Panduan Lengkap: Cara Menyimpan ASI Agar Tidak Basi
Air Susu Ibu (ASI) adalah nutrisi terbaik bagi bayi. Namun, seringkali ibu menyusui perlu menyimpan cadangan ASI untuk berbagai keperluan, seperti saat harus bekerja atau bepergian. Agar kualitas nutrisi tetap terjaga dan ASI tidak basi, diperlukan teknik penyimpanan yang tepat. Memahami durasi dan lokasi penyimpanan adalah kunci utamanya.
1. Kebersihan Adalah Prioritas Utama
Sebelum mulai memompa atau menampung ASI, pastikan semua peralatan yang bersentuhan dengan ASI—seperti botol, pompa, dan kantong penyimpanan—steril dan bersih. Cuci semua bagian dengan air sabun hangat, lalu bilas hingga bersih, dan keringkan secara alami atau dengan tisu bersih. ASI yang terkontaminasi bakteri akan lebih cepat basi.
2. Wadah Penyimpanan yang Tepat
Memilih wadah yang tepat sangat memengaruhi umur simpan ASI. Beberapa pilihan terbaik meliputi:
Kantong ASI Khusus (Breast Milk Storage Bags): Ini adalah pilihan paling umum karena hemat tempat dan biasanya sudah memiliki indikator suhu. Pastikan kantong tersebut aman untuk makanan (food-grade).
Botol Kaca atau Plastik Keras (BPA-Free): Jika menggunakan botol, pastikan botol memiliki tutup yang rapat. Botol kaca lebih baik karena tidak menyimpan bau atau rasa, namun lebih rentan pecah.
Penting: Jangan pernah mengisi wadah ASI hingga penuh. Beri ruang kosong sekitar 2-3 cm di bagian atas karena ASI akan mengembang saat membeku.
3. Aturan Durasi Penyimpanan ASI (Tabel Panduan)
Durasi penyimpanan ASI sangat bergantung pada suhu lingkungannya. Berikut adalah panduan umum yang direkomendasikan oleh banyak ahli laktasi. Selalu prioritaskan penyimpanan dalam kondisi terdingin jika memungkinkan.
Penyimpanan ASI Perah (Gunakan Metode FIFO)
Pada Suhu Ruangan (15°C – 25°C): Maksimal 4 jam. Jika ruangan terlalu panas (>25°C), segera dinginkan.
Di Dalam Kulkas (0°C – 4°C): Maksimal 4 hari. Beberapa sumber menyebutkan hingga 8 hari, namun 4 hari adalah standar aman untuk menjaga kualitas terbaik. Letakkan di bagian dalam kulkas, bukan di pintu.
Di Dalam Freezer (Suhu -18°C atau Lebih Dingin): Maksimal 6 bulan. Untuk kualitas optimal, usahakan digunakan dalam 3 bulan pertama. Jika kulkas Anda memiliki kompartemen freezer terpisah (bukan kulkas dua pintu biasa), ASI bisa bertahan hingga 12 bulan.
4. Teknik Pembekuan yang Benar
Saat membekukan ASI, lakukan secara bertahap untuk menghindari syok termal pada protein susu.
Jangan Mencampur: Jangan pernah menambahkan ASI segar di atas ASI beku. Bekukan ASI dalam porsi sekali minum (misalnya 60 ml hingga 120 ml) agar tidak terbuang jika bayi tidak menghabiskan.
Labelisasi: Selalu beri label pada setiap wadah dengan tanggal pemompaan. Ini penting untuk menerapkan sistem FIFO (First In, First Out).
Pendinginan Bertahap: Setelah memompa, dinginkan ASI di suhu ruangan sebentar (sekitar 30 menit), baru pindahkan ke kulkas selama beberapa jam, dan terakhir masukkan ke dalam freezer.
5. Cara Mencairkan dan Menghangatkan ASI Beku
ASI beku tidak boleh dicairkan menggunakan microwave karena dapat menciptakan 'hot spot' yang merusak nutrisi dan membahayakan bayi. Cara terbaik mencairkan ASI adalah:
Pindahkan ASI beku dari freezer ke kulkas semalaman. Ini adalah cara paling lembut.
Jika butuh cepat, rendam wadah ASI (pastikan tertutup rapat) dalam wadah berisi air hangat. Ganti air hangat setiap 15-20 menit hingga ASI mencair.
Setelah ASI mencair (tidak lagi berbentuk kristal es), ASI tersebut harus segera digunakan dan tidak boleh dibekukan kembali. ASI cair yang sudah dihangatkan harus dihabiskan dalam waktu 1-2 jam.
6. Mengenali Tanda ASI Basi
ASI yang baik dan segar tidak berbau amis atau tajam. Tanda-tanda ASI sudah basi atau rusak meliputi:
Timbul bau asam atau amis yang sangat kuat.
Rasa yang sangat berubah (terkadang menjadi sangat pahit akibat pemecahan lemak).
Terlihat adanya gumpalan atau tekstur yang berubah drastis (meskipun pemisahan lemak normal terlihat seperti lapisan krim di atas).
Jika Anda ragu, lebih baik buang ASI tersebut dan mulai lagi dengan ASI yang baru dipompa. Keselamatan pencernaan bayi adalah yang utama saat menyimpan ASI agar tidak basi.