Pendahuluan: Membuka Gerbang Waktu dalam Bahasa Arab
Dalam mempelajari struktur bahasa Arab, pemahaman tentang kata kerja atau fi'il (فِعْل) adalah salah satu pilar utamanya. Fi'il merupakan kata yang menunjukkan suatu perbuatan atau peristiwa yang terikat dengan waktu. Berbeda dengan bahasa Indonesia yang seringkali membutuhkan kata keterangan waktu tambahan seperti "kemarin" atau "sudah", bahasa Arab memiliki kemampuan untuk menyematkan informasi waktu langsung di dalam bentuk kata kerjanya. Salah satu bentuk waktu yang paling fundamental dan sering digunakan adalah masa lampau, yang dikenal sebagai Fi'il Madhi (اَلْفِعْلُ الْمَاضِي).
Secara sederhana, Fi'il Madhi adalah setiap kata kerja yang menunjukkan suatu perbuatan atau kejadian yang telah selesai dilakukan sebelum waktu pembicaraan. Ia adalah jendela kita untuk melihat ke belakang, menceritakan kisah, melaporkan peristiwa, dan memahami konteks historis dalam teks-teks berbahasa Arab, termasuk Al-Qur'an dan Hadits. Menguasai Fi'il Madhi bukan hanya tentang menghafal kosakata, tetapi juga tentang memahami logikanya, bagaimana ia berubah bentuk sesuai dengan subjek (pelaku), dan bagaimana ia berinteraksi dengan komponen lain dalam sebuah kalimat.
Artikel ini akan menjadi panduan komprehensif Anda untuk menyelami dunia Fi'il Madhi. Kita akan mulai dari konsep dasarnya, menjelajahi berbagai contoh fiil madhi dalam kalimat sederhana, hingga mendalami proses perubahannya yang sistematis melalui tasrif (تَصْرِيْف) atau konjugasi. Dengan pemahaman yang kokoh tentang Fi'il Madhi, Anda akan membuka kemampuan untuk merangkai dan memahami jutaan kalimat dalam bahasa Arab.
Apa Itu Fi'il Madhi? Definisi dan Karakteristik Utama
Secara etimologi, kata "Madhi" (مَاضِي) berarti "yang telah berlalu" atau "lampau". Jadi, Fi'il Madhi secara harfiah berarti "kata kerja lampau". Para ahli tata bahasa Arab (nahwu) mendefinisikannya sebagai:
كُلُّ كَلِمَةٍ دَلَّتْ عَلَى حُصُوْلِ شَيْءٍ فِي الزَّمَنِ الْمَاضِي
"Setiap kata yang menunjukkan terjadinya sesuatu pada waktu yang telah lampau."
Karakteristik utama dari Fi'il Madhi adalah sifatnya yang mabni (مَبْنِي), yang berarti harakat (vokal) pada huruf terakhirnya bersifat tetap dan tidak berubah-ubah karena pengaruh kata lain dalam kalimat. Meskipun demikian, akhiran Fi'il Madhi dapat berubah untuk menyesuaikan diri dengan subjek atau pelaku (dhomir) yang melekat padanya. Bentuk dasarnya, yang merujuk pada subjek "dia laki-laki" (هُوَ), biasanya berakhiran fathah.
Contoh Fiil Madhi Paling Dasar
Untuk memahami konsepnya, mari kita lihat beberapa contoh fiil madhi yang paling umum. Bentuk dasar ini selalu mengacu pada pelaku orang ketiga tunggal maskulin (dia seorang laki-laki).
كَتَبَ
(kataba) - Dia (laki-laki) telah menulis.قَرَأَ
(qara'a) - Dia (laki-laki) telah membaca.جَلَسَ
(jalasa) - Dia (laki-laki) telah duduk.ذَهَبَ
(dzahaba) - Dia (laki-laki) telah pergi.Perhatikan bahwa semua contoh di atas berakhiran dengan harakat fathah (ـَ). Ini adalah bentuk aslinya sebelum mengalami perubahan apapun. Dari bentuk dasar inilah semua konjugasi atau tasrif lainnya berasal.
Tasrif Fi'il Madhi: Seni Mengubah Kata Kerja
Inti dari penggunaan Fi'il Madhi adalah kemampuannya untuk beradaptasi dengan 14 jenis pelaku atau subjek yang dikenal sebagai dhomir (ضَمِيْر) atau kata ganti. Proses perubahan bentuk fi'il sesuai dengan dhomir ini disebut tasrif. Memahami tasrif adalah kunci untuk menggunakan Fi'il Madhi secara akurat. Dhomir dalam bahasa Arab dibagi menjadi tiga kategori utama:
- Ghaib (اَلْغَائِب): Kata ganti orang ketiga (dia, mereka).
- Mukhatab (اَلْمُخَاطَب): Kata ganti orang kedua (kamu, kalian).
- Mutakallim (اَلْمُتَكَلِّم): Kata ganti orang pertama (saya, kami).
Mari kita lakukan tasrif lengkap untuk Fi'il Madhi dengan mengambil contoh fiil madhi yang sangat populer, yaitu فَعَلَ (fa'ala) yang berarti "dia telah melakukan/mengerjakan". Kata ini sering digunakan sebagai pola dasar atau timbangan (wazan) untuk kata kerja lainnya.
Tabel Tasrif Lughawi Fi'il Madhi (فَعَلَ)
| Dhomir (Kata Ganti) | Arab | Bentuk Fi'il Madhi | Transliterasi | Arti |
|---|---|---|---|---|
| Ghaib (Orang ke-3) | هُوَ | فَعَلَ | fa'ala | Dia (1 Lk) telah melakukan |
| هُمَا | فَعَلَا | fa'alaa | Mereka (2 Lk) telah melakukan | |
| هُمْ | فَعَلُوْا | fa'aluu | Mereka (>2 Lk) telah melakukan | |
| هِيَ | فَعَلَتْ | fa'alat | Dia (1 Pr) telah melakukan | |
| هُمَا | فَعَلَتَا | fa'alataa | Mereka (2 Pr) telah melakukan | |
| هُنَّ | فَعَلْنَ | fa'alna | Mereka (>2 Pr) telah melakukan | |
| Mukhatab (Orang ke-2) | أَنْتَ | فَعَلْتَ | fa'alta | Kamu (1 Lk) telah melakukan |
| أَنْتُمَا | فَعَلْتُمَا | fa'altumaa | Kalian (2 Lk/Pr) telah melakukan | |
| أَنْتُمْ | فَعَلْتُمْ | fa'altum | Kalian (>2 Lk) telah melakukan | |
| أَنْتِ | فَعَلْتِ | fa'alti | Kamu (1 Pr) telah melakukan | |
| أَنْتُمَا | فَعَلْتُمَا | fa'altumaa | Kalian (2 Lk/Pr) telah melakukan | |
| أَنْتُنَّ | فَعَلْتُنَّ | fa'altunna | Kalian (>2 Pr) telah melakukan | |
| Mutakallim (Orang ke-1) | أَنَا | فَعَلْتُ | fa'altu | Saya telah melakukan |
| نَحْنُ | فَعَلْنَا | fa'alnaa | Kami/Kita telah melakukan |
Analisis Perubahan pada Tasrif Fi'il Madhi
Jika kita perhatikan tabel di atas, perubahan pada Fi'il Madhi terjadi dengan penambahan akhiran (sufiks) tertentu. Akhiran ini merupakan representasi dari dhomir (pelaku) itu sendiri.
- هُوَ (huwa): Bentuk asli, tanpa tambahan apapun. Contoh: ذَهَبَ (dzahaba).
- هُمَا (humaa Lk): Ditambahkan Alif tatsniyah (ـَا). Contoh: ذَهَبَا (dzahabaa).
- هُمْ (hum): Ditambahkan Wawu jama'ah (ـُوْا). Huruf terakhir fi'il menjadi dhommah. Contoh: ذَهَبُوْا (dzahabuu).
- هِيَ (hiya): Ditambahkan Ta' ta'nits as-sakinah (ـَتْ). Contoh: ذَهَبَتْ (dzahabat).
- هُمَا (humaa Pr): Ditambahkan Ta' dan Alif (ـَتَا). Contoh: ذَهَبَتَا (dzahabataa).
- هُنَّ (hunna): Huruf terakhir fi'il disukunkan, lalu ditambahkan Nun niswah (ـْنَ). Contoh: ذَهَبْنَ (dzahabna).
- أَنْتَ (anta): Huruf terakhir fi'il disukunkan, lalu ditambahkan Ta' mukhatab (ـْتَ). Contoh: ذَهَبْتَ (dzahabta).
- أَنْتُمَا (antumaa): Huruf terakhir fi'il disukunkan, lalu ditambahkan (ـْتُمَا). Contoh: ذَهَبْتُمَا (dzahabtumaa).
- أَنْتُمْ (antum): Huruf terakhir fi'il disukunkan, lalu ditambahkan (ـْتُمْ). Contoh: ذَهَبْتُمْ (dzahabtum).
- أَنْتِ (anti): Huruf terakhir fi'il disukunkan, lalu ditambahkan (ـْتِ). Contoh: ذَهَبْتِ (dzahabti).
- أَنْتُنَّ (antunna): Huruf terakhir fi'il disukunkan, lalu ditambahkan (ـْتُنَّ). Contoh: ذَهَبْتُنَّ (dzahabtunna).
- أَنَا (ana): Huruf terakhir fi'il disukunkan, lalu ditambahkan (ـْتُ). Contoh: ذَهَبْتُ (dzahabtu).
- نَحْنُ (nahnu): Huruf terakhir fi'il disukunkan, lalu ditambahkan (ـْنَا). Contoh: ذَهَبْنَا (dzahabnaa).
Kunci penting yang perlu diingat adalah: mulai dari dhomir هُنَّ hingga نَحْنُ, huruf asli terakhir dari fi'il tersebut selalu diberi harakat sukun (mati). Ini adalah pola yang sangat konsisten dan membantu dalam proses menghafal tasrif.
Wazan (Pola) Fi'il Madhi Tsulatsi Mujarrad
Fi'il dalam bahasa Arab, terutama yang terdiri dari tiga huruf akar (Tsulatsi Mujarrad), memiliki beberapa pola dasar atau wazan (وَزْن). Wazan ini penting karena seringkali memberikan petunjuk mengenai makna dari kata kerja tersebut. Perbedaan wazan pada Fi'il Madhi terletak pada harakat huruf tengahnya (yang disebut 'Ain Fi'il).
Ada tiga wazan utama untuk Fi'il Madhi Tsulatsi Mujarrad:
1. Wazan فَعَلَ (fa'ala)
Ini adalah wazan yang paling umum. Huruf tengahnya berharakat fathah. Wazan ini seringkali menunjukkan perbuatan yang membutuhkan objek (transitif) atau perbuatan yang melibatkan gerakan fisik.
Contoh Fiil Madhi wazan فَعَلَ:
- نَصَرَ (nashara) - Dia telah menolong
- فَتَحَ (fataha) - Dia telah membuka
- ضَرَبَ (dharaba) - Dia telah memukul
- أَكَلَ (akala) - Dia telah makan
Contoh dalam kalimat:
فَتَحَ مُحَمَّدٌ الْبَابَ
(fataha Muhammadun al-baaba) - Muhammad telah membuka pintu itu.2. Wazan فَعِلَ (fa'ila)
Wazan ini memiliki huruf tengah yang berharakat kasrah. Biasanya, kata kerja pada wazan ini menunjukkan suatu keadaan, sifat, perasaan, atau perbuatan yang tidak membutuhkan objek (intransitif).
Contoh Fiil Madhi wazan فَعِلَ:
- عَلِمَ ('alima) - Dia telah mengetahui
- شَرِبَ (syariba) - Dia telah minum
- فَرِحَ (fariha) - Dia telah gembira
- حَزِنَ (hazina) - Dia telah sedih
Contoh dalam kalimat:
عَلِمْتُ الْخَبَرَ مِنْ زَيْدٍ
('alimtu al-khabara min Zaidin) - Aku telah mengetahui berita itu dari Zaid.3. Wazan فَعُلَ (fa'ula)
Wazan terakhir memiliki huruf tengah yang berharakat dhommah. Kata kerja pada wazan ini hampir selalu bersifat intransitif dan menunjukkan sifat atau karakter yang melekat pada pelaku.
Contoh Fiil Madhi wazan فَعُلَ:
- كَرُمَ (karuma) - Dia telah menjadi mulia
- حَسُنَ (hasuna) - Dia telah menjadi baik/tampan
- كَبُرَ (kabura) - Dia telah menjadi besar
- صَغُرَ (shaghura) - Dia telah menjadi kecil
Contoh dalam kalimat:
حَسُنَ خُلُقُ الطَّالِبِ
(hasuna khuluqu ath-thaalibi) - Akhlak siswa itu telah menjadi baik.Contoh Fiil Madhi dalam Kalimat (Aplikasi Tasrif)
Teori tanpa praktik akan terasa hampa. Mari kita terapkan pengetahuan tasrif kita ke dalam kalimat-kalimat yang utuh. Kita akan menggunakan kata kerja كَتَبَ (kataba) - menulis dan قَرَأَ (qara'a) - membaca sebagai contoh utama.
Contoh untuk Dhomir Ghaib (Orang ke-3)
هُوَ كَتَبَ الدَّرْسَ فِي الْفَصْلِ.
Dia (lk) telah menulis pelajaran di dalam kelas.هُمَا كَتَبَا الدَّرْسَ فِي الْفَصْلِ.
Mereka berdua (lk) telah menulis pelajaran di dalam kelas.هُمْ كَتَبُوا الدَّرْسَ فِي الْفَصْلِ.
Mereka (lk) telah menulis pelajaran di dalam kelas.هِيَ قَرَأَتِ الْكِتَابَ فِي الْمَكْتَبَةِ.
Dia (pr) telah membaca buku di perpustakaan.هُمَا قَرَأَتَا الْكِتَابَ فِي الْمَكْتَبَةِ.
Mereka berdua (pr) telah membaca buku di perpustakaan.هُنَّ قَرَأْنَ الْكِتَابَ فِي الْمَكْتَبَةِ.
Mereka (pr) telah membaca buku di perpustakaan.Contoh untuk Dhomir Mukhatab (Orang ke-2)
يَا أَحْمَدُ، هَلْ أَنْتَ فَهِمْتَ الشَّرْحَ؟
Wahai Ahmad, apakah kamu (lk) telah memahami penjelasan itu?يَا طَالِبَانِ، أَنْتُمَا جَلَسْتُمَا عَلَى الْكُرْسِيِّ.
Wahai dua siswa, kalian berdua telah duduk di atas kursi.يَا أَوْلَادُ، أَنْتُمْ لَعِبْتُمْ كُرَةَ الْقَدَمِ.
Wahai anak-anak, kalian (lk) telah bermain sepak bola.يَا فَاطِمَةُ، أَنْتِ شَرِبْتِ الْحَلِيْبَ.
Wahai Fatimah, kamu (pr) telah minum susu.يَا بَنَاتُ، مَاذَا أَنْتُنَّ أَكَلْتُنَّ؟
Wahai anak-anak perempuan, apa yang kalian (pr) telah makan?Contoh untuk Dhomir Mutakallim (Orang ke-1)
أَنَا ذَهَبْتُ إِلَى الْمَسْجِدِ صَبَاحًا.
Saya telah pergi ke masjid pada pagi hari.نَحْنُ رَجَعْنَا مِنَ الْمَدْرَسَةِ ظُهْرًا.
Kami telah pulang dari sekolah pada waktu zuhur.Pembagian Fi'il Madhi Berdasarkan Jenis Huruf
Selain berdasarkan wazan, Fi'il juga dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis huruf penyusunnya. Pembagian ini penting karena akan memengaruhi cara tasrif, terutama untuk kata kerja yang mengandung huruf 'illat (huruf penyakit), yaitu Alif (ا), Wawu (و), dan Ya' (ي).
1. Fi'il Shahih (الفعل الصحيح)
Fi'il Shahih adalah kata kerja yang huruf-huruf aslinya tidak mengandung huruf 'illat. Mayoritas kata kerja dalam bahasa Arab termasuk dalam kategori ini. Fi'il Shahih terbagi lagi menjadi tiga jenis:
- Salim (سَالِم): Shahih yang bebas dari huruf Hamzah (ء) dan tidak ada huruf yang digandakan (tasydid). Ini adalah bentuk yang paling "sehat" dan tasrifnya paling reguler. Contoh: كَتَبَ, جَلَسَ, نَصَرَ.
- Mahmuz (مَهْمُوْز): Shahih yang salah satu huruf aslinya adalah Hamzah. Contoh: أَكَلَ (akala - hamzah di awal), سَأَلَ (sa'ala - hamzah di tengah), قَرَأَ (qara'a - hamzah di akhir). Tasrifnya mirip dengan salim, namun ada beberapa penyesuaian kecil terkait penulisan hamzah.
- Mudha''af (مُضَعَّف): Shahih yang huruf kedua dan ketiganya adalah huruf yang sama dan dilebur menjadi satu dengan tasydid. Contoh: مَدَّ (madda - aslinya مَدَدَ), فَرَّ (farra - aslinya فَرَرَ). Tasrifnya memiliki pola khusus, terutama saat bertemu dhomir yang membuat huruf terakhirnya sukun, maka tasydidnya akan "terurai". Contoh: مَدَدْتُ (madadtu - aku telah memanjangkan).
2. Fi'il Mu'tal (الفعل المعتل)
Fi'il Mu'tal adalah kata kerja yang salah satu atau lebih huruf aslinya adalah huruf 'illat (ا, و, ي). Tasrif fi'il jenis ini memiliki aturan yang lebih kompleks karena huruf 'illat seringkali berubah atau bahkan hilang dalam proses konjugasi.
- Mitsal (مِثَال): Huruf 'illat berada di awal kata (huruf pertama). Biasanya adalah Wawu (و) atau Ya' (ي). Contoh: وَعَدَ (wa'ada - telah berjanji), وَصَلَ (washala - telah sampai), يَسُرَ (yasura - telah mudah). Tasrif Fi'il Madhi untuk jenis ini umumnya seperti Fi'il Salim.
- Ajwaf (أَجْوَف): Huruf 'illat berada di tengah kata (huruf kedua). Contoh: قَالَ (qaala - telah berkata, aslinya قَوَلَ), بَاعَ (baa'a - telah menjual, aslinya بَيَعَ). Saat ditasrif dengan dhomir yang membuat huruf terakhirnya sukun, huruf 'illat di tengah akan dihilangkan. Contoh: قُلْتُ (qultu - aku telah berkata), بِعْتُ (bi'tu - aku telah menjual).
- Naqis (نَاقِص): Huruf 'illat berada di akhir kata (huruf ketiga). Contoh: دَعَا (da'aa - telah berdoa/memanggil), رَمَى (ramaa - telah melempar), رَضِيَ (radhiya - telah ridha). Ini adalah jenis yang perubahannya paling signifikan saat tasrif, terutama saat bertemu Wawu jama'ah atau Ta' ta'nits.
- Lafif (لَفِيْف): Memiliki dua huruf 'illat. Jika terpisah, disebut Lafif Mafruq seperti وَقَى (waqaa - telah menjaga). Jika berdampingan, disebut Lafif Maqrun seperti شَوَى (syawaa - telah memanggang).
Contoh Fiil Madhi dalam Al-Qur'an
Al-Qur'an adalah sumber utama dan contoh terbaik penggunaan bahasa Arab yang fasih. Di dalamnya, kita bisa menemukan ribuan contoh fiil madhi yang digunakan dalam berbagai konteks narasi, hukum, dan perumpamaan. Berikut beberapa contohnya:
إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ
"Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan." (QS. An-Nasr: 1)Dalam ayat ini, جَاءَ (jaa'a) adalah fiil madhi yang berarti "telah datang". Ini adalah contoh fi'il mu'tal ajwaf.
خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ
"Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah." (QS. Al-'Alaq: 2)Kata خَلَقَ (khalaqa) adalah fiil madhi shahih salim dengan dhomir mustatir (tersembunyi) yang kembali kepada Allah.
قَالَ رَبِّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي فَاغْفِرْ لِي فَغَفَرَ لَهُ
"Dia (Musa) berkata: 'Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri, maka ampunilah aku'. Maka Dia (Allah) mengampuninya." (QS. Al-Qasas: 16)Ayat ini memiliki tiga fiil madhi. قَالَ (qaala - dia telah berkata), ظَلَمْتُ (zhalamtu - aku telah menganiaya), dan غَفَرَ (ghafara - Dia telah mengampuni). Ini menunjukkan bagaimana fiil madhi digunakan untuk menceritakan sebuah peristiwa secara berurutan.
وَآمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
"dan mereka telah beriman dan mengerjakan kebajikan." (Sering ditemukan di banyak surat)Di sini kita melihat dua fiil madhi untuk dhomir هُمْ (mereka). آمَنُوا (aamanuu) dan عَمِلُوا ('amiluu). Keduanya diakhiri dengan wawu jama'ah yang menunjukkan pelakunya jamak (banyak).
Kesimpulan: Fondasi Kokoh Penguasaan Bahasa Arab
Fi'il Madhi lebih dari sekadar "kata kerja lampau". Ia adalah sistem yang logis dan terstruktur untuk mengungkapkan segala tindakan dan peristiwa yang telah usai. Dengan memahami definisinya, menguasai tasrifnya untuk ke-14 dhomir, mengenali berbagai wazan dan jenisnya, serta melihat aplikasinya dalam kalimat dan Al-Qur'an, kita telah membangun sebuah fondasi yang sangat kokoh dalam perjalanan belajar bahasa Arab.
Kunci untuk benar-benar menginternalisasi konsep ini adalah latihan yang konsisten. Cobalah mengambil satu contoh fiil madhi setiap hari dan lakukan tasrif lengkapnya. Gunakan dalam kalimat-kalimat sederhana buatan Anda sendiri. Dengan begitu, Fi'il Madhi tidak lagi menjadi sekadar teori, melainkan menjadi alat yang hidup dan berfungsi dalam kemampuan berbahasa Arab Anda, membuka pintu untuk memahami teks-teks klasik dan modern dengan lebih dalam dan akurat.