Visualisasi persiapan menjelang puncak ibadah haji.
Ibadah Haji adalah salah satu pilar utama dalam Islam yang memiliki rangkaian ritual mendalam. Di antara momen-momen penting tersebut, terdapat hari-hari khusus yang memiliki keutamaan tersendiri sebelum jamaah bergerak menuju Padang Arafah. Salah satu hari yang sering menjadi sorotan adalah Hari Tarwiyah.
Hari Tarwiyah adalah sebutan untuk tanggal 8 Dzulhijjah dalam kalender Hijriah. Nama "Tarwiyah" sendiri berasal dari bahasa Arab, yang berarti "memberi minum" atau "mengairi". Penamaan ini memiliki kaitan historis yang erat dengan praktik yang dilakukan oleh para jamaah haji di masa lampau, khususnya di sekitar Mekkah.
Secara tradisional, pada hari ini, para jamaah haji disunnahkan untuk mulai mempersiapkan perbekalan air minum yang cukup untuk perjalanan dan kebutuhan selama berdiam di Arafah dan Mina, mengingat kondisi gurun yang kering. Karena itulah, Hari Tarwiyah menjadi penanda dimulainya fase persiapan intensif menuju inti dari ibadah haji, yaitu Wukuf di Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah.
Untuk menentukan secara pasti kapan Hari Tarwiyah akan jatuh dalam kalender Masehi, kita perlu merujuk pada kalender Hijriah. Karena kalender Hijriah bersifat lunar (berdasarkan perputaran bulan), tanggalnya akan bergeser sekitar 10 hingga 12 hari lebih awal setiap tahun Masehi.
Penetapan tanggal 8 Dzulhijjah ini mutlak berdasarkan perhitungan hilal (bulan sabit) di awal bulan Dzulhijjah. Oleh karena itu, untuk mengetahui tanggal Masehi spesifiknya pada tahun berjalan, perlu menunggu pengumuman resmi dari otoritas keagamaan setempat, seperti Kementerian Agama di Indonesia, setelah sidang isbat dilaksanakan. Tanggal ini selalu mendahului Hari Raya Idul Adha (10 Dzulhijjah) tepat dua hari.
Meskipun Hari Tarwiyah bukan termasuk hari raya, ia memiliki keutamaan spiritual yang besar karena posisinya yang strategis dalam rangkaian haji.
Fokus utama pada hari ini adalah persiapan logistik, terutama air. Selain itu, ini adalah waktu penting bagi jamaah haji untuk melakukan niat (niyyah) dan bersiap memasuki tahapan ibadah yang lebih khusyuk. Bagi jamaah yang melaksanakan Haji Tamattu' atau Qiran, 8 Dzulhijjah adalah waktu untuk mulai melakukan persiapan ihram yang sesungguhnya jika belum melakukannya sebelumnya.
Bagi umat Muslim yang tidak sedang melaksanakan ibadah haji (yang sedang berada di luar prosesi haji), berpuasa pada tanggal 8 Dzulhijjah sangat dianjurkan. Puasa di Hari Tarwiyah memiliki keutamaan besar karena menjadi bagian dari sepuluh hari pertama Dzulhijjah. Rasulullah ﷺ menganjurkan puasa di hari-hari awal Dzulhijjah karena keutamaannya yang luar biasa di sisi Allah SWT.
Beberapa ulama bahkan mengaitkan keutamaan puasa Tarwiyah dengan penghapusan dosa, meskipun landasan hadisnya berbeda dengan puasa Arafah (9 Dzulhijjah). Namun, secara umum, amal saleh pada 10 hari pertama Dzulhijjah mendapatkan pahala yang berlipat ganda, menjadikan puasa di hari ini sangat dianjurkan.
Penting untuk tidak tertukar antara Hari Tarwiyah (8 Dzulhijjah) dan Hari Arafah (9 Dzulhijjah).
Dengan memahami kapan Hari Tarwiyah bertepatan dengan tanggal 8 Dzulhijjah, umat Islam dapat mengambil manfaat spiritual dari hari tersebut, baik melalui persiapan khusyuk bagi jamaah haji, maupun melalui pelaksanaan puasa sunnah bagi seluruh umat Muslim lainnya dalam menyambut momentum besar Idul Adha. Hari ini adalah jeda krusial sebelum jamaah menghadapi hari paling utama dalam rangkaian haji.