin menjadi penyebab rendahnya asupan ASI.
Mengatasi ASI sedikit membutuhkan kesabaran dan konsistensi. Percayalah pada kemampuan tubuh Anda. Dengan manajemen yang tepat, suplai ASI pasti dapat ditingkatkan.