Dalam perjalanan mempelajari bahasa Arab, salah satu pilar utama yang harus dikuasai adalah pemahaman tentang kata kerja atau fi'il. Bahasa Arab membagi kata kerja berdasarkan waktu kejadiannya menjadi tiga jenis utama: Fi'il Madhi (فِعْلٌ مَاضٍ) untuk masa lampau, Fi'il Mudhari' (فِعْلٌ مُضَارِعٌ) untuk masa sekarang atau akan datang, dan Fi'il Amr (فِعْلُ أَمْرٍ) untuk kata perintah. Artikel ini akan fokus secara mendalam dan komprehensif pada jenis yang pertama, yaitu Fi'il Madhi.
Fi'il Madhi adalah kata kerja yang menunjukkan suatu perbuatan atau peristiwa yang telah terjadi di masa lampau. Menguasai Fi'il Madhi adalah langkah fundamental karena ia merupakan bentuk dasar dari semua kata kerja dalam bahasa Arab. Dari bentuk inilah kata kerja lain seperti mudhari' dan amr diturunkan. Memahami konsep, perubahan bentuk (tasrif), dan contoh fiil madhi adalah kunci untuk dapat merangkai kalimat sederhana hingga kompleks, serta memahami teks-teks berbahasa Arab seperti Al-Qur'an dan Hadits.
Secara etimologi, فِعْلٌ (fi'lun) berarti "perbuatan" atau "kata kerja", dan مَاضٍ (maadhin) berarti "yang telah berlalu" atau "lampau". Jadi, Fi'il Madhi secara harfiah berarti "kata kerja lampau". Ia digunakan untuk mendeskripsikan aksi yang sudah selesai dilakukan sebelum waktu pembicaraan.
Sebagai contoh, kata كَتَبَ (kataba) berarti "dia (laki-laki) telah menulis". Aksi menulis ini sudah tuntas dilaksanakan di masa lalu. Begitu pula dengan kata ذَهَبَ (dzahaba) yang berarti "dia (laki-laki) telah pergi", menunjukkan bahwa kepergiannya sudah terjadi dan selesai.
Salah satu konsep terpenting dalam ilmu sharaf (morfologi Arab) adalah tasrif, yaitu perubahan bentuk kata sesuai dengan subjek (pelaku) yang melakukannya. Dalam bahasa Arab, ada 14 kata ganti atau dhamir (ضَمِيْر). Fi'il Madhi akan berubah bentuknya (biasanya di bagian akhir) untuk menyesuaikan diri dengan ke-14 dhamir ini.
Mari kita pelajari tasrif lengkap Fi'il Madhi dengan menggunakan contoh kata kerja paling dasar, yaitu فَعَلَ (fa'ala - dia telah melakukan/mengerjakan).
| Dhamir (Kata Ganti) | Fi'il Madhi | Arti | Keterangan |
|---|---|---|---|
| هُوَ ( huwa ) | فَعَلَ | Dia (lk) telah mengerjakan | Bentuk dasar, tidak ada tambahan |
| هُمَا ( huma ) | فَعَلَا | Mereka berdua (lk) telah mengerjakan | Ditambah alif (ا) di akhir |
| هُمْ ( hum ) | فَعَلُوْا | Mereka (lk) telah mengerjakan | Ditambah wawu sukun dan alif (وْا) |
| هِيَ ( hiya ) | فَعَلَتْ | Dia (pr) telah mengerjakan | Ditambah ta' ta'nits sakinah (تْ) |
| هُمَا ( huma ) | فَعَلَتَا | Mereka berdua (pr) telah mengerjakan | Ditambah ta' dan alif (تَا) |
| هُنَّ ( hunna ) | فَعَلْنَ | Mereka (pr) telah mengerjakan | Lam fi'il disukunkan, ditambah nun (نَ) |
| أَنْتَ ( anta ) | فَعَلْتَ | Kamu (lk) telah mengerjakan | Lam fi'il disukunkan, ditambah ta' fathah (تَ) |
| أَنْتُمَا ( antuma ) | فَعَلْتُمَا | Kalian berdua (lk/pr) telah mengerjakan | Lam fi'il disukunkan, ditambah tuma (تُمَا) |
| أَنْتُمْ ( antum ) | فَعَلْتُمْ | Kalian (lk) telah mengerjakan | Lam fi'il disukunkan, ditambah tum (تُمْ) |
| أَنْتِ ( anti ) | فَعَلْتِ | Kamu (pr) telah mengerjakan | Lam fi'il disukunkan, ditambah ti (تِ) |
| أَنْتُمَا ( antuma ) | فَعَلْتُمَا | Kalian berdua (lk/pr) telah mengerjakan | Sama seperti anta (lk) |
| أَنْتُنَّ ( antunna ) | فَعَلْتُنَّ | Kalian (pr) telah mengerjakan | Lam fi'il disukunkan, ditambah tunna (تُنَّ) |
| أَنَا ( ana ) | فَعَلْتُ | Saya telah mengerjakan | Lam fi'il disukunkan, ditambah tu (تُ) |
| نَحْنُ ( nahnu ) | فَعَلْنَا | Kami/Kita telah mengerjakan | Lam fi'il disukunkan, ditambah na (نَا) |
Untuk memperdalam pemahaman, mari kita lihat penerapan tasrif ini menggunakan kata kerja lain seperti كَتَبَ (kataba - menulis), ذَهَبَ (dzahaba - pergi), dan قَرَأَ (qara'a - membaca) dalam kalimat.
Bentuknya adalah bentuk asli kata kerja, tanpa ada imbuhan di akhir. Ini adalah bentuk yang akan Anda temukan di kamus.
الطَّالِبُ ذَهَبَ إِلَى الْمَدْرَسَةِ
(Ath-thaalibu dzahaba ilal madrasati)
Siswa itu telah pergi ke sekolah.
أَحْمَدُ قَرَأَ الْكِتَابَ الْجَدِيْدَ
(Ahmadu qara'al kitaabal jadiida)
Ahmad telah membaca buku yang baru.
Ditambahkan alif (ا) di akhir kata kerja, yang disebut alif itsnain.
الْوَلَدَانِ لَعِبَا فِي الْمَلْعَبِ
(Al-waladaani la'ibaa fil mal'abi)
Dua anak laki-laki itu telah bermain di lapangan.
الطَّالِبَانِ كَتَبَا الْوَاجِبَ
(Ath-thaalibaani katabal waajiba)
Dua siswa itu telah menulis pekerjaan rumah.
Ditambahkan wawu jama'ah (وا) di akhir kata kerja. Huruf terakhir dari akar kata diberi harakat dhammah.
الرِّجَالُ دَخَلُوا الْمَسْجِدَ
(Ar-rijaalu dakhalul masjida)
Para lelaki itu telah masuk ke dalam masjid.
الْمُسْلِمُوْنَ صَلُّوْا الْفَجْرَ جَمَاعَةً
(Al-muslimuuna shallaul fajra jamaa'atan)
Orang-orang muslim itu telah shalat subuh berjamaah.
Ditambahkan ta' ta'nits as-sakinah (تْ) di akhir kata kerja.
فَاطِمَةُ طَبَخَتِ الطَّعَامَ
(Faatimatu thabakhatith tha'aama)
Fatimah telah memasak makanan. (Catatan: harakat sukun pada تْ menjadi kasrah jika bertemu alif lam).
الْمُدَرِّسَةُ شَرَحَتِ الدَّرْسَ
(Al-mudarrisatu syarahatid darsa)
Guru perempuan itu telah menjelaskan pelajaran.
Ditambahkan akhiran (تَا). Ini adalah gabungan dari ta' ta'nits dan alif itsnain.
الطَّالِبَتَانِ رَجَعَتَا مِنَ الْجَامِعَةِ
(Ath-thaalibataani raja'ataa minal jaami'ati)
Dua siswi itu telah pulang dari universitas.
الْبِنْتَانِ فَتَحَتَا النَّافِذَةَ
(Al-bintaani fatahatan naafidzata)
Dua anak perempuan itu telah membuka jendela.
Huruf terakhir dari akar kata disukunkan, lalu ditambahkan nun niswah (نَ) di akhirnya.
الطَّبِيْبَاتُ فَحَصْنَ الْمَرْضَى
(Ath-thabiibaatu fahasnal mardhaa)
Para dokter perempuan itu telah memeriksa pasien-pasien.
الْمُؤْمِنَاتُ قَرَأْنَ الْقُرْآنَ
(Al-mu'minaatu qara'nal qur'aana)
Para wanita beriman itu telah membaca Al-Qur'an.
Huruf terakhir dari akar kata disukunkan, lalu ditambahkan (تَ).
هَلْ أَكَلْتَ الْفُطُوْرَ يَا عَلِيُّ؟
(Hal akaltal futhuura yaa 'Aliyyu?)
Apakah kamu sudah sarapan, wahai Ali?
أَنْتَ كَتَبْتَ الرِّسَالَةَ بِخَطٍّ جَمِيْلٍ
(Anta katabtar risaalata bikhattin jamiilin)
Kamu telah menulis surat itu dengan tulisan yang indah.
Huruf terakhir dari akar kata disukunkan, lalu ditambahkan (تُمَا).
أَنْتُمَا فَهِمْتُمَا الدَّرْسَ جَيِّدًا
(Antumaa fahimtumaad darsa jayyidan)
Kalian berdua telah memahami pelajaran dengan baik.
مَتَى وَصَلْتُمَا إِلَى هُنَا؟
(Mataa washaltumaa ilaa hunaa?)
Kapan kalian berdua telah sampai ke sini?
Huruf terakhir dari akar kata disukunkan, lalu ditambahkan (تُمْ).
يَا أَوْلَادُ، هَلْ سَمِعْتُمْ الْأَذَانَ؟
(Yaa aulaadu, hal sami'tumul adzaana?)
Wahai anak-anak, apakah kalian telah mendengar adzan?
أَنْتُمْ عَمِلْتُمْ بِجِدٍّ لِهَذَا الْمَشْرُوْعِ
(Antum 'amiltum bijiddin lihaadzal masyruu'i)
Kalian telah bekerja keras untuk proyek ini.
Huruf terakhir dari akar kata disukunkan, lalu ditambahkan (تِ).
أَنْتِ رَتَّبْتِ غُرْفَتَكِ يَا عَائِشَةُ
(Anti rattabti ghurfataki yaa 'Aisyatu)
Kamu telah merapikan kamarmu, wahai Aisyah.
لِمَاذَا جَلَسْتِ هُنَا وَحْدَكِ؟
(Limaadzaa jalasti hunaa wahdaki?)
Mengapa kamu (pr) telah duduk di sini sendirian?
Huruf terakhir dari akar kata disukunkan, lalu ditambahkan (تُنَّ).
أَنْتُنَّ حَفِظْتُنَّ سُوْرَةَ الْبَقَرَةِ
(Antunna hafidztunna suuratal baqarati)
Kalian (pr) telah menghafal surat Al-Baqarah.
يَا بَنَاتُ، هَلْ طَبَخْتُنَّ الْعَشَاءَ؟
(Yaa banaatu, hal thabakhtunnal 'asyaa'a?)
Wahai anak-anak perempuan, apakah kalian telah memasak makan malam?
Huruf terakhir dari akar kata disukunkan, lalu ditambahkan (تُ).
أَنَا شَرِبْتُ قَهْوَةً فِي الصَّبَاحِ
(Ana syaribtu qahwatan fish shabaahi)
Saya telah minum kopi di pagi hari.
لَقَدْ فَتَحْتُ الْبَابَ لِلضُّيُوْفِ
(Laqad fatahtul baaba lidh dhuyuufi)
Sungguh, aku telah membuka pintu untuk para tamu.
Huruf terakhir dari akar kata disukunkan, lalu ditambahkan (نَا).
نَحْنُ دَرَسْنَا اللُّغَةَ الْعَرَبِيَّةَ مَعًا
(Nahnu darasnal lughatal 'arabiyyata ma'an)
Kami telah belajar bahasa Arab bersama-sama.
بِالْأَمْسِ، نَحْنُ رَجَعْنَا مِنَ السَّفَرِ
(Bil amsi, nahnu raja'naa minas safari)
Kemarin, kami telah pulang dari perjalanan.
Fi'il Madhi yang terdiri dari tiga huruf akar (tsulatsi mujarrad) memiliki tiga pola dasar atau wazan (وَزْن). Perbedaan pola ini terletak pada harakat huruf tengahnya ('ain fi'il). Mengenali wazan ini sangat penting karena seringkali berkaitan dengan makna dan perubahan ke bentuk mudhari'-nya.
Ini adalah wazan yang paling umum. Harakat huruf tengahnya adalah fathah. Banyak kata kerja yang menunjukkan gerakan atau aksi aktif menggunakan wazan ini.
الْأُسْتَاذُ دَخَلَ الْفَصْلَ
(Al-ustaadzu dakhalal fashla)
Guru itu telah masuk ke kelas.
Wazan ini memiliki harakat kasrah pada huruf tengahnya. Kata kerja dengan wazan ini sering kali berhubungan dengan keadaan, perasaan, atau sifat.
أَنَا فَرِحْتُ بِالنَّجَاحِ
(Ana farihtu bin najaahi)
Saya telah gembira dengan kesuksesan itu.
Wazan ini memiliki harakat dhammah pada huruf tengahnya. Kata kerja ini hampir selalu bersifat lazim (intransitif) dan menunjukkan sifat atau karakter yang melekat pada subjek.
حَسُنَ خُلُقُ الْوَلَدِ
(Hasuna khuluqul waladi)
Akhlak anak itu telah menjadi baik.
Fi'il Madhi juga bisa diubah ke dalam bentuk pasif atau majhul (مَجْهُوْل), yang berarti subjek (pelaku) tidak disebutkan dan objek menjadi pengganti subjek (na'ibul fa'il). Cara membuatnya adalah dengan mengubah harakatnya.
Aturan Pembentukan Fi'il Madhi Majhul:
Contoh perubahan dari Ma'lum (aktif) ke Majhul (pasif):
Kalimat Aktif (Ma'lum):
كَتَبَ الطَّالِبُ الدَّرْسَ
(Kataba ath-thaalibu ad-darsa)
Siswa itu telah menulis pelajaran.
Kalimat Pasif (Majhul):
كُتِبَ الدَّرْسُ
(Kutiba ad-darsu)
Pelajaran itu telah ditulis.
Perhatikan bahwa dalam kalimat majhul, الطَّالِبُ (pelaku) dihilangkan, dan الدَّرْسَ (objek) yang tadinya berharakat fathah (manshub) berubah menjadi الدَّرْسُ dengan harakat dhammah (marfu'), karena ia sekarang berkedudukan sebagai na'ibul fa'il.
Sama seperti bentuk aktif, bentuk pasif juga mengalami tasrif sesuai dengan 14 dhamir. Pola perubahannya mengikuti tasrif fi'il madhi ma'lum.
| Dhamir | Fi'il Majhul (dari فَعَلَ) | Arti |
|---|---|---|
| هُوَ | فُعِلَ | Dia (lk) telah dikerjakan |
| هُمَا | فُعِلَا | Mereka berdua (lk) telah dikerjakan |
| هُمْ | فُعِلُوْا | Mereka (lk) telah dikerjakan |
| هِيَ | فُعِلَتْ | Dia (pr) telah dikerjakan |
| هُمَا | فُعِلَتَا | Mereka berdua (pr) telah dikerjakan |
| هُنَّ | فُعِلْنَ | Mereka (pr) telah dikerjakan |
| أَنْتَ | فُعِلْتَ | Kamu (lk) telah dikerjakan |
| أَنْتُمَا | فُعِلْتُمَا | Kalian berdua telah dikerjakan |
| أَنْتُمْ | فُعِلْتُمْ | Kalian (lk) telah dikerjakan |
| أَنْتِ | فُعِلْتِ | Kamu (pr) telah dikerjakan |
| أَنْتُنَّ | فُعِلْتُنَّ | Kalian (pr) telah dikerjakan |
| أَنَا | فُعِلْتُ | Saya telah dikerjakan |
| نَحْنُ | فُعِلْنَا | Kami/Kita telah dikerjakan |
Dalam ilmu nahwu (tata bahasa Arab), Fi'il Madhi selalu mabni, artinya harakat akhirnya tidak berubah karena pengaruh kata lain. Namun, keadaan mabni-nya berbeda-beda tergantung dhamir yang melekat padanya.
Fi'il madhi dihukumi mabni di atas harakat fathah pada kondisi berikut:
Fi'il madhi dihukumi mabni di atas harakat sukun jika bersambung dengan dhamir rafa' mutaharrik (kata ganti subjek yang berharakat).
Fi'il madhi dihukumi mabni di atas harakat dhammah hanya dalam satu kondisi:
Fi'il Madhi adalah gerbang utama untuk memahami struktur kalimat dalam bahasa Arab. Ia merupakan kata kerja yang menunjukkan peristiwa di masa lampau dan menjadi bentuk dasar bagi kata kerja lainnya. Dengan memahami pengertian, karakteristik, dan terutama tasrifnya untuk 14 dhamir, kita dapat membangun fondasi yang kokoh dalam mempelajari bahasa Arab.
Penguasaan contoh-contoh fiil madhi dalam berbagai wazan (فَعَلَ, فَعِلَ, فَعُلَ), baik dalam bentuk aktif (ma'lum) maupun pasif (majhul), akan secara signifikan meningkatkan kemampuan kita dalam membaca, menulis, dan menerjemahkan teks-teks Arab. Teruslah berlatih dengan membuat kalimat sendiri menggunakan berbagai kata kerja dan dhamir, karena praktik adalah kunci untuk menguasai kaidah-kaidah ini secara mendalam.