Panduan Lengkap Hitungan Bahasa Arab
Mengenal angka adalah langkah fundamental dalam mempelajari bahasa apa pun, termasuk bahasa Arab.
Mempelajari hitungan dalam bahasa Arab (اَلْأَعْدَادُ - al-a'dād) adalah salah satu pilar utama dalam menguasai bahasa yang indah ini. Angka tidak hanya digunakan dalam percakapan sehari-hari, seperti saat berbelanja atau menanyakan waktu, tetapi juga merupakan kunci untuk memahami teks-teks penting, termasuk Al-Qur'an dan literatur klasik lainnya. Sistem bilangan dalam bahasa Arab memiliki struktur yang logis namun unik, terutama dalam hal penyesuaian gender (mudzakkar untuk maskulin dan muannats untuk feminin). Artikel ini akan membahas secara mendalam dan komprehensif mengenai hitungan bahasa Arab, mulai dari angka satuan hingga ribuan, lengkap dengan kaidah tata bahasa yang menyertainya.
Sebelum melangkah lebih jauh, penting untuk mengetahui bahwa ada dua jenis penulisan angka yang sering dijumpai: Angka Arab Timur (٠ ١ ٢ ٣ ٤ ٥ ٦ ٧ ٨ ٩) yang umum digunakan di negara-negara Arab, dan Angka Arab Barat (0, 1, 2, 3, ...) yang kita gunakan secara global saat ini. Dalam artikel ini, kita akan fokus pada penyebutan dan penulisan nama bilangannya dalam huruf Arab.
Bagian I: Angka Satuan (1-10) - Fondasi Utama
Menguasai angka 1 hingga 10 adalah langkah pertama dan paling krusial. Angka-angka ini menjadi dasar untuk membentuk angka puluhan, ratusan, dan seterusnya. Salah satu keunikan utama dalam bahasa Arab adalah adanya perbedaan bentuk bilangan untuk objek maskulin (mudzakkar) dan feminin (muannats). Mari kita bedah satu per satu.
Kaidah Gender untuk Angka 1 dan 2
Untuk angka 1 (satu) dan 2 (dua), bentuk bilangannya mengikuti gender dari kata benda (isim) yang dihitung. Jika bendanya mudzakkar, angkanya juga mudzakkar. Jika bendanya muannats, angkanya pun muannats. Posisinya pun diletakkan setelah kata benda dan berfungsi sebagai sifat (na'at).
1. Angka Satu (وَاحِدٌ / وَاحِدَةٌ)
Maskulin (Mudzakkar):
وَاحِدٌ
(wāḥidun)
Contoh: "Satu buku". Kata 'buku' (كِتَابٌ - kitābun) adalah mudzakkar.
كِتَابٌ وَاحِدٌ
(kitābun wāḥidun)
Feminin (Muannats):
وَاحِدَةٌ
(wāḥidatun)
Contoh: "Satu mobil". Kata 'mobil' (سَيَّارَةٌ - sayyāratun) adalah muannats, ditandai dengan ta marbutah (ةٌ).
سَيَّارَةٌ وَاحِدَةٌ
(sayyāratun wāḥidatun)
2. Angka Dua (اِثْنَانِ / اِثْنَتَانِ)
Dalam bahasa Arab, bentuk ganda (mutsanna) sudah menyiratkan jumlah 'dua', sehingga penyebutan angkanya seringkali tidak diperlukan. Namun, jika ingin menekankan jumlahnya, angkanya ditempatkan setelah kata benda.
Maskulin (Mudzakkar):
اِثْنَانِ
(itsnāni)
Contoh: "Dua pulpen". Kata 'pulpen' (قَلَمٌ - qalamun) menjadi (قَلَمَانِ - qalamāni) dalam bentuk ganda.
قَلَمَانِ اثْنَانِ
(qalamāni itsnāni)
Feminin (Muannats):
اِثْنَتَانِ
(itsnatāni)
Contoh: "Dua sekolah". Kata 'sekolah' (مَدْرَسَةٌ - madrasatun) menjadi (مَدْرَسَتَانِ - madrasatāni) dalam bentuk ganda.
مَدْرَسَتَانِ اثْنَتَانِ
(madrasatāni itsnatāni)
Kaidah Berlawanan untuk Angka 3 sampai 10
Di sinilah keunikan sistem bilangan Arab menjadi sangat jelas. Untuk angka 3 hingga 10, kaidah gendernya berkebalikan (mukhalafah) dengan gender kata benda yang dihitung (ma'dūd). Jika bendanya mudzakkar, maka bentuk angkanya harus muannats. Sebaliknya, jika bendanya muannats, bentuk angkanya harus mudzakkar. Selain itu, posisi angka diletakkan sebelum kata benda, dan kata bendanya harus dalam bentuk jamak dan berharakat kasrah (majrur).
Ringkasan Kaidah Angka 3-10:
- Gender angka berlawanan dengan gender benda.
- Posisi angka berada sebelum benda.
- Benda (ma'dūd) harus dalam bentuk jamak (plural).
- Benda (ma'dūd) harus ber-i'rab majrur (biasanya ditandai harakat kasrah).
3. Angka Tiga (ثَلَاثَةٌ / ثَلَاثٌ)
Bentuk Muannats (untuk benda Mudzakkar):
ثَلَاثَةٌ
Contoh: "Tiga siswa laki-laki". Kata 'siswa' (طَالِبٌ - ṭālibun) adalah mudzakkar, jamaknya (طُلَّابٌ - ṭullābun).
ثَلَاثَةُ طُلَّابٍ
(tsalātsatu ṭullābin)
Bentuk Mudzakkar (untuk benda Muannats):
ثَلَاثٌ
Contoh: "Tiga siswi perempuan". Kata 'siswi' (طَالِبَةٌ - ṭālibatun) adalah muannats, jamaknya (طَالِبَاتٌ - ṭālibātin).
ثَلَاثُ طَالِبَاتٍ
(tsalātsu ṭālibātin)
4. Angka Empat (أَرْبَعَةٌ / أَرْبَعٌ)
Bentuk Muannats (untuk benda Mudzakkar):
أَرْبَعَةٌ
Contoh: "Empat rumah". Kata 'rumah' (بَيْتٌ - baitun) adalah mudzakkar, jamaknya (بُيُوتٌ - buyūtun).
أَرْبَعَةُ بُيُوتٍ
(arba'atu buyūtin)
Bentuk Mudzakkar (untuk benda Muannats):
أَرْبَعٌ
Contoh: "Empat kamar". Kata 'kamar' (غُرْفَةٌ - ghurfatun) adalah muannats, jamaknya (غُرَفٌ - ghurafun).
أَرْبَعُ غُرَفٍ
(arba'u ghurafin)
5. Angka Lima (خَمْسَةٌ / خَمْسٌ)
Bentuk Muannats (untuk benda Mudzakkar):
خَمْسَةٌ
Contoh: "Lima buku". Kata 'buku' (كِتَابٌ - kitābun) adalah mudzakkar, jamaknya (كُتُبٌ - kutubun).
خَمْسَةُ كُتُبٍ
(khamsatu kutubin)
Bentuk Mudzakkar (untuk benda Muannats):
خَمْسٌ
Contoh: "Lima majalah". Kata 'majalah' (مَجَلَّةٌ - majallatun) adalah muannats, jamaknya (مَجَلَّاتٌ - majallātin).
خَمْسُ مَجَلَّاتٍ
(khamsu majallātin)
6. Angka Enam (سِتَّةٌ / سِتٌّ)
Bentuk Muannats (untuk benda Mudzakkar):
سِتَّةٌ
Contoh: "Enam hari". Kata 'hari' (يَوْمٌ - yawmun) adalah mudzakkar, jamaknya (أَيَّامٍ - ayyāmin).
سِتَّةُ أَيَّامٍ
(sittatu ayyāmin)
Bentuk Mudzakkar (untuk benda Muannats):
سِتٌّ
Contoh: "Enam menit". Kata 'menit' (دَقِيْقَةٌ - daqīqatun) adalah muannats, jamaknya (دَقَائِقُ - daqā'iqu).
سِتُّ دَقَائِقَ
(sittu daqā'iqa) - Catatan: kata ini termasuk mamnū' min aṣ-ṣarf sehingga tidak menerima kasrah.
7. Angka Tujuh (سَبْعَةٌ / سَبْعٌ)
Bentuk Muannats (untuk benda Mudzakkar):
سَبْعَةٌ
Contoh: "Tujuh pintu". Kata 'pintu' (بَابٌ - bābun) adalah mudzakkar, jamaknya (أَبْوَابٌ - abwābun).
سَبْعَةُ أَبْوَابٍ
(sab'atu abwābin)
Bentuk Mudzakkar (untuk benda Muannats):
سَبْعٌ
Contoh: "Tujuh langit". Kata 'langit' (سَمَاءٌ - samā'un) dianggap muannats, jamaknya (سَمَاوَاتٌ - samāwātin).
سَبْعُ سَمَاوَاتٍ
(sab'u samāwātin)
8. Angka Delapan (ثَمَانِيَةٌ / ثَمَانٍ)
Bentuk Muannats (untuk benda Mudzakkar):
ثَمَانِيَةٌ
Contoh: "Delapan pria". Kata 'pria' (رَجُلٌ - rajulun) adalah mudzakkar, jamaknya (رِجَالٌ - rijālun).
ثَمَانِيَةُ رِجَالٍ
(tsamāniyatu rijālin)
Bentuk Mudzakkar (untuk benda Muannats):
ثَمَانٍ
Contoh: "Delapan jam (waktu)". Kata 'jam' (سَاعَةٌ - sā'atun) adalah muannats, jamaknya (سَاعَاتٌ - sā'ātin).
ثَمَانِي سَاعَاتٍ
(tsamāni sā'ātin)
9. Angka Sembilan (تِسْعَةٌ / تِسْعٌ)
Bentuk Muannats (untuk benda Mudzakkar):
تِسْعَةٌ
Contoh: "Sembilan bulan". Kata 'bulan' (شَهْرٌ - syahrun) adalah mudzakkar, jamaknya (أَشْهُرٌ - asyhurun).
تِسْعَةُ أَشْهُرٍ
(tis'atu asyhurin)
Bentuk Mudzakkar (untuk benda Muannats):
تِسْعٌ
Contoh: "Sembilan ayat". Kata 'ayat' (آيَةٌ - āyatun) adalah muannats, jamaknya (آيَاتٌ - āyātin).
تِسْعُ آيَاتٍ
(tis'u āyātin)
10. Angka Sepuluh (عَشَرَةٌ / عَشْرٌ)
Angka sepuluh memiliki perlakuan yang sama dengan angka 3-9 saat berdiri sendiri. Gendernya berlawanan dengan benda yang dihitung.
Bentuk Muannats (untuk benda Mudzakkar):
عَشَرَةٌ
Contoh: "Sepuluh anak laki-laki". Jamak dari (وَلَدٌ - waladun) adalah (أَوْلَادٌ - aulādun).
عَشَرَةُ أَوْلَادٍ
(asyaratu aulādin)
Bentuk Mudzakkar (untuk benda Muannats):
عَشْرٌ
Contoh: "Sepuluh kata". Jamak dari (كَلِمَةٌ - kalimatun) adalah (كَلِمَاتٌ - kalimātin).
عَشْرُ كَلِمَاتٍ
(asyru kalimātin)
| Angka | Tulisan Arab (Mudzakkar) | Transliterasi | Tulisan Arab (Muannats) | Transliterasi |
|---|---|---|---|---|
| 1 | وَاحِدٌ | wāḥidun | وَاحِدَةٌ | wāḥidatun |
| 2 | اِثْنَانِ | itsnāni | اِثْنَتَانِ | itsnatāni |
| 3 | ثَلَاثٌ | tsalātsun | ثَلَاثَةٌ | tsalātsatun |
| 4 | أَرْبَعٌ | arba'un | أَرْبَعَةٌ | arba'atun |
| 5 | خَمْسٌ | khamsun | خَمْسَةٌ | khamsatun |
| 6 | سِتٌّ | sittun | سِتَّةٌ | sittatun |
| 7 | سَبْعٌ | sab'un | سَبْعَةٌ | sab'atun |
| 8 | ثَمَانٍ | tsamānin | ثَمَانِيَةٌ | tsamāniyatun |
| 9 | تِسْعٌ | tis'un | تِسْعَةٌ | tis'atun |
| 10 | عَشْرٌ | 'asyrun | عَشَرَةٌ | 'asyaratun |
Catatan penting: Tabel di atas menunjukkan bentuk dasar angka. Saat digunakan dalam kalimat dengan kaidah 3-10 (gender berlawanan), bentuk muannats (misal: ثَلَاثَةٌ) digunakan untuk benda mudzakkar, dan bentuk mudzakkar (misal: ثَلَاثٌ) digunakan untuk benda muannats.
Bagian II: Angka Belasan (11-19) - Struktur Gabungan
Angka belasan atau 'adad murakkab memiliki struktur dan kaidah yang berbeda dari angka satuan. Mereka terdiri dari dua bagian: angka satuan (1-9) dan angka sepuluh. Kaidahnya pun lebih spesifik.
Kaidah Umum Angka 11-19
- Terdiri dari dua kata yang digabung menjadi satu kesatuan (mabni 'alal fath), yang berarti kedua bagiannya selalu berharakat akhir fathah.
- Kata benda (ma'dūd) yang dihitung harus dalam bentuk tunggal (mufrad).
- Kata benda (ma'dūd) tersebut harus ber-i'rab manshub (biasanya ditandai dengan harakat fathah tanwin) dan disebut sebagai tamyīz.
Angka 11 dan 12: Kaidah Kesesuaian Gender
Berbeda dengan angka 3-9, angka 11 dan 12 memiliki kaidah di mana kedua bagian angkanya (satuan dan puluhan) sesuai dengan gender kata benda.
Angka 11 (أَحَدَ عَشَرَ / إِحْدَى عَشْرَةَ)
Mudzakkar: "Sebelas bintang". Kata 'bintang' (كَوْكَبٌ - kaukabun) adalah mudzakkar.
أَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا
(aḥada 'asyara kaukaban)
Perhatikan, 'aḥada' (mudzakkar) dan 'asyara' (mudzakkar) keduanya sesuai dengan 'kaukaban' (mudzakkar).
Muannats: "Sebelas siswi". Kata 'siswi' (طَالِبَةٌ - ṭālibatun) adalah muannats.
إِحْدَى عَشْرَةَ طَالِبَةً
(iḥdā 'asyrata ṭālibatan)
Perhatikan, 'iḥdā' (muannats) dan 'asyrata' (muannats) keduanya sesuai dengan 'ṭālibatan' (muannats).
Angka 12 (اِثْنَا عَشَرَ / اِثْنَتَا عَشْرَةَ)
Angka 12 sedikit istimewa karena bagian pertamanya (اِثْنَا / اِثْنَتَا) bisa berubah i'rab-nya (menjadi اِثْنَيْ / اِثْنَتَيْ jika dalam posisi manshub atau majrur), tidak seperti angka 11 dan 13-19 yang tetap.
Mudzakkar: "Dua belas bulan". Kata 'bulan' (شَهْرٌ - syahrun) adalah mudzakkar.
اِثْنَا عَشَرَ شَهْرًا
(itsnā 'asyara syahran)
Muannats: "Dua belas mata air". Kata 'mata air' (عَيْنٌ - 'ainun) adalah muannats.
اِثْنَتَا عَشْرَةَ عَيْنًا
(itsnatā 'asyrata 'ainan)
Angka 13 sampai 19: Kaidah Campuran
Untuk angka 13 hingga 19, kaidahnya adalah campuran. Bagian satuan (3-9) berlawanan gender dengan benda, sedangkan bagian puluhan ('asyara/'asyrata) sesuai gender dengan benda.
Angka 13 (ثَلَاثَةَ عَشَرَ / ثَلَاثَ عَشْرَةَ)
Mudzakkar: "Tiga belas siswa". (طَالِبٌ - ṭālibun)
ثَلَاثَةَ عَشَرَ طَالِبًا
(tsalātsata 'asyara ṭāliban)
Analisis: 'ṭāliban' adalah mudzakkar. Bagian satuan 'tsalātsata' berbentuk muannats (berlawanan), sedangkan bagian puluhan 'asyara' berbentuk mudzakkar (sesuai).
Muannats: "Tiga belas siswi". (طَالِبَةٌ - ṭālibatun)
ثَلَاثَ عَشْرَةَ طَالِبَةً
(tsalātsa 'asyrata ṭālibatan)
Analisis: 'ṭālibatan' adalah muannats. Bagian satuan 'tsalātsa' berbentuk mudzakkar (berlawanan), sedangkan bagian puluhan 'asyrata' berbentuk muannats (sesuai).
Pola yang sama berlaku untuk sisa angka belasan:- 14: أَرْبَعَةَ عَشَرَ (mudzakkar), أَرْبَعَ عَشْرَةَ (muannats)
- 15: خَمْسَةَ عَشَرَ (mudzakkar), خَمْسَ عَشْرَةَ (muannats)
- 16: سِتَّةَ عَشَرَ (mudzakkar), سِتَّ عَشْرَةَ (muannats)
- 17: سَبْعَةَ عَشَرَ (mudzakkar), سَبْعَ عَشْرَةَ (muannats)
- 18: ثَمَانِيَةَ عَشَرَ (mudzakkar), ثَمَانِيَ عَشْرَةَ (muannats)
- 19: تِسْعَةَ عَشَرَ (mudzakkar), تِسْعَ عَشْرَةَ (muannats)
Bagian III: Angka Puluhan (20-90) - Struktur Tetap
Angka puluhan dalam bahasa Arab disebut 'Uqūd. Mereka memiliki struktur yang lebih sederhana dibandingkan angka belasan. Bentuknya tetap dan tidak terpengaruh oleh gender kata benda yang dihitung.
Kaidah Umum Angka Puluhan
- Bentuk angka puluhan (20, 30, ..., 90) sama untuk benda mudzakkar maupun muannats.
- Mereka mengikuti pola jamak mudzakkar salim, yaitu berakhiran -ūna (untuk keadaan marfu') atau -īna (untuk keadaan manshub dan majrur).
- Kata benda (ma'dūd) yang mengikutinya sama seperti pada angka belasan: tunggal (mufrad) dan ber-i'rab manshub (menjadi tamyīz).
| Angka | Tulisan Arab (Bentuk Marfu') | Transliterasi | Tulisan Arab (Bentuk Manshub/Majrur) | Transliterasi |
|---|---|---|---|---|
| 20 | عِشْرُونَ | 'isyrūna | عِشْرِينَ | 'isyrīna |
| 30 | ثَلَاثُونَ | tsalātsūna | ثَلَاثِينَ | tsalātsīna |
| 40 | أَرْبَعُونَ | arba'ūna | أَرْبَعِينَ | arba'īna |
| 50 | خَمْسُونَ | khamsūna | خَمْسِينَ | khamsīna |
| 60 | سِتُّونَ | sittūna | سِتِّينَ | sittīna |
| 70 | سَبْعُونَ | sab'ūna | سَبْعِينَ | sab'īna |
| 80 | ثَمَانُونَ | tsamānūna | ثَمَانِينَ | tsamānīna |
| 90 | تِسْعُونَ | tis'ūna | تِسْعِينَ | tis'īna |
Contoh penggunaan:
"Dua puluh insinyur (laki-laki)". (مُهَنْدِسٌ - muhandisun)
عِشْرُونَ مُهَنْدِسًا
('isyrūna muhandisan)
"Saya melihat dua puluh insinyur (perempuan)". (مُهَنْدِسَةٌ - muhandisatun). Dalam kalimat ini, "dua puluh" menjadi objek, sehingga menggunakan bentuk manshub.
رَأَيْتُ عِشْرِينَ مُهَنْدِسَةً
(ra'aitu 'isyrīna muhandisatan)
Angka Gabungan (21-99)
Untuk membentuk angka seperti 21, 35, 99, dan seterusnya, kita menggunakan kata penghubung 'dan' (وَ - wa). Strukturnya adalah:
[ANGKA SATUAN] + وَ + [ANGKA PULUHAN]
Kaidah yang berlaku adalah:
- Angka satuan (1-9) mengikuti kaidah gendernya masing-masing. Angka 1 dan 2 sesuai dengan gender benda, sedangkan angka 3-9 berlawanan gender.
- Angka puluhan tetap mengikuti kaidah i'rab (-ūna atau -īna) tetapi tidak terpengaruh gender.
- Kata benda (ma'dūd) tetap tunggal dan manshub.
Mari kita lihat contoh-contohnya:
Contoh 21:
"Dua puluh satu guru (laki-laki)". (مُدَرِّسٌ - mudarrisun)
وَاحِدٌ وَعِشْرُونَ مُدَرِّسًا
(wāḥidun wa 'isyrūna mudarrisan)
Analisis: 'wāḥidun' adalah mudzakkar, sesuai dengan 'mudarrisan'.
"Dua puluh satu guru (perempuan)". (مُدَرِّسَةٌ - mudarrisatun)
إِحْدَى وَعِشْرُونَ مُدَرِّسَةً
(iḥdā wa 'isyrūna mudarrisatan)
Analisis: 'iḥdā' adalah muannats, sesuai dengan 'mudarrisatan'.
Contoh 45:
"Empat puluh lima pengemudi (laki-laki)". (سَائِقٌ - sā'iqun)
خَمْسَةٌ وَأَرْبَعُونَ سَائِقًا
(khamsatun wa arba'ūna sā'iqan)
Analisis: 'khamsatun' (bentuk muannats) digunakan karena 'sā'iqan' (benda) adalah mudzakkar, sesuai kaidah 3-9 yang berlawanan.
"Empat puluh lima perawat (perempuan)". (مُمَرِّضَةٌ - mumarriḍatun)
خَمْسٌ وَأَرْبَعُونَ مُمَرِّضَةً
(khamsun wa arba'ūna mumarriḍatan)
Analisis: 'khamsun' (bentuk mudzakkar) digunakan karena 'mumarriḍatan' (benda) adalah muannats.
Bagian IV: Ratusan, Ribuan, dan Angka Besar
Setelah menguasai angka 1-99, memahami angka yang lebih besar menjadi lebih mudah karena polanya lebih konsisten.
Ratusan (اَلْمِئَاتُ)
Kata untuk 'seratus' adalah مِائَةٌ (mi'atun). Untuk angka 200, kita menggunakan bentuk ganda (mutsanna): مِائَتَانِ (mi'atāni). Untuk 300 hingga 900, kita menggabungkan angka satuan (3-9) dengan kata مِائَةٌ.
Kaidah untuk ratusan:
- Kata benda (ma'dūd) yang dihitung harus tunggal (mufrad).
- Kata benda tersebut harus ber-i'rab majrur (biasanya berharakat kasrah tanwin).
- 100: مِائَةٌ (mi'atun)
- 200: مِائَتَانِ (mi'atāni)
- 300: ثَلَاثُمِائَةٍ (tsalātsumi'atin)
- 400: أَرْبَعُمِائَةٍ (arba'umi'atin)
- 500: خَمْسُمِائَةٍ (khamsumi'atin)
- 600: سِتُّمِائَةٍ (sittumi'atin)
- 700: سَبْعُمِائَةٍ (sab'umi'atin)
- 800: ثَمَانُمِائَةٍ (tsamānumi'atin)
- 900: تِسْعُمِائَةٍ (tis'umi'atin)
Contoh:
"Seratus tentara". (جُنْدِيٌّ - jundiyyun)
مِائَةُ جُنْدِيٍّ
(mi'atu jundiyyin)
"Lima ratus mobil". (سَيَّارَةٌ - sayyāratun)
خَمْسُمِائَةِ سَيَّارَةٍ
(khamsumi'ati sayyāratin)
Ribuan (اَلْآلَافُ)
Prinsip ribuan mirip dengan ratusan. Kata untuk 'seribu' adalah أَلْفٌ (alfun). Untuk 2000, digunakan bentuk ganda أَلْفَانِ (alfāni). Untuk 3000-10000, berlaku kaidah angka 3-10 (gender berlawanan, benda jamak dan majrur).
- 1,000: أَلْفٌ (alfun) -> Ma'dūd tunggal, majrur. Contoh: أَلْفُ رَجُلٍ (alfu rajulin - seribu pria).
- 2,000: أَلْفَانِ (alfāni) -> Ma'dūd tunggal, majrur. Contoh: أَلْفَا امْرَأَةٍ (alfā imra'atin - dua ribu wanita).
- 3,000 - 10,000: Menggunakan angka 3-10 + jamak dari أَلْفٌ yaitu آلَافٌ (ālāfun). Gender angka berlawanan dengan kata آلَافٌ (yang dianggap mudzakkar).
Contoh:
"Tiga ribu (3 x 1000)"
ثَلَاثَةُ آلَافٍ
(tsalātsatu ālāfin)
"Sepuluh ribu (10 x 1000)"
عَشَرَةُ آلَافٍ
('asyaratu ālāfin)
Menyusun Angka Besar Gabungan
Untuk menyusun angka yang kompleks, urutan penyebutannya dalam bahasa Arab adalah dari nilai terbesar ke terkecil: Ribuan -> Ratusan -> Satuan -> Puluhan.
Mari kita pecah angka 1985.
Ini terdiri dari:
- 1000 (أَلْفٌ)
- 900 (تِسْعُمِائَةٍ)
- 5 (خَمْسَةٌ)
- 80 (ثَمَانُونَ)
Disusun menjadi:
أَلْفٌ وَتِسْعُمِائَةٍ وَخَمْسَةٌ وَثَمَانُونَ
(alfun wa tis'umi'atin wa khamsatun wa tsamānūna)
Contoh lain, angka 2547.
- 2000 (أَلْفَانِ)
- 500 (خَمْسُمِائَةٍ)
- 7 (سَبْعَةٌ)
- 40 (أَرْبَعُونَ)
أَلْفَانِ وَخَمْسُمِائَةٍ وَسَبْعَةٌ وَأَرْبَعُونَ
(alfāni wa khamsumi'atin wa sab'atun wa arba'ūna)
Saat digunakan untuk menghitung benda, kaidah ma'dūd-nya mengikuti kaidah angka terakhir yang disebutkan. Dalam kasus di atas, angka terakhir adalah puluhan (80 dan 40), maka ma'dūd-nya harus tunggal dan manshub.
"Tahun 1985". Kata 'tahun' (سَنَةٌ - sanatun) adalah muannats.
سَنَةُ أَلْفٍ وَتِسْعِمِائَةٍ وَخَمْسٍ وَثَمَانِيْنَ
(sanatu alfin wa tis'imi'atin wa khamsin wa tsamānīna)
Perhatikan perubahan i'rab karena struktur idhafah dan penyesuaian gender pada angka 'lima' (خَمْسٍ) yang menjadi mudzakkar karena 'sanah' adalah muannats.
Kesimpulan
Menguasai sistem hitungan bahasa Arab adalah perjalanan yang memerlukan ketelitian dan latihan. Memahami kaidah-kaidah dasarnya, terutama terkait penyesuaian gender dan struktur kalimat, adalah kunci utama. Dimulai dari angka satuan 1-10 yang memiliki kaidah unik, berlanjut ke angka belasan dengan struktur gabungannya, hingga puluhan, ratusan, dan ribuan yang lebih terstruktur. Setiap tingkatan memiliki aturannya sendiri yang, jika dipelajari secara sistematis, akan membentuk pemahaman yang kokoh. Dengan terus berlatih menggunakan angka-angka ini dalam kalimat dan konteks yang nyata, kemampuan Anda dalam berbahasa Arab akan meningkat secara signifikan. Semoga panduan lengkap ini bermanfaat sebagai rujukan dalam perjalanan Anda menguasai hitungan dalam bahasa Arab.